Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan sebagai agency relationship as a
contract under which one or more person (the principals) engage another person (the agent) to
perform some service on their behalf which involves delegating some decision making authority
to the agent.
Hubungan keagenan merupakan suatu kontrak dimana satu atau lebih orang (prinsipal)
memerintah orang lain (agen) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal serta memberi
wewenang kepada agen membuat keputusan yang terbaik bagi prinsipal. Jika kedua belah pihak
tersebut mempunyai tujuan yang sama untuk memaksimumkan nilai perusahaan, maka diyakini
agen akan bertindak dengan cara yang sesuai dengan kepentingan prinsipal. (Ichsan, 2013)
Akuntansi sebagai suatu sistem mengenai beberapa asumsi atau terdapat adanya konsep dasar
akuntansi yang merupakan sumber dari prinsip prinsip akuntansi.
Kesatuan akuntansi
Data dan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus jelas menyebutkan unit atau
perusahaan yang dilaporkan. Bukan merupakan laporan keuangan jika tanpa adanya unit yang
melaporkan, jadi laporan keuangan harus jelas menyebutkan untuk perusahaan atau badan mana
laporan keuangan tersebut dilaporkan.
Kesinambungan perusahaan
Akuntansi diperlukan oleh pihak yang berkepentingan karena didasarkan pada asumsi
kesinambungan usaha. Bila usaha yang dimaksudkan hanya untuk beberapa hari atau bulan saja,
maka informasi akuntansi menjadi sangat tidak berarti. Oleh karena itu perusahaan harus tetap
hidup sepanjang masa sehingga diperlukan informasi untuk memantau kegiatan perusahaan yang
dapat menyajikan data dan informasi mengenai posisi keuangan serta hasil usaha yang akan
dibagi bagi ke dalam periode.
Periode akuntansi
Pelaporan informasi keuangan untuk perusahaan yang diasumsikan hidup sepanjang masa atau
berkesinambungan harus dipecah pecah ke dalam periode dalam bentuk laporan keuangan agar
dapat memantau posisi keuangan dan hasil usaha selama satu periode tertentu dalam masa yang
berkesinambungan. Dengan demikian adanya batas waktu pelaporan informasi keuangan kepada
manajemen yang dapat dipergunakan sebagai dasar pengambilan keputusan.
Informasi akuntansi yang disajikan harus memiliki keseragaman bahasa yaitu uang. Tanpa
adanya keseragaman dengan uang, informasi akuntansi yang disajikan tidak dapat
diperbandingkan karena satuan unit pengukurannya berbeda beda. Jelas nilai moneter dari
posisi keuangan maupun hasil usaha suatu perusahaan menjadi dasar kesatuan bahasa akuntansi.
Harga perolehan
Harta kekayaan yang diperoleh haruslah dicatat pada saat perolehannya. Nilai yang dibayarkan
untuk memperoleh harta kekayaan tersebut merupakan nilai yang akan dicatat dalam laporan
keuangan. Nilai inilah yang akan disajikan dalam laporan keuangan.
Pelaporan pendapatan dan biaya harus jelas menunjukkan periode dimana harus dilaporkan dan
dikaitkannya dengan aktiva dan hutang yang bersangkutan.
Konsistensi
Penerapan akan prinsip akuntansi harus dilakukan secara konsisten dari satu periode ke periode
lainnya. Dengan penerapan prinsip akuntansi secara konsisten, maka data dan informasi
keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan dapat diandalkan untuk dijadikan dasar
pengambilan keputusan.
Objektivitas
Data dan informasi keuangan harus disajikan dengan tidak memandang dan mempertimbangkan
satu atau pihak tertentu lainnya.
Materialitas
Data dan informasi keuangan yang timbul dari transaksi yang jumlahnya relatif kecil dan tidak
berarti terhadap laporan keuangan dapat diabaikan.
Konservatisme
Dalam konsep ini penyaji informasi keuangan harus hati hati terhadap pencatatan pendapatan
dan biaya. Dampak lain dari menganut paham konservatif adalah terciptanya pencatatan
pendapatan secara accrual atau cash basis yang terutama dirasakan penting dalam penerapan
akuntansi bank.
Pernyataan terbuka
Informasi yang diketahui sudah terjadi maupun yang potensial akan terjadi, sebaiknya disajikan
dalam laporan keuangan apakah dalam bentuk catatan kaki ataupun dalam catatan terhadap
laporan keuangan.
Realisasi
Data dan informasi keuangan yang disajikan harus jelas menyajikan dasar pengakuan pendapatan
yang telah dicerminkan dalam ikhtisar laba rugi. (WordPress.com, 2011)
B. FUNGSI PAJAK
Pajak merupakan sumber pendapatan negara untuk membiayai semua pengeluaran. Fungsi pajak
yang dipungut oleh negara antara lain :
1. Fungsi Anggaran (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran
pemerintah baik pengeluaran rutin, maupun pengeluaran pembangunan.
2. Fungsi Pemerataan Pendapatan (Redistribution)
Pajak yang dipungut oleh negara selanjutnya akan dikembalikan kepada masyarakat dalam
bentuk penyediaan fasilitas publik diseluruh wilayah negara.
3. Fungsi Mengatur (Regulerent)
Pajak digunakan sebagai alat untuk mengatur kebijakan tertentu di bidang ekonomi, politik,
sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan.
