Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL

KEGIATAN SMINAR NASIONAL DAN WORKSHOP

PERSIAPAN TENAGA KESEHATAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI


ASEAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia serta modal pembangunan untuk keberlangsungan
hidup suatu negara. Kesehatan sebagai hak asasi manusia harus dilindungi oleh negara dan
diberikan kepada seluruh masyarakat tanpa ada diskriminasi. Untuk itu pemerintah harus
memenuhi hak dasar warga Negara yaitu hak untuk hidup sehat, yang diwujudkan dalam bentuk
pelayanan kesehatan yang menyeluruh melalui pembangunan kesehatan yang terarah, terpadu,
berkesinambungan, adil dan merata, serta aman, berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.
Supaya penyelenggaraan upaya kesehatan terlaksana dengan aman, maka pelayanan kesehatan
menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2014
mengenai Tenaga Kesehatan, tenaga kesehatan memiliki peran penting dalam meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat supaya masyarakat mampu
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuannya untuk selalu hidup sehat, dengan
begitu derajat kesehatan akan meningkat. Untuk itu dalam pelaksanaannya, pemerintah wajib
untuk menentukan kebijakan dan payung hukum yang melindungi dan mengatur tentang
pemberdayaan tenaga kesehatan di Indonesia temasuk tenaga kesehatan WNI dan tenaga
kesehatan WNA.
Menurut data dari Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan, Kementerian
Kesehatan RI, jumlah tenaga kesehatan yang terdata sampai tahun 2014 ini sebanyak 891.897
orang. Namun persebarannya masih belum merata, sebanyak 48.87% (435.877) tenaga kesehatan
masih terpusat di pulau Jawa dan Bali. Sedangkan di wilayah timur Indonesia, seperti Papua
hanya menerima 2.06% dari total tenaga kesehatan seluruhnya.
Dengan produksi tenaga kesehatan yang masih jauh dari kata cukup dan tingginya
kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, maka Indonesia menjadi salah satu negara yang ikut
meratifikasi persetujuan pembentukan WTO (World Trade Organization) melalui UU nomor 7
tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing the World Trade Organization
(Persetujuan Pembentukan Organisasi Perdagangan Dunia). Salah satu wujud nyata dari
pembentukan WTO ini ialah diadakannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) yang mulai berjalan
pada tahun 2015. Dengan adanya AFTA ini diharapkan dapat membantu kekurangan tenaga
kesehatan di Indonesia. Namun di sisi lain, adanya AFTA ini dapat menjadi ancaman bagi tenaga
kesehatan Indonesia. Indonesia dengan sekitar 240 juta penduduk dan luas daerah mencapai
separuh Eropa dengan Produksi tenaga kesehatan masih kurang, kebutuhan pelayanan tinggi,
distribusi nakes yang buruk dan adanya keterbatasan gerak pada tenaga kesehatan di Indonesia
akibat hukum yang belum bisa ditegakkan secara berkeadilan, menimbulkan kesempatan bagi
Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA) untuk masuk ke pasar medis di Indonesia
dan menjadi ancaman persaingan.
Untuk mencegah terancamnya pasar medis Indonesia oleh Tenaga Asing, pemerintah
memiliki peran penting untuk dapat melakukan upaya proteksi terhadap tenaga tenaga kesehatan
Indonesia untuk menghadapi ancaman tersebut. Terdapat beberapa upaya yang dilakukan oleh
pemerintah seperti mengatur status keberadaan tenaga kesehatan asing dan tenaga kesehatan
Indonesia dalam Undang-Undang nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan serta
turunannya salah satunya Peraturan Menteri Kesehatan nomor 67 tahun 2013 mengenai
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing (TK-WNA).
a) Adapun upaya pemerintah dalam melakukan upaya proteksi terhadap tenaga tenaga
kesehatan yang terdapat dalam UU No 36 Tahun 2014 antara lain seperti:
Melakukan pembentukan konsil tenaga kesehatan dimana Konsil Tenaga Kesehatan
Indonesia mempunyai fungsi sebagai koordinator konsil masing-masing tenaga kesehatan
dalam mengevaluasi dan mengawasi tenaga kesehatan
b) fasilitas pelayanan kesehatan yang akan menggunakan tenaga kesehatan asing harus
memiliki RPTKA dan IMTA yang dikeluarkan oleh menteri. Penyelenggara pelatihan yang
dapat menggunakan tenaga kesehatan asing adalah institusi pendidikan tenaga kesehatan
yang terakreditasi, rumah sakit pendidikan, organisasi profesi serta rumah sakit non
pendidikan. Penyelenggara pelatihan mengajukan permohonan Persetujuan kepada KKI
bagi dokter dan dokter gigi WNA atau Menteri bagi TK-WNA lain
c) Mengupayakan peningkatan mutu dan pengawasan tenaga kesehatan yang dijelaskan lebih
lanjut pada rencana pembangunan tenaga kesehatan tahun 2011-2025.
