Anda di halaman 1dari 12

BAB II

TINJAUANPUSTAKA

2.1 Minyak Nabati


Minyak Nabati ialah sejenis minyak yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan.
Beberapa jenis minyak nabati yang biasa digunakan ialah minyak kelapa sawit,
minyak kemiri, minyak jarak, minyak kedelai, dan minyak jagung.
Dewasa ini, selain mengkonsumsi minyak tumbuh-tumbuhan berlebihan dan
minyak nabati yang diproses halus, lemak yang sungguh-sungguh jelek ialah minyak
panas, minyak hidrogenasi dan minyak dari bahan transgenik. Yang disebut minyak
panas adalah minyak untuk penggorengan dalam suhu tinggi yang digunakan secara
berulang-ulang, sedangkan minyak hidrogenasi dan minyak dari bahan transgenik
memerlukan perhatian konsumen ketika akan membelinya.
Daging berlemak, minyak ikan, kuning telur, mentega dan lemak hewan
lainnya tidak saja tidak dapat menambah kolesterol dalam tubuh, tapi malah dapat
menjaga kesehatan badan, namun sejumlah minyak nabati sebaliknya malah dapat
merugikan kesehatan. Minyak tumbuh-tumbuhan yang diproses halus tidak begitu
cocok bagi badan manusia. Tapi mengapa orang pada umumnya memilih
mengkonsumsi minyak tumbuh-tumbuhan, ini disebabkan perasaan takut
mengkonsumsi minyak hewani.
Lemak termasuk asam lemak linoleat, asam lemak linoleat, lemak tak jenuh
mono serta lemak jenuh. Di antaranya yang paling penting ialah asam lemak
linolenic dan asam lemak linoleic yang tergolong lemak tidak jenuh multi dan harus
diserap dari luar tubuh. Badan manusia dapat menghasilkan 20 macam asam lemak
lewat persenyawaan kedua jenis asam lemak tersebut, termasuk berbagai macam
asam lemak tak jenuh mono dan asam lemak jenuh. Asam lemak linolenic dan asam
lemak linoleic sangat diperlukan tubuh, mereka masing-masing adalah bahan
pembuatan untuk sel otak dan prostaglandin. Maka sama sekali tidak perlu takut
mengkonsumsi lemak jenuh, karena lemak tersebut tidak dapat mengurangi
kolesterol yang baik, juga tidak dapat menambah oksidasi kolesterol yang jelek.

Universitas Sumatera Utara


2.1.1 Jenis-jenis Minyak Nabati
Beberapa jenis minyak yang bersumber dari bahan nabati antara lain :
1. Minyak Kelapa Sawit
Minyak Kelapa Sawit dapat dihasilkan dari buahnya yang disebut CPO
(Crude Palm Oil). Kelapa sawit di Indonesia dewasa ini merupakan
komoditas primadona. Minyak yang berasal dari kelapa sawit terbagi menjadi
beberapa macam. Olein dan stearin atau yang biasa disebut minyak goreng
dan margarin adalah minyak yang berasal dari daging buah kelapa sawit.
Olein berbentuk cair dan stearin berbentuk padat dalam suhu kamar.
Disamping digunakan sebagai bahan mentah industri pangan juga digunakan
sebagai bahan mentah industri nonpangan. Jika dilihat dari biaya bahan
bakunya, komoditas kelapa sawit jauh lebih rendah daripada minyak nabati
lainnya.
Kelapa Sawit mengandung kurang lebih 80 persen perikarp dan 20 persen
buah yang dilapisi kulit yang tipis , kadar minyak dalam perikarp sekitar 34-
40 persen. Minyak kelapa sawit adalah lemak semi padat yang mempunyai
komposisi yang tetap. Standar mutu adalah merupakan hal yang penting
untuk menentukan minyak bermutu baik. Ada beberapa faktor yang
menentukan standar mutu yaitu kandungan air dan kotoran dalam minyak,
kandungan asam lemak bebas, warna, dan bilangan peroksida.
Mutu minyak kelapa sawit yang baik mempunyai kadar air kurang dari 0,1
persen dan kadar kotoron lebih kecil dari 0,01 persen, kandungan asam lemak
bebas serendah mungkin (kurang lebih 2 persen), bilangan peroksida dibawah
2, bebas dari warna merah dan kuning (harus berwarna pucat) tidak berwarna
hijau, jernih, dan kandungan logam berat serendah mungkin atau bebas dari
ion logam.
Bahan untuk mendapatkan minyak sawit dan minyak inti sawit adalah buah.
Buah yang baik berasal dari tandan buah yang sudah matang sempurna.
2. Minyak Kemiri
Mula-mula minyak kemiri dipakai sebagai pengganti linseed oil, yaitu
minyak yang dapat digunakan sebagai cat dan pernis, karena mempunyai sifat
yang lebih baik dari linseed oil. Minyak kemiri mempunyai sifat lebih mudah

