BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Antibiotik
1. Definisi
Antibiotik yaitu agen yang digunakan untuk mencegah dan mengobati
dan bahkan ada yang langsung membunuh bakteri (efek bakterisid) yang kontak
antibiotik untuk terapi definitif, terapi empiris, dan terapi profilaksis. Terapi
secara definitif hanya digunakan untuk mengobati infeksi karena bakteri. Untuk
memastikannya dengan kultur bakteri, uji sensitivitas, tes serologi dan tes
rendah, harga terjangkau, dan efektivitas tertinggi harus diresepkan pada terapi
definitif (11).
antibiotik pada kasus infeksi yang belum diketahui jenis bakteri penyebabnya
(11). Pengobatan dipilih berdasarkan jenis patogen yang sering dijumpai sebagai
8
penyebab dan sifat resistensinya. Dalam menentukan penyebab infeksi pada anak,
dan anak untuk mencegah infeksi. Tujuan pemberian antibiotik profilaksis adalah
mencegah infeksi terhadap patogen tertentu dan mencegah infeksi pada organ
tubuh tertentu dan ketiga, untuk pasien yang rentan terhadap infeksi (11).
penyebab infeksi. Penyakit infeksi dengan gejala klinik ringan, tidak perlu segera
merupakan salah satu gejala sistemik penyakit infeksi paling umum, tidak
masalah resistensi).
b. Demam dapat disebabkan oleh penyakit infeksi virus, yang cukup
mengkaji kelengkapan resep serta dosis regimennya. Dokter juga harus menulis di
rekam medik secara jelas, lengkap dan benar tentang regimen dosis pemberian
antibiotik, dan instruksi tesebut juga ditulis di rekam pemberian antibiotik (RPA).
pada RPA, sesuai jam pemberian antibiotik yang sudah disepakati (13).
idiosinkrasi, reaksi toksik, serta perubahan biologik dan metabolik pada hospes
(12).
a) Reaksi alergi
besarnya dosis obat. Manifestasi gejala dan derajat beratnya reaksi dapat
angioedema, dan lain-lain. Alergi yang sering terjadi atau reaksi yang tidak
b) Reaksi Idiosinkrasi
10
pria berkulit hitam akan mengalami anemia hemolitik berat jika mendapat
relatif. Efek toksik pada hospes ditimbulkan oleh semua jenis antibiotik.
Yang mungkin dapat dianggap relatif tidak toksik sampai kini ialah
hamil (12).
suprainfeksi (12).
Karena luasnya kerja antibiotik ini, flora bakteri usus dapat mati
atau jamur tumbuh lebih bebas dan terjadi infeksi yang lebih berat (12).
Faktor yang memudahkan timbulnya superinfeksi ialah:
1) Adanya faktor atau penyakit yang mengurangi daya tahan pasien
2) Penggunaan antibiotik terlalu lama
3) Luasnya spektrum aktivitas antimikroba obat, baik tunggal maupun
kombinasi (12).
4. Resistensi Antibiotik
daya kerja antibiotik. Hal ini dapat terjadi dengan beberapa cara, yaitu (13):
d. Antibiotik tidak dapat menembus dinding sel, akibat perubahan sifat dinding sel
bakteri.
e. Antibiotik masuk ke dalam sel bakteri, namun segera dikeluarkan dari dalam sel
mutant).
e) Penggunaaan antibiotik untuk ternak: kurang lebih separuh dari
penggunaan antibiotik tanpa resep dokter, dengan kata lain pasien atau masyarakat
serta dosis regimennya. Dokter juga harus menulis di rekam medik secara jelas,
lengkap dan benar tentang regimen dosis pemberian antibiotik, dan instruksi
harus mencatat jam pemberian dan memberiparaf pada RPA, sesuai jam
diperoleh melalui resep dokter. Obat ini dianggap tidak aman, atau penyakit yang
menjadi indikasi obat tidak mudah didiagnosis oleh awam. Obat golongan ini
C. Pengetahuan
1. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sebagai bawaan kodrat manusia yaitu dorongan ingin tahu yang bersumber
Pengetahuan juga dapat diperoleh dari proses pendidikan atau edukasi (8).