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan utamanya ditujukan untuk
meningkatkan kualitas tenaga kesehatan sesuai kompetensi yang diharapkan dalam
mendukung penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk Indonesia.
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga kesehatan dilakukan melalui peningkatan
komitmen dan koordinasi semua pemangku kepentingan dalam pengembangan tenaga
kesehatan serta legislasi yang meliputi antara lain sertifikasi melalui uji kompetensi,
registrasi, perizinan (licensing), dan hak-hak tenaga kesehatan.
Pada rencana pembangunan tenaga kesehatan juga dijelaskan mengenai masalah pokok
dalam pengembangan tenaga kesehatan. Upaya kesehatan yang dilakukan hanya berfokus
pada perbaikan kuantitas dan kualitas tenaga kesehatan, namun masih belum pada mutu
tenaga kesehatan sehingga tenaga kesehatan belum memiliki daya saing dalam memenuhi
permintaan tenaga kesehatan dari luar negeri terutama dalam menghadapi AFTA. Belum
lama ini pemerintah membuat kebijakan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI)
yang tertuang dalam PP no.8 tahun 2012, menjelaskan adanya pengakuan kompetensi kerja
melalui sertifikasi kompetensi kerja dan sebagai perwujudan sistem perencanaan dan
informasi tenaga kerja baik secara makro dan mikro.
KKNI adalah kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyetarakan
dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta
pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan
struktur pekerjaan diberbagai sektor. KKNI berusaha menjembatani gap antara pendidikan
tinggi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja kesehatan dan menjawab
tantangan dan persaingan global Era AFTA 2015.
Di dalam PMK RI no 67 tahun 2013 tentang pendayagunaan tenaga kesehatan warga
Negara asing (TK-WNA) adalah peraturan yang menggantikan PMK RI Nomor
317/Menkes/Per/III/2010 yang dianggap sudah tidak relevan dengan adanya perkembangan
IPTEK. Dalam PMK RI nomor 67 tahun 2013 ini memperlihatkan bentuk proteksi
pemerintah terhadap tenaga kesehatan Indonesia yang diharapkan dapat membatasi gerak
dan kewenangan TK-WNA dalam bekerja di Indonesia. Adapun proteksi tersebut
diwujudkan dalam bentuk:
a) Pendayagunaan TK-WNA dalam kegiatan pelayanan kesehatan ini harus didampingi
oleh tenaga kesehatan Indonesia. Hal ini bertujuan untuk sharing pengetahuan, supaya
tenaga kesehatan Indonesia mampu menyerap dan memanfaatkan ilmu pengetahuan
serta teknologi yang dikuasai oleh TK-WNA tersebut
b) TK-WNA hanya diperbolehkan bekerja sementara dan hanya dilakukan apabila tenaga
kesehatan Indonesia belum memiliki kompetensi yang sama seperti TK-WNA.
c) TK-WNA hanya diperbolehkan menetap (ijin tinggal) sementara
d) TK-WNA harus mengikuti SJSN.
e) Larangan terhadap TK-WNA dalam hal pelaksanaan tugas dan pekerjaan yang tidak
sesuai dengan kompetensi.
f) TK-WNA dilarang untuk mendirikan praktik mandiri dan dilarang untuk menduduki
jabatan personalia atau jabatan tertentu dalam institusi
g) Tenaga kesehatan asing sebagai pemberi pelayanan harus memiliki sertifikat kompetensi
h) Tambahan dimana didalam UU Praktik Kedokteran dan Permenkes No. 2052/2011
Tentang Izin Praktik Kedokteran juga menjelaskan mengenai kewajiban tenaga
kesehatan asing untuk memiliki Surat Izin Praktik (SIP).
Proteksi diatas dilakukan untuk melindungi hak tenaga kesehatan Indonesia supaya tidak
merasa didiskriminasi oleh negaranya sendiri. Karena prinsipnya pendayagunaan TK-WNA di
Indonesia yaitu hanya untuk mengisi kekurangan tenaga kesehatan dan saling berbagi
pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan Indonesia.
Adapun Regulasi yang mengatur Tenaga Kesehatan Asing di Indonesia:
a) UU No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Ps. 21)
b) UU No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit (Ps. 14)
c) UU No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktek Kedokteran (Ps.30)
d) Perkonsil No. 17/KKI/KEP/IV/2008 Tentang Pedoman Tatacara registrasi sementara dan
registrasi bersyarat dokter & dokter gigi Warga Negara Asing (WNA)
e) Perkonsil No. 157/KKI/PER/XII/2009 Tentang Tatacara registrasi dokter & dokter gigi
Warga Negara ASEAN yang akan melakukan praktek kedokteran di Indonesia
f) Permenkes 317/2010 Tentang Pendayagunaan TK-WNA di Indonesia yang kemudian di
ganti dengan Permenkes 67/2013 tentang pendayagunaan TK-WNA di Indonesia.
g) Keputusan Menteri Kesehatan No. 2574/Menkes/SK/XII/2011 Tentang Tim Koordinasi
Perizinan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing di Indonesia
h) Permenkes No. 2052 Tahun 2011 Tentang Izin praktek dan pelaksanaan kedokteran (Ps.17-
18)

