JUDUL MAKALAH
USADA DALEM
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1
tumbuhan tidak menimbulkan efek samping. Namun demikian, penggunaan obat secara tradisional
kurang dan atau tidak didukung dengan data klinis, sehingga kesembuhan yang ditimbulkan hanya
disebabkan oleh faktor fisiologi saja, walaupun tidak menutup kemungkinan tumbuhan tersebut
memiliki efek yang dimaksud.
3
BAB II
TINJAUAN KHUSUS
4
Mengobati penyakit gila
bila penderita tampak duase keling, sesawi, jeruk nipis, jeruk
berteriak-teriak atau purut, dibuat menjadi tetes pada hidung
menjerit-jerit seperti penderita
kesakitan
Mengobati penyakit
Tuba jenu sakawit, beras merah, merica,
Derris elliptica tangan dan kaki terasa
4 Tuba jenu teriketuka, kemudian ditumbuk halus dan
(Roxb.) Benth. meluang (sakit seperti
dijadikan bedak parem (boreh)
kena pukul)
kulit pule, akar awar-awar, beras merah,
Mengobati meluang teriketuka, air abu dapur, (setelah
dibagian badan mana diendapkan). Bahan-bahan ini ditumbuk
saja (seluruh badan) halus, setelah itu dituangi abu dapur tadi
yang kemudian di borehkan (paremkan)
kulit pohon sancat (kenanga), kulit pohon
majagaru, kulit pohon cempaka kuning,
kulit pohon dedap, kulit kayu cenangga
Mengobati badan yang dan beras merah digiling halus.
5 Beras Merah Oryza nivara dirasakan sakit, ngilu, Kemudian dibungkus dengan daun pisang
nyeri di seluruh bagian lalu dibakar dalam abu bara. Sewaktu
tubuh diperkirakan matang, diisi dengan air
cendana. Langsung diparemkan sampai
beberapa hari secara teratur.
Mengobati penyakit
Tuba jenu sakawit, beras merah, merica,
tangan dan kaki terasa
teriketuka, kemudian ditumbuk halus dan
meluang (sakit seperti
dijadikan bedak parem (boreh)
kena pukul)
Mengobati penyakit
Tuba jenu sakawit, beras merah, merica,
tangan dan kaki terasa
teriketuka, kemudian ditumbuk halus dan
meluang (sakit seperti
kena pukul) dijadikan bedak parem (boreh)
Merica dan mesuwi dikunyah di mulut
Urat terasa kaku, sukar
dan langsung disemburkan pada bagian
digerakkan (sakit), yang
6 Merica Piper album urat yang kaku. Untuk mencucinya dipakai
disebut "sukeh" (sukuh).
air panas, dan waktu merebus air tersebut
Kalau diurat leher
dimasukkan daun jeruk purut dan
disebut "singeh"
disesuaikan dengan jumlah airnya.
Kakap (daun sirih), lengkuas, merica dan
Badan terasa gatal-gatal teriketuka diolah dalam bentuk obat
parem.
Mengobati meluang dan daun pule serta akarnya, teriketuka, air dan
bulen (keram) arang kepah diparamkan (dibuat boreh)
daun sembung, daun pule, temutis, temu
konci, kunir lengkuas, bangle, jae pahit
masing-masing sebesar/sepanjang satu guli
Mengobati sakit linu-linu (sepanjang ruas jari, atau kurang lebih 2
Alstonia (bergerak berdenyut- cm), gegambiran anom. Bila ingin hangat,
denyut pada badan) isi lagi dengan sinderong, ambil air
7 Pule scholaris endapannya. Mula-mula tumbuk semua, isi
air sedikit, diperas dan disaring, diminum
langsung.
kulit pule, akar awar-awar, beras merah,
Mengobati meluang teriketuka, air abu dapur, (setelah
dibagian badan mana diendapkan). Bahan-bahan ini ditumbuk
saja (seluruh badan) halus, setelah itu dituangi abu dapur tadi
yang kemudian di borehkan (paremkan)
5
Ficus septic Batu bara merah dibuat dari serbuk, akar
Jika tangan dan kaki madori putih, akar awar-awar, teriketuka,
8 Awar-awar Burm.
penderita terasa dingin air arak yang telah tersimpan tahunan
lamanya. Semua dicampur dan dibuat obat
parem
6
Mengobati penyakit lengkuas, lempuyang, dan cipakan. Semua
kerambit kawisian bahan ini diperlukan adalah pekatnya
(sejenis koreng), airnya (bangketnya), kemudian ditambar
kawisian (keracunan) dengan air jeruk nipis,air cendana dan
dan samoai tampak ada minyak tandusan (kelapa). Akhirnya
ulat (larva) pada lukanya semua dicampur dan direbus(dadah)
sekaligus sampai matang. Obat ini
langsung dioleskan atau disemirkan, lebih
baik digunakan dalam keadaan panas,
sepanjang si penderita mampu menahan
panasnya
Mengobati tiwang lengkuas, kunir warangan, air cendana,
belabur (muntah jeruk nipis diolah untuk menjadi obat
mencret) minum.
perawatan bagi orang akar delima putih, terasi merah yang
yang tidak sembuh- dibakar, bawang yang dibakar (tambus)
sembuh dari penyakit dan air jeruk nipis diproses menjadi obat
yang dideritanya tetes.
Tunas pada umbi batang lengkuas kapur,
kencur jantan, temu giri, jeruk linglang
(nipis), lempuyang (gamongan kedis),
belerang merah dan inggu. Diolah
sedemikian rupa, sebagai cara mengolah
Pertolongan untuk orang
obat tetes tersebut dahulu. Langsung
yang terkena bebahi
teteskan.
dengan bentuk obat tetes
Inggu, belerang merah, kayu dara, liligundi
jawa, jeruk linglang (nipis), bawang yang
berwarna putih. Diolah sedemikian rupa
hingga mudah diteteskan pada hidung.
Langsung teteskan
Telurnya kacoak (lipas), tawas, air jeruk
Jika tumbuh jerawat pada nipis. Dioalag demikian rupa kemudian
muka langsung disemirkan secara rutin sampai
ada gejala kesembuhan.
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
Obat untuk seseorang jenis temu-temu ( termasuk kunir,
yang menderita penyakit lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
seperti lemah, letih, hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
enggan, bingung, kesal, arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
hati selalu sedih, wajah jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
selalu tampak suram maja keling, sinderong lengkap, air arak
karena terkena sihir atau perahu (berasal dari seberang), berem,
guna-guna dari orang madu asli, jeruk nipis, arak yang
yang dengki (iri hati). tersimpan tahunan. Semua bahan tersebut
Hal semikian membuat ditakar dalam jumlah yang seimbang.
orang akan menjadi gila, Temu-temu diparut dan diperas diambil
tiwang (kejang, kaku), airnya. Jeruk diperas dan diambil airnya
salah lihat (ilusi), dan (untuk segala jenis jeruk). Rempah-rempah
segala akibat buruk yang (sinderong) seperti cengkeh dsbnya,
lain termasuk terkena digiling. Disiapkan madu, arak, berem,
penyakit tuju desti. cuka dsbnya. Pilih hari baik untuk
Obatnya berbentuk jamu memasak. Semua rempah-rempah dan
minum. bahan-bahan lainnya dimasak dalam kuali
yang besar dan campur sekaligus (kecuali
berem, madu, dan arak yang dituang atau
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
7
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
Mengobati penyakit Merica putih yang digiling halus, air jeruk
selalu berkata-kata atau nipis, Merica dan jeruk diremas bersama-
bicara sendiri, tak sama semut hitam, hasilnya diteteskan
menentu atau tak berarti, pada mata, telinga dan hidung penderita
kadang-kadang memaki-
maki, dan suka makan
sesuatu yang tidak pantas
untuk dimakan.Jenis gila
yang demikian disebut
"Edan Kabin Taha"
biah ganjair, cipakan pahit, temu konci,
Meniadakan segala lempuyang, kencur, lengkuas, air jeruk
bencana penyakit, antara nipis, air limau (yang sama banyaknya).
lain: kulit menjadi mati, Semua dicampur aduk (lebih baik jika
otot mati, daging mati, ditumbuk, kecuali air jeruk nipis dan
jajah mati, getih mati limau). Digodog semua hingga matang
dalam badan seseorang, benar, lalu campur dengan minyak
buyan, sangar rumpuh, tandusan (kelapa) yang belum selesai
edan (gila), serta sakit (roroban). Akhirnya ambil minyaknya,
kuning. kemudian digosokkan di seluruh badan
setiap hari.
Mengobati penyakit kulit daun kemiri yang jatuh sendiri, daun
jika timbul bintil-bintil dedap, daun beringin, daun buangkit, daun
kemudian memecah limau, daun terong dan ditambah sepet-
keluar nanah (pakaplis- sepet, tumbar bolong dan lengkuas.
plis) Kecuali bahan yang terdiri dedaunan,
semua direndang (dinyahnyah), akhirnya
bahan-bahan itu dikunyah sekaligus
sebanyak-banyak yang diperlukan, lalu
disemburkan pada kulit yang keluar bintil-
bintil.
Solanum akar teter, akar terong keripit, akar suni
10 Teter verbacifolium Mengobati sakit tuci-tuci (buni), teriketuka. Dibuat menjadi bedak
Set.W parem
daun kemiri yang jatuh sendiri, daun
dedap, daun beringin, daun buangkit, daun
limau, daun terong dan ditambah sepet-
Mengobati penyakit kulit
sepet, tumbar bolong dan lengkuas.
jika timbul bintil-bintil
Kecuali bahan yang terdiri dedaunan,
kemudian memecah
semua direndang (dinyahnyah), akhirnya
keluar nanah (pakaplis-
bahan-bahan itu dikunyah sekaligus
plis)
sebanyak-banyak yang diperlukan, lalu
Solanum disemburkan pada kulit yang keluar bintil-
11 Terong bintil.
melongena
terong, kulit turi merah, garam dan arang
Mengobati mencret
dapur digiling dan dituangi air panas
bercampur daging darah
(hangat), kemudian diperas, disaring dan
membusuk (banyeh)
langsung diminum.
akar teter, akar terong keripit, akar suni
Mengobati sakit tuci-tuci (buni), teriketuka. Dibuat menjadi bedak
parem
akar teter, akar terong keripit, akar suni
Antidesma
12 Suni (buni) Mengobati sakit tuci-tuci (buni), teriketuka. Dibuat menjadi bedak
bunius L.
parem
8
Sembung bangkai, sembung gantung,
Mengobati penyakit liligundi, intaran (semua dicari sakawit),
selalu suka menari-nari teriktuka dan air cuka. Bahan diolah
serta sambil menyanyi- menjadi obat tetes hidung dan tetes telinga
nyanyi penderita. Ampasnya dibuat utk parem
(boreh)
Blumea daun sembung, daun pule, temutis, temu
13 Sembung balsamifera (L.) konci, kunir lengkuas, bangle, jae pahit
DC masing-masing sebesar/sepanjang satu guli
Mengobati sakit linu-linu (sepanjang ruas jari, atau kurang lebih 2
(bergerak berdenyut- cm), gegambiran anom. Bila ingin hangat,
denyut pada badan) isi lagi dengan sinderong, ambil air
endapannya. Mula-mula tumbuk semua, isi
air sedikit, diperas dan disaring, diminum
langsung.
9
biah ganjair, cipakan pahit, temu konci,
Meniadakan segala lempuyang, kencur, lengkuas, air jeruk
15 Temu konci Boesenbergia bencana penyakit, antara nipis, air limau (yang sama banyaknya).
rotunda lain: kulit menjadi mati, Semua dicampur aduk (lebih baik jika
otot mati, daging mati, ditumbuk, kecuali air jeruk nipis dan
jajah mati, getih mati limau). Digodog semua hingga matang
dalam badan seseorang, benar, lalu campur dengan minyak
buyan, sangar rumpuh, tandusan (kelapa) yang belum selesai
edan (gila), serta sakit (roroban). Akhirnya ambil minyaknya,
kuning. kemudian digosokkan di seluruh badan
setiap hari.
10
daun sembung, daun pule, temutis, temu
konci, kunir lengkuas, bangle, jae pahit
masing-masing sebesar/sepanjang satu guli
Mengobati sakit linu-linu (sepanjang ruas jari, atau kurang lebih 2
(bergerak berdenyut- cm), gegambiran anom. Bila ingin hangat,
denyut pada badan) isi lagi dengan sinderong, ambil air
endapannya. Mula-mula tumbuk semua, isi
air sedikit, diperas dan disaring, diminum
langsung.
11
temu lawak, lengkuas, jeruk nipis masing
Mengobati penyakit yang masing sama banyaknya. Cara
selalu kumat setiap pembuatanya: temu-temu diparut,
berselang 2 atau 3 hari kemudian diperas dicari/diambil airnya.
sekali, dan penyakitnya Jeruk nipis dipotong/iris dan peras.
telah lama dideritanya. Masing-masing ditakar sama banyaknya,
kemudian dicampur dan diminumkan.
Badan gatal dan bintil- Daun pepe, daun pisang saba, lengkuas,
bintil (seperti digigit kemiri, bawang dan adas dibuat dalam
nyamuk) bentuk paremnya.
12
Mengobati tiwang lengkuas, kunir warangan, air cendana,
belabur (muntah jeruk nipis diolah untuk menjadi obat
mencret) minum.
13
Bubuk buah asem (cempaluk), lengkuas,
bangle, jeruk nipis, dan minyak kelapa
Badan sakit gudig
tandusan dicampur dan kemudian
disertai sakit kurap
lumaskan atau paremkan pada seluruh
badan.
14
mengobati penyakit gila
bila penderita tampak duase keling, sesawi, jeruk nipis, jeruk
berteriak-teriak atau purut, dibuat menjadi tetes pada hidung
menjerit-jerit seperti penderita
kesakitan
liligundi sekawit, sesawi, duase keling,
mengobati penyakit gila
dan gula, dibuat menjadi obat tetes pada
bila tampak menari-nari
mata dan hidung penderita
mengobati penyakit gila
munggi, sesawi, teriketuka, dibuat menjadi
bila ia selalu memukul-
obat tetes hidung
mukul badanya sendiri
mengobati penakit gila
23 Sesawi Brassica nigra bila ia selalu mau
daun Intaran, munggi, sesawi, teriketuka,
melepaskan akaian
dibuat menjadi obat tetes
dibadannya ( alah-
alahang angga-nya)
mengobati penyakit gila
bila ia tidak betah diam,
kulit kelor, munggi sakawit, kesawi
selalu ingin/mau pergi
(sesawi) sakawit, buah pala (jebug arum),
dengan tidak ada tujuan
air cuka dan teriketuka.
tertentu (Gila kang
intaha)
15
lengkuas, liligundi, kasturibinatang
Mengobati penyakit gila (seperti tikus hitam), air dari sebuah mata
bila ia tampak selalu air dalam gua (wegook) dan air sungai
bernyanyi-nyanyi (tukad), dibuat menjadi obat tetes pada
hidung penderita
16
mengobati penyakit bila Kelor, munggi, kesawi,bawang,adas,
penderita tak henti- teriketuka. Diolah demikian rupa sehingga
hentinya berbicara dapat dijadikan obat jamu minum, tetes
sendiri dan selalu ingin mata dan tetes hidung (atau langsung
tutun (dari rumahnya diminum melalui tetes di hidung)
17
Inggu, belerang merah, kayu dara, liligundi
Pertolongan untuk orang jawa, jeruk linglang (nipis), bawang yang
yang terkena bebahi berwarna putih. Diolah sedemikian rupa
31 Bawang putih Allium sativum
dengan bentuk obat tetes hingga mudah diteteskan pada hidung.
Langsung teteskan
18
kunir merah, ketumbar, garam dan arang
35 Kunir merah Curcuma
mengobati penyakit gila dapur. Diolah untuk dijadikan obat tetes
domestica Val.
bila penderita bernyanyi, hidung, mata dan telinganya. Setalah itu
serta menyebut-nyebut dilanjutkan dengan memberi minum air
Dewa kelapa mulung yang muda (bungkak nyuh
mulung)
mengobati penyakit gila
bila ia tidak betah diam,
25 biji ketumbar, asam tanek, gula enau
selalu ingin/mau pergi
(aren), santan kane. Diolah menjadi obat
dengan tidak ada tujuan
jamu minum
tertentu (Gila kang
intaha)
Pare, Lempuyang, Ketumbar, Teriketuka,
Air Cuka diolah untuk menjadi obat / jamu
minum. Dilanjutkan pula dengan obat
mengobati penyakit parem : (boreh) untuk seluruh tubuhnya
selalu suka gurau dan memakai bahan obat : kelor, munggi,
Coriandrum
36 Ketumbar tertawa-tawa tak tentu intaran (semua bahan yg dipakai adalah
sativum L.
ada objek yang kulitnya), 9 pucuk liligundi, campur
ditertawakan dengan ubi melali (ubi yang tumbuh diatas
tanah, teriketuka dan air cuka.cara
pengolahan bedak parem,biasa seperti
diatas
Mengobati Penyakit Bila Kelapa muda mulung (air bungkak),
ia selalu menangis dan kemiri jentung, kemiri biasa masing-
meratap-ratap masing sebiji, bawang, musi dan
memanggil nama ketumbar. Bahan diolah untuk obat tetes
seseorang, siang dan hidung, mata dan telinga penderita. Sedang
malam ampasnya dipakai bedak parem
kapkap (daun sirih tua), yang urat daunnya
simetris. Daun sirih tersebut dirajah,
mengobati penyakit
selanjutnya di tambah dengan ketumbar
tampak garang dan
tiga musi tiga iris dan lengkuas tiga iris
mengancam dengan
semua bahan dicampur dan diolah menjadi
sikap marah kepada siapa
obat tetes pada hidung, telinga dan mata
saja yang dijumpainya
penderita. Ampasnya diambil untuk
djadikan boreh
Mengobati penyakit buh
mokan, bengkak, dan
Benalu, ketumbar dan terituka dikunyah
sebee (panas di dalam
dalam mulut dan langsung disemburkan
dan dingin di luar)
pada bagian yang sakit
disertai tumbuhan yang
diletaknya di pusar
mengobati tiwang kulit entut balu, buah pinang tua, masui,
(mencret dan tampak ketumbar dan kencur dikunyah dalam
gelisah) mulut dan disembur di ulu ati.
kunir merah, ketumbar, garam dan arang
mengobati penyakit gila dapur. Diolah untuk dijadikan obat tetes
bila penderita bernyanyi, hidung, mata dan telinganya. Setalah itu
serta menyebut-nyebut dilanjutkan dengan memberi minum air
Dewa kelapa mulung yang muda (bungkak nyuh
mulung)
19
lengkuas, lempuyang, dan cipakan. Semua
bahan ini diperlukan adalah pekatnya
airnya (bangketnya), kemudian ditambar
mengobati penyakit
dengan air jeruk nipis,air cendana dan
kerambit kawisian
minyak tandusan (kelapa). Akhirnya
(sejenis koreng),
semua dicampur dan direbus(dadah)
kawisian (keracunan)
sekaligus sampai matang. Obat ini
dan samoai tampak ada
Cocos langsung dioleskan atau disemirkan, lebih
ulat (larva) pada lukanya
37 Kelapa baik digunakan dalam keadaan panas,
nucifera L. sepanjang si penderita mampu menahan
panasnya.
kunir merah, ketumbar, garam dan arang
mengobati penyakit gila dapur. Diolah untuk dijadikan obat tetes
bila penderita bernyanyi, hidung, mata dan telinganya. Setalah itu
serta menyebut-nyebut dilanjutkan dengan memberi minum air
Dewa kelapa mulung yang muda (bungkak nyuh
mulung)
pala, suruh, jinten cemeng, temutis,
mengobati sakit kaku kelambak katsuri, asahan baem warak dan
pada perut asahan cendana, diproses menjadi obat
tetes. (minum melalui tetesan dari hidung)
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
Myristica jebug arum (pala), cengkeh , sintok,
38 Pala Untuk segala jenis
fragrans Houtt masui, jinten cemeng, menyan, angkak,
penyakit Tuju, baik tuju
pekak, temukus, dan teriketuka. Mula-
dewi, tuju bicari, seperti
mula bahan itu ditumbuk/digiling semua
kemasukan bebai dll.
(kecuali air baem dan darah warak).
Dengan obat bentuk tetes
Kemudian diperas dicari airnya yang pekat
hidung
dan terakhir disaring. Dicampur dengan
asuhan graham dari darah warak. Setelah
itu diisi air jeruk nipis dan beberapa lama
dibiarkan supaya terjadi endapan. Diambil
cairannya yang tampak bening dan
langsung teteskan pada hidung penderita.