Universitas Sumatera Utara


menguap dibanding dengan linseed oil, sehingga minyak kemiri termasuk
golongan minyak yang mudah menguap.
Minyak kemiri dikenal dengan istilah lumbang di negara Filipina atau
candle nut oil di beberapa negara lainnya. Istilah ini timbul karena kebiasaan
pemakaian tempurung buah kemiri yang ditusukkan pada ujung bambu,
sehingga menyerupai lilin bila tempurung dibakar.
Daging buah kemiri digunakan sebagai bumbu dalam jumlah yang relatif
kecil. Minyak kemiri tidak dapat dicerna karena bersifat laksatif dan biasanya
digunakan sebagai bahan dasar cat atau pernis, tinta cetak dan pembuatan
sabun atau sebagai pengawet kayu. Di Filipina minyak ini sudah lama
digunakan untuk melapisi bagian dasar perahu, agar tahan terhadap korosif
akibat air laut. Minyak kemiri dapat digunakan sebagai minyak rambut dan di
pulau jawa sebagai bahan pembatik dan juga untuk penerangan.
3. Minyak Jarak
Minyak Jarak merupakan minyak yang di dapatkan dari tanaman jarak.
Minyak jarak mempunyai rasa asam dan dapat dibedakan dengan trigliserida
lainnya karena bobot jenis. Kekentalan (viskositas) dan bilangan asetil serta
kelarutannya dalam alkohol nilainya relatif tinggi. Minyak jarak larut dalam
etil alkohol 95 persen pada suhu kamar serta pelarut organik yang polar dan
sedikit larut dalam golongan hidrokarbon alifatis. Nilai kelarutan dalam
petroleum eter relatif rendah dan dapat dipakai untuk membedakannya
dengan golongan trigliserida lainnya. Kandungan tokoferol relatif kecil (0,05
persen), serta kandungan asam lemak esensial yang sangat rendah
menyebabkan minyak jarak tersebut berbeda dengan minyak nabati lainnya.
Minyak jarak mempunyai sifat sangat beracun di samping kandungan asam
lemak esensialnya yang sangat rendah. Hal yang demikian menyebabkan
minyak jarak tidak dapat digunakan sebagai minyak makan dan bahan
pangan.
Sebelum dipergunakan untuk berbagai macam keperluan, minyak jarak perlu
di olah lebih dahulu. Pengolahan ini meliputi dehidrasi, oksidasi hidrogenasi,
sulfitasi, penyabunan dan sebagainya. Pengolahan tersebut mengakibatkan
perubahan sifat fisika-kimia minyak jarak.

