Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pencemaran lingkungan merupakan peristiwa penyebaran bahan kimia


dengan kadar tertentu yang dapat merubah keadaan keseimbangan pada daur
materi, baik keadaan struktur maupun fungsinya, sehingga mengganggu
kesejehteraan manusia salah satu pencemaran lingkungan yang sedang bergejolak
pada massa sekarang ini adalan pencemaran udara. Pencemaran udara terjadi jika
komposisi zat zat yg ada diudara melampaui ambang batas yana ditentukan .

Adanya bahan- bahan kimia yang melampaui batas dapat membahayakan


kesehatan manusia , mengganggu kehidupan hewan dan tumbuhan dan
terganggunya iklim (cuaca) dengan aktivitas manusia dan kemajuan tekhnologi
terutama akibat proses pembakaran bahan bakar diindustri atau kendaraan
bermotor, maka banyak gas-gas yang dihasilkan dan bercampur dengan udara
sebagai zat pencemar. Bahan kimia yang merupakan zat pencemar udara adalah
karbondioksida (CO2), karbonmonoksida (CO), sulfurdioksida (SO2), oksida
nitrogen (NO2), senyawa hidrokarbon, dan partikulat logam berat.

Dalam abad modern dimana jumlah penduduk semakin banyak dan


semakin padat,untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kemajuan teknologi,
maka aktivitas yang mengganggu keseimbangan daur mareri semakin meningkat.
Untuk menghambat atau mengurangi atau menghilangkan akibat yang terlalu
besar dari pengaruh lingkungan, maka setiap orang harus sadar akan kepentingan
agar kesetimbangan dalam lingkungan hidup terjaga
BAB II

PEMBAHASAN

Pengertian Pencemaran Udara Pencemaran udara diartikan sebagai adanya


bahan-bahan atau zat-zat asing didalam udara yang menyebabkan perubahan
susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat
asing didalam udara dalam jumlah tertentu serta berada diudara dalam waktu yang
cukup lama, akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan dan tumbuhan.
Bila keadaan itu terjadi maka diudara dikatakan telah tercemar. Udara merupakan
campuran beberapa macam gas yang perbandingannya tidak tetap, tergantung
pada keadaan suhu udara / tekanan udara dan lingkungan sekitarnya.

Udara adalah juga atmosfer yang berada disekeliling bumi yang berfungsi
sangat penting bagi kehidupan didunia ini. Dalam udara terdapat oksigen (O2)
untuk bernapas, karbondioksida untuk proses fotosintesis oleh khlorofil daun dan
ozon (O3) untuk menahan sinar ultra violet. Gas-gas lain yang terdapat dalam
udara antara lain gas-gas mulia, nitrogen oksida, hidrogen, methana, belerang
dioksida, amonia dan lain-lain.

Apabila susunan udara menglami perubahan dari susunan keadaan normal


seperti tersebut diatas dan kemudian mengganggu kehidupan manusia, hewan dan
binatang, maka udara telah tercemar. Jenis-jenis Pencemaran Udara Menurut
asalnya, pencemaran udar dapat dibagi menjadi dua macam, yakni :

a. Pencemaran Udara Alami Adalah : Masuknya zat pencemar ke dalam


udara / atmosfer, akibat prosesproses alam seperti asap kebakaran hutan,
debu gunung berapi, pancaran garam dari laut, debu meteroid dan
sebagainya.
b. Pencemaran Udara Non- Alami Adalah : Masuknya zat pencemar oleh
aktivitas manusia, yang pada umumnya tanpa disadari dan merupakan
produk sampinga, berupa gas-gas beracun, asap, partikel-partikel halus,
senyawa belerang, senyawa kimia, buangan panas dan buangan nuklir.
Perkembangan yang berkembang pesat dewasa ini, khususnya dalam
industri dan teknologi, serta meningkatnya jumlah kendaraan bermotor yang
menggunakan bahan bakar fosil (minyak) menyebabkan udara yang kita hirup
disekitar kita menjadi tercemar oleh gas-gas buangan hasil pembakaran. Secara
umum penyebab pencemaran udara ada 2 macam, yakni :

a. Karena faktor internal (secara alamiah), contoh :

1. Debu yang berterbangan akibat tiupan angin.


2. Abu (debu) yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi berikut gas-gas
vulkanik.
3. Proses pembusukan sampah organik,

b. Karena faktor eksternal (karena ulah manusia), contoh :

1. Hasil pembakaran bahan bakar fosil.


2. Debu / serbuk dari kegiatan industri.
3. Pembakaran zat-zat kimia yang disemprotkan ke udara.

Pencemaran pada suatu tingkat tertentu dapat merupakan suatu campuran


dari satu atau lebih bahan pencemar, baik berupa padatan, cairan, atau zat yang
masuk terdispersi ke udara dan kemudian menyebar ke lingkungan sekitarnya.
Kecepatan penyebaran ini sudah barang tentu akan tergantung pada keadaan
geografi dan meteorology setempat.