20
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
yang menderita penyakit maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih, perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal, madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
karena terkena sihir atau diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
guna-guna dari orang diperas dan diambil airnya (untuk segala
yang dengki (iri hati). jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
Hal semikian membuat seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila, Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku), dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
salah lihat (ilusi), dan Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti. madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum. bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
Paci-paci beseta bunganya (perlu diingat
bahwa memetik/mengambil jangan sampai
Mengobati penyakit ayan kena bayangan badan), kemiri,jebugarum
dan sering mengalamai (pala), jangu, musi, lengkuas. Dibuat
pingsan menjadi obat jamu minum. Ampas
pembuatan jamu minumnya dipakai bedak
parem
liligundi, kantewali, musi, jebugarum, air
mengobati bengkak- cuka.Bahan-bahan ini dicampur dan
bengkak di badan dimasak sekaligus.setelah matang, airnya
diambil dan dipakai obat minum
mengobati penyakit gila
bila ia tidak betah diam,
kulit kelor, munggi sakawit, kesawi
selalu ingin/mau pergi
(sesawi) sakawit, buah pala (jebug arum),
dengan tidak ada tujuan
tertentu (Gila kang air cuka dan teriketuka.
intaha)
pala, suruh, jinten cemeng, temutis,
mengobati sakit kaku kelambak katsuri, asahan baem warak dan
39 Suruh -
pada perut asahan cendana, diproses menjadi obat
tetes. (minum melalui tetesan dari hidung)
21
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
kukus hingga matang benar-benar. Setelah
mengobati sakit panas
itu diperas dan diambil airnya. Disamping
Cuminum itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
40 Jinten cemeng Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
cyminum L.
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat
diendapkan,kemudian diambil air
beningnya.inilah yang dipakai obat
tetesnya (mata dan telinga) penderita
disamping untuk obat minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
pala, suruh, jinten cemeng, temutis,
mengobati sakit kaku kelambak katsuri, asahan baem warak dan
pada perut asahan cendana, diproses menjadi obat
tetes. (minum melalui tetesan dari hidung)
minyak lemak, masui, sintok, cendana
mengobati penyakit mati yang dikerik. Semua bahan kecuali minyak
sebelah, lumpuh lemak digiling halus, kemudian setelah itu
sebagian badannya goreng. Ambil minyak penggorengnya,
inilah menjadi obatnya.
Mengobati sakit barah
Kulit kusambi, gula, cendana, dan santan
yang sudah memecah
diproses menjadi obat semir
menjadi luka
lengkuas, lempuyang, dan cipakan. Semua
bahan ini diperlukan adalah pekatnya
airnya (bangketnya), kemudian ditambar
Mengobati penyakit
dengan air jeruk nipis,air cendana dan
kerambit kawisian
41 Cendana Santalum album minyak tandusan (kelapa). Akhirnya
(sejenis koreng),
semua dicampur dan direbus(dadah)
kawisian (keracunan)
sekaligus sampai matang. Obat ini
dan samoai tampak ada
langsung dioleskan atau disemirkan, lebih
ulat (larva) pada lukanya
baik digunakan dalam keadaan panas,
sepanjang si penderita mampu menahan
panasnya.
22
daun sirih tua (kapkap) gantung yang
dalam sebuah cabang berisi 9 lembar daun,
Mengobati penyakit serta urat daunnya sejajar. Kapkap tersebut
tiwang (mencret dan diremas bersama lempuyang yang telah
tampak gelisah) diparut. Kemudian isi dengan air gosokan
cendana bahan tersebut sekaligus. Kunyah
dalam mulut dan sembur pada perut.
Mengobati tiwang lengkuas, kunir warangan, air cendana,
belabur (muntah jeruk nipis diolah untuk menjadi obat
mencret) minum.
daun sirih tua (kapkap) yang berurat
Perawatan bagi orang simetris, anak alang-alang yang masih
yang tidak sembuh- lancip, dan air cendana direbus (dadah)
sembuh dari penyakit hingga benar-benar matang. Dibuat bedak
yang dideritanya parem (boreh), diurut pada penderita
dalam keadaan hangat.
pala, suruh, jinten cemeng, temutis,
Mengobati sakit kaku kelambak katsuri, asahan baem warak dan
pada perut asahan cendana, diproses menjadi obat
tetes. (minum melalui tetesan dari hidung)
Mengobatai penyakit Daun paspasan, daun belimbing, dan air
barah beras diproses menjadi obat semir
belimbing besi sekawit, akar paspasan,
Averhoa akar selegui, pucuk kasimbukan (urang-
42 Belimbing Mengobati penyakit
bilimbi L. aring), bawang tambus, airpembasuh
muntah-muntah dan
beras. Diproses seperti membuat obat jamu
mencret
minum dan ampasnya dibuat menjadi
bedak parem
23
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat
diendapkan,kemudian diambil air
beningnya.inilah yang dipakai obat
tetesnya (mata dan telinga) penderita
disamping untuk obat minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
belimbing besi sekawit, akar paspasan,
akar selegui, pucuk kasimbukan (urang-
Mengobati penyakit
aring), bawang tambus, airpembasuh
muntah-muntah dan
beras. Diproses seperti membuat obat jamu
mencret
minum dan ampasnya dibuat menjadi
bedak parem
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
kukus hingga matang benar-benar. Setelah
Mengobati sakit panas
itu diperas dan diambil airnya. Disamping
itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
45 Urang-aring Eclipta alba
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat
diendapkan,kemudian diambil air
beningnya.inilah yang dipakai obat
tetesnya (mata dan telinga) penderita
disamping untuk obat minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
belimbing besi sekawit, akar paspasan,
akar selegui, pucuk kasimbukan (urang-
Mengobati penyakit
aring), bawang tambus, airpembasuh
muntah-muntah dan
beras. Diproses seperti membuat obat jamu
mencret
minum dan ampasnya dibuat menjadi
bedak parem
kulit kayu dagdag, baling angas (sejenis
Pisonia alba Mengobati orang sakit
46 Dagdag serangga), terituka. Diproses menjadi obat
span. mati sebelah
pedak parem.
daun ekor lutung putih, daun peso-peso,
Mengobati penyakit buh bawang, adas. Semua bahan dikunyah
(busung perut) sekaligus dimulut, kemdian secara
langsung, disemburkan pada penyakitnya.
Foeniculum Kulit kayu kecemcem dibuat menjadi
47 Adas
vulgare Mill. Mengobati Barah galing minyak tepung (serbuk) halus, kemudian
yaitu warna merah yang dicampur dengan serbuk adas. Ramuan
disertai dengan bintik- kedua bahan tersebut digunakan sebagai
bintik (empuk) obat dengan membubuhkan serbuk
tersebut pada bagian yang sakit
24
Daun dausa besar yang sudah kuning tua,
Untuk daun kemiri yang sudah kuning tua, kunir
membatalkan/mengurung warangan, bawang, adas, dan garam yang
kan penyakit wuwutan sudah direndang (nyahnyah), dikunyah
dan penyakit barah dalam mulut dan langsung disemburkan
pada bagian yang sakit
25
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
kukus hingga matang benar-benar. Setelah
Mengobati sakit panas
itu diperas dan diambil airnya. Disamping
itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat
diendapkan,kemudian diambil air
beningnya.inilah yang dipakai obat
tetesnya (mata dan telinga) penderita
disamping untuk obat minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
Miana cemeng sekawit, garam dan arang
dapur. Dibuat menjadi obat minumnya,
serta obat tetes mata dan
hidungnya.Ampasnya dipakai untuk bedak
pada mukanya. Jika penyakitnya tidak
mengobati segala jenis
berkurang, cobalah dipakai : air
penyakit gila
lengkuas(yang diperoleh dari proses
pengendapan),adas,garam dan arang abu
dapur. Diolah menjadi obat jamu
minum,ampasnya diambil untuk menjadi
bahan obat sembur pada seluruh tubuhnya
Akar waru dan adas dibuat menjadi obat
Seseorang dipagut ular
semir, untuk disemirkan pada luka
belang
gigitannya.
minyak babi, daun adas. Mula-mula
digiling, kemudian diperas (kecuali
minyak babi), diambil cairannya,
kemudian dicampur dengan santan
mengobati ambeyen
kane.Setelah itu semua bahan dimasak
disertai sakit tuju
sekaligus dengan api perlahan-lahan.
bebainan
Diperkirakan sudah matang, biarkan
beberapa saat dan setelah dingin dilakukan
pengobatan dengan melumasi dubur
penderita.
Mengobati Barah Leplep
Daun ekor lutung putih dan sari dikunyah
Ekor Lutung Acalypha yaitu penyakit barah
48 dalam mulut dan langsung disemburkan
Putih hispida yang terus melebar atau
pada bagian yang sakit
menular ke sekitarnya
daun ekor lutung putih, daun peso-peso,
mengobati penyakit buh bawang, adas. Semua bahan dikunyah
(busung perut) sekaligus dimulut, kemdian secara
langsung, disemburkan pada penyakitnya.
26
daun ekor lutung putih, daun peso-peso,
mengobati penyakit buh bawang, adas. Semua bahan dikunyah
49 Peso-peso -
(busung perut) sekaligus dimulut, kemdian secara
langsung, disemburkan pada penyakitnya.
Lengkuas, belerang kuning, tai besi, terusi,
lempuyang, temulawak, dan bangle
Menderita sakit lalu
digoreng dalam kuali baja. Minyak
pevah-pevah pada penggorengannya diambil, langsung
kulitnya (luka parang) dilunaikan pada luka parangnya. Dapat
juga disertai dengan paremnya.
Temu kunci, kunir umbi, lempuyang,
kencur, temu tis, temu giri, temu lawak,
Pertolongan untuk orang ditambah ginten cemeng, sari bunga
Curcuma
yang terkena bebahi nagasari, sari kuning, katik cengkeh, dan
50 Temu lawak xanthorrhiza
dengan bentuk obat tetes sampar wantu. Diolah sedemikian rupa
Roxb.
hingga mudah diteteskan pada hidung
sebagaimana tersebut terdahulu
temu lawak, lengkuas, jeruk nipis masing
mengobati penyakit yang masing sama banyaknya. Cara
selalu kumat setiap pembuatanya: temu-temu diparut,
berselang 2 atau 3 hari kemudian diperas dicari/diambil airnya.
sekali, dan penyakitnya Jeruk nipis dipotong/iris dan peras.
telah lama dideritanya. Masing-masing ditakar sama banyaknya,
kemudian dicampur dan diminumkan.
kalundian, kepah, kapundung (lengkeng),
kusambi (masing-masing yang digunakan
adalah akarnya), selanjutnya ditambah
peso-peso, dan jeruk Bali (Jeruti),
lengkuas, dengan jumlah yang sama
banyak. Proses pembuatan/pengolahan
mengobati penyakit obat sembur: mula-mula: semua bahan
bengkak (dibagian badan diparut, kemudian diremas-remas, bersama
Baccaurea manapun juga) serta dngan arang dapur, kemudian direndang.
51 Kepundung Bila sudah matang ambil dan anginkan,
racemosa dirasakan sakit seperti
kena sengat, terasa enek, lalu sembur dengan air cuka. Pada waktu
seperti kesemutan melakukan pengobatan, ramuan tadi
diambil seperlunya kemudian dicampur
dengan ketumbar. Kunyah dimulut dan
langsung disemburkan ketempat yang
sakit. Demikian pengobatan dilakukan
secara kontinyu ditemukan tanda-tanda
kesembuhan
kalundian, kepah, kapundung (lengkeng),
kusambi (masing-masing yang digunakan
adalah akarnya), selanjutnya ditambah
peso-peso, dan jeruk Bali (Jeruti),
lengkuas, dengan jumlah yang sama
banyak. Proses pembuatan/pengolahan
mengobati penyakit obat sembur: mula-mula: semua bahan
bengkak (dibagian badan diparut, kemudian diremas-remas, bersama
52 Jeruk bali manapun juga) serta dngan arang dapur, kemudian direndang.
Citrus grandis
(jeruti) dirasakan sakit seperti Bila sudah matang ambil dan anginkan,
kena sengat, terasa enek, lalu sembur dengan air cuka. Pada waktu
seperti kesemutan melakukan pengobatan, ramuan tadi
diambil seperlunya kemudian dicampur
dengan ketumbar. Kunyah dimulut dan
langsung disemburkan ketempat yang
sakit. Demikian pengobatan dilakukan
secara kontinyu ditemukan tanda-tanda
kesembuhan
27
kalundian, kepah, kapundung (lengkeng),
kusambi (masing-masing yang digunakan
adalah akarnya), selanjutnya ditambah
peso-peso, dan jeruk Bali (Jeruti),
lengkuas, dengan jumlah yang sama
banyak. Proses pembuatan/pengolahan
mengobati penyakit obat sembur: mula-mula: semua bahan
bengkak (dibagian badan diparut, kemudian diremas-remas, bersama
manapun juga) serta dngan arang dapur, kemudian direndang.
53 Kepah Sterculia foetida
dirasakan sakit seperti Bila sudah matang ambil dan anginkan,
kena sengat, terasa enek, lalu sembur dengan air cuka. Pada waktu
seperti kesemutan melakukan pengobatan, ramuan tadi
diambil seperlunya kemudian dicampur
dengan ketumbar. Kunyah dimulut dan
langsung disemburkan ketempat yang
sakit. Demikian pengobatan dilakukan
secara kontinyu ditemukan tanda-tanda
kesembuhan
Daun karepetan, bawang, dan adas
Mengobatai penyakit
54 Kerepetan - dikunyah dalam mulut dan langsung
barah
disemburkan pada bagian yang sakit
Mengobati penyakit buh
yang tanpa diketahui
Daun kecubung, bawang, dan adas
sebabnya dan ditambah diproses menjadi obat semir (oles)
lagi dengan badasa
(bengkak urat daging)
Kemiri, bawang, dan adas dikunyah dalam
Mengobati penyakit
mulut dan langsung disemburkan pada
55 Bawang Allium cepa L. badasa batu
bagian yang sakit
Daun dausa besar yang sudah kuning tua,
Untuk daun kemiri yang sudah kuning tua, kunir
membatalkan/mengurung warangan, bawang, adas, dan garam yang
kan penyakit wuwutan sudah direndang (nyahnyah), dikunyah di
dan penyakit barah mulut dan langsung disemburkan pada
bagian yang sakit
Untuk membatalkan atau
mengurungakn penyakit
badasa dan tumbuhan
dalam hal ini Daun suren, kemiri jentung satu biji,
kebengkakan pada bawang satu biji, sari, tiriketuka, diolah
kelenjar limpa di pangkal menjadi obat semir (oles)
paha yang disebabkan
oleh karena adanya
infeksi pada urat daging
Akar dapdap yang dibakar, beras, dan inti
Mengobati mokan bawang yang sudah dibakar dibuat
(embokan) sebee menjadi obat semir untuk mengobati
bengkak
Daun dadap yang jatuh sendiri, kemiri
yang jatuh sendiri dari pohonnya, bawang,
Mengobati bengkak
dan adas sekaligus dikunyah dalam mulut,
bagian pinggir
kemudian langsung disemburkan pada
bagian pinggir bagian yang bengkak
28
Mengobati penyakit
Bawang, jeruk nipis, minyak kelapa, tanah
bebahi, yang
yang diambil dari sanggar kemulan
menampakan gejala
sebanyak 3 jumput. Diolah dengan
seperti orang edan yang
menggosokan pada batu cendana masuri.
berbicara ngawur tak
Langsung diparemkan.
menentu
akar lempeni, dan atinya bawang
ditumbuk halus, setelah itu dimasukkan ke
Mengobati mencret
dalam tuak manis. Kemudian langsung
diminum
30
daun sirih tua (kapkap), jebug arum yang
masing-masing diparut, dicampur lagi
mengobati penyakit dengan asam tanek dan air cendana.
muntah berak Semuanya dicampur, diremas-remas dan
diperas, lalu disaring. Hasilnya langsung
digunakan untuk obat minum.
kapkap (daun sirih tua), yang urat
58 Sirih Piper betle L. daunnya sejajar sebanyak 7 lembar dan
mengobati penyakit suka
diisi rajah, ditambah 7 biji merica dan
tidur, tak enak dan tak
garam. Dibuat menjadi obat minum, ampas
mau makan dan minum
pembuatan obat minumnya itu dipakai
sembur seluruh badan penderita
kapkap (daun sirih tua), yang urat
daunnya simetris. Daun sirih tersebut
mengobati penyakit
dirajah, selanjutnya di tambah dengan
tampak garang dan
ketumbar tiga musi tiga iris dan lengkuas
mengancam dengan
tiga iris semua bahan dicampur dan diolah
sikap marah kepada siapa
menjadi obat tetes pada hidung, telinga
saja yang dijumpainya
dan mata penderita. Ampasnya diambil
untuk djadikan boreh
daun sirih tua (kapkap) gantung yang
dalam sebuah cabang berisi 9 lembar daun,
mengobati penyakit serta urat daunnya sejajar. Kapkap tersebut
tiwang (mencret dan diremas bersama lempuyangyang telah
tampak gelisah) diparut. Kemudian isi dengan air gosokan
cendana bahan tersebut sekaligus. Kunyah
dalam mulut dan sembur pada perut.
daun sirih tua (kapkap) yang berurat
perawatan bagi orang simetris, anak alang-alang yang masih
yang tidak sembuh- lancip, dan air cendana direbus (dadah)
sembuh dari penyakit hingga benar-benar matang. Dibuat bedak
yang dideritanya parem (boreh), diurut pada penderita
dalam keadaan hangat.
Untuk mengurungkan
3 lembar daun sirih yang tua dan 3 buah
atau membatalkan
cabe bun dikunyah dalam mulut dan
penyakit yang telah
langsung disemburkan pada bagian yang
menyakiti seseorang dari
sakit
segala jenis penyakit
Buah sirih matang, umbi kunir,
lempuyang, temu giri, temu ireng, masing
masing 3 iris. Dicampurkan dengan
Mengobati penyakit
bawang putih, daringo, kelembak katsuri,
diare akut akibat
gigi geraham badak, gigi taring harimau,
penyakit tiwang bebahi
yang digosokon kemudian diambil air
gosokan tersebut. Lalu diteteskan pada
bagian perut.
Kakap (daun sirih), lengkuas, merica dan
Badan terasa gatal-gatal teriketuka diolah dalam bentuk obat
parem.
Mengobati penyakit buh
yang tanpa ada/diketahui Daun sirih tua (kakap) dan terituka
sebab-sebabnya (sebab dikunyah dalam mulut dan langsung
yang menyebabkan disemburkan pada bagian yang sakit
pembengkakan)
Lengkuas, belerang kuning, tai besi, terusi,
lempuyang, temulawak, dan bangle
Menderita sakit lalu
digoreng dalam kuali baja. Minyak
pevah-pevah pada
penggorengannya diambil, langsung
kulitnya (luka parang)
dilunaikan pada luka parangnya. Dapat
juga disertai dengan paremnya.
31
Kejanti, kencur, lempuyang, bangle,
mengobati penyakit suka jelawa, teriketuka, bawang, sinderong, air
menyanyi-nyanyi siang cuka dan semut hitam. Dibuat obat tetes
malam hidung dan telinga penderitanya.
Ampasnya dibuat parem (boreh) badannya
Pare, Lempuyang, Ketumbar, Teriketuka,
Air Cuka diolah untuk menjadi obat / jamu
minum. Dilanjutkan pula dengan obat
mengobati penyakit parem : (boreh) untuk seluruh tubuhnya
selalu suka gurau dan memakai bahan obat : kelor, munggi,
Zingiber intaran (semua bahan yg dipakai adalah
tertawa-tawa tak tentu
9 Lempuyang aromaticum kulitnya), 9 pucuk liligundi, campur
ada objek yang
ditertawakan dengan ubi melali (ubi yang tumbuh diatas
tanah, teriketuka dan air cuka.cara
pengolahan bedak parem,biasa seperti
diatas
lengkuas, lempuyang, dan cipakan. Semua
bahan ini diperlukan adalah pekatnya
airnya (bangketnya), kemudian ditambar
mengobati penyakit dengan air jeruk nipis,air cendana dan
kerambit kawisian minyak tandusan (kelapa). Akhirnya
(sejenis koreng), semua dicampur dan direbus(dadah)
kawisian (keracunan) sekaligus sampai matang. Obat ini
dan samoai tampak ada langsung dioleskan atau disemirkan, lebih
ulat (larva) pada lukanya baik digunakan dalam keadaan panas,
sepanjang si penderita mampu menahan
panasnya.
Tunas pada umbi batang lengkuas kapur,
kencur jantan, temu giri, jeruk linglang
(nipis), lempuyang (gamongan kedis),
belerang merah dan inggu. Diolah
sedemikian rupa, sebagai cara mengolah
obat tetes tersebut dahulu. Langsung
Pertolongan untuk orang
teteskan.
yang terkena bebahi
dengan bentuk obat tetes Temu kunci, kunir umbi, lempuyang,
kencur, temu tis, temu giri, temu lawak,
ditambah ginten cemeng, sari bunga
nagasari, sari kuning, katik cengkeh, dan
sampar wantu. Diolah sedemikian rupa
hingga mudah diteteskan pada hidung
sebagaimana tersebut terdahulu
daun sirih tua (kapkap) gantung yang
dalam sebuah cabang berisi 9 lembar daun,
Mengobati penyakit serta urat daunnya sejajar. Kapkap tersebut
tiwang (mencret dan diremas bersama lempuyang yang telah
tampak gelisah) diparut. Kemudian isi dengan air gosokan
cendana bahan tersebut sekaligus. Kunyah
dalam mulut dan sembur pada perut.
biah ganjair, cipakan pahit, temu konci,
Meniadakan segala lempuyang, kencur, lengkuas, air jeruk
bencana penyakit, antara nipis, air limau (yang sama banyaknya).
lain: kulit menjadi mati, Semua dicampur aduk (lebih baik jika
otot mati, daging mati, ditumbuk, kecuali air jeruk nipis dan
jajah mati, getih mati limau). Digodog semua hingga matang
dalam badan seseorang, benar, lalu campur dengan minyak
buyan, sangar rumpuh, tandusan (kelapa) yang belum selesai
edan (gila), serta sakit (roroban). Akhirnya ambil minyaknya,
kuning. kemudian digosokkan di seluruh badan
setiap hari.