Universitas Sumatera Utara


Minyak jarak dan turunannya digunakan dalam industri cat, varnish, lacquer,
pelumas, tinta cetak, linoleum dan sebagai bahan baku dalam industri-industri
plastik dan nilon. Dalam jumlah kecil minyak jarak dan turunannya juga
digunakan untuk pembuatan kosmetik, semir dan lilin.
4. Minyak Kedelai
Kedelai (Glycine max L) adalah tanaman semusim yang biasa diusahakan
pada musim kemarau, karena tidak memerlukan air dalam jumlah besar.
Secara fisik berbeda dalam hal warna, ukuran dan bentuk dan juga terdapat
perbedaan pada komposisi kimianya. Perbedaan sifat fisik dan kimia tersebut
dipengaruhi oleh varietas dan kondisi dimana kedelai itu tumbuh.
Kadar minyak kedelai relatif lebih rendah dibandingkan dengan jenis kacang-
kacangan lainnya, tetapi lebih tinggi dari pada kadar minyak serealida. Kadar
protein kedelai yang tinggi menyebabkan kedelai lebih banyak digunakan
sebagai sumber protein daripada sebagai sumber minyak. Asam lemak dalam
minyak kedelai sebagian besar terdiri dari asam lemak esensial yang sangat
dibutuhkan oleh tubuh. Asam lemak esensial dalam minyak dapat mencegah
timbulnya atherosclerosis atau penyumbatan pembuluh darah.
Minyak kedelai yang sudah dimurnikan dapat digunakan untuk pembuatan
minyak salad, minyak goreng serta untuk segala keperluan pangan. Lebih dari
50 persen produk pangan dibuat dari minyak kedelai, terutama margarin dan
shortening. Hampir 90 persendari produksi minyak kedelai digunakan di
bidang pangan dan dalam bentuk yang telah dihidrogenasi, karena minyak
kedelai mengandung lebih kurang 85 persen asam lemak tidak jenuh.
Bila minyak kedelai akan digunakan di bidang non pangan, maka tidak perlu
seluruh tahap pemurnian dilakukan, misalnya untuk pembuatan sabun hanya
perlu proses pemucatan dan deodorisasi, agar warna dan bau minyak kedelai
tidak mencemari warna dan bau sabun yang dihasilkan.
5. Minyak Jagung
Minyak Jagung diperoleh dengan mengekstrak bagian lembaga dari jagung.
Sistem ekstraksi yang digunakan biasanya adalah sistem penekanan
(pressing). Minyak jagung mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi yaitu
sekitar 250 kilo kalori/ons. Selain itu juga minyak jagung lebih disenangi

Universitas Sumatera Utara


konsumen karena selain harganya yang murah juga mengandung sitosterol
sehingga para konsumen dapat terhindar dari gejala atherosclerosis (endapan
pada pembuluh darah) yang mengakibatkan terjadinya ikatan kompleks
antara sitosterol dan Ca++ dalam darah (Ketaren, 1986).
Selama ini jagung hanya digunakan sebagai bahan baku pembuatan tepung
dan bahan pakan ternak dengan jumlah 76,5% dari jumlah produksi jagung
setiap tahunnya. Sisanya dipergunakan untuk keperluan lainnya misalnya
minyak jagung.
Dalam Tugas Akhir ini akan menggunakan Minyak Jagung sebagai bahan
baku, oleh karena itu akan dijelaskan Minyak Jagung secara lebih rinci.

2.1.2 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung


Minyak jagung merupakan trigliserida yang disusun oleh gliserol dan asam-
asam lemak. Persentase trigliserida sekitar 98,6 %, sedangkan sisanya merupakan
bahan non minyak, seperti abu, air, zat warna atau lilin. Asam lemak yang menyusun
minyak jagung terdiri dari asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh (Ketaren,
1986).
Jumlah asam lemak jenuh dalam minyak jagung sekitar 13 persen. Golongan
asam lemak jenuh yang menyusun trigliserida minyak jagung adalah: asam palmitat
dan asam stearat. Golongan asam lemak tidak jenuh yang menyusun trigliserida
minyak jagung berjumlah sekitar 86 persen yang terdiri dari: asam oleat dan asam
linoleat. Pada tabel 2.1 dapat dilihat komposisi asam lemak dalam minyak jagung.
Tabel 2.1 Komposisi Asam Lemak dalam Minyak Jagung
Jenis asam lemak Jumlah (%)
Miristat 0,1
Palmitat 8,1
Stearat 4,9
Oleat 30,1
Linoleat 56,8
Sumber : Ketaren (1986)

Universitas Sumatera Utara


Adapun sifat-sifat fisika dan kimia dalam minyak jagung adalah sebagai
berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat jenis : 0,918-0,925
- titik lebur : 26-34 0C
- titik didih : 272 0C
- indeks bias : 1,4567-1,4569 (25 0C)
- spesifik gravity : 0,915-0,920
- kemurnian : 98,06 % (sisanya air dan kotoran)
- viskositas : 58 cp (pada suhu 25 0C)

b. Sifat Kimia :
- Larut dalam etanol, isopropil alkohol dan fulfural
- Dapat dihidrolisa
O
CH2 O C R CH2OH

