Anda di halaman 1dari 6

TUGAS METODOLOGI PENELITIAN

PENGARUH SUHU dan WAKTU PADA SINTESIS SURFAKTAN


NON-IONIK COCO-DIETANOLAMIDA DARI MINYAK
KELAPA (VCO) DENGAN METODE BERTINGKAT

DISUSUN OLEH :

DINAR RAJAGUKGUK / 140405045

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini, perkembangan industri kosmetik, detergen, produk-produk
perawatan diri semakin meningkat, dimana meningkatnya produk-produk tersebut
mengakibatkan kebutuhan bahan aktif seperti surfaktan semakin meningkat pula.
Surfaktan (surface active agent) merupakan salah satu turunan oleokimia yang
merupakan senyawa aktif yang mampu menurunkan tegangan permukaan dan
tegangan antaramuka suatu cairan. Surfaktan memiliki gugus hidrofilik (biasa
disebut bagian kepala yang suka air) dan hidrofobik (yang disebut bagian ekor yang
tidak suka air), sehingga surfaktan dapat digunakan sebagai bahan penggumpal,
pembusaan, dan emusifier oleh industri farmasi, kosmetik, kimia, pertanian dan
pangan serta industri produk perawatan diri. Surfaktan banyak digunakan pada
berbagai industri, misalnya industri detergen, pelembut, cat, tinta, bahan pengemulsi
(emulsifier) insektisida dan lain-lain (Aisyah, 2011).
Di Indonesia, kebutuhan surfaktan nonionik pada tahun 2009 mencapai 18.176
ton (Aisyah, 2011). Permintaan surfaktan didunia international cukup besar. Pada
tahun 2004, permintaan surfaktan sebesar 11,84 juta ton per tahun dan pertumbuhan
permintaan surfaktan rata-rata 3% per tahun (Rochmad, 2008).
Bahan baku surfaktan dapat terbuat dari sumber nabati yang bersifat
renewable (dapat diperbaharui) dan biodegradable (mudah terurai), serta proses
produksi yang lebih bersih sehingga sejalan dengan isu lingkungan. Salah satu
surfaktan yang memenuhi kriteria tersebut ialah surfaktan Coco-Dietanolamida
(Coco-DEA) (Rahmi, dkk., 2011). Pemanfaatan minyak kelapa sebagai bahan baku
pembuaatan surfaktan memiliki peluang yang cukup baik. Pada saat ini industri-
industri deterjen, farmasi, dan kosmetika berkembang dengan pesat sehingga
menyebabkan kebutuhan surfaktan meningkat. Dengan adanya bahan baku nabati
pada pembuatan surfaktan, maka kebutuhan surfaktan yang aman dan ramah
lingkungan untuk keperluan industri dapat terpenuhi (Yuniasari, 2007)
Coco-Dietanolamida (Coco-DEA) merupakan surfaktan alkanolamida yang
disintesis dari reaksi amidasi antara minyak, asam lemak, dan metil ester dari buah
kelapa dengan senyawa amina yaitu dietanolamina. Kelebihan dari surfaktan ini adalah
dapat digunakan pada rentan pH yang luas, biodegradable, lembut dan bersifat non
iritasi, baik untuk kulit dan mata, toksisitas rendah dan pembusa yang stabil. Pada
umumnya Coco-DEA dipakai sebagai bahan penstabil atau pengembang busa untuk
mempertahankan stabilitas busa sabun cair atau shampoo yang berkurang karena
adanya kotoran. Surfaktan ini juga dikenal sebagai pengemulsi (emulsifier) yang
sangat bagus yang dipakai juga pada industri farmasi dan tekstil (rust inhibiting,
latex stabilizing, anti-static function in textiles, dye-leveling, waterproofing and
water-in-oil additives) (Rahmi, dkk., 2011).
Dalam skala laboratorium, Coco-DEA disintesis melalui dua metode, yaitu
sintesis langsung dan bertingkat. Pada metode langsung, dilakukan dengan
mereaksikan trigliserida dari minyak kelapa dengan dietanolamina. Sementara pada
metode bertingkat, trigliserida dijadikan metil ester terlebih dahulu kemudian
disintesis dengan dietanolamina (Yuniasari, 2007).
Penelitian sebelumnya dengan memvariasikan suhu dan waktu reaksi untuk
menghasilkan Coco-DEA disajikan dalam Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Penelitian Terdahulu terkait Pengaruh Suhu dan Waktu Reaksi dalam
Meningkatkan Kandungan Amida pada Surfaktan Coco-Dietanolamida
No. Peneliti Judul Penelitian Kondisi Optimum
1. Yuniasri, Sintesis Coco- Pada suhu 90oC dengan
Kendedes Dietanolamida dari lama pemanasan 120
Minyak Kelapa dengan menit dihasilkan total
Metode Amidasi amida 61,39%

2. Rahmi, Pembuatan Coco- Pada suhu 60-100oC dan


Dwinna Diethanolamida dengan lama pemanasan 2 jam
Reaktor High Mixing diperoleh coco-
Homogenizer dietanolamind dengan
kandungan amida 98%

3. Probowati, Pembuatan Surfaktan Pada suhu 160oC dengan


dkk dari Minyak Kelapa lama pemanasan 3 jam
Murni (VCO) Melalui diperoleh coco-
Proses Amidasi dengan dietanolamida dengan
Katalis NaOH kandungan amida 71,4%
Data penelitan terdahulu yang dirangkum pada Tabel 1.1 menunjukkan bahwa
persentase kandungan amida terbesar yang diperoleh adalah 98%, dengan variasi
suhu 60-100oC dan waktu reaksi 120 menit dengan menggunakan metode bertingkat.
Tetapi kendala dari penelitian yang dilakukan oleh Rahmi ialah penggunaan alat
Reaktor High Mixing Homogenizer yang tidak tersedia.
Atas dasar pemikiran yang telah dipaparkan, maka penulis ingin melakukan
penelitian pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap tingkat kandungan amida dan
karakteristik surfaktan nonionik Coco-Dietanolamida dari Minyak kelapa/VCO
(Virgin Coconut Oil) dan Dietanolamina, serta untuk mendapatkan informasi penting
terkait suhu reaksi dan waktu reaksi dalam proses pembuatan Coco-DEA dengan
proses amidasi sehingga metode ini nantinya dapat dikembangkan untuk skala
industri.

1.2 Perumusan Masalah


Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap tingkat kandungan
amida pada surfaktan yang dihasilkan.
2. Bagaimana pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap karakteristik surfaktan
yang dihasilkan.

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap tingkat kandungan
amida pada surfaktan yang dihasilkan.
2. Mengetahui pengaruh suhu dan waktu reaksi terhadap karakteristik
surfaktan yang dihasilkan.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian yang akan dilakukan adalah :
1. Untuk memperoleh informasi mengenai suhu dan waktu reaksi terhadap
tingkat kandungan amida pada surfaktan yang dihasilkan dari reaksi
amidasi.
2. Untuk memperoleh informasi mengenai suhu dan waktu reaksi terhadap
karakteristik surfaktan yang dihasilkan dari reaksi amidasi.
3. Untuk memperluas penggunaan dari VCO (Virgin Coconut Oil) yang
merupakan produk turunan dari oleokimia.
4. Untuk menghasilkan produk surfaktan yang ramah lingkungan.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah :
1. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia,
Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara,
Medan.
2. Bahan baku untuk sintesis Coco-Dietanolamida adalah minyak kelapa
(VCO), dietanolamina, asam sulfat (H2SO4), dan metanol (CH3OH) , dan
katalis natrium metoksida (CH3ONa).
3. Bahan tambahan untuk sintesis Coco-Dietanolamida adalah natrium
hidroksida (NaOH).
4. Reaksi sintesis Coco-Dietanolamida dilangsungkan dengan memvariasikan
dua variabel seperti berikut :
- Suhu reaksi: 60, 70, dan 90 0C
- Waktu reaksi : 1, 2, dan 3 jam
Sedangkan variabel tetap nya adalah :
- Kecepatan pengadukan : 200 rpm
- Rasio mol substrat VCO : Dietanolamina : 1:2
- Persen Berat Katalis : (1 % wt)
Analisa yang dilakukan adalah :
1. Analisa kualitatif dengan menggunakan spektroskopi FT-IR.
2. Analisa karakteristik Coco-Dietanolamina.
a. Analisa Tegangan Permukaan (Surface Tension)
Penentuan tegangan permukaan larutan dilakukan dengan menggunakan
Tensiometer du Nuoy.
b. Analisa nilai HLB (Hidrophylic-Lipophylic Balance)
Penentuan Nilai Hidrophylic-Lipophylic Balance (HLB) ini berguna untuk
mengetahui kegunaan surfaktan yang dihasilkan.
3. Analisa kuantitatif.
a. Analisa bilangan asam reaksi untuk menentukan % konversi.
b. Analisa mennggunakan GC-MS untuk menentukan % yield.

Anda mungkin juga menyukai