32
Mengobati penyakit buh
yang tanpa ada/diketahui Lempuyang, berangbang, dan adas
sebab-sebabnya (sebab dikunyah dalam mulut dan langsung
yang menyebabkan disemburkan pada bagian yang sakit
pembengkakan)
Mengobati penyakit buh
yang tanpa ada/diketahui Lempuyang, berangbang, dan adas
60 Berangbang - sebab-sebabnya (sebab dikunyah dalam mulut dan langsung
yang menyebabkan disemburkan pada bagian yang sakit
pembengkakan)
33
kulit batang dedap yang dikerik dan
Mengobati mencret
kencur, dikunyah dan disembur di perut.
Mengobati tiwang 3 buah pucuk dedap, inti bawang.
(mencret dan tampak Dikunyah dalam mulut dan disembur pada
gelisah) kerongkongan.
34
70 Cabe bun Piper Mengobati kaki
retrofractum membengkak terasa
cabe bun, dijadikan obat semir (oles)
sakit, panas membara
serta mora
Mengobati penyakit kusta Teriketuka, buah pinang tua (jebug), cabe
bun langsung disemburkan pada kustanya
Untuk penyakit kusta
Daun cabe bun dan air limau dibuat dalam
yuyu (yang bentuknya
bentuk semir
mirip kepiting)
Cabe bun dan garam digiling sampai
Mengobati penyakit
halus kemudian langsung ditempelkan
badasa batu
pada bagian badan yang terasa sakit
mengobati tiwang kulit entut balu, buah pinang tua, masui,
(mencret dan tampak ketumbar dan kencur dikunyah dalam
gelisah) mulut dan disembur di ulu ati.
71 Pinang Areca catechu
Mengobai penyakit Teriketuka, buah pinang tua (jebug), cabe
kusta bun langsung disemburkan pada kustanya
35
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
Obat untuk seseorang
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
yang menderita penyakit
jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
seperti lemah, letih,
maja keling, sinderong lengkap, air arak
enggan, bingung, kesal,
Terminalia perahu (berasal dari seberang), berem,
hati selalu sedih, wajah
73 Jelawe bellerica madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
selalu tampak suram
tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
karena terkena sihir atau
dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
guna-guna dari orang
diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
yang dengki (iri hati).
diperas dan diambil airnya (untuk segala
Hal semikian membuat
jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
orang akan menjadi gila,
seperti cengkeh dsbnya, digiling.
tiwang (kejang, kaku),
Disiapkan madu, arak, berem, cuka
salah lihat (ilusi), dan
dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
segala akibat buruk yang
Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
lain termasuk terkena
lainnya dimasak dalam kuali yang besar
penyakit tuju desti.
dan campur sekaligus (kecuali berem,
Obatnya berbentuk jamu
madu, dan arak yang dituang atau
minum.
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
Mengobati penyakit
Jelawe, bangle diolah dengan
bebahi, yang
menggosokan pada batu cendana masuri.
menampakan gejala
seperti orang edan yang Batu terlebih dahulu di isi air secukupnya.
berbicara ngawur tak Hasil gosokan langsung diparemkan pada
memnentu penderita.
Kulit kayu, mangga hijau, jeruk purut,
temu giri, temu ireng, temu tis,Kunir,
tangkai cengkeh, merica, pala, sempar
Mengobati penyakit wantu, jelawe, pula sahi, biji lenga, musi,
Mangifera
74 Mangga diare akut akibat ginten cemeng, tumbar bolong, garam,
indica
penyakit tiwang bebahi gula pasir, disesuaikan jumlahnya lalu
direbus hingga mendidih. Kemudian
diambil sarinya lalu diminum. Dosisnya
disesuaikan dengan penyakit pasien
Kulit kayu, mangga hijau, jeruk purut,
temu giri, temu ireng, temu tis,Kunir,
tangkai cengkeh, merica, pala, sempar
Mengobati penyakit wantu, jelawe, pula sahi, biji lenga, musi,
diare akut akibat ginten cemeng, jeruk nipis, tumbar bolong,
penyakit tiwang bebahi garam, gula pasir, disesuaikan jumlahnya
lalu direbus hingga mendidih. Kemudian
diambil sarinya lalu diminum. Dosisnya
Curcuma disesuaikan dengan penyakit pasien
75 Temu ireng
aeruginosa
Buah sirih matang, umbi kunir,
lempuyang, temu giri, temu ireng, masing
Obat tetes untuk masing 3 iris. Dicampurkan dengan
mengobati penyakit diare bawang putih, daringo, kelembak katsuri,
akut akibat penyakit gigi geraham badak, gigi taring harimau,
tiwang bebahi yang digosokon kemudian diambil air
gosokan tersebut. Lalu diteteskan pada
bagian perut.
36
Obat untuk penyakit
Pare puwuh, teter, teri ketuka, diolah
bengkak tanpa diketahui
dibuat parem. Langsung diparemkan;
penebabnya
Pare, Lempuyang, Ketumbar, Teriketuka,
Air Cuka diolah untuk menjadi obat / jamu
minum. Dilanjutkan pula dengan obat
Momordica mengobati penyakit parem : (boreh) untuk seluruh tubuhnya
76 Pare
charantia selalu suka gurau dan memakai bahan obat : kelor, munggi,
tertawa-tawa tak tentu intaran (semua bahan yg dipakai adalah
ada objek yang kulitnya), 9 pucuk liligundi, campur
ditertawakan dengan ubi melali (ubi yang tumbuh diatas
tanah, teriketuka dan air cuka.cara
pengolahan bedak parem,biasa seperti
diatas
Daun dausa keling, daun teked-teked,
jeruk nipis dan garam direbus/digodok
Justicia Badan kotor (daki) kurus
77 Dausa Keling atau dimasak dalam air. Hasil rebusan itu
gandarusa keriput, atau sakit gudig
diminumkan secara tetap sampai tampak
tanda-tanda kesembuhan.
Kulit kayu ara beras, kulit kayu
katrangan, dan kulit mangga hijau diiris-
78 Ara beras (ee Badan kotor (daki) kurus iris dan dijemur hingga kering. Setelah itu
Oryza sativa
baa) keriput, atau sakit gudig direndang (nyah-nyah), kemudian digiling
haluss dan buat menjadi obat parem
(boreh).
Kulit kayu ara beras, kulit kayu
katrangan, dan kulit mangga hijau diiris-
Badan kotor (daki) kurus iris dan dijemur hingga kering. Setelah itu
79 Katrangan -
keriput, atau sakit gudig direndang (nyah-nyah), kemudian digiling
haluss dan buat menjadi obat parem
(boreh).
Kulit kayu ara beras, kulit kayu katrangan,
dan kulit mangga hijau diiris-iris dan
Mangifera Badan kotor (daki) kurus dijemur hingga kering. Setelah itu
80 Mangga hijau
indica keriput, atau sakit gudig direndang (nyah-nyah), kemudian digiling
haluss dan buat menjadi obat parem
(boreh).
Miana cemeng, daun selasih merik,
kakap, lengkuas, merica masuri digiling
Ocimum
81 Selasih merik Badan gatal-gatal lumat-lumat, kemudian dicampur air
basilicum
hangat dan langsung diparemkan
(borehkan).
Badan gatal dan bintil- Daun pepe, daun pisang saba, lengkuas,
Gymnema
82 Pepe bintil (seperti digigit kemiri, bawang dan adas dibuat dalam
reticulatum
nyamuk) bentuk paremnya.
Badan gatal dan bintil- Daun pepe, daun pisang saba, lengkuas,
Musa acuminata
83 Pisang saba bintil (seperti digigit kemiri, bawang dan adas dibuat dalam
- balbisiana
nyamuk) bentuk paremnya.
37
Pucuk muda dedap wong (dedap
berduri), kunir warangan, kapur bubuk
digiling bersama-sama. Kemudian
bungkus dengan daun pisang yang agak
tebal (beberapa lapis daun). Bungkusan
Badan gatal karena
tersebut lalu dibakar (tambus). Setelah
terkena upas payang,
diperkirakan cukup matang, lalu diambil
Erythrina yang pada kulit badannya
dan langsung dibedak paremkan (diukur
84 Dedap wong tampak menebal penuh
hypaphorus daya tahan si penderita) terhadap panasnya
dengan bintik seperti
obat parem yang baru diambil dikeluarkan
bekas gigitan nyamuk
dari dalam bungkusnya. sebelum dibedak
(pacebleg-bleg)
paremkan, si penderita harus dimandikan
terlebih dhaulu. air mandinya teridiri dari
air panas yang waktu merebusnya harus
diisi dengan segenggam daun sirih tua
(kapkap)
38
Ficus rumphii Akar beringin, akar ancak, dan menyan
89 Ancak Kaseko (kaselio)
Bl. dijadikan bentuk bedak parem (boreh)
39
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
yang menderita penyakit maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih, perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal, madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
Kaempferia
karena terkena sihir atau diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
96 Kencur galanga L
guna-guna dari orang diperas dan diambil airnya (untuk segala
yang dengki (iri hati). jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
Hal semikian membuat seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila, Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku), dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
salah lihat (ilusi), dan Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti. madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum. bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
Kencur, jangu, dasun yang manunggal
(tak ada anaknya) diolajh demikian rupa
Jika muka sembab
kemudian langsung diparemkan/
(cemul) berbenjol
dibedakkan di muka yang tampak benjol
secara rutin sampai tampak kesembuhan
mengobati tiwang kulit entut balu, buah pinang tua, masui,
(mencret dan tampak ketumbar dan kencur dikunyah dalam
gelisah) mulut dan disembur di ulu ati.
biah ganjair, cipakan pahit, temu konci,
meniadakan segala lempuyang, kencur, lengkuas, air jeruk
bencana penyakit, antara nipis, air limau (yang sama banyaknya).
lain: kulit menjadi mati, Semua dicampur aduk (lebih baik jika
otot mati, daging mati, ditumbuk, kecuali air jeruk nipis dan
jajah mati, getih mati limau). Digodog semua hingga matang
dalam badan seseorang, benar, lalu campur dengan minyak
buyan, sangar rumpuh, tandusan (kelapa) yang belum selesai
edan (gila), serta sakit (roroban). Akhirnya ambil minyaknya,
kuning. kemudian digosokkan di seluruh badan
setiap hari.
Sakit encak (luka kena Beras putih dengan kencur dikunyah di
tindih benda hingga mulut dan langsung disemurkan pada
memar) bagian yang terkena sakit encak.
40
Akar terung keripit, kayu angket, dan
teriketuka digiling halus-halus, kemudian
tetesi dengan minyak kelapa seperlunya,
Solanum
98 Terung keripit Luka borok dan ramuan obat ini digodog (direbus).
melongena
Dalam keadaan maish hangat pada luka
penderita (diukur daya tahan penderita
terhadap panasnya).
Akar terung keripit, kayu angket, dan
teriketuka digiling halus-halus, kemudian
tetesi dengan minyak kelapa seperlunya,
Physalis
99 Angket Luka borok dan ramuan obat ini digodog (direbus).
angulata
Dalam keadaan maish hangat pada luka
penderita (diukur daya tahan penderita
terhadap panasnya).
Daun delima dan sejumpat beras digiling
Punica Luka gatal disela-sela
100 Delima kemudian dicampur dengan air hangat,
granatum L. jari kaki (bisakan)
dan langsung diparemkan.
Cerbera Luka gigitan anjing yang Getah bintara dipakai dengan meneteskan
105 Bintara
manghas tidak parah atau dalam pada luka bekas gigitan anjing tersebut.
41
kulit kayu kelor, temu konci, garam dapur
107 Kelor Moringa yang direndang dan terikuetuka. Semua
oleifera digiling sekaligus sampai halus. Airnya
mengobati segala jenis
penyakit kusta digunakan air hangat, lebih baik memakai
cuka yang telah disimpan tahunan. Obat
ini dibuat dalam bentuk bedak parem
(boreh).
mengobati luka yang
daun nenas dikerik, dan dicari lublubnya,
108 Nenas Ananas comosus sudah menahun (tahunan
dan langsung ditempel pada luka.
lamanya)
daun kemiri yang jatuh sendiri, daun
dedap, daun beringin, daun buangkit,
daun limau, daun terong dan ditambah
mengobati penyakit kulit
sepet-sepet, tumbar bolong dan lengkuas.
jika timbul bintil-bintil
Kecuali bahan yang terdiri dedaunan,
109 Buangkit - kemudian memecah
semua direndang (dinyahnyah), akhirnya
keluar nanah (pakaplis-
bahan-bahan itu dikunyah sekaligus
plis)
sebanyak-banyak yang diperlukan, lalu
disemburkan pada kulit yang keluar bintil-
bintil.
daun kemiri yang jatuh sendiri, daun
dedap, daun beringin, daun buangkit, daun
limau, daun terong dan ditambah sepet-
mengobati penyakit kulit
sepet, tumbar bolong dan lengkuas.
jika timbul bintil-bintil
Coriandrum Kecuali bahan yang terdiri dedaunan,
110 Tumbar bolong kemudian memecah
sativum semua direndang (dinyahnyah), akhirnya
keluar nanah (pakaplis-
bahan-bahan itu dikunyah sekaligus
plis)
sebanyak-banyak yang diperlukan, lalu
disemburkan pada kulit yang keluar bintil-
bintil.
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
Untuk segala jenis
jebug arum (pala), cengkeh , sintok,
penyakit Tuju, baik tuju
masui, jinten cemeng, menyan, angkak,
Cinnamomum dewi, tuju bicari, seperti
111 Sintok pekak, temukus, dan teriketuka. Mula-
sintok kemasukan bebai dll.
mula bahan itu ditumbuk/digiling semua
Dengan obat bentuk tetes
(kecuali air baem dan darah warak).
hidung
Kemudian diperas dicari airnya yang pekat
dan terakhir disaring. Dicampur dengan
asuhan graham dari darah warak. Setelah
itu diisi air jeruk nipis dan beberapa lama
dibiarkan supaya terjadi endapan. Diambil
cairannya yang tampak bening dan
langsung teteskan pada hidung penderita.
buah kecubung, sintok, masuri, cengkeh,
belerang merah, belerang kuning. Mula-
mengobati penyakit luka- mula ditumbuk lalu digoreng dengan
luka koreng minyak kelapa. Minyak penggorengannya
diambil untuk obat semir/lumas pada
baguan badan yang tumbuh koreng.
buah kecubung, sintok, masuri, cengkeh,
belerang merah, belerang kuning. Mula-
mengobati penyakit luka- mula ditumbuk lalu digoreng dengan
luka koreng minyak kelapa. Minyak penggorengannya
diambil untuk obat semir/lumas pada
baguan badan yang tumbuh koreng.
42
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
jebug arum (pala), cengkeh , sintok,
Untuk segala jenis masui, jinten cemeng, menyan, angkak,
penyakit Tuju, baik tuju pekak, temukus, dan teriketuka. Mula-
112 Masuri / masui - dewi, tuju bicari, seperti mula bahan itu ditumbuk/digiling semua
kemasukan bebai dll. (kecuali air baem dan darah warak).
Dengan obat bentuk tetes Kemudian diperas dicari airnya yang pekat
hidung dan terakhir disaring. Dicampur dengan
asuhan graham dari darah warak. Setelah
itu diisi air jeruk nipis dan beberapa lama
dibiarkan supaya terjadi endapan. Diambil
cairannya yang tampak bening dan
langsung teteskan pada hidung penderita.
45
kulit pohon sancat (kenanga), kulit pohon
majagaru, kulit pohon cempaka kuning,
kulit pohon dedap, kulit kayu cenangga
mengobati badan yang
dan beras merah digiling halus. Kemudian
Cempaka Michelia dirasakan sakit, ngilu,
129 dibungkus dengan daun pisang lalu
kuning champaca L nyeri di seluruh bagian
dibakar dalam abu bara. Sewaktu
tubuh
diperkirakan matang, diisi dengan air
cendana. Langsung diparemkan sampai
beberapa hari secara teratur.
biah ganjair, cipakan pahit, temu konci,
meniadakan segala lempuyang, kencur, lengkuas, air jeruk
bencana penyakit, antara nipis, air limau (yang sama banyaknya).
lain: kulit menjadi mati, Semua dicampur aduk (lebih baik jika
otot mati, daging mati, ditumbuk, kecuali air jeruk nipis dan
130 Biah ganjair - jajah mati, getih mati limau). Digodog semua hingga matang
dalam badan seseorang, benar, lalu campur dengan minyak
buyan, sangar rumpuh, tandusan (kelapa) yang belum selesai
edan (gila), serta sakit (roroban). Akhirnya ambil minyaknya,
kuning. kemudian digosokkan di seluruh badan
setiap hari.
Selasih harum sakawit, miana cemeng,
buyung-buyung (yang dipergunakan
tersebut didepan : daunnya).Cara
pengolahan obat : mula-mula ditumbuk,
mengobati penyakit tidak
kemudian diremas-remas bersama-sama
betah dirumah, selalu
dengan semut hitam (sidem) dan semut
suka keluar rumah tak
nungging (semut yang posisi tegaknya
tentu arah tujuannya
pantat di atas/tinggi, kepala di
Coleus
bawah/rendah).Terakhir diperas dicari
131 Miana Cemeng arthopurpureus
airnya. Ini diggunakan untuk obat tetes
Benth
pada mata dan teling penderita
Miana cemeng sekawit, garam dan arang
dapur. Dibuat menjadi obat minumnya,
serta obat tetes mata dan
mengobati segala jenis
hidungnya.Ampasnya dipakai untuk bedak
penyakit gila
pada mukanya. Jika penyakitnya tidak
berkurang, cobalah dipakai: air
lengkuas(yang diperoleh dari proses
pengendapan),adas,garam dan arang abu
dapur. Diolah menjadi obat jamu
minum,ampasnya diambil untuk menjadi
bahan obat sembur pada seluruh tubuhnya
Selasih harum sakawit, miana cemeng,
buyung-buyung (yang dipergunakan
tersebut didepan: daunnya).Cara
pengolahan obat : mula-mula ditumbuk,
mengobati penyakit tidak
kemudian diremas-remas bersama-sama
Vernonia betah dirumah, selalu
132 Buyung-buyung dengan semut hitam (sidem) dan semut
cinerea suka keluar rumah tak
nungging (semut yang posisi tegaknya
tentu arah tujuannya
pantat di atas/tinggi, kepala di
bawah/rendah).Terakhir diperas dicari
airnya. Ini diggunakan untuk obat tetes
pada mata dan teling penderita
46
Paci-paci beseta bunganya (perlu diingat
bahwa memetik/mengambil jangan sampai
Mengobati penyakit ayan kena bayangan badan), kemiri,jebugarum
Leucas
133 Paci-Paci dan sering mengalamai (pala), jangu, musi, lengkuas. Dibuat
lavandulifolia
pingsan menjadi obat jamu minum. Ampas
pembuatan jamu minumnya dipakai bedak
parem
Tunas pada umbi batang lengkuas kapur,
kencur jantan, temu giri, jeruk linglang
Pertolongan untuk orang (nipis), lempuyang (gamongan kedis),
yang terkena bebahi belerang merah dan inggu. Diolah
dengan bentuk obat tetes sedemikian rupa, sebagai cara mengolah
obat tetes tersebut dahulu. Langsung
Acorus calamus teteskan.
134 Jangu
L. Paci-paci beseta bunganya (perlu diingat
bahwa memetik/mengambil jangan sampai
Mengobati penyakit ayan kena bayangan badan), kemiri,jebugarum
dan sering mengalamai (pala), jangu, musi, lengkuas. Dibuat
pingsan menjadi obat jamu minum. Ampas
pembuatan jamu minumnya dipakai bedak
parem
Mengobati penyakit
selalu berkata-kata atau
bicara sendiri, tak
Merica putih yang digiling halus, air
menentu atau tak berarti,
jeruk nipis, Merica dan jeruk diremas
kadang-kadang memaki-
135 Merica Putih Piper nigrum bersama-sama semut hitam, hasilnya
maki, dan suka makan
diteteskan pada mata, telinga dan hidung
sesuatu yang tidak pantas
penderita
untuk dimakan.Jenis gila
yang demikian disebut
"Edan Kabin Taha"
Mengobati Penyakit Bila Kelapa muda mulung (air bungkak),
ia selalu menangis dan kemiri jentung, kemiri biasa masing-
meratap-ratap masing sebiji, bawang, musi dan ketumbar.
136 Kelapa Muda Cocos nucifera memanggil nama Bahan diolah untuk obat tetes hidung,
seseorang, siang dan mata dan telinga penderita. Sedang
malam ampasnya dipakai bedak parem
Kejanti, kencur, lempuyang, bangle,
mengobati penyakit suka jelawa, teriketuka, bawang, sinderong, air
137 Kejanti menyanyi-nyanyi siang cuka dan semut hitam. Dibuat obat tetes
malam hidung dan telinga penderitanya.