Udara bersih yang kita hirup merupakan gas yang tidak tampak, tidak
berbau, tidak berwarna maupun berasa. Akan tetapi udara yang benar-banar bersih
sudah sulit diperoleh, terutama dikota-kota besar yang banyak industrinya dan
padat lalu lintasnya. Udar ynag tercemar dapat merusak lingkungan dan
kehidupan manusia. Terjadinya kerusakan lingkingan berarti berkurangnya
(rusaknya) daya dukung alam yang selanjutnya akan mengurangi kualitas hidup
manusia.

Sebenarnya secara alamiah, udar / atmosfer mempunyai kemampuan


mengatur dan mengendalikan diri terhadap masuknya setiap zat pencemar ke
dalamnya. Karena secara alami udara / atmosfer mempunyai keterbatasan dalam
menerima pencemaran udara, maka kelebihan zat pencemar memungkinkan
terjadinya dampak negatif terhadap kualitas dan karekteristik udara / atmosfer.
Sealnjutnya akan merubah tingkat laku udara / atmosfer yang memungkinkan
terjadinya perubahan iklim local maupun global.

Udara di daerah perkotaan yang mempunyai banyak kegiatan industri dan


teknologi serta lalu lintas yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih lagi.
Udara di daerah industri kotor terkena bermacam-macam pencemar.
Dari beberapa macam komponen pencemar udara, maka yang paling
banyak berpengaruh dalam pencemaran udara adalh komponen-komponen berikut
ini :

1. Karbon monoksida (CO)


2. Nitrogen oksida (NOx)
3. Belerang oksida (SOx)
4. Partikulat

A. Karbon Monoksida (CO)

Karbon monoksida atau CO adalah suatu gas yang tidak berwarna, tidak
berbau dan juga tidak berasa. Gas CO dapat berbentuk cairan pada suhu dibawa -
129OC. Gas CO sebagian besar berasal dari pembakaran bahan fosil dengan
udara, berupa gas buangan. Kota besar yang padat lalu lintasnya akan banyak
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam uadra relatif tinggi dibandingkan
dengan daerah pedesaan. Selain itu dari gas CO dapat pula terbentuk dari proses
industri. Secara alamiah gas CO juga dapat terbentuk, walaupun jumlahnya relatif
sedikit, seperti gas hasil kegiatan gunung berapi, proses biologi dan lain-lain.
Secara umum terbentuk gas CO adalah melalui proses berikut ini :

1. Pembakaran bahan bakar fosil.


2. Pada suhu tinggi terjadi reaksi antara karbondioksida (CO2) denagn
karbon C yang menghasilkan gas CO.
3. Pad suhu tinggi, CO2 dapat terurai kembali menjadi CO dan oksigen.

Penyebaran gas CO diudara tergantung pada keadaan lingkungan. Untuk


daerah perkotaan yang banyak kegiatan industrinya dan lalu lintasnya padat,
udaranya sudah banyak tercemar oleh gas CO. Sedangkan daerah pimggiran kota
atau desa, cemaran CO diuadra relatif sedikit. Ternyata tanah yang masih terbuka
dimana belum ada bangunan diatasnya, dapat membantu penyerapan gas CO. Hal
ini disebabkan mikroorganisme yang ada didalam tanah mampu menyerap gas CO
yang terdapat diudara. Angin dapat mengurangi konsentrasi gas CO pada suatu
tempat karena perpindahan ke tempat lain.

B. Nitrogen Oksida (NO2)

Nitrogen oksida sering disebut dengan NOx karena oksida nitrogen


mempunyai 2 bentuk yang sifatnya berbeda, yakni gas NO2 dan gas NOx. Sifat
gas NO2 adalh berwarna dan berbau, sedangakn gas No tidak berwarna dan tidak
berbau. Warna gas NO2 adalah merah kecoklatan dan berbau tajam menyengat
hidung. Kadar NOx diudara daearh perkotaan yang berpenduduk padat akan lebih
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit. Hal ini disebabkan karena
berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah
kadar NOx diudara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik,
pembuangan sampah dan lain-lain. Pencemaran gas NOx diudara teruatam berasal
dari gas buangan hasil pembakaran yang keluar dari generator pembangkit listri
stasioner atau mesin-mesin yang menggunakan bahan bakar gas alami.

