MARIFATULLAH
SASARAN :
!. Peserta Memahami Pengertian Akidah
2. Peserta Memahami Makna Syahadat
3. Peserta Memahami Konsekwensi Syahadat
4. Peserta Meningkatkan Keimanan Kepada Allah SWT
5. Peserta memahami bagaimana cara mengenal Allah SWT
6. Peserta mengetahui manfaat mengenal Allah SWT
Kata Ilah terdiri atas tiga huruf :HAMZAH, LAM dan HA. Bila kita lihat
dalam, kamus Bahasa Arab mengandung pengertian sebagai berikut:
1. alihtu ilaa fulaanin (aku cenderung kepada fulan)
2. alihur-rahlu yalahu (orang itu mengharapkan seorang yang akan
menolongnya karena tertimpa oleh sesuatu musibah)
3. ilahul pashiili (anak sapi yang tak mau pisah dari induknya)
4. ilahu-alhahu-uluuhataan (mengabdi-pengabdian-adalah pecahan dari
kata yang berarti berlindung-perlindungan)
Ibnu Rajab juga mengatakan bahwa Al-Ilah adalah yang harus ditaati.
Kita pantang memaksiatinya dan harus menganggapnya hebat dan agung
dengan penuh rasa cinta, rasa takut dan tawakkal pada-Nya. Hanya kepada-
Nya-lah kita patut berdoa dan meminta.
Keenam prinsip iman di atas saling berkait satu sama lainnya. Keimanan kepada
Allah Swt merupakan puncak dari segala prinsip tersebut, karena prinsip yang
lain merupakan ciptaan-Nya. Selanjutnya barulah kita beriman kepada
Malaikat,kitab,rasul, hari akhir dan takdir.
Penegertian Syahadat
Janji adalah hutang yang harus ditepati, karena itu kehidupan seorang
muslim sepenuhnya berada dalam aturan Allah SWT sebagai realitas untuk
menepati janjinya, janji untuk menjadikan Allah sebagai Rabb dengan segala
hak-Nya. Hak untuk ditaati, dipatuhi, dicintai dan diperhatikan kehendak dan
kemauan-Nya.
Sedangkan syahadat sebagai sumpah, sebagai mana sifat sumpah yang
tidak diucapkan setiap saat, hanya digunakan dalam keadan darurat. Sehingga
harga sumpah itu mahal. Sumpah digunakan untuk mengukuhkan atau
membangun rasa percaya . Ada kalanya yang hendak dikukuhkan atau hendak
dibangun adalah kepercayaan pihak lain atau ada kala nya kepercayaan diri
sendiri. Sumpah lebih berat dari sekedar pernyataan dan janji, karena disamping
konsekwensi yang akan dihadapi disadari sepenuhnya, orang yang
bersangkutan telah memilih sendiri konsekwensi tertentu yang konkrit sehingga
tidak dapat lagi menghindar. Maka. Dapat kita simpulkan ada tiga tahapan
dalam Syahadatain yaitu:
Urgensi Syahadat
Ada beberapa alasan utama kenapa kalimat syahadat tersebut memiliki
fungsi yang fundamental dalam Islam :
1. Syahadat Merupakan Pintu Gerbang Memasuki Islam
Amalan pertama yang harus dilakukan seseorang yang akan masuk Islam
adalah mengucapkan dua kalimat Syahadat. Dengan kalimat inilah yang akan
membawa seseorang kepada keselamatan dan kenikmatan yang besar disisi
Allah.
Dari Muaz berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : Barang
siapa yang akhir katanya (ketika menjelang ajal) Laa Ilaha Illallaah, maka
pasti dia akan masuk surga. (HR. Ahmad dan Abu Daud)
MAKNA SYHADATAIN
Illah, berarti sesuatu yang dicintai, digandrungi, hati selalu terpaut kepadnya,
serta rela berkorban hanya untuknya. Dengan pengertian ini , berarti apa yang
sangat dicintai oleh seseorang,sangat digandrunginya, dan diutamakannya dari
yang lain, maka berartiitulah Ilanya/tuhannya.
Illah dalam bahasa arab berarti sesuatu yang paling dipentingkan, yang paling
dicintai, sehingga kita rela mengorbankan apa saja untuk mendapatkan
redhanya. Bisa juga pengertiannya sesuatu yang membuat kita tenang kita
mengingatnya,atau sesuatu membuat kita gelisah jika jauh darinya.. Dari
pengertian ini dapat kita katakan bahwa sesungguhnya tidak ada manusia yang
tidak bertuhan..Apa yang dipentingkannya, itulah tuhan dia, Baik materi maupun
imateri bisa menjadi tuhan kita,Ada orang yang menjadikan hawa nafsunya
sebagi tuhan/illahnya, dan ada orang yang menjadikan keluarga, wanita, harta
dan tahta sebagai ilahnya Disamping itu ada pula orang yang menyandingkan
ilah-ilahitu dengan Allah SWT mereka mencintai ilah selain Allah itu sama, atau
bahkan kadang melebihi dari cintanya kepada Allah.
sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik
bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah,
keselamatanm pada hari akhir dan dia banyak menyebut Allah .(QS Al
Ahzab :21)
Jika kedua pengertian syahadat ini kita gabungkan, maka segala identitas
dan simbol yang ada pada diri kita harus merupakan bentuk nyata dari manana
kalimat syahadat yang kita pahami. Apa yang ada dalam hati kita, apa yang
menyinari pemikiran kita dan apa yang tampil dalam perbuatan lahir kita sebagai
oarang yang telah bersyahadat. Kalimat syhadat yang selalu kita baca dalam
setiap kali shalat,seharusnya menjadi pegangan dalam bertindak dan
bertuturkata. Ia tidak hanya semata pengulangan kalimat yang akan bisa
,membawa seseorang mendapat surga Allah. Tetapi ketetapan hati untuk
senantiasa melaksaanakannya.
Dengan pemahaman yang benar inilah Rasulullhah dan parasahabaatnya
dulu maju mengagungkan kalimat syahadat dalam setiap detik
kehidupannya.Bagi mereka hanya ada satu harapan dalam kehidupan.
Mendapatkan keredhaan Allah dalam setiap langkah dan gerkanya, dengan
dilandasai iman yang teguh yang senantiasa menjaga kebersihan hati dan
imannya.
Seseorang yang mengenal Allah, ia akan tahu tujuan hidupnya, tujuan
mengapa ia ciptakan dan untuk apa ia berada diatas dunia ini, sehingga ketika ia
beribadah atau melaksanakan sesuatu ia menyadari makna dari semua yang ia
lakukan dan semua yang ia dapatkan atau alami, baik berupa kesulitan maupun
kemudahan duniawi. Telah berbagai cara yang banyak dilakukan oleh manusia
untuk mengenal Allah namun sebagaian dari mereka tidak dapat mencapai
tujuan tersebut, hanya cara yang Allah berikan dan petunjuk yang dapat kita ikuti
Menurut Ibnul Qayyim, jalan yang dapat digunakan manusia dalam rangka
Marifatullah, yaitu :
Melihat tanda-tanda kekuasaan Allah (ayat kauniah)
Lihatlah setiap hal disekeliling kjita sampai yang paling kecil sekalipun,
lalu dalam dirikita, bukankah semua itu adalah ayat-ayat Allah yang bersatu
dalam harmoni yang begitu indah yang dapat kita ambil hikmahnya, sesuai
QSAli Imran :190-191 dan Al Baqarah :164
Merenungi dan Mentadaburi aya-ayat Qouliyah (Quraniyah)
Allah menyeru kita untuk merenungi dan mentadaburi ayat-ayat Al-
quran,seperti Firmanya dalam QS An-Nisa :82, Al Muminun :68, dan Shad :
2. Banyak penelitian Ilmiah yang telah membuktikan kebenaran Al-quran dan
diakui oleh para pakar barat yang jujur, salah satunya adalah penyebutan Al-
quran tentang fase-fase pertumbuhan janin (QS Al-Muminum:12-14). Ini
merupakan deskripsi detail yang hanya dikenal oleh sains dan kedokteran
modern serta dibuktikan oleh dokter-dokter dan ilmuwan-ilmuwan yang
mengambil spesialisasi kandungan
QS. Fushshilat:53)
Memahami dan mencotoh Asmaaul Husna
(QS. AL Hasyr:24)
Yang dimaksud marifatullah melalui asmaaul Husna adalah bersikap sesuai
dengan apa yang diajarkan didalam nash wahyu tentang sifat-sifat Allah dan
asma-asma-Nya. Selanjutnya, baik sifat-sifat maupun asma-asma tersebut
ditetapkan sebagaimana apa adanya,sehingga marifatnya kepada Allah tidak
akan rusak oleh penakwilan, pengurangan dan penyelewengan.
Seorang muslim mengenal Allah Azza wa Jalla adalah ilmu yang paling
asas kedududkannya dalam Islam, sanagat penting, tinggi dan mulia.
Marifatullah merupakan asas dibangunkan segala amal dalam kehidupan, dan
dari sanalah dibangun Marifatur Rasul dan Marifatul Islam secara utuh.
Marifatullah merupakan sepenting-penting kewajiban yang mesti diketahui oleh
insan, sebab apabila seseorang melakukan amal ibadah tampa didadari marifat
kepada Allah maka sia-sialah seluruh aktivuitas kehidupannya (Al Furqon :22-
23). Maka manfaat mengenal Allah Swt adalah sebagai berikut:
3. Orang yang mengenal Allah Swt akan selalu berusaha dan bekerja untuk
mendapatkan Ridho Allah Swt, tidak untuk memuaskan hawa nafsu dan
syahwatnya. Kerihdoan-Nya inilah yang memebuat seorang mukmin
mempunyai semangat dalam setiap perilakudan akhlaq kehidupannya
yang membuatnya yakin dan ikhlas atas semua yang ia lakukan dalam
kehidupan.
KOLOM
Cobalah Mencintai-Nya
eramuslim - Cinta mungkin sebuah kata agung yang paling sering membuat seseorang
tergugu di hadapannya. Segala teori dan argumentasi yang dilontarkan akan lumpuh
begitu saja saat kita sendiri yang mengalami bagaimana hebatnya cinta itu mempengaruhi
diri kita. Mungkin sulit dipahami bagi orang yang sedang tak mencinta, bagaimana rasa
cinta itu menjelma menjadi ratusan ribu pulsa telepon, berlimpahnya waktu untuk
menunggu yang terkasih walau kita sedang dalam deadline ketat, terbuka lebarnya mata
mengerjakan tugas-tugas demi membantu yang tersayang. Bongkahan pengorbanan yang
tak rela dipecahkan
Merasakan cinta seperti merasakan hangatnya matahari. Kita selalu merasa kehangatan
itu akan terus menyirami diri. Setiap pagi menanti mentari, tak pernah terpikirkan akan
turun hujan atau badai karena kita percaya semua itu pasti akan berlalu dan mentari akan
kembali, menghangati ujung kaki dan tangan yang sedikit membeku. Mentari ada di sana,
dan dia pasti setia.
Terkadang kita lupa, matahari yang hidup dan mengisi hidup itu adalah hamba dari
Penguasa kehidupan, kehidupan kita, kehidupan matahari. Satu waktu matahari harus
pergi, walau ia tak pernah meminta, walau pinta tak pernah kita ucapkan. Jadi, ia akan
pergi, apapun yang terjadi. Karena ini adalah kehendak-Nya. Segala yang ada di dunia ini
tidak pernah abadi, karenanya ia bisa pergi. Selamanya, bukan sementara. Inilah dunia.
Senang atau tidak, kita hanya bisa terima. Mungkin kita ingin protes, ingin teriak; betapa
tak adilnya! Tapi kita cuma akan dijawab oleh tebing karang yang bisu, atau lolongan
anjing dari kejauhan yang terdengar mengejek. Mungkin kita kecewa dan ingin
mengakhiri hidup. Mungkin kita begitu ingin memukul, tapi cuma angin yang bisa
dikenai. Sekarang coba dulu lihat, apakah itu mengubah apa pun? Tak ada yang berubah
kecuali semakin dalamnya rasa sakit itu.
Maka ketika kuasa-Nya yang mutlak menjambak cinta sementara kita pada matahari, kita
bisa apa? Karena kita cuma hamba, kita cuma budak! Kita hanya bisa menelan kepahitan
yang kita ciptakan sendiri.
Mungkin yang perlu kita jawab; mengapa kita melabuhkan cinta begitu besarnya pada
manusia? Padahal kita tahu tak ada yang abadi di dunia ini. Mengapa?
Allah menciptakan cinta di antara manusia. Dia yang paling hebat, paling tahu bagaimana
cinta itu, bagaimana mencintai, bagaimana dicintai. Kenapa kita begitu sok, merasa
paling mencintai, merasa paling dicintai, merasa memiliki segalanya dengan cinta.
Padahal cinta itu cuma dari manusia, untuk manusia. Dan suatu hari cinta itu akan hilang.
Mungkin tak cuma pupus, tapi tak berbekas, tak berjejak. Hanya cinta yang begitukah
yang kita inginkan?
Kenapa kita tak mencoba raih matahari cintanya Allah, yang tak pernah tenggelam dan
tak pernah sirna. Tak pernah usang, tak hancur, dan tak akan pernah sia-sia. Mencintai
Allah? Terlalu abstrak, terlalu aneh. Masa? Itu karena kita tak pernah merasa dekat, tak
pernah berusaha mendekati-Nya. Allah menjadi asing karena kita memposisikan Allah
sebagai sesuatu yang berada di langit yang tinggi dan tak mungkinlah kita mencapainya.
Jangankan mencintai, membayangkan untuk mendekatinya saja tak mungkin.
Tahukah kamu, Dia menawarkan cinta-Nya untuk kita. Hebat kan? Kita? Manusia yang
hina dina yang berasal dari setetes sperma yang hina? Ditawarkan cinta dari pembuat
cinta? Cck ckk Apa nggak salah, nih? Kemudian kita malah menolak dan menjauh?
Wah wah betapa bodohnya ...
Kalau cinta seperti itu tertolak, cinta apa lagi yang kita harapkan? Cinta yang membawa
pada kekecewaan, rasa sakit, atau derita? Cinta yang hanya mekar semusim lalu luruh tak
berbekas, bahkan wanginya. Percayalah cinta yang ditawarkan-Nya tak pernah
menguncup, mekar, atau luruh. cinta-Nya abadi, mekar selamanya. Dan Dia akan
memberi kita cinta dari manusia. Mentari itu terus di sana, kapan dan di manapun kita
ingin merasakan hangatnya. Kita punya cinta dari Allah.
Apakah kita tak berniat membalas ketulusan cinta itu?
al Birru
emine_mm@maktoob.com
GIP Depok, 10 Juli 2003
HIKMAH