Ampasnya dibuat parem (boreh) badannya
Kejanti, kencur, lempuyang, bangle,
mengobati penyakit suka jelawa, teriketuka, bawang, sinderong, air
Terminalia
138 Jelawa menyanyi-nyanyi siang cuka dan semut hitam. Dibuat obat tetes
bellerica
malam hidung dan telinga penderitanya.
Ampasnya dibuat parem (boreh) badannya
Lenga wangi, selasih harum, musi
Mengobati penyakit suka
Sesamum lengkuas. Dibuat menjadi obat tetes hidung
139 Lenga Wangi ngomel dan bersungut-
orientale dan telinga.Ampasnya dibuat bedak parem
sungut dan merengut
(boreh)
liligundi, kantewali, musi, jebugarum, air
mengobati bengkak- cuka.Bahan-bahan ini dicampur dan
140 Kantewali
bengkak di badan dimasak sekaligus.setelah matang, airnya
diambil dan dipakai obat minum
47
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
Elephantopus kukus hingga matang benar-benar. Setelah
141 Tapak Liman Mengobati sakit panas
scaber L itu diperas dan diambil airnya. Disamping
itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat
diendapkan,kemudian diambil air
beningnya.inilah yang dipakai obat
tetesnya (mata dan telinga) penderita
disamping untuk obat minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
Saccharum
142 Gelagah Mengobati sakit panas kukus hingga matang benar-benar. Setelah
spontaneum
itu diperas dan diambil airnya. Disamping
itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat diendapkan,
kemudian diambil air beningnya.inilah
yang dipakai obat tetesnya (mata dan
telinga) penderita disamping untuk obat
minum, ampasnya
dipakai untuk boreh
48
Selegui jantan, dan selegui yang betina,
tapak liman, gelagah, alang-alang, urang-
aring (kasimbukan), semuanya yang
dipakai adalah kulit akarnya yg masih
muda, ditambah dengan pulasari,
jinten,cemeng, bawang, adas, sepet-sepet,
lungid, lublub dedap, lublub kendal,
belingo harum, tombong, seiris dan beras.
Cara pengolahan : mula-mula semua
digiling/ditumbuk halus-halus,kemudian
lengkuas dengan daun pisang (tum), lalu
Alyxia kukus hingga matang benar-benar. Setelah
143 Pulasari Mengobati sakit panas
reinwardtii BL itu diperas dan diambil airnya. Disamping
itu diisi air tebu yang hitam warnanya.
Tebu mula-mula dibakar/tambus. setelah
tebu diperkirakan matang kemudian
diperas dan diambil airnya. Air tebu ini
dicampur dengan air olahan ramuan
terdahulu. Beberapa saat diendapkan,
kemudian diambil air beningnya.inilah
yang dipakai obat tetesnya (mata dan
telinga) penderita disamping untuk obat
minum, ampasnya dipakai untuk boreh
49
Temu kunci, kunir umbi, lempuyang,
kencur, temu tis, temu giri, temu lawak,
ditambah ginten cemeng, sari bunga
nagasari, sari kuning, katik cengkeh, dan
sampar wantu. Diolah sedemikian rupa
hingga mudah diteteskan pada hidung
Pertolongan untuk orang
Curcuma sebagaimana tersebut terdahulu
147 Temu Giri yang terkena bebahi
heyneana Tunas pada umbi batang lengkuas kapur,
dengan bentuk obat tetes
kencur jantan, temu giri, jeruk linglang
(nipis), lempuyang (gamongan kedis),
belerang merah dan inggu. Diolah
sedemikian rupa, sebagai cara mengolah
obat tetes tersebut dahulu. Langsung
teteskan.
Temu kunci, kunir umbi, lempuyang,
kencur, temu tis, temu giri, temu lawak,
Pertolongan untuk orang ditambah ginten cemeng, sari bunga
Curcuma
148 Temu tis yang terkena bebahi nagasari, sari kuning, katik cengkeh, dan
purpurascens
dengan bentuk obat tetes sampar wantu. Diolah sedemikian rupa
hingga mudah diteteskan pada hidung
sebagaimana tersebut terdahulu
Tunas pada umbi batang lengkuas kapur,
kencur jantan, temu giri, jeruk linglang
(nipis), lempuyang (gamongan kedis),
belerang merah dan inggu. Diolah
sedemikian rupa, sebagai cara mengolah
Ruta Pertolongan untuk orang obat tetes tersebut dahulu. Langsung
149 Inggu angustifolia yang terkena bebahi teteskan.
(L.)Pers dengan bentuk obat tetes
Inggu, belerang merah, kayu dara,
liligundi jawa, jeruk linglang (nipis),
bawang yang berwarna putih. Diolah
sedemikian rupa hingga mudah diteteskan
pada hidung. Langsung teteskan
50
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
jebug arum (pala), cengkeh , sintok, masui,
Untuk segala jenis jinten cemeng, menyan, angkak, pekak,
penyakit Tuju, baik tuju temukus, dan teriketuka. Mula-mula bahan
Rosa canina
154 dewi, tuju bicari, seperti itu ditumbuk/digiling semua (kecuali air
Mawar
kemasukan bebai dll. baem dan darah warak). Kemudian diperas
Dengan obat bentuk tetes dicari airnya yang pekat dan terakhir
hidung disaring. Dicampur dengan asuhan graham
dari darah warak. Setelah itu diisi air jeruk
nipis dan beberapa lama dibiarkan supaya
terjadi endapan. Diambil cairannya yang
tampak bening dan langsung teteskan pada
hidung penderita.
51
Obat untuk seseorang Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
yang menderita penyakit jenis temu-temu ( termasuk kunir,
seperti lemah, letih, lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
enggan, bingung, kesal, hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
hati selalu sedih, wajah arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
selalu tampak suram jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
karena terkena sihir atau maja keling, sinderong lengkap, air arak
guna-guna dari orang perahu (berasal dari seberang), berem,
yang dengki (iri hati). madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
Hal semikian membuat tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
orang akan menjadi gila, dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
tiwang (kejang, kaku), diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
salah lihat (ilusi), dan diperas dan diambil airnya (untuk segala
segala akibat buruk yang jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
lain termasuk terkena seperti cengkeh dsbnya, digiling.
penyakit tuju desti. Disiapkan madu, arak, berem, cuka
Obatnya berbentuk jamu dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
minum. Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
lainnya dimasak dalam kuali yang besar
dan campur sekaligus (kecuali berem,
madu, dan arak yang dituang atau
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
jebug arum (pala), cengkeh , sintok, masui,
Untuk segala jenis jinten cemeng, menyan, angkak, pekak,
penyakit Tuju, baik tuju temukus, dan teriketuka. Mula-mula bahan
dewi, tuju bicari, seperti itu ditumbuk/digiling semua (kecuali air
kemasukan bebai dll. baem dan darah warak). Kemudian diperas
Dengan obat bentuk tetes dicari airnya yang pekat dan terakhir
hidung disaring. Dicampur dengan asuhan graham
dari darah warak. Setelah itu diisi air jeruk
nipis dan beberapa lama dibiarkan supaya
terjadi endapan. Diambil cairannya yang
tampak bening dan langsung teteskan pada
hidung penderita.
52
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang
157 Meja Keling - jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
yang menderita penyakit
maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih,
perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal,
madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah
tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram
dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
karena terkena sihir atau
diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
guna-guna dari orang
diperas dan diambil airnya (untuk segala
yang dengki (iri hati).
jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
Hal semikian membuat
seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila,
Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku),
dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
salah lihat (ilusi), dan
Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang
lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena
dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti.
madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum.
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
53
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
158 Menyan Styrax benzoin yang menderita penyakit maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih, perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal, madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
karena terkena sihir atau diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
guna-guna dari orang diperas dan diambil airnya (untuk segala
yang dengki (iri hati). jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
Hal semikian membuat seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila, Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku), dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
salah lihat (ilusi), dan Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti. madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum. bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
bunga mawar,kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
jebug arum (pala), cengkeh , sintok, masui,
Untuk segala jenis
jinten cemeng, menyan, angkak, pekak,
penyakit Tuju, baik tuju
temukus, dan teriketuka. Mula-mula bahan
dewi, tuju bicari, seperti
159 Angkak - itu ditumbuk/digiling semua (kecuali air
kemasukan bebai dll.
baem dan darah warak). Kemudian diperas
Dengan obat bentuk tetes
dicari airnya yang pekat dan terakhir
hidung
disaring. Dicampur dengan asuhan graham
dari darah warak. Setelah itu diisi air jeruk
nipis dan beberapa lama dibiarkan supaya
terjadi endapan. Diambil cairannya yang
tampak bening dan langsung teteskan pada
hidung penderita.
54
bunga mawar, kelembak, kesturi, baem
(graham) badak yang diasuh dibatu, darah
badak yang juga diasah (diambil airnya),
dicampur dengan maja kane, maja keling,
jebug arum (pala), cengkeh , sintok, masui,
Untuk segala jenis jinten cemeng, menyan, angkak, pekak,
penyakit Tuju, baik tuju temukus, dan teriketuka. Mula-mula bahan
dewi, tuju bicari, seperti itu ditumbuk/digiling semua (kecuali air
160 Pekak Illicium verum
kemasukan bebai dll. baem dan darah warak). Kemudian diperas
Dengan obat bentuk tetes dicari airnya yang pekat dan terakhir
hidung disaring. Dicampur dengan asuhan graham
dari darah warak. Setelah itu diisi air jeruk
nipis dan beberapa lama dibiarkan supaya
terjadi endapan. Diambil cairannya yang
tampak bening dan langsung teteskan pada
hidung penderita.
55
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu (termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
Temukus Obat untuk seseorang hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
161 Piper cubeba L. yang menderita penyakit arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
seperti lemah, letih, jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
enggan, bingung, kesal, maja keling, sinderong lengkap, air arak
hati selalu sedih, wajah perahu (berasal dari seberang), berem,
selalu tampak suram madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
karena terkena sihir atau tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
guna-guna dari orang dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
yang dengki (iri hati). diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
Hal semikian membuat diperas dan diambil airnya (untuk segala
orang akan menjadi gila, jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
tiwang (kejang, kaku), seperti cengkeh dsbnya, digiling.
salah lihat (ilusi), dan Disiapkan madu, arak, berem, cuka
segala akibat buruk yang dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
lain termasuk terkena Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
penyakit tuju desti. lainnya dimasak dalam kuali yang besar
Obatnya berbentuk jamu dan campur sekaligus (kecuali berem,
minum. madu, dan arak yang dituang atau
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
56
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
yang menderita penyakit maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih, perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal, madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
karena terkena sihir atau diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
guna-guna dari orang diperas dan diambil airnya (untuk segala
Oryza sativa yang dengki (iri hati). jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
163 Ketan merah
glotinosa Hal semikian membuat seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila, Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku), dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
salah lihat (ilusi), dan Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti. madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum. bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
Obat untuk seseorang Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
yang menderita penyakit jenis temu-temu (termasuk kunir,
seperti lemah, letih, lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
164 Sampar wantu - enggan, bingung, kesal, hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
hati selalu sedih, wajah arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
selalu tampak suram jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
karena terkena sihir atau maja keling, sinderong lengkap, air arak
guna-guna dari orang perahu (berasal dari seberang), berem,
yang dengki (iri hati). madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
Hal semikian membuat tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
orang akan menjadi gila, dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
tiwang (kejang, kaku), diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
salah lihat (ilusi), dan diperas dan diambil airnya (untuk segala
segala akibat buruk yang jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
lain termasuk terkena seperti cengkeh dsbnya, digiling.
penyakit tuju desti. Disiapkan madu, arak, berem, cuka
Obatnya berbentuk jamu dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
minum. Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
lainnya dimasak dalam kuali yang besar
dan campur sekaligus (kecuali berem,
madu, dan arak yang dituang atau
dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
57
Jeruk purut sakawit beserta buahnya, 7
jenis temu-temu ( termasuk kunir,
lengkuas, kencur), ketan merah, ketan
hitam, jelawe pahit, buah pala (jebug
arum), cengkeh, temukus, sampar wantu,
Obat untuk seseorang jelawe, pala, menyan madu, maja kane,
yang menderita penyakit maja keling, sinderong lengkap, air arak
seperti lemah, letih, perahu (berasal dari seberang), berem,
enggan, bingung, kesal, madu asli, jeruk nipis, arak yang tersimpan
hati selalu sedih, wajah tahunan. Semua bahan tersebut ditakar
selalu tampak suram dalam jumlah yang seimbang. Temu-temu
karena terkena sihir atau diparut dan diperas diambil airnya. Jeruk
guna-guna dari orang diperas dan diambil airnya (untuk segala
yang dengki (iri hati). jenis jeruk). Rempah-rempah (sinderong)
Hal semikian membuat seperti cengkeh dsbnya, digiling.
orang akan menjadi gila, Disiapkan madu, arak, berem, cuka
tiwang (kejang, kaku), dsbnya. Pilih hari baik untuk memasak.
165 Sinderong - salah lihat (ilusi), dan Semua rempah-rempah dan bahan-bahan
segala akibat buruk yang lainnya dimasak dalam kuali yang besar
lain termasuk terkena dan campur sekaligus (kecuali berem,
penyakit tuju desti. madu, dan arak yang dituang atau
Obatnya berbentuk jamu dicampur belakangan, yaitu setelah bahan-
minum. bahan sudah masak. tidak perlu isi air.
Setelah semua bahan tertuang dan
bercampur, biarkan beberapa ssat lamanya,
kemudian diambil beningnya atau sarinya,
Ini dijadikan obat minum. Ampasnya
boleh dibuat menjadi bedak parem.
(2)
58
3 Jamu minum (loloh) Bahan ramuan dicampurkan, dihaluskan kemudian disaring. Ada
juga yang ditambah air panas terlebih dahulu kemudian disaring.
4 Obat semir (oles) Bentuk dan cara pengolahannya sama dengan urap atau lumur,
tapi saat menggunakan dengan memakai alat berupa lidi atau bulu
ayam.
5 Obat sembur Bahan ramuan dikunyah setelah lumat langsung disemburkan
pada bagian yang sakit
6 Obat lumas Bentuk dan pengolahan seperti parem tapi lebih cair dan cara
(lepoakna) pemakaian dengan oleskan pada bagian yang sakit.
7 Minyak urut/gosok Bahan-bahan dicampurkan dengan minyak kemudian diurutkan
pada bagian yang sakit.
8 Parem Bentuk dan pengolahan seperti boreh tapi lebih padat dan cara
pemakaian dengan ditempelkan kebagian yang sakit, biasanya
dipusat nadi.
9 Tetes Berbentuk cair, dalam penggunaannya langsung diteteskan ke
bagian mata, telinga atau hidung yang sakit. Kadang sebelum
digunakan diolah terlebih dahulu dengan cara diperas atau
dikukus untuk mendapatkan cairannya.
10 Tuju Rematik, bengkak berpindah.
(2,3)
59
BAB III
PEMBAHASAN
60
Kelopak bunga berbentuk corong dan pangkalnya saling berlekatan. Mahkota bunga berbentuk
bintang dengan panjang 4-5 mm. Benang sari banyak, panjangnya 5 mm. Tangkai putik pendek,
saat masih muda berwarna hijau dan setelah tua berwarna merah. Buah buni, berbentuk bulat telur,
panjangnya 2-2,5 cm dan berwarna merah kehitaman. Bijinya kecil, berdiameter 4 mm dan
berwarna coklat muda. Akarnya berupa akar tunggang dan berwarna coklat.(4)
3.1.4 Kandungan Kimia
Minyak cengkeh dapat diisolasi dari daun (1-4%), batang (5-10%), maupun bunga cengkeh
(10-20%). Minyak atsiri dari bunga cengkeh memiliki kualitas terbaik dan memiliki harga yang
cukup mahal karena rendemennnya tinggi dan mengandung eugenol mencapai 80-90%.
Kelimpahan komponen-komponen dalam minyak cengkeh bergantung dari jenis, asal tanaman,
metode isolasi, dan metode analisa yang digunakan. Minyak cengkeh umumnya diisolasi dari bunga
cengkeh kering. Proses pengeringan bertujuan sebagai teknik pengawetan bunga cengkeh setelah
panen untuk keperluan berbagai industri makanan, farmasi, dan kosmetik. Berdasarkan penelitian,
bunga cengkeh segar didistilasi dan dihasilkan minyak cengkeh dengan eugenol sebanyak 47,57%,
-karyofilen 35,42%, eugenil asetat 13,42%.(6)
Minyak cengkeh mengandung 6 komponen yaitu, eugenol 81,2%, trans-karyofilen 3,92%,
alfa-humulen 0,45%, eugenil asetat 12,43%, karyofilen oksida 0,25% dan trimetoksiasetofenon
0,53%. Minyak cengkeh hasil distilasi uap mengandung 6 komponen teridentifikasi yang mewakili
98,78% dari minyak bunga cengkeh. Dari 6 komponen tersebut, 3 diantaranya memiliki cincin
aromatis dengan persentase area yang besar yaitu eugenol, eugenil asetat, trimetoksiasetofenon, dan
3 lainnya merupakan senyawa golongan sesquiterpen yaitu trans-karyofilen, alfa-humulen, dan
karyofilen oksida. (6)
Tabel 3.1 Persentase komponen pada berbagai minyak bunga cengkeh(6)
No Author/Pustaka Komponen (%)
Eugenol Eugenil trans-
Asetat Karyofilen
1 Alma et al. 87,00a 8,01a 3,56a
2 Nurdjannah dan Hidayat 71,56a 15,14a 11,63a
3 Guan et al. 58,20a 13,84a 20,59a
4 Memmou and Mahboub 47,60* 13,40* 35,40*
5 Srivastava et al. 70,00b 2,10b 19,50b
6 Hasil Penelitian 81,20a 12,43a 3,92a
a b
distilasi uap, distilasi air, *bunga cengkeh segar
Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat perbedaan komposisi minyak cengkeh hasil isolasi
dari masing-masing penelitian/pustaka diatas. Komponen yang dibandingan adalah eugenol, eugenil
asetat, dan trans-karyofilen karena ketiga senyawa tersebut diketahui merupakan komponen utama
penentu kualitas dari minyak cengkeh.(6)
61
3.1.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Cengkeh dalam Usada Dalem digunakan untuk mengobati penyakit luka-luka koreng.(6)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Sejak jaman dahulu, masyarakat telah memanfaatkan cengkeh dan minyak cengkeh sebagai obat
sakit gigi, obat kumur, obat luka dan penghilang demam. Dalam sejarahnya sejak abad ke-4, selain
sebagai bahan tambahan dalam masakan, cengkeh sudah dimanfaatkan untuk berbagai jenis
pengobatan.(7)
3.1.6 Cara Penggunaan
Buah kecubung, sintok, cengkeh, belerang merah, belerang kuning. Mula-mula ditumbuk lalu
digoreng dengan minyak kelapa. Minyak penggorengannya diambil untuk obat semir/lumas pada
bagian badan yang tumbuh koreng.(2)
3.1.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Sesuai Khasiat pada Usada
Dalam Usada Dalem, dinyatakan bahwa cengkeh dapat dimanfaatkan untuk mengobati penyakit
luka-luka koreng. Berdasarkan beberapa penelitian ilmiah, dibuktikan bahwa cengkeh memiliki
aktivitas anti bakteri. Salah satu jurnal ilmiah membuktikan bahwa ekstrak bunga cengkeh
memiliki daya antibakteri yang cukup tinggi. Dalam penelitian tersebut digunakan bahan coba
ekstrak cengkeh dengan konsentrasi 40%, 60%, dan 80%, Ciprofloxacin, akuades dengan
pengulangan sebanyak lima kali. Data dikumpulkan dan dianalisis dengan one-way ANOVA dan
post-hoc uji LSD ( = 0,05). Berdasarkan hasil uji statistik penelitian uji efek antibakteri ekstrak
cengkeh terhadap bakteri Streptococcus mutans secara in vitro, dapat disimpulkan bahwa ekstrak
cengkeh memiliki efek antibakteri dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans
secara in vitro. Hasil uji lanjut post-hoc uji LSD menunjukan daya hambat ekstrak cengkeh 40%,
60%, 80%, lebih kecil (p<0,05) dalam menghambat Streptococcus mutans secara in vitro
dibandingkan Ciprofloxacin.(8) Apabila dibandingkan penggunaannya pada Usadha Dalem dengan
efek farmakologi pada penelitian, pendekatan yang diperoleh antara dua aspek tersebut
menunjukkan adanya korelasi dimana luka koreng biasa disebabkan oleh infeksi yang banyak
disebabkan oleh mikroba patogen seperti bakteri, virus, jamur, dan lain-lain. Tetapi pada literatur
tidak terdapat penelitian lebih lanjut untuk pengujian sebagai obat luka koreng.
Aktivitas antimikroba dari minyak atsiri cengkeh yang dievaluasi dengan metode pour plate atau
teknik lempeng tuang dengan menggunakan spesies bakteri gram negatif dan bakteri gram positif,
dimana minyak atsiri dilarutkan dalam Dimethylforamide (DMF) untuk penyelidikan antimikroba
pada konsentrasi akhir (10 mg/1 mL). Hasil yang diperoleh terhadap spesies bakteri (E. coli,
62
Staphyllococcus aureus dan Salmonella typhi) dan spesies jamur (Fusarium oxysporum,
Aspergillus niger, Penicillium sp. dan Trichoderma sp.) yaitu minyak atsiri sangat menunjukkan
aktivitas antimikroba terhadap mikroba pada semua konsentrasi.(9)
Pada uji aktivitas antijamur, digunakan medium Czapek Dox untuk budidaya spesies jamur.