B. Tujuan kegiatan
1. Mensosialisasikan tentang persiapan pengertian masyarakat ekonomi asean
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan kepada para peserta seminar tentang manfaat
dan kerugian bagi tenaga kesehatan dengan adanya masyarakat ekonomi asean.
3. Memberikan informasi tentang mempersiapkan tenaga kesehatan menghadapi
masyarakat ekonomi asean

a. Waktu dan Tempat Kegiatan


C. Kegiatan seminar ini akan dilaksanakan pada :
hari/tanggal : Sabtu, 5 Agustus 2017
waktu : 09.00 12.00
tempat : Auditorium Stikes Dharma Husada
D. Sasaran Kegiatan
Sasaran dari kegiatan Seminar ini adalah seluruh Tenaga Kesehatan Di Indonesia

E. Susunan Panitia
Ketua : Anita F
Penanggung Jawab Kegiatan : zakia H
Sekretaris : Sherlya S
Bendahara : Bunga D
Koordinator Acara : Aisah
Dea Ananda
Kesekretariatan : Talita Nurlaila
Publikasi dan Dokumentasi : Raufa Giffari
Konsumsi : Devi Kinal Putri
Arnanda Gelora
Perlengkapan : Taufik Santoso
Perizinan : R Aldiano P.
Natsir
Transportasi : Zul Abimanyu
Farisya
Keamanan : M Ahsan
Fahri Akbar Mediani

F. Pembicara

Kepala Dinas Kesehatan Jawa Bawat Trend dan issue kesehatan di Indonesia

Peraturan dan undang-undang mengenai


Kepala dinas kesehatan bandung masyarakat ekonomi asean

Persiapan tenaga kesehatan dalam


4. Paralangi, M.Keb menghadapi masyarakat ekonomi asean
G. Rincian Biaya

Sumber Dana
Sponsor dan Donatur Rp 1.400.000,00
Kas Kampus Rp 3.000.000,00
____________+
TOTAL Rp 4.400.000,00

Pengeluaran
Kesekretariatan
Proposal 1 x Rp 25.000,00 Rp 25.000,00

Publikasi dan Dokumentasi


Pamflet 300 x Rp 2.000,00 Rp 600.000,00
Spanduk 1 x Rp Rp 300.000,00 Rp 300.000,00

Konsumsi
Snack Pembicara 3 x Rp 50.000,00 Rp 150.000,00
Snack Peserta 300 x Rp 20.000,00 Rp 6.000.000,00

Perlengkapan
Pin 300 x Rp 2.000,00 Rp 600.000,00
____________ +
TOTAL Rp 7.675.000,00

H. Rincian Acara
Sabtu, 05 agustus 2017 Registrasi
07.00 08.30
08.30 09.00 Pembukaan
Laporan Ketua Panitia
Sambutan dari Direktur
Stikes dharma husada
bandung
Pembukaan oleh Wakil
Stikes dharma husada
bandung
Tarian tradisional Jawa
Barat
09.00 09.15 Coffee break
09.15 12.00 Seminar
12.00 12.15 Pembukaan poster
12.15 - 13.15 Isoma
13.15 - 15.00 Oral presentasi
15.00 15.15 Coffee break
16.00 18.00 Pembentukan forum
Magister Kebidanan
Pelantikan dan Saresehan
IPKJI Jawa Barat
I. . Penutup
Demikian proposal kegiatan Persiapan Tenaga Kesehatan Menghadapi Masyarakat
Ekonomi Asean ini kami susun. Harapan kami semoga acara ini dapat memberikan
pengetahuan bagi seluruh tenaga medis di Indonesia sehingga maupun memberikan solusi akan
menghadapi masiarakat ekonomi asean yang saat ini sudah masuk ke Indonesia.

Akhir kata, hanya dengan rida Allah SWT. Dan dukungan moral maupun materiil dari
semua pihaklah yang dapat menyukseskan acara ini.

Bandung, Agustus 2017

Penanggung Jawab Kegiatan Ketua

Zakia H Anita F

Mengetahui dan Menyetujui,

Ketua Stikes darma husada wakil ketua stikes darma husada

(..) ()

Anda mungkin juga menyukai