O O
CH O C R + 3H OH CHO + 3RCOOH

O
CH2 O C R CH2OH
Trigliserida air gliserol asam lemak bebas

2.2 Asam Oleat


Asam Oleat merupakan asam lemak tak jenuh yang banyak dikandung dalam
Minyak Jagung. Asam ini tersusun dari 18 atom C dengan satu ikatan rangkap di
antara atom C ke-9 dan ke-10. Selain dalam Minyak Jagung (55-80%), asam lemak
ini juga terkandung dalam CNO, CPKO, miyak jarak serta minyak biji anggur.
Rumus kimia: CH3(CH2)7CHCH(CH2)7)COOH.

Universitas Sumatera Utara


Asam Oleat memberikan Minyak Jagung karakteristik yang unik dan dalam
bidang kuliner Minyak Jagung menempati posisi "terhormat" di antara minyak-
minyak masak yang lain.
Asam Oleat dapat dihasilkan dari fraksinasi asam lemak yang diperoleh dari
proses pengubahan minyak menjadi asam lemak. Dalam hal ini proses yang
digunakan adalah proses hidrolisa. Asam Oleat dapat juga dihasilkan dari fraksinasi
asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lemak. Dalam Industri Asam Oleat banyak
digunakan sebagai surface active, emulsifier, dan dalam produk-produk kosmetika.
Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Oleat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 280,45 (kg/mol)
- titik leleh : 16,3 0C
- titik didih : 285 0C
- indeks bias : 1,4565
- spesifik gravity : 0,917-0,919 (25 0C)
- densitas : 0,8910 gr/ml
- tidak larut dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
- memiliki aroma yang khas

b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik seperti alkohol
- bersifat hidrolisis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Asam lemak bebas 2,5-2,4 %
(Sumber : Perrys, 1999)

2.3 Asam Linoleat


Asam linoleat (LA) adalah asam lemak tak jenuh omega-6. secara fisiologis
disebut 18:2 (n-6). Secara kimiawi asam linoleat adalah asam yang berantai karbon

Universitas Sumatera Utara


18 pada rantai karbon dan 2 cis ikatan rangkap. Ikatan rangkap pertama terdapat pada
karbon ke-6 dan omega terakhir.
Asam linoleat adalah poli asam lemak tak jenuh yang digunakan dalam
biosintesis prostaglandin. Ditemukan dalam lemak dan membran sel. Sangat besar
manfaatnya untuk tubuh, asam linoleat harus dimasukkan ke dalam gamma-asam
linoleat, reaksi katalisis dilakukan oleh enzim delta-6-desaturase (D6D). Asam
linoleat adalah kelompok dari asam lemak esensial yang disebut asam lemak omega-
6, disebut demikian karena merupakan zat makanan esensial yang dibutuhkan oleh
semua mamalia. Kelompok lain dari asam lemak esensial adalah asam linoleat
omega-3, contohnya asam Alpha-linoleic. Kekurangan omega-6 gejalanya termasuk
rambut kering, rambut rontok dan memperlambat penyembuhan luka.
Asam linoleat digunakan untuk membuat sabun, pengemulsi, dan minyak
pengering. Reduksi asam lemak menghasilkan linoleyl alkohol. Asam linoleat
dikenal dalam produk industri kecantikan karena bahannya diperlukan oleh kulit.
Penelitian utama dari asam linoleat bersifat mempengaruhi saat tersedia berlimpah di
dalam kulit, antara lain; anti-peradangan, mengurangi jerawat, menjaga kulit agar
tetap lembab. Non Seed Oil sangat berlimpah pada asam linoleat dan salah satu
produk kecantikan yang mengandung Non Seed Oil.
Minyak dan bahan makanan yang mengandung asam linoleat termasuk
minyak safflower (78%), minyak biji opium (70%), minyak rami (50-70%), minyak
kacang kenari, rumput makanan sapi perah, minyak zaitun, minyak kelapa, kuning
telur (10%), spirulina, minyak kacang, okra, minyak gandum, minyak biji anggur,
minyak macademia, minyak biji kenari hijau, minyak wijen.
Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Linoleat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 280.44548(1724) g/mol
- titik leleh : -5 C
- titik didih : 229 0C
- tidak larut dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh
- tidak berwarna