Medium dibiakkan dengan spesies jamur yang berbeda. Setelah pemadatan media di cawan petri,
dibuat pori-pori/sumur pada medium dengan cup borer dengan diameter 15 mm. Digunakan dua
konsentrasi minyak atsiri yaitu 0,1 mL dan 0,3 mL (10 mg/1 mL) dipindahkan ke dalam sumur.
Dimetilforamide (DMF) digunakan sebagai kontrol. Cawan petri diinkubasi selama 7 hari pada
suhu 30C. Zona inhibisi yang terbentuk oleh minyak atsiri terhadap jamur tertentu menunjukkan
aktivitas antijamur dari minyak atsiri. Hasil menunjukkan aktivitas antijamur minyak atsiri sangat
kuat menghambat terhadap semua spesies pada konsentrasi 0,3 mL dan pada konsentrasi 0,1 mL.
Komponen penghambat utama minyak atsiri cengkeh diyakini adalah eugenol, telah diusulkan
eugenol yang menghambat produksi enzim penting oleh bakteri dan/atau menyebabkan kerusakan
pada dinding sel bakteri. Selain itu, sifat hidrofobik dari eugenol memungkinkan untuk menembus
lipopolisakarida dari membran sel bakteri gram negatif dan mengubah struktur sel, yang kemudian
mengakibatkan kebocoran konstituen intraseluler.(9)
Berdasarkan hasil penelitian pada beberapa jurnal ilmiah, dapat diketahui bahwa terdapat
kesesuaian antara penggunaan cengkeh pada usada dalem yang dikaitkan dengan pendekatan
secara ilmiah. Namun, tidak terdapat kesesuaian pada cara penggunaannya, yang mana pada usada
dalem digunakan secara topikal, tetapi dalam penelitian yang didapat dilakukan secara in vitro.
3.2 Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
64
3.2.6 Cara Penggunaan dalam Usada Dalem
Buah mengkudu (buah tibah) dicuci bersih kemudian dicari airnya lalu digunakan untuk
membersihkan luka.(2)
3.2.7 Efek Farmakologis Menurut Penelitian
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
1. Antibakteri
Methicillin Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) merupakan salah satu galur dari
Staphylococcus aureus yang telah resisten terhadap antibiotika metisilin. Daya antibakteri perasan
buah matang terhadap bakteri MRSA diketahui dari KHM (Kadar Hambat Minimal) dan KBM
(Kadar Bunuh Minimal) yang diperoleh. Flavonoid dalam buah mengkudu mempunyai aktivitas
penghambatan lebih besar terhadap bakteri Gram positif antara lain adalah bakteri MRSA. Hal ini
dikarenakan senyawa flavonoid merupakan bagian yang bersifat polar sehingga lebih mudah
menembus lapisan peptidoglikan yang bersifat polar daripada lapisan lipid yang nonpolar, sehingga
menyebabkan aktivitas penghambatan pada bakteri Gram positif lebih besar daripada bakteri Gram
negatif, dengan terganggunya dinding sel akan menyebabkan lisis pada sel. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa KHM perasan buah mengkudu matang terhadap bakteri MRSA terdapat pada
konsentrasi 35%.(11)
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Penelitian Ilmiah Lain
1. Antidiabetes
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolic yang disebabkan karena adanya kelainan
sekresi atau kerja insulin. Diabetes mellitus merupakan penyakit degenerative yang menjadi
peringkat 4 di Indonesia. Diabetes mellitus ditandai dengan adanya hiperglikemi, dimana pada
kondisi ini akan melepaskan radikal bebas, superoksid, yang akan menyebabkan stres oksidatif.
Morinda citrifolia L. dapat menurunkan kadar gula darah karena aktivitas antioksidan yang
dimilikinya yang terdapat dalam Morinda citrifolia L banyak berupa fenolat dan flavonoid dapat
menahan laju absorbsi glukosa darah dari saluran cerna menuju pembuluh darah sehingga mampu
menahan laju peningkatan kadar glukosa darah. Morinda citrifolia L pada dosis 100 ml/kg dalam
waktu 10 hari dapat menurunkan gula darah.(12)
2. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menghambat atau mencegah reaksi oksidasi. Ada
berbagai macam reaksi oksidasi, salah satunya adalah reaksi glikosilasi atau reaksi Maillard. Reaksi
glikosilasi akan menghasilkan senyawa advanced glycation end products (AGEs) yang memicu
diabetes mellitus. Aktivitas antioksidan yang dimiliki oleh jus mengkudu berperan dalam
menghambat laju pembentukan AGEs. Hasil penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan laju
65
pembentukan AGEs tanpa pemberian jus mengkudu yang berlangsung sangat cepat. Aktivitas
antioksidan jus buah mengkudu (Morinda citrifolia) konsentrasi 0,25 gr/ml adalah
125,4627,79%.(13)
3. Analgesik
Tanaman mengkudu (Morinda citrifolia L.) termasuk dalam tumbuhan obat yang sudah
dimanfaatkan untuk pengobatan tradisional, salah satunya sebagai analgesik. Senyawa xeronine
yang terdapat pada buah mengkudu diduga mempunyai efek analgesik. Dari hasil penelitian, ekstrak
etanol buah mengkudu mempunyai efek analgesic yang lebih kuat dibandingkan dengan
parasetamol.(14)
3.2.8 Toksisitas
Kandungan flavonoid (Rutin), saponin, triterpenoid yang ada dalam Morinda citrifolia L.
bisa menyebabkan keadaan tubuh menjadi hipoglikemi apabila dikonsumsi secara berlebihan.(12)
3.3 Jeruk Purut (Citrus hystrix AUG D.C)
67
3.3.6 Cara Penggunaan
Dibuat obat tetes, kemudian diteteskan di hidung.(2)
3.3.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
Belum ada penelitian ilmiah yang menunjang pengobatan menurut usada.
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Anti Depresan
Jeruk purut mengandung minyak atsiri yang dapat memengaruhi sistem saraf otonom seperti
tekanan darah, denyut nadi, pernapasan dan suhu kulit. Minyak atsiri jeruk purut menyebabkan
peningkatan tekanan darah. Karena tekanan darah ditentukan oleh aktivitas cabang simpatik dari
sistem saraf otonom peningkatan tekanan darah menunjukkan peningkatan tonus simpatis, yaitu
peningkatan saraf otonom. Selain itu dapat memperngaruhi kondisi relaksasi, kekuatan, ketenangan,
mood, dan kewaspadaan.
Tabel 3.2 Mean dan SEM dari parameters kontrol adan percobaan.
Control (Mean SEM) KFL (Mean SEM)
Percobaan 1 Percobaan 2 Percobaan 1 Percobaan 2
AT 24.35 3.23 24.17 2.74 27.02 3.26 21.95 2.76
AL 40.00 3.00 39.65 3.83 34.85 3.09 27.87 3.45
C 23.20 2.74 25.15 3.40 24.52 3.04 21.15 2.31
R 30.25 3.65 29.40 3.48 28.65 3.05 23.65 3.23
M 33.90 3.22 35.25 3.45 33.55 2.87 27.15 2.88
Y 47.45 3.37 45.65 3.86 41.07 2.99 30.82 3.11
C : control group, KFL : kaffir lime oil group, AT: attentiveness, AL : alertness, C :
calmness, R : relaxation, M : mood, V : vigour.
Berdasarkan tabel di atas Mean dan SEM dari parameter kontrol dan kelompok percobaan
bahwa kelompok jeruk purut di antara perilaku parameter, kelompok percobaan menunjukkan lebih
waspada, lebih perhatian dengan lingkungan, lebih ceria, dan lebih kuat kelompok jeruk purut
daripada kelompok kontrol.
Kemudian dilakukan analisis korelasi, bahwa peningkatan tekanan darah tidak berkorelasi
dengan perubahan respon perilaku. Penelitian ini menunjukkan efektivitas famakologis yaitu
interaksi langsung antara aroma dari minyak atsiri dan reseptor yang terlibat dalam regulasi sistem
saraf otonom. Karena sawar darah otak memiliki lipofilitas tinggi sehingga molekul yang berupa
beraroma dengan mudah menembus barier sawar darah otak dan menembus otak dengan inhalasi
68
atau massage. Oleh karena itu, salah satu kemungkinan yang menjelaskan merangsang efek minyak
jeruk purut bisa jadi bahwa minyak mungkin merangsang coeruleus locus di otak menjadi
melepaskan noradrenalin, neurotransmitter yang menciptakan merangsang / mengaktifkan efek
jeruk purut menyebabkan penurunan tekanan darah atau dalam mengurangi depresi dan stres pada
manusia (71).
2. Obat Jerawat
Jerawat adalah penyakit kulit berupa peradangan kronik folikel polisebasea. Kulit wajah
memiliki kerapatan kelenjar sebasea yang tinggi, khususnya di daerah hidung, dahi dan pipi.
Jerawat pada wajah disebabkan karena Propionibacterumi acnes mengubah lemak sebum dari
bentuk cair menjadi lebih padat, sehingga menyumbat pori-pori kulit Jerawat dapat diobati dengan
suatu obat antibakteri. Salah satu tanaman yang terbukti memiliki daya antibakteri adalah jeruk
purut (C. hystrix DC.). Berdasarkan hasil penelitian Salman dkk (2010) hasil pengujian daya
hambat bakteri minyak atsiri daun jeruk purut (Citrus hystrix D.C) memperlihatkan daya hambat
terhadap P.acne. Uji daya hambat terhadap bakteri P.acne terlihat bahwa konsentrasi hambat
minimum dari minyak atsiri daun jeruk purut adalah 0,25% dengan daerah hambat sebesar 10 mm
dimana semakin besar konsentrasi minyak atsiri daun jeruk purut maka akan semakin besar pula
daerah hambatan terhadap pertumbuhan bakteri P.acne. Hasil pemeriksaan iritasi kulit dilakukan
pada lima orang sukarelawan yang dilakukan dengan uji tempel tertutup dan dioleskan gel minyak
atsiri jeruk purut langsung pada lengan bagian atas sebelah dalam dengan diameter 2 cm selama 24
jam. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tidak terjadi reaksi iritasi (18).
3. Reppelent
Repellent berfungsi untuk menghindarkan adanya kontak antara manusia dan nyamuk.
Berdasarkan penelitian Hendri (2013) yang berjudul Daya Proteksi Ekstrak Kulit Jeruk Purut
(Citrus hystrix) terhadap Nyamuk Demam berdarah. Nyamuk uji merupakan nyamuk Aedes galur
lokal Pangandaran yang dipelihara di insektarium Loka Litbang P2B2, Ciamis. Ekstrak kulit jeruk
diperoleh melalui hasil pemerasan hidrolik. Metode yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak
Lengkap). Sebanyak 25 ekor nyamuk Ae. aegypti dan Ae. Albopictus betina kenyang gula
dimasukkan ke dalam setiap kurungan uji.(19)
Tabel 3.3 Daya Proteksi Ekstrak Kulit C. hystrix terhadap Aedes spp. selama 6 (enam) jam
perlakuan
Daya Proteksi
70
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma xanthorrhiza Roxb.(21)
3.4.3 Deskripsi
Batang : Semu, tinggi kurang dari 2 meter, berwarna hijau atau coklat gelap
Daun : Terdiri dari 2 sampai 9 helai, berbentuk bundar memanjang sampai bangun lanset,
berwarna hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang 31-84 cm, lebar
10-18 cm.
Bunga : Kelopak bunga putih berambut, panjang 8-13 mm, mahkota bunga berbentuk
tabung dengan panjang 2-2,5 cm, helaian bunga berbentuk bundar telur atau
memanjang, berwarna putih dengan ujung merah.
Akar : Rimpang terbentuk sempurna, bercabang kuat, berwarna hijau gelap.(20)
3.4.4 Kandungan Kimia
Komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah -Pinene, Camphene, -Pinene, Cis-Pinane,
Myrcene, Camphor, Ar-Kurkumin, -kurkumin, Zingiberin, -kurkumin, -Sesquiphellandrene,
Xanthorrhizol, -Bisabolol, dan Citronellyl pentanoat.(22)
3.4.5 Kegunaan
a. Kegunaan Secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Dalam Usada Dalem Temulawak digunakan sebagai obat sakit di bagian pelepasan
(Anus/Dubur).(2)
b. Kegunaan Secara Empiris Dalam Masyarakat
Dalam masyarakat, temulawak banyak digunakan dalam pengobatan tradisional seperti dalam
pengobatan hepatitis, penyakit hati, diabetes, rematik, antikanker, antihipertensi, kelainan jantung,
antidiuretic, antiinflamasi, antioksidan, antihepatotoxic, antibakteri, dan antifungi.(23)
3.4.6 Cara Penggunaan
Obatnya yaitu temulawak, lengkuas, jeruk nipis masing-masing sama banyaknya.
Pembuatannya: temu-temu diparut, kemudian diperas dicari atau diambil airnya. Jeruk nipis
dipotong atau diiris dan diperas. Masing-masing ditakar sama banyaknya, kemudian dicampur dan
minumkan.(2)
3.4.7 Efek farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
1. Antiinflamasi dan Analgesik
71
Inflamasi adalah respon jaringan terhadap rangsangan yang merusak baik secara fisika, kimia,
maupun biologi. Gejala inflamasi yang biasa terjadi yaitu panas, kemerahan, bengkak, dan nyeri.
Gejala yang terjadi merupakan akibat dari meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit
ke jaringan yang mengalami inflamasi. Analgesik merupakan senyawa yang pada dosis terapi dapat
mengurangi atau melenyapkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat-obat yang memiliki
efek antiinflamasi juga akan memiliki efek analgesik karena obat yang memiliki efek antiinflamasi
akan menghilangkan penyebab radang dalam jaringan sehingga respon jaringan yang berupa panas,
kemerahan, bengkak, dan nyeri juga akan menghilang.(70)
Temulawak sudah dibuktikan manfaatnya dalam pengobatan berbagai penyakit, diantaranya
adalah penyakit gangguan hati (sakit kuning), sembelit, untuk obat kuat (tonikum), perangsang air
susu dan obat peluruh haid. Selain itu temulawak bersifat anti inflamasi. Kandungan zat yang
terdapat dalam rimpang temulawak adalah zat kuning yang disebut kurkumin, protein, pati, dan
minyak atsiri. Komponen senyawa aktif terpenting dalam temulawak yang memberikan khasiat
pengobatan adalah kurkumin dan minyak atsiri (terutama kandungan flavonoidanya). Pada sebuah
penelitian eksperimental murni dengan tujuan untuk mengetahui efek dekok temulawak pada
lambung tikus dalam mengurangi terjadinya ulkus peptikum akibat induksi indometasin.(24)
Parameter yang diukur dalam penelitian ini adalah jumlah lesi yang menimbulkan perdarahan
pada lambung tikus. Setelah dilakukan serangkaian penelitian didapatkan hasil sebagai berikut,
pada kelompok I yaitu kelompok yang mendapat indometasin dosis 30 mg/kgBB didapatkan rata-
rata jumlah lesi yang menimbulkan perdarahan pada lambung tikus adalah 28,6, kelompok II yaitu
kelompok yang mendapat indometasin 30mg/kgBB dan dekok temulawak 1,3g/kgBB didapatkan
rata-rata jumlah lesi yang menimbulkan perdarahan pada lambung adalah 9,4, kelompok III yaitu
kelompok yang mendapat indometasin 30mg/kgBB dan dekok temulawak 2,6g/kgBB didapatkan
rata-rata jumlah lesi yang menimbulkan perdarahan pada lambung adalah 8,2 dan kelompok IV
yaitu kelompok yang mendapat indometasin 30mg/kgBB dan dekok temulawak 5,2g/kgBB
didapatkan rata-rata jumlah lesi yang menimbulkan pendarahan pada lambung adalah 6,8.(24)
Penelitian lain juga dilakukan dengan menggunakan hewan uji tikus albino. Hewan uji
diinjeksi dengan karagenan untuk menimbulkan oedema. Tikus dibagi menjadi 6 grup. Digunakan
carboksimetil selulosa sebagai kontrol dan 2 mg diclofenak sebagai pembanding. Dari Hasil terlihat
bahwa pemberian 2 mg ektrak kurkuma 8% menunjukan efek anti inflamasi yang hampir sama
dengan pemberian 2 mg diclofenak. mekanisme dari kurkumin yang berperan sebagai agen anti
inflamasi disebabkan oleh penghambatan beberapa enzim yang berpartisipasi dalam sintesis zat
inflamasi dalam tubuh yang berasal dari asam arakidonat. Dengan penambahan flavonoid aktivitas
anti inflamasinya akan semakin meningkat.(25)
72
3.5 Cabe Jawa (Piper retrofractum Vahl.)
73
Bunga : Perbungaan berupa bulir yang tegak atau sedikit merunduk, bergagang 0,5 cm
sampai 2 cm, daun gagang (bractea) berbentuk bundar telur, panjangnya 1,5 mm
sampai 2 mm, berwarna kuning waktu antesis, melekat pada gagang hanya pada
satu titik saja, bulir jantan panjangnya 2,5 cm sampai 8,5 cm. Benang sari
jumlahnya 2 kadang-kadang 3 berbentuk pendek. Bulir betina panjangnya 1,5 cm
sampai 3 cm, jumlah putiknya 2 sampai 3 buah.(26)
Buah : Buah berbentuk bulat panjang sampai silindris, panjangnya 2 cm sampai 7 cm
dengan bagian ujung agak mengecil, berwarna merah cerah sampai coklat kelabu.
Bergagang panjang atau tanpa gagang. Permukaan luar tidak rata, bertonjolan
teratur.(26)
Biji : Biji berukuran 2 mm sampai 2,5 mm. Berwarna coklat, buah batu berbentuk bulat
telur.(26)
Akar : Mempunyai 2 akar, akar yang tumbuh dari biji (akar tanah) dan akar yang tumbuh
dari buku-buku batang/sulur (akar rekat).(27)
3.5.4 Kandungan Kimia
Tanaman cabe jawa merupakan salah satu tanaman asli Indonesia, yang sering dimanfaatkan
oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan masakkan atau sebagai obat tradisional. Kandungan kimia
yang telah diteliti dari studi fitokimia menunjukkan adanya kandungan alkaloid seperti piperin,
kavisin, piperidin, isobutildeka-trans2-trans-4-dienamida, saponin, polifenol, minyak atsiri, asam
palmiat, asam tetrahidropiperat, 1-undesilenil-3,4-metilendioksibenzena, dan sesamin.(28)
Pada batang, daun, buah, dan akar terdapat mengandung senyawa alkaloid, saponin, tanin,
flavonoid, steroid, triferapenoid dan glikosida. Senyawa alkaloid dan glikosida terdapat dalam
konsentrasi tinggi diseluruh bagian tanaman. Senyawa lain yang terkadnung dalam cabe jawa
adalah piperglonguminine, sylvatine,, tiltiline, sitosterol, sitral dan linalool.(27) Pada buah cabe jawa
mengandung minyak atsiri 0,9%, zat pedas piperin 4%-6%, resin (kavisin), asam palmitik, dan
sesamin.(29)
3.5.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Cabe Jawa atau cabe Bun dalam Usada Dalem digunakkan untuk menyembuhkan penyakit
kusta.(2)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Secara turun-temurun cabe jawa sering digunakkan untuk mengobati kejang perut, muntah, perut
kembung, mulas, desentri, diare, sukar buang air besar, sakit kepala, sakit gigi, batuk, demam,
74
hidung berlendir, lemah syahwat, sukar melahirkan, neuratenia, tekanan darah rendah, gangguan
pencernaan, rematik, untuk membersihkan rahim, badan lemah, stroke, dan nyeri pinggang.(30)
3.5.6 Cara Penggunaan
Cabe Jawa (Cabe Bun), buah pinang tua (jebug), dan teriketuka dikunyah lalu disemburkan
pada bagian kusta.(2)
3.5.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
Penyakit kusta telah menyerang manusia dari jaman dahulu. Berdasarkan Usada Dalem, cabe
jawa (cabe bun) digunakkan sebagai obat tradisional untuk mengobati penyakit kusta. Kusta
menyerang berbagai tubuh diantaranya saraf dan kulit. Penyakit kusta disebabkan oleh bakteri
Mycrobacterium leprae. Bateri ini menular melalui kontak langsung dengan penderita dan melalui
pernafasan, bakteri kusta ini mengalami proses perkembang biakan dalam waktu 2-3 minggu dan
mampu bertahan selama 9 hari di luar tubuh manusia kemudian batkteri ini membelah dalam jangka
14-21 hari dengan masa inkubasi rata-rata dua hingga lima tahun bahkan juga lebih dari lima tahun.
Setelah masa inkubasi tanda-tanda seorang menderita kusta mulai muncul antara lain, kulit
mengalami bercak putih, merah, rasa kesemutan bagian anggota tubuh hingga tidak berfungsi
sebagaimana mestinya. Bakteri Mycrobacterium leprae merupakan bakteri aerob yang mempunyai
membran sel lilin dan tahan terhadap asam (gram positif).(31)
Penelitian mengenai efek farmakologi Piper retrofractum untuk menyembuhkan penyakit
kusta belum ada, namun Berdasarkan penelitian Fabarani (2012), ekstrak mentah dari cabe jawa
(Piper retrofractum) berhasil memberikan efek antimikroba terhadap bakteri gram positif.(32)
Menurut penelitian Jamal et al (2013), kandungan minyak atsiri dalam cabe jawa mampu
menghambat pertumbuhan bakteri patogen.(33) Hal ini menunjukkan bahwa dengan mengolah cabe
jawa seperti pada Usada Dalem yaitu mengunyah lalu menyemburkan pada bagian kusta
dimungkinkan dapat menghambat perkembangan bakteri Mycrobacterium leprae (bakteri gram
positif).