Keberadaan NOx diudara dapat dipengaruhi oleh sinar matahari yang


mengikuti daur reaksi fotolitik NO2 sebagai berikut :

NO2 + sinar matahari NO + O

O + O2 O3 (ozon)

O3 + NO NO2 + O2

C. Belerang Oksida (SOx)

Gas belerang oksida atau sering ditulis dengan SOx terdiri atas gas SO2
dan gas SO3 yang keduanya mempunyai sifat berbeda. Gas SO2 berbau tajam dan
tidak mudah terbakar, sedangkan gas SO3 bersifat sangat reaktif. Gas SO3 mudah
bereaksi dengan uap air yang ada diudara untuk membentuk asam sulfat atau
H2SO4. Asam sulfat ini sangat reaktif, mudah bereaksi (memakan) bneda-benda
lain yang mengakibatkan kerusakan, seperti proses perkaratan (korosi) dan proses
kimiawi lainnya.

Konsentrasi gas SO2 diudara akan mulai terdeteksi oleh indera manusia
(tercium baunya) manakala kensentrasinya berkisar antara 0,3 1 ppm. Gas dari
pada gas SO3. Jadi dalam hal ini yang dominan adalah gas SO2. Namun demikian
gas tersebut akan bertemu dengan oksigen yang ada diudara dan kemudian
membentuk gas SO3 melalui reaksi berikut :

2SO2 + O2 (udara) 2SO3

Pemakaian batu bara sebagai bahan bakar pada beberapa kegiatan industri
seperti yang terjadi di negara Eropa Barat dan Amerika, menyebabkan kadar gas
Sox diudara meningkat. Reaksi antara gas Sox denagn uap air yang terdapat
diudara akan membentuk asam sulfat maupun asam sulfit. Apabila asam sulfat
dan asam sulfit turun ke bumi bersama-sama dengan jatuhnya hujan, terjadilah
apa yang dikenal denagn Acid Rain atau hujan asam . Hujan asam sangat
merugikan karena dapat merusak tanaman maupun kesuburan tanah. Pada
beberapa negar industri, hujan asam sudah banyak menjadi persoalan yang sangat
serius karean sifatnya yang merusak. Hutan yang gundul akibat jatuhnya hujan
asam akan mengakibatkan lingkunagn semakin parah.

Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru bara yang
digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain sebagainya. Belerang
dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau FeS2 dan dapat pula berbenruk
mineral logam sulfida lainnya seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam
proses industri besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilakna SOx karena
mineral-mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses
peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus
menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang merupakan
pengotor logam. Pada suhu tinggi sulfida logam mudah dioksida menjadi oksida
logam melalui reaksi berikut :

2ZnS + 3O2 2ZnO + 2SO2

2PbS + 3O2 2PbO + 2SO2

Selain tergantung dari pemecahan batu bara yang dipakai sebagai bahna
bakar, penyebaran gas SOx, ke lingkungan juga tergnatung drai keadaan
meteorology dan geografi setempat. Kelembaban udara juga mempengaruhi
kecepatan perubahan SOx menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan
berkumpul bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Hujan
asam inilah yang menyebabkan kerusakan hutan di Eropa (terutama di Jerman)
karena banyak industri peleburan besi dan baja yang melibatkan pemakaian batu
bara maupun minyak bumi di negeri itu.

4. Partikulat

Partikel adalah pencemar udara yang berada bersama-sama denagn bahan


atau bentuk pencemar lainnya. Partikel dapat diartikan secara murni atau sempit
sebagai bahan pencemar udara yang berbentuk padatan. Namun dalam pengertian
yang lebih luas, dalam kaitan dengan masalah pencemaraan lingkungan, pencemar
partikel dapat meliputi berbagai macam bentuk, mulai dari bentuk yang sederhana
sampai dengan bentuk yang rumit atau kompleks yang kesemuanya merupakan
bentuk pencemaran udara.

Sumber pencemaran partikel dapat berasal dari peristiwa alami dan juga
dapat berasal dari ulah manusia dalam rangka mendapatkan kualitas hidup yang
lebih baik. Pencemaran partikel yang bersaal dari alam contohnya adalah :

1. Debu tanah / pasir halus yang terbang terbawa oleh angin kencang.
2. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar ke udara akibatletusan gunung
berapi.
3. Semburan uap iar panas disekitar daerah sumber panas bumi didaerah
pegunungan.

Pencemaran partikel yang berasal dari alam sering kali dianggap wajar.
Kalaupun terjadi gangguan terhadap lingkungan yang mengurangi tingkat
kenyamannan hidup maka hal tersebut dianggap sebagai musibah bencana alam.
Pencemaran partikel yang berasal dari alam yang pernah tercatat sebagai suatu
kejadiaan yang hebat adalah pencemaran partikel akibat letusan gunung Krakatau
pada tahun 1885. Abu dan bahan-bahan vulkanik yang terlempar akibat letusan
gunung Krakatau, tidak hanya jatuh disekitar selat Sunda (Jawa Barat dan
Lampung) saja, namun sempat melayang diatmosfer mengelilingi dunia dalam
waktu yang cukup lama sebelum akhirnya jatuh didaratan Eropa.