Universitas Sumatera Utara


b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Asam Linoleat : C18H32O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.4 Asam Stearat
Asam Stearat atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah
diperoleh dari lemak hewani. Wujudnya padat pada suhu ruang, dengan rumus kimia
CH3(CH2)16COOH.. Asam stearat diproses dengan memperlakukan lemak hewan
dengan air pada suhu dan tekanan tinggi. Asam ini dapat pula diperoleh dari
hidrogenasi minyak nabati. Dalam bidang industri asam stearat dipakai sebagai
bahan pembuatan lilin, sabun, plastik, kosmetika, dan untuk melunakkan karet.
Reduksi asam stearat menghasilkan stearil alkohol.
Asam stearat adalah asam lemak jenuh yang terdapat dalam lemak dan
minyak dari hewan. Merupakan bahan padat pembuat lilin dan dengan rumus kimia
C18H36O2. namanya berasal dari bahasa yunani yaitu dari kata Stear
(genitive=steatos), yang artinya lemak atau gemuk. Garam dan ester dari asam stearat
disebut stearates.
Asam stearat diperoleh dari pengolahan lemak hewan dengan menggunakan
air pada temperatur dan tekanan yang tinggi, terutama pada hidrolisis trigliserida.
Asam stearat diperoleh dari hidrogenasi beberapa minyak sayur tak jenuh.
Sebenarnya, pada umumnya asam stearat adalah campuran dari asam stearat dan
asam palmitat, meskipun asam stearat di dapatkan secara terpisah.
Sifat-sifat fisika dan kimia Asam Stearat adalah sebagai berikut :
a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 284.478 g/mol
- titik leleh : 69.6 C
- titik didih : 291 0C
- densitas : 0.847 g/cm3 at 70 C
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh

Universitas Sumatera Utara


b. Sifat Kimia :
- Larut dalam pelarut organik
- bersifat hidrolisis
- Rumus Kimia Asam Stearat : C18H36O2
(Sumber : Perrys, 1999)
2.5 Gliserol
Gliserol dengan nama lain propana-1,2,3-triol, atau gliserin, pada temperatur
kamar berbentuk cairan memiliki warna bening seperti air, kental, higroskopis
dengan rasa yang manis. Gliserol terdapat secara alami dalam persenyawaaan
sebagai gliserida didalam semua jenis minyak dan lemak baik dari tumbuhan maupun
hewan, dan gliserol didapatkan dari proses saponifikasi minyak pada pembuatan
sabun, atau pemisahan secara langsung dari lemak pada pemroduksian asam lemak.
Sejak 1949 gliserol juga diproduksi secara sintetis dari propilen. Dan proses secara
sintetis tercatat kurang lebih sekitar 50% dari total gliserol di pasaran.
Kegunaan dari gliserol sangatlah banyak tetapi kebutuhan yang paling besar
pada pembuatan resin sintetis dan ester gums, obat - obatan, kosmetika, dan pasta
gigi. Pemrosesan tembakau dan makanan juga membutuhkan gliserol dalam jumlah
yang besar .

Sifat-sifat fisika dan kimia Gliserol adalah sebagai berikut :


a. Sifat Fisika :
- berat molekul : 92,09 kg/kmol
- titik beku : 17,9 0C
- titik didh : 290 0C
- spesifik gravity : 1,260
- densitas : 0.847 g/cm3 70 C
- viskositas : 34 cP
- Fasa : Cair ( 30 0C, 1 atm )
- sempurna dalam air
- mudah terhidrogenasi
- merupakan asam lemak tak jenuh