Selain menyerang kulit penyakit kusta juga menyarang system saraf, menurut penelitian Kubo
et al (2012), ditemukkan senyawa campuran baru yang mampu memberikan efek neurotropik.(34)
Senyawa campuran baru tersebut mampu menstimulasi sekresi NGF (Neurite Growth Factor) yang
merupakan hasil sekresi protein yang berperan dalam proses tumbuh kembang, pemeliharaan dan
daya tahan neuron. Selain itu NGF berfungsi sebagai molekul tranduksi sinyal seluler dan sistem
kekebalan neuroendokrin.(35) Tanpa NGF neuron akan mengalami apoptosis (kematian sel).(36) Hal
ini menunjukkan bahwa dimungkinkan bahwa cabe jawa (Piper retrofractum) jika diolah dengan
cara yang baik atau dengan mengisolasi senyawa yang mampu memberikan efek neorotropik dapat
mengobati kusta yang menyrang system saraf manusia.
75
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Androgenik
Telah dilakukan penelitian untuk menguji aktivitas androgenik dan anabolik buah cabe jawa
dengan menggunakan tikus putih jantan berumur 33 hari sebagai binatang percobaan, yang diberi
infusa buah cabe jawa 0,21; 2,1 dan 21 mg/10 gBB. Sebagai kontrol positif digunakan
metiltestosteron 12,5 g/10 gBB, kontrol negatif diberi akuades 0,5 mL/10 gBB. Hasilnya dilaporkan
untuk dosis 0,21 mg/10 gBB belum menunjukkan adanya efek androgenik dan anabolik. Dosis 2,1
mg/10 gBB menunjukkan efek androgenik dan anabolik yang maksimal, sedangkan pada dosis 21
mg/10 gBB efeknya menurun. Efek androgenik diuji menurut metode Dorfman, dengan mengukur
perubahan bobot prostat ventral, untuk efek anabolik menggunakan metode Hershberger, dengan
mengukur perubahan bobot musculus levator ani. Ekstrak etanol buah cabe jawa dosis 3,75
mg/kgBB tikus dan andriol dengan dosis 12,5 mg/kgBB tidak menunjukkan pengaruh pada sperma
tikus percobaan (konsentrasi, jumlah, motilitas dan morfologi) sedangkan pada dosis 3,75 dan 12,5
mg/kgBB dapat menaikkan kadar hormon testosterone tikus percobaan. Uji klinik ekstrak cabe jawa
pada dosis 100 mg/hari pada 9 pria hipogonad, menghasilkan 7 dari 9 pria tersebut mengalami
peningkatan kadar testosteron darah. Pada dosis 100 mg/hari ekstrak cabe jawa bersifat androgen
lemah dan dapat meningkatkan frekuensi koitus pria hipogonad dan bersifat aman(35).
2. Antileismaniasis
Telah dilakukan penelitian mengenai efek antileismaniasis dari ekstrak n-heksan dan metanol
dari Piper retrofractum. Extrak Piper retrofractum diuji secara in vitro terhadap promastigote dari
Leishmania donovani. Sebanyak 100g/mL ekstrak n-heksan dan methanol Piper retrofractum
dapat menghasilakan sesamin (bis-exposy ligan) dan dua amida (pellitorine dan piplartine).
Piplartine menunjukkan efek antileismanisis pada hamster yang mengalami leismania visceral.
Selama 10 hari treatment dengan menggunakan ekstrak yang mengandung Piplartine mampu
memberikan efek antileismanisis pada dosis 30 mg/kgBB dan memberikkan efek toksik pada dosis
300mg/kgBB.(37)
76
3.6 Adas (Foeniculum vulgare Mill.)
77
Semua bagian tanaman ads seperti akar, daun, buah, dan bijinya dapat dimanfaatkan. Dalam
biji adas terkandung 6,3% air, 9,5% protein, 10% lemak, 13,4% mineral, 18,5% serat, dan 42,3%
karbohidrat. Pada bagian daun adas mengandung vitamin dan mineral seperti kalsium, potassium,
sodium, iron, phospor, thiamin, riboflavin, niacin, dan vitamin C. Buah adas mengandung 10-12%
minyak yang tersimpan dalam biji buahnya. Adas mengandung minyak atsiri sekitar 6 %. Minyak
astiri adas mengandung bahan utama anethol (50-80%), limonene (5%), fenchone (5%), dan
estragol (methyl chavicol), safrol, alpha pinene, dan beta myrcene. Kandungan anetol menyebabkan
adas mengeluarkan aroma yang khas dan berkhasiat karminatif. Akar tanaman adas mengandung
bergapten dan bijinya mengandung stigmasterin.(41)
3.6.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Adas dalam Usada Dalem digunakan untuk mengobati penyakit buh yakni penyakit yang
menampakkan gejala-gejala pembengkakan pada bagian rongga perut sehingga tampak
membesar.(2)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Biji adas dikunyah untuk mengatasi gangguan pencernaan.
3.6.6 Cara Penggunaan
Untuk penyakit buh dan badasa, adas, daun kecubung, dan bawang diproses menjadi obat
oles. (2)
3.6.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
1. Adas sebagai anti-inflamasi
Kandungan saponin dalam tekstrak methanol tanaman adas dapat memberikan efek sebagai anti
inflamasi. Pada pemberian oral ekstrak methanol tanaman adas menunjukkan reaksi inhibitor dalam
inflamasi dan analgesik dalam penghambatan reaksi alergi tipe IV.(38) Berikut merupakan tabel
kandungan saponin dalam ekstrak methanol adas:
Tabel 3.4 Kandungan saponi dalam adas(42)
Bahan Uji Kadar %
Adas manis Akar 0.45 0.25a
Biji 0.25 0.11a
Anti inflamasi F. Vulgare merupakan zat aktif yang bekerja dalam NSAIDs. Kandungan ekstrak
methanol dari tanaman adas, menunjukan khasiat sebagai anti-inflmasi, pada pemberian oral 200
mg per kg BB, methanol ekstrak dari buah adas menunjukkan inhibitor efek saat asanya inflamasi.
Pada kondisi ini, ekstrak methanol buah adas mampu menigkatkan aktivitas superoxside dismute
78
(SOD) dan catalase (CAT). Hal ini mengakibatkan meningkatnya volume darah dalam plasma pada
HDL kolesterol. Adanya efek secara signifikan mengurangi malondialdehyde (MDA) dalam
mengukur peroksidad lipid. Hal ini menunjukkan ekstrak metanol dari buah adas efektif dalam anti
inflamasi dari jaringan sentral dan perifer.(40)
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Adas sebagai anti-bakteri
Adas digunakan pada berbgai terapi pada penyakit yang disebabkan oleh bakteri, fungi, dan
mikrobakteri peneyabab penyakit. Adas diketahui dapat berkhasiat sebagai anti bakteri karena
mengandung asam linoleat, undecanal, 1,3-benzenediol, asam oleat, dan 2,4-undecadienal.
Kandungan utamanya berupa 5-hidroxy-furanocumarin juga menambah efek adas sebagai anti
bakteri. Adas menunjukan efek antibakteri pada Entercocus faccalis, Staphylococcus aureus,
Eschericia coli, Pseudomonas aeruginosa, Salmonella typhi, Salmonella typhimurium, dan Shigella
flexneri. Dari hasil penelitian yang ada , ektrak biji adas dengan konsenterasi 20-80 mg/ml dan 5-15
mg/ml menunjukkan efek positif sebagai antibakteri.(40)
3.7 Kunyit (Curcuma domestica Val)
79
Bangsa : Zingiberales
Suku : Zingiberaceae
Marga : Curcuma
Jenis : Curcuma domestica Val.(44)
3.7.3 Deskripsi
Batang berwarna semu hijau atau agak keunguan, rimpang terbentuk dengan sempurna,
bercabang-cabang, berwarna jingga. Setiap tanaman berdaun 3 sampai 8 helai, panjang tangkal
daun beserta pelepah daun sampai 70 cm, tanpa lidah-lidah, berambut halus jarang-jarang, helaian
daun berbentuk lanset lebar, ujung daun lancip berekor, keseluruhannya berwarna hijau atau hanya
bagian atas dekat tulang utama berwarna agak keunguan, panjang 28 cm sampai 85 cm, lebar 10 cm
sampai 25 cm. Perbungaan terminal, gagang berambut, bersisik, panjang gagang 16 cm sampai 40
cm, tenda bunga, panjang 10 cm sampai 19 cm, lebar 5 cm sampai 10 cm, daun kelopak berambut,
berbentuk lanset, panjang 4 cm sampai 8 cm, lebar 2 cm sampai 3,5 cm, dau kelopak yang paling
bawah berwarna hijau, bentuk bundar telur, makin keatas makin menyempit serta memanjang,
warna semu putih atau keunguan, kelopang berbentuk tabung, panjang 9 mm sampai 13 mm,
bergigi 3 dan tipis seperti selaput, tajuk bagian bawah berbentuk tabung, panjang lebih kurang 20
mm, berwarna krem, bagian dalam tabung berambut, tajuk bagian ujung berbelah, warna putih atau
merah jambu, panjang 10 mm sampai 15 mm, lebar 11 mm sampai 14 mm, bibir berbentuk bundar
telur, panjang 16 mm sampai 20 mm, lebar 15 mm sampai 18 mm, warna jingga atau kuning
keemasan dengan pinggir berwarna coklat dan ditengahnya berwarna kemerahan.(26)
3.7.4 Kandungan kimia
Beberapa kandungan kimia dari rimpang kunyit telah diketahui, yaitu minyak atsiri sebanyak
6% yang terdiri dari golongan senyawa monoterpen dan sesquiterpen (meliputi curcumin 50-60%),
monodesmetoksicurcumin dan bidesmetoksicurcumin), protein, fosfor, kalium, besi dan vitamin C.
3.7.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit badasa (bengkak pada urat daging). Dalam hal
ini kebengkakan pada kelenjar limpa di pangkal paha, yang disebabkan oleh karena adanya infeksi
pada urat daging kaki.(2)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Menghentikan pendarahan, obat gatal, radang umbai usus buntu, radang rahim, keputihan, obat
sakit perut dan gangguan liver (Meiyanti, 1999).(45)
3.7.6 Cara Penggunaan
Kunyit, kemiri, dan garam dikunyah untuk obat sembur.(2)
80
3.7.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
Berdasarkan hasil penelitian, kunyit memiliki aktivitas sebagai anti-inflamasi. Minyak atsiri
dan kurkumin menunjukkan efek anti-inflamasi. Secara oral kurkumin dalam contoh peradangan
akut ditemukan seefektif kortison atau fenilbutazon, dan efektif dalam kasus peradangan kronis.
Pada tikus yang digunakan untuk uji coba, diberikan kurkumin peroral, secara signifikan
mengurangi inflamasi pembengkakan dibandingkan dengan kontrol. Dalam monyet, kurkumin
menghambat agregasi neutrofil terkait dengan peradangan. Sifat anti-inflamasi yang dimiliki oleh
kunyit mungkin dikaitkan dengan kemampuannya untuk menghambat kedua biosintesis
prostaglandin inflamasi dari asam arakidonat, dan fungsi neutrofil selama keadaan
inflamasi. Kurkumin juga dapat diterapkan topikal untuk melawan peradangan dan iritasi yang
terkait dengan inflamasi kondisi kulit dan alergi, meskipun perawatan harus digunakan untuk
mencegah pewarnaan pakaian dari pigmen kuning.(46)
81
Sulawesi : Ayu Luhi (Gorontalo); Domedolu (Buol); Candana (Makasar);
Candana (Bugis); Kasalune (Baru)(47)
Nama Indonesia : Cendana(47)
Nama Dagang Internasional : Sandalwood
Nama Ilmiah : Santalum album L.(47)
Nama Usada : Cendana(2)
3.8.2 Taksonomi
Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Santales
Suku : Santalaceae
Marga : Santalum
Jenis : Santalum album L. (47)
3.8.3 Deskripsi
Habitus : Pohon, tinggi 12-15 hingga 20 m, semiparasit, batang tegak, bulat, percabangan
simpodial, permukaan kasar, coklat keabuan hingga coklat kemerahan.(47)
Daun : Tunggal, berhadapan atau berhadapan berseling, tangkai berlekuk, membundar
telur, melanset-menjorong atau melonjong, ujung dan pangkal runcing, tepi
rata, panjang 3-8 cm, lebar 1-5 cm, pertulangan menyirip, permukaan licin,
warna hijau.(47)
Bunga : Majemuk, bentuk malai atau tandan, di ujung cabang atau di ketiak daun, daun
penumpu 1-2 helai, dasar kelopak membentuk cawan, ujung berbagi 4, panjang
2-3 mm, warna kelopak hijau, benang sari 4 melekat pada mahkota, putik di
tengah melekat pada dasar bunga, mahkota lepas, 4 helai, bentuk solet, warna
mahkota coklat. (47)
Buah : Buni, bulat telur, garis tengah 2-8 mm, warna ketika masih muda hijau dan
ungu jika tua.(47)
Biji : bulat telur, keras, warna putih.(47)
Akar : Tunggang, warna kuning pucat.(47)
3.8.4 Kandungan Kimia
Kayu cendana mengandung minyak atsiri sebesar 10%. Minyak cendana memiliki kandungan
seskiterpen di atas 90% dengan santalol (a- dan P-santalol) sebagai komponen utamanya. Minyak
cendana juga mengandung turunan dan isomer santalol lainnya sebagai komponen minor, yiatu epi-
82
P-santalol, (E)-P-santalol, trans-P-santalol, trans-a-santalol, P-santalal, dihidro-a-santalol, a-eka-
santalal, P-eka-santalal dan spirosantalol. Minyak cendana juga mengandung cis-nusiferol, cis-
lanseol, (Z)-trans-a-bergamotol, P-bisabolol, ae-kurkumena, a-bisabolol, P-kurkumena, Jraws-a-
bergamotena, P-bisabolena, (E)-nerolidol, y-kurkumena dan santena. Minyak cendana yang
diperoleh dari cendana yang tumbuh di lingkungan subtropis dikatakan mengandung terpineol,
terpinil asetat, a-kariofilena dan nerolidol, a-frans-bergamotenol, santalona, dan santena. Selain
mengandung senyawa seskiterpen, seskiterpen alkohol, dan seskiterpen halida, minyak cendana
juga mengandung senyawa asam seskiterpea, yaitu asam dihidro-a-norkurkumenat, asam a-
bergamotinat, dan asam dihidro-oc-sabtalat. Selain minyak atsiri, kayu cendana juga mengandung
zat warna yaitu santalin dan santarubin. Bagian kulit batang mengandung triterpena, turunan asam
palmitat, dan tanin dengan kandungan 14%.(48)
3.8.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Menurut Usada Dalem, kayu cendana dapat menyembuhkan kaku perut (ulkus).(2)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Digunakan untuk mengobati kaku perut.(2)
3.8.6 Cara Penggunaan
Pala, suruh, jinten cemeng, temutis, kelambak, daun katsuri, asahan baem warak dan asahan
cendana diproses menjadi obat tetes, digunakan dengan cara diminum atau melalui tetesan hidung.
(2)
83
Ulcer per
21.50 2.66 4.16 2.83
animal -
2.12***a 0.49***b 0.87***b 0.60***b
SEM
Severity of 12,83 0.66 2.66 1.50
-
ulcer 1.27***a 0.42***b 0.42***b 0.34***b
% of ulcers - 100 100 100 83.4
Ulcer index - 13.43 7.02 10.63 8.78
Berdasarkan tabel, dapat diketahui bahwa ekstrak kayu cendana mampu berperan sebagai anti-
ulkus. Dimana dosis 500 mg/kg mempunyai efektifitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan dosis
250 mg/kg. tetapi, penggunaan dosis hingga 5000 mg/kg juga masih aman digunakan dan tidak
menimbulkan toksisitas (49)
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Antibakteri
Uji antibakteri kayu cendana dilakukan dengan menggunakan ekstrak metanol kayu cendana
yang diujikan terhadap bakteri Salmonella typhimurium, Escericia coli, Klebsiella sp. dan
Staphylococcu aureus. Pengamatan dilakukan dengan melihat terbentuknya zona hambat di antara
semua hasil fraksionasi hasil pemurnian ekstrak minyak. Hasil yang diperoleh adalah pemberian
ekstrak kayu cendana terhadap bakteri uji pada berbagai konsentrasi menunjukkan hasil yang
berbeda antar tingkat konsentrasi.
Tabel 3.6 Rata-rata diameter zona hambat ekstrak kayu cndana dengan berbagai konsentrasi
terhadap uji (dalam mm)
Konsentrasi Ekstrak Kayu Cendana
Jenis Bakteri
100% 75% 50% 25% 12,5%
S. typhimurium 11,00 10,00 9,50 9,00 8,00
Klebseilla 14,00 13,00 12,50 11,50 11,00
E. coli 10,50 9,50 9,00 8,50 7,50
A. aureus 8,50 7,75 7,25 6,75 6,25
Pada konsentrasi 0% (kontrol) diperoleh untuk semua bakteri adalah 0. Dari hasil penelitian
tersebut dapat diketahui bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kayu cendana yang digunakan,
maka semakin besar pula daya hambatnya terhadap pertumbuhan bakteri.(50)
2. Antivirus
Minyak atsiri dari kayu cendana juga memiliki efek farmakologi sebagai antivirus. Penelitian
dilakukan terhadap efek farmakologi dari minyak atsiri kayu cendana terhadap virus herpes simplex
84
tipe 2 (HSV-2) yang dilakukan secara in vitro pada sel RC-37. Sel dan virus diinkubasi dengan
acyclovir atau minyak esensial sebelum inveksi virus, selama adsorpsi atau setelah penetrasi.
Hasilnya, penghambatan HSV tampaknya terjadi sebelum adsorpsi atau selama adsorpsi tetapi tidak
setelah penetrasi virus ke dalam sel. Semua minyak esensial dapat mengurangi infektifitas virus
karena langsung berinteraksi dengan amplop virus dan glikoprotein sehingga mempengaruhi
kemampuan virus untuk menginfeksi sel inang.(51)
3. Antiinflamasi
Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui efek farmakologi kayu cendana sebagai
antiinflamasi. Digunakan ekstrak etanol kayu cendana yang diuji terhadap tikus wistar albino
dengan bobpot 150-200 g berjenis kelamin jantan dan betina yang dibeli dari1 Niper, Mohali
dengan kriteria hewan yang telah diizinkan untuk aklimatisasi di bawah laboratorium. Evaluasi
aktivitas antiinflamasi dilakukan dengan menggunakan karagean. Hasilnya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.7 Efek Ekstrak Etanol Kayu Cendana dengan Induksi Karagean
Mean change in paw thickness (mm)
Groups
1 hr 2 hr 3 hr 4 hr
Control 1.08 0.12 1.48 0.13 1.00 0.07 1.68 0.08
Diclofenac sodium (20 0.62
0.64 0.02** 0.38 0.03** 1.28 0.03**
mg/kg) 0.003**
ESSA (250 mg/kg) 0.82 0.03* 1.10 0.03** 1.12 0.03** 1.04 0.05**
ESSA (500 mg/kg) 0.80 0.03* 1.00 0.03** 0.94 005** 0.84 0.05**
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kayu cendana memiliki efek antiinflamasi yang
dibuktikan dengan penghambatan yang signifikan pada edema yang diinduksi karagean. Dalam
penelitian ini diketahui bahwa dosis ekstrak etanol kayu cendana 500 mg/kg memiliki kemampuan
yang lebih baik untuk mengobabati edema dibandingkan dengan dosis 250 mg/kg.(52).
85
3.9 Lengkuas (Alpinia galanga L.)
87
terjadi, baik pada perempuan maupun laki-laki terutama pada higienitas dan sanitasi yang buruk.
Panu pada kulit disebabkan oleh jamur superfisialis Malassezia furfur.
Berdasarkan jurnal penelitian Styarini dan Krisnansari, lengkuas memiliki aktivitas dalam
menghambat pertumbuhan jamur patogen pada manusia diantaranya Tricophyton, Khamir,
Cryptococcus neoformans, Mycrosporum gypseum, dan Epidermo floccasum. Penyakit panu pada
kulit disebabkan oleh jamur Malassezia furfur, dimana jamur tersebut dapat dihambat
pertumbuhannya oleh ekstrak lengkuas (Alpinia galanga L.). Rimpang lengkuas mengandung
senyawa yang memiliki aktivitas dalam menghambat pertumbuhan mikroba yaitu minyak atsiri,
flavonoid, terpenoid, dan fenol (54).
Dalam pengujian aktivitas antifungi pada ekstrak lengkuas, digunakan ketokonazol sebagai
larutan pembanding untuk mengetahui perbandingan efek antifungi antara ekstrak lengkuas (Alpinia
galanga L.) dan ketokonazol pada isolat pertumbuhan Malassezia furfur secara invitro.