4. Legalitas Pemerintahan (Representation)
Pemerintah membebani pajak atas warga negara, dan warga negara meminta akuntabilitas dari
pemerintah sebagai bagian dari kesepakatn (pengenaan pajak tidak diputuskan secara sepihak
oleh penguasa tetapi merupakan kesepakatan bersama dengan rakyat melalui perwakilan di
parlemen).
5. Fungsi Stabilitas
Pemerintah mempunyai dana untuk menjalankan kenijakan yang berhubungan dengan stabilitas
harga sehingga inflasi dapat dikendalikan antara lain dengan cara mengatur peredaran uang di
masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
Pemeriksaan Pajak
A. Tujuan Pemeriksaan
Tujuan dilakukannya pemeriksaan adalah sebagai berikut:
1. Menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan :
a. SPT lebih bayar termasuk yang telah diberikan pengembalian pendahuluan pajak;
b. SPT rugi;
c. SPT tidak atau terlambat (melampaui jangka waktu yang ditetapkan dalam Surat
Teguran) disampaikan;
d. Melakukan penggabungan, peleburan, pemekaran, likuidasi, pembubaran, atau akan
meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
e. Menyampaikan SPT yang memenuhi kriteria seleksi berdasarkan hasil analisis (risk
based selection) mengindikasikan adanya kewajiban perpajakan WP yang tidak dipenuhi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Lapangan,
Wajib Pajak berhak :
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada WP pada waktu Pemeriksaan;
2. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memberikan pemberitahuan secara tertulis
sehubungan dengan pelaksanaan Pemeriksaan Lapangan;
3. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
4. Meminta kepada Pemeriksaan Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila terdapat
perubahan susunan Tim Pemeriksa Pajak dan atau;
5. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa
Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksa.
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Kantor,
Wajib Pajak berhak :
1. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Tanda Pengenal Pemeriksa
Pajak dan Surat Perintah Pemeriksaan kepada WP pada waktu Pemeriksaan;
2. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memberikan penjelasan tentang alasan dan
tujuan Pemeriksaan;
3. Meminta kepada Pemeriksa Pajak untuk memperlihatkan Surat Tugas apabila terdapat
perubahan susunan Tim Pemeriksa Pajak dan/ atau;
4. Memberikan pendapat atau penilaian atas pelaksanaan Pemeriksaan oleh Pemeriksa
Pajak melalui pengisian formulir Kuesioner Pemeriksa.
C. Kewajiban Wajib Pajak Apabila Dilakukan Pemeriksaan
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dengan jenis Pemeriksaan Lapangan, Wajib Pajak wajib :
1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang
terutang pajak;
2. Memberi kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara
elektronik;
3. Memberi kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruangan, barang
bergerak dan/atau tidak bergerak yang diduga atau patut diduga digunakan untuk
menyimpan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan,
dokumen lain, uang, dan/atau barang yang dapat memberi petunjuk tentang penghasilan
yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas WP, atau objek yang terutang pajak serta
meminjamkannya kepada Pemeriksaan Pajak;
4. Memberi bantuan guna kelancaran Pemeriksaan, antara lain berupa :
a. Menyediakan tenaga dan/atau peralatan atas biaya WP apabila dalam mengakses data
yang dikelola secara elektronik memerlukan peralatan dan/atau keahlian khusus;
b. Memberikan kesempatan kepada Pemeriksa Pajak untuk membuka barang bergerak
dan/atau tidak bergerak; dan /atau
c. Menyediakan ruangan khusus tempat dilakukannya Pemeriksaan Lapangan dalam hal
jumlah buku, cacatan, dan dokumen sangat banyak sehingga sulit untuk dibawa ke kantor
Direktorat Jenderal Pajak;
5. Menyampaikan tanggapan secara tertulis atas Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan;
dan
6. Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Lapangan,
Wajib Pajak wajib :
1. Memperlihatkan dan/atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasarnya pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan
tujuan Pemeriksaan;
2. Memberi kesempatan untuk mengakses dan/atau mengunduh data yang dikelola secara
elektronik;
3. Memberi kesempatan untuk memasuki dan memeriksa tempat atau ruangan peyimpan
buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan atau pencatatan, dokumen
lain, dan/atau barang yang berkaitan dengan tujuan Pemeriksaan serta meminjamkannya
kepada Pemeriksa Pajak; dan/atau
4. Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.
Dalam pelaksanaan Pemeriksaan untuk tujuan lain dengan jenis Pemeriksaan Kantor,
Wajib Pajak wajib :
1. Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi
dasar pembukuan atau pencatatan, dan dokumen lain yang berhubungan dengan tujuan
Pemeriksaan; dan atau
2. Memberikan keterangan lisan dan/atau tertulis yang diperlukan.
Ichsan, R. (2013, January 12). Teori Keagenan (Agency Theory). Retrieved may 2, 2017, from RANDHY
ICHSAN: https://bungrandhy.wordpress.com/2013/01/12/teori-keagenan-agency-theory/
Pratiwi, Y. (2014, November 16). Konsep dasar Perpajakan. Retrieved May 2, 2017, from Blogspot:
http://yulianapratiwi1d.blogspot.co.id/2014/11/konsep-dasar-perpajak.html
WordPress.com. (2011, December 18). OKTAVIAGUNAWAN'S BLOG. Retrieved May 2, 2017, from
WordPress.com: https://evaoktaviagunawan.wordpress.com/2011/12/18/konsep-dasar-akuntansi/