Partikel sebagai pencemar udara mempunyai waktu hidup, adalah pada saat
partikel masih melayang-layang sebagai pemcemar diudara sebelum jatuh ke
bumi. Waktu hidup partikel berkisar anatra beberapa detik sampai beberapa bulan.
Sedangkan kecepatan pengendapannya tergantung pada ukuran partikel, massa
jenis partikel serta arah dan kecepatan angin yang bertiup. Partikel yang sudah
mati karena jatuh mengendap dibumi, dapat hidup kembali apabila tertiup
oleh angin kencang dan melayang-layang lagi diudara.

Sumber pencemaran partikel akibat ulah manusia sebagian besar berasal dari
pembakaran batu bara, proses industri, kebakaran hutan dan gas buangan alat
transportasi.

Berikut macam-macam dinamika dan reaksi-reaksi kimia dalam udara :

a. Oksidan fotokimia
Oksidan fotokimia adalah komponen atmosfer yang diproduksi oleh proses
fotomikia, yaitu suatu proses kimia yang mebutuhkan sinar, yang akan
mengoksidasi komponen-komponen yang tidak segera dapat dioksidasi oleh gas
oksigen. Senyawa yang terbentuk merupakan polutan sekunder yang diproduksi
karena interaksi antara polutan primer dengan

sinar. Hidrokarbon merupakan komponen yang berperan dalam produksi oksidan


fotokimia. Reaksi ini juga melibatkan siklus fotolitik NO2 . Polutan sekunder yang
paling berbahaya yang dihasilkan oleh reaksi hidrokarbon dalam siklus tersebut
adalah ozon ( O3 ) dan peroksiasetilnitrat, yaitu salah satu komponen yang paling
sederhana dari grup peroksiasilnitrat (PAN).
Oksidan yang terutama adalah ozon (O3), nitrogen dioksida (NO2) dan
peroxyacylnitrate (PAN). NO2 berasal dari hasil reaksi fotokimia NO dengan
oksigen di udara. Sedangkan ozon dan PAN berasal dari reaksi fotokimia NO,
NO2, SO2 dan radiakal hidrokarbon.
Ozon bukan merupakan hidrokarbon tetapi konsentrasi O3 di atmosfer naik
sebagai akibat langsung dari reaksi hidrokarbon, sedangkan PAN merupakan
turunan hidrokarbon. Hasil reaksi antara O dengan hidrokarbon merupakan
produk intermediat yang sangat reaktif yang disebut hidrokarbon radikal bebas
(RO2 ). Radikal bebas semacam ini dapat bereaksi lebih lanjut dengan berbagai
komponen termasuk NO, NO2, O2 , O3 , dan hidrokarbon lainnya. Beberapa reaksi
yang mungkin terjadi di antara bermacam-macam reaksi tersebut adalah sebagai
berikut (Fardiaz, 1992) :
a. Radikal bebas bereaksi cepat dengan NO membentuk NO2 . Karena NO
dihilangkan dari siklus tersebut, akibatnya mekanisme normal untuk
menghilangkan O3 dari siklus tidak terjadi, sehingga konsentrasi
O3 meningkat.
b. Radikal bebas dapat bereaksi dengan O2 dan NO2 membentuk peroksiasilnitrat.
c. Radikal bebas dapat bereaksi dengan hidrokarbon lainnya dan komponen
oksigen membentuk komponen-komponen organik lainnya yang tidak
diinginkan.
Campuran produk-produk sebagai akibat gangguan hidrokarbon di dalam
siklus fotolitik NO2 disebut smog fotokimia, yaitu terdiri dari kumpulan O3 , CO,
PAN dan komponen-komponen organik lainnya termasuk aldehide, keton, dam
alkil nitrat. Konsentrasi oksidan di udara dipengaruhi oleh ada tidaknya sinar
matahari dan kadar bahan-bahan pencemar primernya di udara. Pada siang hari
kadar oksidan mencapai titik maksimum dan malam hari kadar oksidant berada
pada titik minimumnya.

b. Hujan Asam

Hujan asam mempunyai pengertian sebagai segala bentuk hujan yang


memiliki tingkat keasaman atau pH dibawah normal, yakni dibawah 5,6. Secara
umum, hujan yang turun di wilayah Indonesia memiliki pH normal sekitar 6. Dan
hujan asam ini mempunyai kandungan pH di bawah kadar normal tersebut.
Asamnya hujan ini dikarenakan adanya kandungan karbondioksida atau CO yang
larut dengan air hujan tersebut dan memiliki bentuk sebagai asam lemah.

Seperti jenis hujan lainnya, hujan asam ini juga mempunyai karakteristik
khusus yang akan menjadi ciri khasnya dan membedakannya dengan jenis hujan
yang lainnya. Karakteristik atau ciri- ciri yang dimiliki oleh hujan asam ini hanya
dapat kita temukan di hujan asam saja dan tidak di hujan yang lainnya. Beberapa
ciri atau karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam ini antara lain adalah sebagai
berikut:

Memiliki pH dibawah kadar normal, yakni dibawah 5,7


Terjadi karena adanya peningkatan kadar asam nitrat dan sulfat yang ada
di dalam polusi udara.
Awal terjadinya karena disebabkan oleh peningkatan emisi sulfur dioksida
dan nitrogen oksida yang ada di atmosfer
Meningkatkan seseorang terserang gangguan jantung dan juga paru- paru
Membuat kulit menjadi gatal- gatal dan memerah
Beresiko menyebabkan pusing bagi orang yang memiliki kekabalan tubuh
yang rendah

Karakteristik yang disebutkan di atas hanyalah sedikit karena merupakan


karakteristik yang dimiliki oleh hujan asam semata dan tidak dimiliki oleh hujan
lain. Sedangkan karaktersitik yang lainnya, yakni yang meliputi warna dan juga
rasa, hujan asam ini tidak ada bedanya dengan hujan yang lainnya. Sehingga kita
akan mengetahui terjadinya hujan asam ini dari kandungan yang dimiliki oleh
hujan asam tersebut dan juga dampak yang mugkin ditimbulkan dari hujan asam
tersebut.

Sebab- sebab yang mendatangkan terjadinya hujan asam adalah sebagai berikut:

Karbondioksida atau CO dan karbon monoksida atau CO.


Karbondioksida dan karbon monoksida ini merupakan suatu gas hasil
proses pembakaran yang bertemu dengan uap air atau HO. kedua gas ini
apabila bertemu akan membentuk asam karbonat atau H2CO3 yang
termasuk ke dalam kategori asam lemah.
Hidrogen sulfida atau H2S, sukfur oksida atau SO2 yang bertemu dengan
uap air atau H2O akan membentuk asam sulfat atau H2SO4 yang
meurapakan kategori asam yang kuat.

Itulah penyebab terjadinya hujan asam secara alami. Kemudian sebab- sebab
tersebut dapat ditimbulkan oleh karena adanya beragam aktivitas manusia maupun
fenomena alam. Beberapa aktivitas manusia dan juga fenomena alam yang dapat
menimbulkan terjadinya hujan asam diantaranya adalah pembakaran BBF, letusan
gunung berapi, kebakaran hutan, peleburan logam, aktivitas pabrik, dan
pembangkit listrik.

Selain fenomena alam maupun beragam aktivitas manusia yang dapat


menimbulkan hujan asam, kita juga perlu mengetahui tenang apa saja gas- gas
yang terlibat dalam proses terjadinya hujan asam ini. Beberapa gas yang terlihat
dalam proses terjadinya hujan asam ini antara lain adalah:
1. Karbondioksida atau CO. Karbondioksida ini merupakan suatu gas hasil
proses pembakaran. Hal- hal yang dapat menyebakan karbondioksida ini
antara lain adalah pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya.
2. Karbon monoksida atau CO. Karbon monoksida ini juga merupakan satu gas
yang diperoleh dari berbagai proses pembakaran. Seperti halnya
karbondioksida, karbon monoksida ini juga dapat diproduksi melalui beberapa
aktivitas sebagai berikut: pernafasan makhluk hidup, hasil pembakaran, polusi
kendaraan bermotor, dan lain sebagainya
3. Uap air atau H2O. uap air juga merupakan elemen yang berperan dalam proses
terjadinya hujan asam. Uap air ini dapat disebabkan karena adanya penguapan
dari sumber- sumber air yang ada di Bumi ketika sedang dipanasi oleh sinar
matahari.
4. Hidrogen sulfida atau H2S. Yakni suatu gas yang dapat timbul karena adanya
pembakaran atau pemanasan belerang.
5. Sulfur dioksida, yakni gas yang dapat timbul karena adanya pembakaran
belerang pula, seperti halnya hidrogen sulfida.

Itulah beberapa gas yang terlibat dalam pembuatan atau terjadinya hujan
asam. Ujan asam ini terjadi setelah beberapa gas tersebut akan menghasilkan
hujan asam ketika sudah bertemu antara uap air, sebagai contoh karbondioksida
dan karbondioksida dengan uap air, serta hidrogen sulfida dan sulfur dioksida
dengan uap air.

Seperti halnya hujan pada umumnya yang terbentuk karena melalui


beberapa tahapan atau proses terjadinya hujan, hujan asam pun juga demikian.
Tahapan- tahapan yang akan dilalui dalam proses terjadinya hujan
asam ini setidaknya ada enam tahapan. Tahapan- tahapan tersebut akan disajikan
secara urut dan disebut dengan kronologis. Berikut ini akan dipaparkan mengenai
tahapan- tahapan terjadinya hujan asam ini secara urutm yakni:

1. Di Bumi terdapat beragam aktivitas baik aktivitas alam maupun aktivitas


manusia yang menimbulkan berbagai macam gas penyebab hujan asam,
seperti karbondioksida, karbonmonoksida, sulfur dioksida, dan hidrogen
sulfur.
2. Kemudian di Bumi juga terjadi penguapan oleh berbagai macam sumber air
yang disebabkan karena pemanasan sinar matahari dan menghasilkan uap air
yang banyak.
3. Setelah itu uap air yang timbul dari pengembunan tersebut akan bertemu
dengan gas- gas yang menyebabkan terjadinya hujan asam tersebut. Yakni
karbondioksida dan karbonmonoksida dengan uap air, serta hidrogen sulfur
dan sulfur oksida dengan uap air.
4. Adanya pertemuan uap air dengan karbondioksida atau karbon monoksida ini
akan menghasilkan asam yang bersifat lemah. Hidrogen oksida dan sulfur
dioksida ketika bertemu dengan uap air akan menghasilkan asam yang bersifat
kuat.
5. Kemudian kandungan syang bertemu tersebut terbawa oleh angin menuju
tempat yang jauh dari sumbernya dan semakin ke atas.
6. Ketika sudah sampai di atas, gas yag bercampur dengan uap air tersebut akan
mengalami kejenuhan sehingga menjatuhkan kandungan airnya sebagai titik-
titik air. Titik- titik air inilah yeng menjadi hujan. Hujan inilah yang yang
dinamakan sebgai hujan asam

Itulah kronologi atau tahapan proses terjadinya hujan asam. Tahapan-


tahapan yang telah disebutkan di atas disajikan secara urut sehingga membentuk
suatu kronologi. Untuk mengetaui lebih jelas dan lebih mendetail mengenai
proses terjadinya hujan asam, disamping adalah visualisasi dari proses trejadinya
hujan asam ini. Dalam gambar tersebut tampak asap yang diphasilkan sisa
pembakan pabrik yang keluar dari cerobong asap menuju ke arah atas udara.
Kemudian bercampur dengan uap air, yang pada akhirnya menghasikan hujan.
Hujan ini turun di tempat yang jauh dari sumbernya karena telah terbawa oleh
angin. Setelah kita mengetahui tentang proses terjadinya hujan asam, kita akan
mengetahui fakta tentang hujan asam ini. Berikut ini adalah fakta mengenai hujan
asam, yakni sebagai berikut:

1. Hujan asam merupakan sebuah hujan yang intensitas terjadinya meningkat


ketika terjadi revolusi industri. Jenis industri yang paling banyak
menimbulkan atau memicu terjadinya hujan asam adalah indistri yang
melakukan pembakaran atau yang mempunyai cerobong asam dan
menggunakannya sebagai cara untuk membuang asap sisa pembakaran.
2. Penggunaan cerobong asap memang bisa mengurangi polusi udara yang ada di
permukaan Bumi (khususnya di bagian bawah), namun penggunaan cerobong
asap ini justru akan menambah kontribusi pada penyebaran hujam asam
sendiri.
3. Hujan asam ini biasanya terjadi di daerah yang lokasinya jauh dari sumber
atau penyebab terjadinya hujan itu sendiri. Di wilayah Bumi, yang paling
banyak mengalami hujan asam adaah di daerah gunung atau pegunungan. Hal
ini karena daerah pegunungan mempunyai curah hujan yang lebih tinggi
daripada daerah atau kawasan yang ada di sekitarnya.
4. Pengaruh dari hujan asam sendiri dapat kita lihat dari beberapa sudut atau
beberapa hal, antara lain adalah menurunnya jumlah ikan yang berada di
danau. Selain itu, efek yang terlihat pada tumbuhan hijau adalah rusaknya
lapisan lilin yang ada di daun tumbuhan
5. Dari hujan asam pula kita juga dapat menemui beragam nutrisi akan hilang.
Hal ini akan berakibat pada tumbuhan yang tidak akan tahan pada udara
dingin dan juga tidak tahan terhadap serangan serangga dan juga jamur
6. Hujan asam juga akan membuat pertumbuhan akar pada tumbuhan menjadi
lambat. Dan manusia dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit karena
adanya hujan asam ini.
c. Penipisan ozon

Ozon merupakan gas yang secara alami terdapat didalm atmosfer.


Lapisan ozon mulai dikenal oleh seorang ilmuwan dari Jerman, Christian
Friedrich Schonbein pada tahun 1839. Ozon adalah hasil reaksi antara oksigen
dengan sinar ultraviolet dari matahari. Ozon di udara berfungsi menahan
radiasi sinar ultraviolet dari matahari pada tingkat yang aman untuk kesehatan
kita semua.
Ozon juga diproduksi manusia untuk dipergunakan sebagai bahan
pemurni air, pemutih, dan salah satu unsur pembentuk plastik. Setiap molekul
ozon mengandung 3 atom oksigen dengan rumus kimia O3. Ozon ditemukan
terutama di lapisan atmosfer bagian bawah. Kira kira 10% ozon atmospheric
terdapat di Troposfir, suatu lapisan Tamosfir yang paling dekat dengan bumi
(mulai dari permukaan bumi hingga 10-16 Km).
Ozon troposfir terbentuk dari reaksi kimia yang disebabkan adanya gas
pencemar hasil aktivitas manusia, sehingga berbahaya terhadap system
kehidupan. Sisanya sebanyak 90% terdapat di Stratosfir, terutama antara
bagian puncak lapisan trofosfir hingga ketinggian 50 Km. Ozon di stratosfir
ini terbentuk secara alami, dikenal dengan lapisan ozon (ozone layer) dan
sangat berguna bagi system kehidupan. Istilah 'ozon' atau lebih tepat lagi
'lapisan ozon' mulai mendapat perhatian sekitar tahun 1980an ketika para
ilmuwan menemukan adanya 'lubang' di lapisan ozon di Antartika. Lubang
tersebut merupakan hasil dari tenaga matahari yang mengeluarkan radiasi ultra
yang tinggi. Radiasi itu berpecah menjadi molekul oksigen sekaligus
melepaskan atom bebas di mana setengahnya diikat dengan molekul oksigen
yang lain untuk membentuk ozon.
Lapisan ozon melindungi bumi dari paparan sinar Ultra Violet B (UV-
B) yang sangat berbahaya bagi makhluk hidup di muka bumi. UV-B yang
mempunyai panjang gelombang 280-315 nm, sebagian diserap oleh lapisan
ozon, dengan demikian jumlah UV-B yang mencapai bumi jumlahnya sangat
sedikit. Paparan UV-B terhadap manusia dapat mengakibatkan penyakit
kanker kulit, katarak dan mengurangi system kekebalan tubuh. Paparan UV-B
juga dapat merusak kehidupan tanaman, organisme bersel satu dan ekosistem
perairan. Sedangkan UV-A (dengan panjang gelombang 315-400 nm) tidak
diserap oleh lapisan ozon. Radiasi UV-A dari sinar matahari sangat
bermanfaat bagi kelangsungan hidup makhluk hidup di permukaan bumi.
Lapisan ozon sangat penting karena ia menyerap radiasi ultra violet
(UV) dari matahari untuk melindungi radiasi yang tinggi sampai ke
permukaan bumi. Radiasi dalam bentuk UV spektrum mempunyai jarak
gelombang yang lebih pendek daripada cahaya. Radiasi UV dengan jarak
gelombang adalah di antara 280 hingga 315 nanometer yang dikenali UV-B
dan ia merusak hampir semua kehidupan. Dengan menyerap radiasi UV-B
sebelum ia sampai ke permukaan bumi, lapisan ozon melindungi bumi dari
efek radiasi yang merusak kehidupan.

Proses kerusakan lapisan ozon :


-sinar UVB memasuki ozon
-Energy uv memecah atm klorin dari molekul cfc
-Klorin ladikal memecah molekul ozon
-Membentuk klorin monoksida dan dua atom oksigen
-Oksigen terlepas ke atmosfir
-Atom oksigen di atmosfir memecah molekul klorin monoksida
-Menghasilkan oksegen dan klorin radikal bebas
-Lalu reaksi siklus memulai lagi
Kerusakan lapisan ozon adalah istilah yang sering digunakan untuk
mendeskripsikan berkurangnya atau hilangnya lapisan ozon yang terdapat
pada lapisan atmosfir. Berdasarkan laporan dari NASA bahwa lubang ozon di
Antartika telah mencapai 29 juta Km. Konsentrasi rata rata lapisan ozon
kurang dari 200 DU dikategorikan sebagai lubang ozon (Ozone Hole).
Penyebab rusaknya atau menipisnya lapisan ozon yaitu oleh Bahan Perusak
Ozon (BPO) yang diemisikan dari berbagai kegiatan, baik dalam
menggunakan atau memproduksi barang mengandung BPO.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah
kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC
digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnya dengan :
AC,Kulkas,bahan dorong dalam penyembur (aerosol), diantaranya kaleng
semprot untuk pengharum ruangan, penyemprot rambut atau parfum
pembuatan busa,bahan pelarut terutama bagi kilang-kilang elektronik
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun
dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC
bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 50 km). Molekul
CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom
klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan
lubang ozon. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar
UV memasuki bumi.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan
berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam
ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat
mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar
yang masih baik.
Satu buah molekul CFC memiliki masa hidup 50 hingga 100 tahun
dalam atmosfer sebelum dihapuskan. Dalam waktu kira-kira 5 tahun, CFC
bergerak naik dengan perlahan ke dalam stratosfer (10 50 km). Molekul
CFC terurai setelah bercampur dengan sinar UV, dan membebaskan atom
klorin. Atom klorin ini berupaya memusnahkan ozon dan menghasilkan
lubang ozon. Penipisan lapisan ozon akan menyebabkan lebih banyak sinar
UV memasuki bumi.
Oleh karena itu, kita semua harus memandang serius masalah ini dan
berupaya untuk mencegah atau meminimalkan penipisan lapisan ozon di alam
ini dengan cara meminimalkan penggunaan bahan-bahan yang dapat
mempertipis ozon agar generasi yang akan datang dapat mewarisi alam sekitar
yang masih baik.
Dalam bulan Oktober 1987, 1989, 1990 dan 1991, lubang ozon yang
luas telah dilacak di seluruh Antartika dengan kenaikan 60% pengurangan
ozon berbanding dengan permukaan lubang pra-ozon. Pada bulan Oktober
1991, permukaan terendah atmosfer ozon yang pernah dicatat telah terjadi di
seluruh Antartika.
Berikut beberapa penyebab Rusaknya Ozon :