Ketokonazol merupakan antijamur azol turunan imidazole sintesis. Obat ini bekerja dengan
menghambat kerja enzim sitokrom p450 pada membran sel jamur, sehingga mengganggu sintesa
ergosterol yang merupakan komponen penting dari membran sel jamur. Konsentrasi ketokonazol
yang digunakan adalah 2% karena pada konsentrasi tersebut spektrum hambat terhadap
pertumbuhan jamur cukup luas dan mempunyai efektivitas yang tinggi secara invitro. Uji aktivitas
dilakukan pada ekstrak rimpang lengkuas dengan konsentrasi perlakuan 0,5%, 1%, 1,5%, 2%, 2,5%,
dan 3%. Pengujian dilakukan dengan cara menanamkan mikroba Malassezia furfur dari kerokan
penderita panu pada permukaan media SGA (Saboraud Glucose Agar) dan ekstrak rimpang
lengkuas pada cawan petri sebagai kontrol negatif serta dilakukan penanaman kerokan penderita
panu pada permukaan media SGA (Saboraud Glucose Agar) dan larutan pembanding ketoconazole
sebagai kontrol positif pada cawan petri lainnya, kemudian dilakukan pengukuran potensi antifungi
dari ekstrak rimpang lengkuas dan larutan baku ketokonazol.(54) Berikut adalah tabel hasil uji
aktivitas antifungi ekstrak rimpang lengkuas dan ketoconazol terhadap pertumbuhan Malassezia
furfur:
Tabel 3.8 Pengamatan koloni Malassezia furfur
No Konsentrasi Jumlah Rata-rata % Penghambatan
Koloni (CFU/mL)
1. 0% 26900 x106 0%
2. 0,5% 13800 x106 48,89%
3. 1% 5470 x106 79,70%
4. 1,5% 4540 x106 83,14%
5. 2% 31,8 x106 99,88%
88
6. 2,5% 26,2 x106 99,90%
7. 3% 19,2 x106 99,92%
8. K2% 5,34 x106 99,98%
Data yang dihasilkan dari perhitungan rata-rata jumlah koloni didapatkan persentase
penghambatan. Pertumbuhan isolat Malassezia furfur yang semakin besar seiring dengan
peningkatan konsentrasi ekstrak. Pada ekstrak lengkuas, persentase penghambatan terendah pada
konsentrasi 0,5% (48,89%) dan persentase penghambatan tertinggi pada konsentrasi 3% (99,92%).
Sehingga dari hasil tersebut, menunjukkan adanya efek antifungi dari rimpang lengkuas terhadap
isolat Malassezia furfur. Mekanisme penghambatan pertumbuhan jamur dilakukan melalui
perusakan permeabilitas membran sel. Kerusakan membran sel dapat menyebabkan kebocoran
sehingga komponen-komponen penting di dalam sel seperti protein, asam nukleat, nukleotida dan
lain-lain dapat mengalir keluar. Hal ini menyebabkan permeabilitas sel terganggu sehingga sel tidak
dapat melakukan aktivitas hidup dan pertumbuhannya terhambat atau bahkan mati.(54)
Pada Usada Dalem, rimpang lengkuas berfungsi dalam pengobatan penyakit panu pada kulit,
yang cara penggunaannya adalah bubuk buah asem (cempaluk), lengkuas, bangle, jeruk nipis, dan
minyak kelapa tandusan dicampur dan kemudian dilumaskan atau diparemkan, lalu dioleskan
secara topikal ke bagian kulit yang mengalami panu. Dari hasil penelitian pada jurnal, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan rimpang lengkuas pada usada dalem sebagai obat penyakit panu
sesuai pemanfaatannya (khasiatnya) dengan pendekatan ilmiah yang dilakukan. Namun, terdapat
perbedaan dari cara penggunaanya, dimana pada usada dalem, rimpang lengkuas yang telah
diolah diaplikasikan pada daerah yang sakit secara topikal, sedangkan pada jurnal acuan, ekstrak
rimpang lengkuas diuji aktivitasnya secara in vitro.
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Antibakteri
Berdasarkan jurnal penelitian Okonogi et al., lengkuas memiliki aktivitas sebagai antibakteri.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal ini akivitas antibakteri diuji dengan metode difusi
cakram. Aktivitas antibakteri dari setiap ekstrak diuji dalam biakan murni E. coli, S. aureus, S.
sonii, and S. typhi. Antibiotik gentamicin digunakan sebagai kontrol positif (standar). Setelah
inkubasi aktivitas antimikroba dievaluasi dengan mengukur diameter zona hambatan yang diamati.
Hasil yang diperoleh menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap semua strain bakteri. Morfologi
bakteri diamati dengan menggunakan SEM. Berdasarkan hasil pengujian, minyak atsiri A. galanga
mengakibatkan modifikasi sitologi untuk sel-sel E. coli, dan S. aureus. Minyak atsiri mengandung
terpenoid; piperitenone (33,3%) dan limonene (29.64%). Minyak atsiri Alpinia galanga memiliki
afinitas tinggi untuk berinteraksi dengan lipopolisakarida pada membran sel bakteri. Interaksi
89
mengubah struktur membran sel. Penyusutan morfologi sel pada membran sel merupakan
perubahan yang disebabkan oleh kandungan minyak atsiri pada rimpang lengkuas. Hasil ini
menyebabkan kerusakan membran sel bakteri pada permeabilitas normal. Kebocoran bakteri
intraseluler merupakan penyebab utama lisis sel. Dengan demikian, penelitian ini memberikan
bukti ilmiah untuk aktivitas minyak atsiri rimpang Alpinia galanga sebagai antibakteri dan
antiseptik. Akan tetapi tidak didefinisikan secara jelas cara penggunaannya.(55)
2. Antipiretik
Infusa rimpang lengkuas secara empiris digunakan masyarakat untuk mengatasi demam.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antipiretik infusa rimpang lengkuas (Alpinia
galanga) pada kelinci putih jantan galur New Zealand yang sebelumnya dibuat demam dengan
vaksin DPT-Hb 0,25 ml/kgBB. Penelitian ini menggunakan 30 ekor kelinci yang dibagi menjadi 6
kelompok. Masing-masing terdiri dari 5 ekor kelinci. Kelompok I-V diberikan injeksi vaksin DPT-
Hb 0,25 ml/kgBB secara intravena untuk menimbulkan demam, sedangkan kelompok VI diberikan
akuades. Kelompok I sebagai kontrol negatif diberi akuades, untuk kelompok II-IV masing-masing
diberi infusa rimpang lengkuas dosis 200, 400, dan 800 mg/kgBB. Kelompok V sebagai diberi
parasetamol 24 mg/kgBB. Perlakuan diberikan menit ke 90 setelah induksi DPT-Hb. Pengukuran
suhu dilakukan melalui rektal mulai tawal (sebelum pemberian vaksin DPT-Hb) sampai menit ke-
300 dengan interval waktu 30 menit. Data AUC0-300 kemudian dianalisis dengan uji Anava satu
jalan, dilanjutkan uji LSD (Least Significant Differences) dengan taraf kepercayaan 95%. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa infusa rimpang lengkuas dosis 200, dan 400mg/kgBB memiliki efek
antipiretik terhadap kelinci putih jantan galur New Zealand yang telah diinduksi vaksin DPT-Hb.
Besarnya daya antipiretik adalah 1,01 % dan 1,82 %. Mekanisme aktivitas antipiretik infusa
rimpang lengkuas (Alpinia galanga) adalah berdasarkan rangsangannya terhadap pusat pengaturan
di hipotalamus, yang mengakibatkan vasodilatasi perifer (di kulit) dengan bertambahnya
pengeluaran kalor (panas) dan disertai keluarnya banyak keringat.(56)
3. Antioksidan
Aktivitas antioksidan dari rimpang lengkuas (Alpinia galanga) ditentukan secara kualitatif
dan kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan secara KLT dengan mengamati bercak yang tampak akibat
penyemprotan DPPH 0,05 mM pada plat KLT sedangkan uji kuantitatif dilakukan dengan metode
DPPH (1,1-difenil-2-pikrilhidrazil) dan penentuan IC50. Senyawa pembanding yang digunakan
adalah senyawa rutin. Untuk pemisahan menggunakan kromatografi kolom menghasilkan fraksi 1,
2, 3, 4, dan 5. Fraksi 1, 2, dan 3 positif flavonoid. Uji aktivitas antioksidan secara kualitatif
menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) dapat meredam radikal
bebas DPPH 0,05 mM, sedangkan fraksi 1 hasil kolom dan isolat murni tidak menunjukkan
90
kemampuan meredam radikal bebas DPPH 0,05 mM. Uji aktivitas antioksidan secara kuantitatif
menunjukkan bahwa ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) memiliki aktivitas
antioksidan yang dinyatakan dengan IC50sebesar 712,0928 ppm dan IC50 senyawa rutin sebesar
4,5826 ppm. Berdasarkan uji t (=0,05 dan =0,01), kemampuan meredam radikal bebas DPPH
0,05 mM (IC50) ekstrak etanol rimpang lengkuas (Alpinia galanga) jauh lebih rendah dan berbeda
nyata dibandingkan dengan senyawa rutin.(57)
91
3.10.3 Deskripsi
Sirih merupakan salah satu jenis tumbuhan dengan tinggi mencapai 5-15 m tergantung
pertumbuhan dan tempat rambatnya. Daun sirih memiliki bentuk seperti jantung, berujung runcing,
tumbuh berselang seling, bertangkai, teksturnya kasar jika diraba, dan mengeluarkan bau yang
sedap (aromatis). Panjang daun 6 17,5 cm dan lebar 3,5-10 cm. Tanaman sirih hijau (Pipper batle
L.) tumbuh subur disepanjang Asia tropis hingga Afrika Timur.(61)
3.10.4 Kandungan Kimia
Kandungan kimia tanaman sirih adalah saponin, flavonoid, polifenol, dan minyak astari.
Senyawa saponin dapat bekerja sebagai antimikroba. Senyawa ini akan mersak membran sitoplasma
dan membunuh sel. Senyawa flavonoid diduga memiliki mekanisme kerja mendenaturasi protein sel
bakteri dan merusak membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi.(61) Daun sirih mempunyai aroma yang
khas karena mengandung minyak atsiri 1-4,2%. Dari berbagai kandungan tersebut, dalam minyak
atsiri terdapat fenol alam yang mempunyai daya antiseptik yang sangat kuat (bakterisid dan
fungisid) tetapi tidak sporosid.(62)
3.10.5 Kegunaan
a. Kegunaan secara Empiris Berdasarkan Usada Dalem
Dalam Usada Dalem daun sirih digunakan sebagai obat gatal-gatal.(58)
b. Kegunaan secara Empiris dalam Masyarakat
Daun sirih secara empiris di masyarakat digunakan sebagai obat sakit mata, sakit gigi, bau mulut,
keputihan, dan luka.(59)
3.10.6 Cara Penggunaan
Cara penggunaannya: kap-kap (daun sirih tua), lengkuas, merica dan teriketuka dihaluskan
lalu diparemkan.(2)
3.10.7 Efek Farmakologis
a. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Sesuai Khasiat pada Usada
1. Antijamur
Pada penelitian ini dilakukan uji aktifitas minyak atsiri dari berbagai daerah di Yogyakarta.
Petentuan aktifitas antifungi dilakukan dengan metode kertas cakram dengan mengoleskan suspensi
jamur Candida albicans setelah bebrapa saat diletakkan cakram yang telah ditetesi minyak atsiri,
selanjutnya media dinkubasi selama 24 jam pada suhu 370C yang kemudian dilakukan pengukuran
diameter zona hambat yang terbentuk. Didapatkan hasil bahwa kandungan minyak atsiri dari daerah
Kulonprogo memilii aktifitas paling tinggi terhadap jamur Candida albicans. Kandungan senyawa
kariofena pada minyak atsir daun sirih merupakan senyawa yang memegang peranan pada aktifitas
92
fungisida dan candidisida.(64) Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirih efektif
sebagai antijamur.
94
oleum olivarum. Betametason valerat merupakan golongan obat anti inflamasi steroid yang poten.
Konsentrasi minyak kencur yang digunakan yaitu 10 gram dalam 100 gram sediaan atau setara
dengan 762 gram rimpang kencur kering, sedangkan dalam sekali pengolesan membutuhkan 0,2
gram minyak kencur yang setara dengan 15,24 gram rimpang kencur kering. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minyak kencur memiliki potensi anti inflamasi yang lebih tinggi dibandingkan
betametason valerat dimana penambahan pemacu transport yaitu menthol, asam oleat, dan isopropil
miristat dapat meningkatkan efektifitas anti inflamasi minyak kencur secara bermakna. Efek anti
inflamasi terbesar dihasilkan oleh minyak kencur dengan penambahan 5% pemacu transport
isopropyl miristat kemudian diikuti oleh pemacu transport menthol, asam oleat, dan minyak kencur
tanpa penambahan pemacu transport.(68)
b. Efek Farmakologi Berdasarkan Hasil Penelitian Ilmiah Lain
1. Mencegah Erosi Mukosa Gaster
Ulkus didefinisikan sebagai defek pada mukosa saluran pencernaan yang mengenai lapisan
mukosa hingga submukosa atau lebih. Hewan coba yang digunakan adalah mencit Swiss Webster
jantan yang dibagi 6 kelompok (n=5). Kelompok I, II, III diberi ekstrak rimpang kencur (ERK)
dengan dosis 0,52; 1,04; dan 1,3 mg/kgBB mencit. Kelompok IV, V, dan VI masing-masing diberi
suspensi CMC 1%, asetosal pada hari ke tujuh, dan omeprazole. Tiga variasi dosis ekstrak rimpang
kencur berefek untuk mencegah erosi mukosa gaster mencit walaupun dalam pengamatan
mikroskopik tidak menunjukkan 100% gambaran mukosa gaster yang normal. Asam p-metoksi
sinamat yang terdapat dalam kencur memiliki beberapa fungsi. Salah satu fungsi yang berhubungan
dalam pencegahan ulkus gaster adalah sebagai anti inflamasi. Kencur sebagai anti inflamasi bekerja
dengan menghambat produksi dari mediator-mediator inflamasi seperti IL-6 dan PGE2.(69)
95
BAB IV
KESIMPULAN
Pengobatan tradisional di Bali yang dikenal sebagai Usada Bali telah menjadi pengobatan
altenatif yang dilakukan oleh masyarakat di dalamnya untuk mengatasi penyakit yang ada. Usada
Dalem membahas tentang penyakit dalam terutama penyakit tuju. Penyakit tuju biasa dikenal
dengan nama penyakit rematik, yaitu penyakit yang menyebabkan rasa nyeri dan kaku pada sendi,
otot, dan tendon. Beberapa tanaman yang berkhasiat untuk mengobati penyakit tersebut yang
tercantum dalam Usada Dalem diantaranya adalah Syzygium aromaticum, Piper retrofractum,
Curcuma domestica, Santalum album, Curcuma xanthorrhiza, Alpinia galanga, Citrus hystric,
Morinda citrifolia, Piper betle, Kaempferia galangal, dan Foeniculum vulgare. Beberapa dari
tanaman tersebut sudah terbukti secara ilmiah memiliki efek farmakologis sesuai dengan yang
tertera dalam Usada Bali.
96
DAFTAR PUSTAKA
97
14. Lesiasel, R. N., H. Awaloei, J. Posangi. 2013. Uji Efek Analgesik Ekstrak Etanol Buah
Mengkudu (Morinda citrifolia L.) Pada Mencit (Mus musculus). Jurnal e-Biomedik. Vol.
1(2): 765-770.
15. Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 2. Jakarta: Perpustakaan
Nasional RI.
16. Munarwaroh, S., dan P. A. Handayani. 2010. Ekstraksi Minyak Daun Jeruk Purut (Citrus
hystrix D.C.) Dengan Pelarut Etanol dan N-Heksana. Jurnal Kompetensi Teknik Vol. 2(1):
73-78.
17. Rukmana, H. R. 2003. Usaha Tani Jeruk Purut dalam Pot dan di Kebun. Yogyakarta:
Kanisus.
18. Salman, Rustini, dan H. Purnomo. 2011. Formulasi Obat Jerawat Gel Minyak Atsiri Daun
Jeruk Purut (Citrus hystrix D.C) dan Uji Aktivitas Terhadap Propionibacterium acne secara
In Vitro. Fakultas Farmasi UNAND
19. Hendri, J. 2013. Daya Proteksi Ekstrak Kulit Jeruk Purut (Citrus hystrix) terhadap Nyamuk
Demam berdarah. Jurnal Sains Veteriner Vol. 31(2):180-185.
20. Depkes RI. 1979. Materia Medika Indonesia Jilid III. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
21. Oktaviana, P. R. 2010. Kajian Kadar Kurkuminoid, Total Fenol dan Aktivitas Antioksidan
Ekstrak Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) pada Berbagai Teknik Pengeringan dan
Proporsi Pelarutan. (Skripsi). Jurusan Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian,
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
22. Jantan, I., F. C. Saputri, M. N. Qaisar, dan F. Buang. 2012. Correlation between Chemical
Composition of Curcuma domestica and Curcuma xanthorrhiza and Their Antioxidant
Effect on Human Low-Density Lipoprotein Oxidation. Evidence-Based Complementary and
Alternative Medicine. Hal:1-10.
23. Devaraj, S., A. S. Esfahani, S. Ismail, S. Ramanathan, dan M. F. Yam. 2010. Evaluation of
the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity of Standardized Ethanolic Extract of
the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Molecules Vol. 15:2925-2934.
24. Indraswari, C. I., U. Kalsum, dan Sudjari. 2004. Pengaruh Pemberian Temulawak Pada
Lambung Tikus Yang Mengalami Ulkus Peptikum Akibat Induksi Indometasin. Jurnal
Kedokteran Brawijaya Vol. 20(2):96-99.
25. Hamzah, M. M. 2011. Evaluation of Topical Preparations Containing Curcuma, Acacia and
Lupinus Extracts as an Antiinflamatory Drugs. International Journal of Applied Research in
Natural Products Vol. 4(2):19-23.
98
26. Depkes RI. 1977. Materia Medika Indonesia. Jilid I. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
27. Zuchri, A. 2008. Habitus dan Pencirian Tanaman Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl.)
Spesifik Madura. Agrovigor. Vol. 1(1):39-44.
28. BPOM RI. 2010. Acuan Sediaan Herbal. Volume 5. Jakarta: Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
29. Dinanti, B.R. 2014. Long Pepper (Piper retrofractum Vahl.) to Overcome Erectile
Dysfunction. Faculty of Medicine, Lampung University. Vol. 3(7):1-6.
30. Arisandi, Y. dan Y. Andriani. 2009. Khasiat Berbagai Tanaman untuk Pengobatan. Jakarta:
Eska Media.
31. Kemenkes RI. 2015. Kusta. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kementerian Republik
Indonesia.
32. Fabarani, N.P. 2012. Phytochemicals and Antibacterial Activity of Piper retrofractum Vahl.
and Piper arborescens Roxb. Skripsi. Faculty of Science Universiti Teknologi Malaysia.
33. Jamal, Y., P. Irawati, A. Fathoni and A. Agusta. 2013. Chemical Constituents And
Antibacterial Effect of Essential Oil of Javaneese Pepper Leaves (Piper Retrofractum
Vahl.). Media Litbangkes. Vol. 23(2):65-72.
34. Kubo, M., R. Ishii, Y. Ishino, K. Harada, N. Matsui, M. Akagi, E. Kato, S. Hosoda and Y.
Fukuyama. 2012. Evaluation of Constituents of Piper retrofractum Fruits on Neurotrophic
Activity. Journal of natural Products.
35. Flore, M., Chaldakov GN., Aloe L. 2009. Nerve Growth Factor as A Signaling Molecule for
Nerve Cells and Also for The Neuroendocrine-Immune Systems. Rev Neurosci. Vol.
20(2):133-145.
36. Freeman, R.S., R.L.B. Robert, C. David, L. Matthew, S. Jennifer, Straub and L. Xie. 2004.
NGF deprivation-induced gene expression: after ten years, where do we stand? Department
of Pharmacology and Physiology, University of Rochester School of Medicine and
Dentistry, Rochester, NY 14642, USA. Vol. 146(8).
37. Bodiwala, H. S., G. Singh, R. Singh, C. S. Dey, S. S. Sharma, K. K. Bhutani, dan I. P.
Singh. 2007. Antileishmanial Amides and Lignans from Piper cubeba and Piper
retrofractum. Journal of Natural Medicines Vol. 61(4):418-421.
38. He, W. dan H. Bokang. 2011. A Review of Chemistry and Bioactivities of a Medicinal
Spice: Foeniculum vulgare. Journal of Medicinal Plant Research Vol. 5(16):3595-3600.
39. Depkes RI. 1980. Materia Medika Indonesia Jilid IV. Jakarta: Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.
99
40. Kooti W dkk. 2015. Therapeutic and Pharmacological potential of Foeniculum vulgare
Mill: a review. J HerbMed Pharmacol. Vol. 4(1):1-9.
41. Dhalimi, A dan A.Kardinan .2010. Potensi Adas (Foeniculum vulgare) Sebagai Bahan Aktif
Anti Nymauk Demam Berdarah (Aedes aegypti). Bul. Littro. Vol. 21(1):61-68.