Universitas Sumatera Utara


b. Sifat Kimia :
- Larut dalam air
- Merupakan senyawa hidroskopis
- tidak stabil pada suhu kamar
- Rumus Kimia Gliserol : C3H8O3
2.6 Deskripsi Proses
Pada Prinsipnya pembuatan Asam Oleat dibagi menjadi dua tahap yaitu :
1. Proses Hidrolisa minyak jagung, dan
2. Proses Fraksinasi Asam Lemak
Minyak Jagung yang merupakan bahan baku pembuatan asam oleat ini
dipanaskan dengan exchanger (HE-01) sampai temperatur 130 0C dan kemudian
dipompakan ke kolom hidrolisa . Begitu juga pada air, sebelum direaksikan dengan
minyak jagung terlebih dahulu dipanaskan dengan exchanger (HE-02) sampai
temperatur mencapai 90 0C.
Air dan minyak jagung yang sudah dipanaskan kemudian dihidrolisa dalam
reaktor hidrolisa yang biasa disebut splitting, secara continue dan berlawanan arah
pada temperatur dan tekanan yang tinggi sehingga menghasilkan asam lemak dan
gliserin yang berupa sweet water. Sistem berlawanan arah pada temperatur 255 0C
dan tekanan 50-56 bar (Bailey, 1964), akan mempercepat reaksi hidrolisa. Untuk
mencapai kondisi operasi yang diinginkan , maka Steam bertekanan 60 bar
diinjeksikan kedalam kolom hidrolisa.
Minyak dipompa dari bagian bawah menara, sedangkan air dialirkan melalui
puncak menara,. Perbandingan antara minyak jagung dengan air yang direaksikan
adalah 40-60 % berat minyak (Bailey, 1964). Minyak disemburkan menembus
campuran gliserin yang terakumulasi dibagian bawah menara, selanjutnya menembus
campuran air dan minyak hingga mencapai hidrolisa yang sempurna. Sistem yang
kontiniu dan berlawanan arah dengan temperatur dan tekanan tinggi akan
menghasilkan derajat hidrolisa yang tinggi. Asam lemak yang keluar dari kolom
hidrolisa berbentuk cairan yang kemudian diekspansikan ke flash tank asam lemak
(FT-01) 255 0C, 1 atm. Gliserol yang keluar dibawah kolom menara diekspansikan

Universitas Sumatera Utara


ke flash tank Gliserol (FT-02) 99 0C, 1 atm dan kemudian dimasukkan ke tangki
produk gliserol (Bailey, 1982).
Untuk menghasilkan asam oleat dengan kemurnian yang tinggi > 98 % maka
dilakukan fraksinasi asam lemak yang merupakan hasil hidrolisa minyak jagung
dengan air.
Kolom fraksinasi I untuk pemisahan asam lemak antara fraksi berat dan fraksi
ringan berdasarkan titik didih. Asam lemak yang berasal dari flash tank akan
dipompakan ke kolom fraksinasi I kemudian di panaskan pada suhu 255 0C dan
tekanan 1 atm pada bagian bawah kolom dan 230 0C dan tekanan 1 atm pada bagian
atas kolom. Pada kolom fraksinasi I ini akan dipisahkan asam lemak fraksi ringan
yaitu 0,150% C14, 15,068% C16, 83,874% C18F1, 0,908% C18F2, sebagai produk atas
dan fraksi berat 1,72% C18F1, 90,57% C18F2 dan 7,70% C18 sebagai produk bawah.
Produk atas sebagai fraksi ringan pada fase uap akan dikondensasikan pada unit
kondensor I (CD-01) dan kemudian dipompakan ke Cooler I (CO-01) sebelum
disimpan ke tangki asam linoleat. Sedangkan produk bawah sebagai fraksi berat akan
dipompakan ke kolom fraksinasi II untuk pemisahan lanjutan agar mendapatkan
asam oleat.
Kolom fraksinasi II ini bertujuan untuk memisahkan asam oleat dari produk
bawah kolom fraksinasi I. Pemisahan ini dilakukan dengan temperatur 260 0C dan
tekanan 1 atm pada bagian bawah dan 230 0C tekanan 1 atm pada bagian atas. Pada
kolom fraksinasi II ini akan dipisahkan asam lemak fraksi ringan yaitu 1,886%
C18F1, 98,3% C18F2, 0,084% C18 sebagai produk atas dan fraksi berat yaitu 10,615%
C18F2, 89,385% C18 sebagai produk bawah. Produk atas sebagai fraksi ringan pada
fase uap dikondensasikan pada unit kondensor I (CD-01) dan kemudian dipompakan
ke Cooler II (CO-01) sebelum disimpan ke tangki asam oleat. Sedangkan produk
bawah sebagai fraksi berat akan dipompakan ke Cooler III (CO-03) yang kemudian
di simpan ke dalam tangki asam stearat.

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai