APPENDISITIS AKUT
No.Dokumen No.Revisi Halaman
PUSKESMAS GUGUK
PANJANG
SPO Tanggal Terbit Ditetapkan
Kepala UPTD Puskesmas Perkotaan
Penyebab :
a. Obstruksi lumen merupakan faktor penyebab dominan
apendisitis akut
b. Erosi mukosa usus karena parasit Entamoeba hystolitica dan
benda asing lainnya
Gejala Klinis:
a. Muntah (rangsangan viseral) akibat aktivasi n.vagus.
b. Anoreksia, nausea dan vomitus yang timbul beberapa jam
sesudahnya, merupakan kelanjutan dari rasa nyeri yang timbul
saat permulaan.
c. Disuria juga timbul apabila peradangan apendiks dekat dengan
vesika urinaria.
d. Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa
penderita mengalami diare, timbul biasanya pada letak
apendiks pelvikal yang merangsang daerah rektum.
e. Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi, yaitu suhu
antara 37,50C - 38,50C tetapi bila suhu lebih tinggi, diduga
telah terjadi perforasi.
f. Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan
nyeri somatik yang beragam. Sebagai contoh apendiks yang
panjang dengan ujung yang mengalami inflamasi di kuadran kiri
bawah akan menyebabkan nyeri di daerah tersebut, apendiks
retrosekal akan menyebabkan nyeri flank atau punggung,
apendiks pelvikal akan menyebabkan nyeri pada supra pubik
dan apendiks retroileal bisa menyebabkan nyeri testikuler,
mungkin karena iritasi pada arteri spermatika dan ureter
Palpasi
a. Terdapat nyeri tekan Mc.Burney
b. Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
c. Adanya defens muscular.
d. Rovsing sign positif
e. Psoas sign positif
f. Obturator Sign positif
Perkusi
Nyeri ketok (+)
Auskultasi
Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik karena peritonitis
generalisata akibat appendisitis perforata. Auskultasi tidak banyak
membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis, tetapi kalau sudah
terjadi peritonitis maka tidak terdengar bunyi peristaltik usus.
Rectal Toucher / Colok dubur
Nyeri tekan pada jam 9-12
Pemeriksaan Penunjang:
a. Laboratorium darah perifer lengkap
b. Foto Polos abdomen
Diagnosis Banding
a. Cholecystitis akut
b. Divertikel Mackelli
c. Enteritis regional
d. Pankreatitis
e. Batu ureter
f. Cystitis
g. Kehamilan Ektopik Terganggu (KET)
h. Salphingitis akut
Komplikasi
a. Perforasi appendix
b. Peritonitis umum
c. Sepsis
Prosedur Penatalaksanaan
a. Non-farmakologis
1. Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
2. Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan
apapun melalui mulut.
3. Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
4. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan
untuk mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi.
5. Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6
jam sebelum dilakukan pembedahan.
6. Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung agar
mengurangi distensi abdomen dan mencegah muntah.
Kriteria Rujukan
Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan sekunder
untuk dilakukan operasi cito.
Lebih dari sekadar dokumen.
Temukan segala yang ditawarkan Scribd, termasuk buku dan buku audio dari penerbit-penerbit terkemuka.
Batalkan kapan saja.