42. Pramono, S. 2004. Efek Antiiflamasi Beberapa Tumbuhan Umbelliferae. ISSN 0854-8587
Vol. 12(1).
43. Winarto, W. P. 2003. Khasiat dan Manfaat Kunyit. Jakarta: Agromedia Pustaka.
44. Depkes RI. 2001. Inventaris Tumbuhan Obat Indonesia I. Jilid 2. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.
45. Meiyanti, E. 1999. Kurkumin sebagai Obat Kanker, Menelusuri Mekanisme Aksinya.
Majalah Farmasi Indonesia Vol. 10(4): 227-229.
46. Akram, M. dkk. 2010. Curcuma longa and Curcumin: Review Article. J. Biol. Plant Biol.
Vol. 55(2):65-70.
47. Aspan, R. 2008. Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup.
Jakarta: Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia.
48. Agusta, A. dan Y. Jamal. 2001. Fitokimia dan Farmakologi (Santalum album L.). Berita
Biologi Vol. 5(5):561-569.
49. Ahmed, N., M. S. A. Khan, A. M. M. Jais, N. Mohtarrudin, M. Ranjbar, M. S. Amjad, B.
Nagaraju, M. Faraz, F. Pathan, dan Chincholi. Anti-Ulcer Activity of Sandalwood
(Santalum Album L.) Stem Hydro-alcoholic Extract in Three Ganstric-Ulceration Models of
Wistar Rats. Boletin Latinoamericano Y Del Caribe De Plants Medicinales Y Aromaticas
Vol. 12(1):81-91.
50. Simanjuntak, P. 2003. Uji Antibakteri Ekstrak Metanol Kayu Cendana (Santalum album L.).
Majalah Farmasi Indonesia Vol. 14(2):326-332.
51. Koch, C., J. Reichling, J. Schneedle, dan P. Schnitzler. 2008. Inhibitory Effect of Essential
Oils Against Herpes Simplex Virus Type 2. Phytomedicine Vol. 15:71-78.
52. Singh, S., M. Kaur, A. Singh, dan B. Kumar. 2014. Pharmacological Evaluation of Anti-
inflamatory and Anti-Ulcer Potential of Heartwood of Santalum album in Rats. Asian
Journal of Biochemical and Pharmaceutical Reasearch Vol. 4(1):140-153.
53. Chudiwal, A. K., D.P Jain, R.S. Somani. 2010. Alpinia galanga Willd.An Overview on
Phyto-Pharmacological Properties. Indian Journal of Natural Products and Resources Vol.
1(2):144.
100
54. Setyarini, P. S., D. Krisnansari. 2011. Perbandingan Efek Antifungi Ekstrak Lengkuas
(Alpinia galanga Linn) dengan Ketoconazol pada Isolat Malassezia furfur. Mandala of
Health Vol. 5(2).
55. Okonogi, S., W. Prakatthagomol, C. Ampasavate, S. Klayraung. 2011. Killing Kinetics and
Bactericidal Mechanism of Action of Alpinia galanga on Food Borne Bacteria. African
Journal of Microbiology Research Vol. 5(18):2847-2854.
56. Ningsih, R. B. 2008. Uji Aktivitas Antipiretik Infusa Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga
L.) pada Kelinci Putih Jantan Galur New Zealand. Skripsi. Fakultas Farmasi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
57. Oktariana, E. W. 2008. Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah
(Alpinia galanga) dengan Metode DPPH (1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil). Skripsi. Semarang:
Fakultas FMIPA Program Studi Kimia Universitas Dipoenogoro.
58. Dalimartha, S. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 4. Jakarta: Puspa Swara.
59. Utami, P. 2008. Buku Pintar Tanaman Obat. Jakarta: Agromedia Pustaka.
60. Tim Guru Indonesia. 2016. TOP No. 1 SKL UN SMA/MA IPA 2017. Jakarta: Bintang
Wahyu.
61. Noventi, W. dan N. Carolia. 2016. Potensi Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle L.)
Sebagai Alternatif terapi Acne vulgaris. Majority Vol. 5(1):140-145.
62. Soemiati A. dan B. Elya. 2002. Uji Pendahuluan Efek Kombinasi Antijamur Infus Daun
Sirih (Piper betle L.), Kulit Buah Delima (Punica granatum L.), Dan Rimpang Kunyit
(Curcuma domestica Val.) Terhadap Jamur Candida albicans. Makara, Seri Sains Vol.
6(3): 149-154.
63. Sari, R. dan D. Isadiartuti. 2006. Studi efektivitas sediaan gel antiseptic tangan ekstrak daun
sirih (Piper betle Linn.). Majalah Farmasi Indonesia Vol. 17(4):163169.
64. Hertiani, T. dan I. Purwantini. 2002. Minyak Atsiri Hasil Destilasi Ekstrak Etanol Daun
Sirih (Piper beltle L) Dari Beberapa Daerah Di Yogyakarta dan Aktivitas Antijamur
Terhadap Candida albicans. Majalah Farmasi Indonesia Vol. 13(4):193-199.
65. Kumar, A. 2014. Chemical Composition of Essential Oil Isolated from The Rhizomes of
Kaempferia galanga L. International Journal of Pharma and Bio Sciences Vol. 5(1):225-
231.
66. Hasanah, A. N., F. Nazaruddin., E. Febrina., dan A. Zuhrotun. 2011. Analisis Kandungan
Minyak Atsiri dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia
galanga L.). Jurnal Matematika & Sains. Vol. 16(3):147-152.
101
67. Agustina, R., D. T. Indrawati, dan M. A. Masruhin. 2015. Aktivitas Ekstrak Daun Salam
(Eugenia Polyantha) sebagai Antiinflamasi pada Tikus Putih (Rattus norvegicus). J. Trop.
Pharm. Chem. Vol. 3(2):120-123.
68. Hendriati, L., T. Widodo, L. Hadisoewignyo. 2010. Pengaruh Pemacu Transpor Terhadap
Aktivitas Anti Inflamasi Minyak Kencur (Kaempferia galanga L.). Jurnal Bahan Alam
Indonesia Vol. 7(3):142-146.
69. Nie Y., L. K. Liana, dan E. Evacuasiany. Pengaruh Ekstrak Etanol Rimpang Kencur
(Kaempferia galanga L.) Terhadap Mukosa Gaster pada Model Mencit Swiss Webster yang
Diinduksi Asetosal. Jurnal Medika Planta Vol. 2(1):77-84.
70. Tjay, T. H. dan K. Rahardja. 2007. Obat-Obat Penting Kasiat, Penggunaan, dan Efek-Efek
Sampingnya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.
71. Hongratanaworakit, T and G. Buchbauer, 2007. Chemical Composition and Stimulating
Effect of Citrus hystrix oil on Humans. Journal Flavour Fragrance 22: 443449.
102
Hasil Diskusi Kelompok Usada Dalem (Senin, 21 Nopember 2016)
Program Studi : Jurusan Farmasi FMIPA Universitas Udayana
Mata Kuliah : Etnofarmasi
Kode MK.SKS : FA 533430/3 SKS
Diskusi Kelompok :V
Judul Makalah : USADA DALEM
Anggota Kelompok :
1. Ni Ketut Ayu Suksmawati (1408505035)
2. I Gusti Ayu Artini Ekajaya Amandari (1408505037)
3. Ni Kadek Santi Maha Dewi (1408505038)
4. I Putu Surya Anggara Putra (1408505040)
5. I Putu Denta Nugraha Parahyangan (1408505041)
6. Ni Luh Nyoman Niti Kurnia Sari (1408505042)
7. Ni Putu Tia Widya Andari (1408505043)
8. Diajeng Putri Dwinda Saputra (1408505044)
9. Putu Lia Hendrayati (1408505046)
10. Rahayu Wirayanti (1408505047)
11. Ida Ayu Putu Yudia Putri (1408505048)
Hari/Tanggal : Senin, 21 November 2016
Diskusi:
1. Pertanyaan (Juwita Susiarni/1408505029)
Bagaimana mekanisme eugenol pada cengkeh sebagai antibakteri dan bakteri apa saja yang
dapat dihambat oleh eugenol?
Jawaban (Ni Ketut Ayu Suksmawati/1408505035)
Komponen penghambat bakteri yang utama dalam cengkeh adalah eugenol. Berdasarkan
penelitian, diketahui bahwa eugenol yang menghambat produksi enzim penting oleh bakteri
dan/atau menyebabkan kerusakan pada dinding sel bakteri. Selain itu, sifat hidrofobik dari
eugenol memungkinkan untuk menembus lipopolisakarida dari membran sel bakteri gram
negatif dan mengubah struktur sel, yang kemudian mengakibatkan kebocoran konstituen
intraseluler. Minyak atsiri eugenol menunjukkan aktivitas antimikroba terhadap bakteri E. coli,
Staphyllococcus aureus dan Salmonella typhi.
2. Pertanyaan (Ni Luh Putu Indah Aryani/1408505004)
Dalam peracikan ramuan cengkeh dalam Usadha Bali, ada penambahan bahan-bahan tertentu,
salah satunya belerang. Apa fungsi belerang disini?
103
Jawaban (Ni Ketut Ayu Suksmawati/1408505035)
Belerang yang merupakan mineral yang terdiri dari unsur Sulfur yang banyak diketahui
memiliki manfaat bagi kesehatan kulit. Sehingga, kemungkinan besar penambahan bahan
belerang disini adalah untuk memperkuat efek dari bahan cengkeh untuk mengobati penyakit
luka-luka koreng.
3. Pertanyaan (Ni Made Kencana Sari/1408505051)
Dalam proses peracikan ramuan cengkeh untuk mengobati koreng, senyawa aktif yang
digunakan untuk khasiat antibakteri adalah eugenolnya. Eugenol merupakan salah satu bagian
dari minyak atsiri. Ketika proses penggorengan ramuan, apakah eugenolnya tidak menguap
nantinya?
Jawaban (Ni Ketut Ayu Suksmawati/1408505035)
Dalam proses penggorengan ramuan, api yang digunakan adalah api kecil dan menggorengnya
dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tujuan dari proses penggorengan disini adalah untuk
mempercepat keluarnya minyak atsiri eugenol dari cengkeh. Sehingga eugenol yang terekstrak
dapat tercampur ke dalam minyak kelapa yang digunakan untuk menggoreng, sehingga
nantinya yang dioleskan pada bagian luka korengnya adalah minyak kelapanya. Titik didih
eugenol adalah 2540C, jadi kecil kemungkinan dari menguapnya senyawa eugenol.
4. Pertanyaan (Ni Putu Eka Nata Sari/1408505023)
Bagaimana mekanisme kerja senyawa aktif dalam mengkudu sebagai antibakteri?
Jawaban (I Gusti Ayu Artini Ekajaya Amandari/1408505037)
Mengkudu mengandung senyawa aktif yaitu flavonoid. Flavonoid dalam buah mengkudu
mempunyai aktivitas penghambatan lebih besar terhadap bakteri Gram positif antara lain adalah
bakteri MRSA (Methicillin Resistant Staphylococcus aureus). Mekanisme kerja mengkudu
(flavonoid) sebagai antibakteri adalah dengan menembus lapiran peptidoglikan bakteri Gram
positif yang cenderung bersifat polar karena flavonoid sendiri bersifat polar, sehingga
menyebabkan aktivitas penghambatan pada bakteri Gram positif lebih besar daripada bakteri
Gram negatif (dinding sel lebih nonpolar), dengan terganggunya dinding sel akan menyebabkan
lisis pada sel.
5. Pertanyaan (Ni Wayan Musdwiyuni/1408505027)
Senyawa apa yang memiliki aktivitas antibakteri pada jeruk purut? Apakah senyawa ini hanya
mengobati antibakteri?
Jawaban (Ni Kadek Santi Maha Dewi/1408505038)
Senyawa yang memiliki aktivitas antibakteri yaitu minyak atsiri dengan komponen minyak
atsiri yaitu sitronelal (81,49%) yang sangat tinggi menjadi salah satu kelebihan minyak atsiri
104
daun jeruk purut. Sitronelal memiliki aktivitas antibakteri yang relatif sangat tinggi. Jeruk purut
tidak hanya digunakan sebagai antibakteri namun juga dapat digunakan reppelent dan anti
depresan. Menurut penelitian jeruk purut dapat dijadikan reppelent terhadap nyamuk Ae.
aegypti dan Ae. Albopictus. Rata-rata daya proteksi ekstrak jeruk purut terhadap Ae. aegypti
mencapai 34%, sedangkan terhadap Ae. albopictus mencapai 41%. Komponen minyatk atsiri
yang berfungsi sebagai reppelent adalah Linalol, citronellal dan geraniol. Sedangkan untuk
antidepresan dengan kandungan minyak atsiri limonene (30.73%).
6. Pertanyaan (Dewa Ayu Angghy Andini/1408505012)
Berdasarkan penyakit yang ada di usada dalem, pendekatan ilmiah apa yang digunakan?
Jawaban (Ni Kadek Santi Maha Dewi/1408505038)
Pendekatan ilmiah yang digunakan adalah antidepresan, karena pada usada dalem menyebutkan
untuk mengobati penyakit berteriak-teriak seperti kesakitan sehingga diperlukan antidepresan
untuk mengurangi stress atau untuk relaksasi. Jeruk purut sebagai antidepresan dengan
kandungan minyak atsiri limonene (30.73%) yang sudah berupa sediaan farmasi apabila
diberikan secara inhalasi dapat menyebabkan interaksi langsung antara aroma dari minyak atsiri
dan reseptor yang terlibat dalam regulasi sistem saraf otonom. Karena sawar darah otak
memiliki lipofilitas tinggi sehingga molekul yang berupa beraroma dengan mudah menembus
barier sawar darah otak dan menembus otak dengan inhalasi atau massage.
7. Pertanyaan (I Putu Wiratama Nugraha/1408505031)
Apakah bisa khasiat antiinflamasi dari temulawak dapat menghilangkan sakit pada bagian
pelepasan/dubur?
Jawaban (I Putu Surya Anggara Putra/1408505040)
Bisa, karena senyawa yang memiliki efek antiinflamasi akan mengobati radang yang terjadi
pada jaringan. Tubuh memberikan respon terhadap radang ini berupa panas, kemerahan,
bengkak, dan nyeri. Sehingga ketika temulawak dapat mengobati radang (inflamasi) pada
bagian pelepasan/dubur, maka respon tubuh yang berupa panas, kemerahan, bengkak, dan nyeri
juga akan menghilang. Dapat disimpulkan bahwa senyawa yang memiliki efek antiinflamasi
juga akan memiliki efek sebagai analgesik.
8. Pertanyaan (Ni Putu Eka Nata Sari/1408505023)
Kegunaaan adas dalam usada dalem itu dinyatakan untuk mengobatai penyakit buh, sakit buh
itu seperti apa dan bagaimana mekanisme tanaman adas untuk mengobatinya?
Jawaban (Ni Luh Nyoman Niti Kurnia Sari/1408505042)
Penyakit buh yakni penyakit yang menampakkan gejala-gejala pembengkakan pada bagian
rongga perut sehingga tampak membesar. Mekanismenya yaitu, ekstrak methanol buah adas
105
mampu meningkatkan aktivitas superoxside dismute (SOD) dan catalase (CAT). Hal ini
mengakibatkan meningkatnya volume darah dalam plasma pada HDL kolesterol. Adanya efek
secara signifikan mengurangi malondialdehyde (MDA) dalam mengukur peroksidad lipid.
Penurunan peroksida lipid menunjukkan ekstrak metanol dari buah adas efektif dalam anti
inflamasi dari jaringan sentral dan perifer.
9. Pertanyaan (Chatrinne Maya Wayoi/1408505028)
Penggunaan ramuan kayu cendana dalam usada dapat dilakukan dengan cara diminum atau
melalui tetes hidung. Apakah cara pengolahan keduanya sama atau berbeda? Jika berbeda
bagaimana cara pengolahan ramuan yang diberikan melalui tetesan hidung?
Jawaban (Diajeng Putri Dwinda Saputra/1408505044)
Cara pengolahan kedua jenis cara penggunaan sama, yaitu dengan merebus semua bahan
(suruh, jinten cemeng, temutis, pala, kelambak, dan daun katsuri). Setelah dirasa cukup
terekstraksi, air seduhan disaring dan ditambahkan dengan asahan kayu cendana yang telah
dilarutkan dengan air matang dan asahan baem warak. Diaduk merata dan dapat digunakan
dengan cara diminum atau melalui tetesan hidung.
10. Pertanyaan (Gede Mahendra Dharma Putra/1408505018)
Apakah penggunaan sirih dapat digunakan secara oral? Jika iya apakah dapat menimbulkan
toksisitas jika digunakan secara oral?
Jawaban (Rahayu Wirayanti/1408505047)
Sirih dapat digunakan secara oral dimana pada penelitian yang telah dilakukan diberikan varian
dosis pada hewa uji dengan berat antara 100-120 gram dengan single dose yaitu 300-500 mg/kg
BB selama 60 hari, dan pada pemberian dosis harian 3200 mg/kg BB hewan tidak menunjukan
perubahan yang segnifikan, selama 24jam setalah pemberian hewan uji masih bertahan hidup.
Pada pemberian Single dose yang diberikan secara oral dengan varian 300, 500, dan 1000
mg/kg BB selama 60 hari didapatkan hasil bahwa ada penurunan yang signifikan dari jumlah
leukosit pada hewan uji. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan ekstrak daun sirih
secara oral pada dosis di bawah 3200 mg/kg BB masih aman digunakan karena tidak
ditemukannya hewan uji yang meninggal atau tidak didapatkannya perbedaan hasil yang
signifikan namun pada dosis 3200 mg/kg BB sudah mulai terjadi penurunan jumlah
hemoglobin sehingga pada dosis pemberian lebih tinggi dari 3200 mg/kg BB diperkirakan
dapat memicu timbulnya penyakit anemia akibat penurunan jumlah haemoglobin yang
signifikan.
11. Pertanyaan (Putu Irma Handayani/1408505025)
106
Apa itu metode kertas cakram yang digunakan dalam menguji aktivitas antijamur ekstrak etanol
daun sirih terhadap Candida albicans dan bagaimana langkah-langkahnya?
Jawaban (Ida Ayu Putu Yudia Putri/1408505048)
Metode Kertas Cakram adalah metode yang digunakan untuk menetapkan kerentanan
mikroorganisme terhadap antibiotik dengan menginokulasi media agar dengan biakan dan
membiarkan antibiotik terdifusi ke media agar. Prinsip kerjanya adalah bahan uji dijenuhkan ke
dalam kertas cakram (cakram kertas). Cakram kertas yang mengandung bahan tertentu ditanam
pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan mikroba yang diuji, kemudian
diinkubasikan 370C selama 24 jam. Area (zona) jernih disekitar cakram kertas diamati untuk
menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan mikroba. Selama inkubasi, bahan uji berdifusi dari
kertas cakram ke dalam agar-agar itu, sebuah zona inhibisi dengan demikian akan terbentuk.
Diameter zona sebanding dengan jumlah bahan uji yang ditambahkan ke kertas cakram.
Jawaban (Putu Lia Hendrayati/1408505046)
Daun sirih yang kering dimaserasi dengan pelarut etanol 95%, kemudian dilakukan
penyaringan dan filtrat diuapkan hingga terbentuk ekstrak kental. Setelah itu dilakukan destilasi
untuk mendapatkan kandungan minyak atsiri dari daun sirih. Pengujian aktivitas antijamur pada
daun sirih terhadap Candida albicans dilakukan dengan metode kertas cakram dengan cara
mengusapkan suspensi Candida albicans pada permukaan agar Saboraud dan dibiarkan 3-5
menit hingga suspensi terserap secara merata pada media. Cakram dengan diameter 6 mm
diletakkan pada permukaan agar yang telah ditanami jamur uji (Candida albicans), lalu ditetesi
minyak atsiri daun sirih yang akan diuji aktivitas antijamurnya. Cawan petri diinkubasi selama
24 jam pada suhu 370C, setelah itu dilakukan pengukuran diameter hambatan pertumbuhan
jamur dengan menggunakan jangka sorong. Semakin besar diameter hambatannya maka akan
semakin besar pula aktivitas antijamur daun sirih terhadap Candida albicans.
12. Pertanyaan (I Gede Yana Prayadnya/1408505010)
Apa yang meyakinkan anda bahwa ekstrak dari cabe jawa (Piper retrofractum) dapat
menghambat pertumbuhan bakteri Mycrobacterium leprae yang dapat menyebabkan penyakit
kusta?
Jawaban (I Putu Denta Nugraha Parahyangan/1408505041)
Bakteri Mycrobacterium leprae merupakan bakteri gram positif dan merupakan bakteri
pathogen yang dapat menyebabkan kusta. Berdasarkan penelitian Fabarani (2012), ekstrak
mentah dari cabe jawa (Piper retrofractum) berhasil memberikan efek antimikroba terhadap
bakteri gram positif dan berdasarkan penelitian Jamal et al (2013), kandungan minyak atsiri
107
dalam cabe jawa mampu menghambat pertumbuhan bakteri pathogen, sehingga dimungkinkan
ekstrak cabe jawa mampu mencegah perkembangan bakteri Mycrobacterium leprae.
(Ni Ketut Ayu Suksmawati) (Putu Oka Samirana, S. Farm., M.Sc., Apt.)
NIM. 1408505035 NIP. 198712012014041001
108