14
2. Tingkat Pengetahuan
1. Tahu (Know)
2. Memahami (Comprehension)
3. Aplikasi (Application)
kondisi sebenarnya.
4. Analisis (Analysis)
tersebut dan ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat
15
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evaluation)
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subyek
D. Sikap
sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan
yang lain. Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktivitas,
tertutup (7). Menurut Allport (1954) dalam Notoatmodjo (2003), sikap terdiri dari
a. Pengalaman Pribadi
stimulus sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar dalam pembentukan
b. Orang lain
dengan sikap yang dimiliki orang yang dianggap berpengaruh antara lain
adalah orang tua, teman dekat, teman sebaya, rekan kerja, guru, suami atau
istri.
c. Kebudayaan
seseorang.
d. Media Massa
sugesti yang dapat mengarah pada opini yang kemudian dapat mengakibatkan
dasar dan pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan
baik dan buruk antara sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan,
f. Faktor Emosional
ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera
berlalu.
E. Perilaku Kesehatan
1. Definisi Perilaku
yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati dari luar.
dapat diamati oleh orang lain secara jelas. Respon seseorang terhadap
b. Perilaku terbuka
dapat diamati oleh orang lain. Respon terhadap stimulus tersebut sudah
jelas dalam suatu tindakan atau praktik yang dapat dengan mudah diamati
dan tindakan. Dengan kata lain, perilaku merupakan respon atau reaksi
seseorang terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dari dalam
yakni faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor perilaku dipengaruhi
ibu berobat ke rumah sakit dan apotek. Dalam hal ini pengetahuan
perilaku (8).
2. Teori Snehandu B. Karr
Menurut teori ini, terdapat lima determinan perilaku, yakni (8):
a. Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya.
b. Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya. Didalam kehidupan
c. Sumber daya yang tersedia. Adanya sumber daya seperti fasilitas, uang,
rangsangan.
atau rangsangan dari luar diri si subjek sehingga alam itu sendiri akan
budaya yang bersifat non fisik tetapi mempunyai pengaruh kuat terhadap
keadaan masyarakat dan segala budi daya masyarakat itu lahir dan
mengembangkan perilakunya.
Penggunaan Antibiotik
Pengetahuan atau kognitif merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi
memperoleh pengetahuan tentang segi positif dan negatif dari suatu hal yang
Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada orang dewasa dimulai pada
domain kognitif, dalam arti si subyek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus
baru pada subyek tersebut, dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam
respons lebih jauh berupa tindakan (action) terhadap stimulus. Namun demikian
baru tanpa terlebih dahulu mengetahui makna dari stimulus yang diterimanya.
Dengan kata lain, tindakan (practice) seseorang tidak harus didasari oleh
Hal tersebut tergambar dari perilaku pasien yang lupa meminum obatnya
atau sengaja menghentikan pengobatan ketika merasa lebih baik. Salah satu
antibiotik (16).
Terlebih dengan kondisi sekarang ini, antibiotik bisa diperoleh dengan mudah.
Mulai dari apotek, pasar, toko obat, hingga warung-warung kecil pun telah
yang dilakukan oleh pasien juga dipengaruhi oleh praktik pemasaran kepada
seperti terlalu pendek jangka penggunaannya, dosis terlalu rendah, tidak adekuat
atau pemberian pada diagnosis yang salah berpengaruh terhadap resistensi bakteri
pasien yang percaya bahwa semakin mahal dan baru suatu obat, semakin bagus
efeknya dari pada obat yang lebih lama. Persepsi ini meningkatkan pengeluaran
biaya kesehatan yang tidak perlu serta meningkatkan resistensi terhadap obat baru
tersebut. Mispersepsi pasien terhadap infeksi virus yang seharusnya dapat sembuh
sendiri, tingkat kepatuhan yang rendah saat pasien lupa meminum obat, atau
pengobatan yang terputus saat mereka mulai merasa lebih baik atau tidak mampu
membeli obat, membeli obat antibiotik sendiri tanpa resep dokter yang mungkin
Peran serta dokter, tenaga kesehatan, dan apoteker, khususnya yang terjun
antibiotik.(18).