1. CFC.
Ancaman yang diketahui terhadap keseimbangan ozon adalah
kloroflorokarbon (CFC) yang mengakibatkan menipisnya lapisan ozon. CFC
digunakan oleh masyarakat modern dengan cara yang tidak terkira banyaknya,
misalnya dengan :

2. Banyaknya volume kendaraan yang ada di bumi sangan berakibat negatif


pada lapisan ozon. Karbon monoksida yang dihasilkan oleh kendaraan dapat
merusak lapisan ozon. Semakin lama, volume kendaraan semakin banyak,
semakin banyak pula gas karbon monokida yang di keluarkan, bisa
dibayangkan keadaan lapisan ozon beberapa tahun kedepan bila volume
kendaraan semakin hari semakin bertambah

3. Penggundulan hutan secara besar2an sangat berakibat buruk pada kualitas


udara yang ada di bumi. Gas2 karbon yang merusak lapisan ozon tidak lagi
diserap oleh tumbuhan. Sehingga apa lagi yang harus diandalkan untuk
menyerap gas2 tersebut untuk membantu mengurangi kerusakan ozon dan
tentunya menghasilkan oksigen bagi makhluk hidup?

4. Pada bidang pertanian, penerimaan sinar ultra violet pada tanaman dapat
memusnahkan hasil tanaman utama dunia. Hasil kajian menunjukkan hasil
tanaman seperti 'barli' dan 'oat' menunjukkan penurunan karena penerimaan
sinar radiasi yang semakin tinggi. Tanaman diperkirakan akan mengalami
kelambatan pertumbuhan, bahkan akan cenderung kerdil, sehingga merusak
hasil panen dan hutan-hutan yang ada.

5. Pada hewan, Radiasi penuh ini juga dapat mematikan anak-anak ikan,
kepiting dan udang di lautan, serta mengurangi jumlah plankton yang menjadi
salah satu sumber makanan kebanyakan hewan-hewan laut. Kerusakan lapisan
ozon juga memiliki pengaruh langsung pada pemanasan bumi yang sering
disebut sebagai "efek rumah kaca". Usaha-usaha untuk mencegah penipisan
ozon menjadi mulai dilakukan bersama oleh semua negara di dunia. Usaha itu
pun telah di galakkan secara serius melalui UNEP (United Nation
Environment Programme) salah satu organisasi PBB yang bergerak dibidang
program perlindungan lingkungan dan alam.

6. Asap yang dihasilkan oleh pabrik juga amat sangat berpengaruh dalam
memperparah kerusakan lapisan ozon. Sama hal nya seperti asap kendaraan.
Gas yang dikeluarkan dapat merusak lapisan ozon,amat mencemari udara,
belum lagi limbah cair dan limbah padat yang dihasilkan pabrik, dapat
merusak lingkungan.
Akibat Kerusakan Ozon

1. Menipisnya lapisan ozon dalam atmosfer bagian atas diperkirakan menjadi


penyebab meningkatnya penyakit kanker kulit dan katarak pada manusia,
merusak tanaman pangan tertentu, mempengaruhi plankton yang akan
berakibat pada rantai makanan di laut, dan meningkatnya karbondioksida
(lihat pemanasan global) akibat berkurangnya tanaman dan plankton.
Sebaliknya, terlalu banyak ozon di bagian bawah atmosfer membantu
terjadinya kabut campur asap, yang berkaitan dengan iritasi saluran
pernapasan dan penyakit pernapasan akut bagi mereka yang menderita
masalah kardiopulmoner.

2. Pencairan gunung es
Lubang ozon di Antartika disebabkan oleh penipisan lapisan ozon antara
ketinggian tertentu seluruh Antartika pada musim semi. Pembentukan
lubang tersebut terjadi setiap bulan September dan pulih ke keadaan normal
pada lewat musin semi atau awal musim panas.

Ada beberapa cara mengurangi Kerusakan Lapisan Ozon

Beberapa langkan yang dapat dilakukan untuk menjaga lapisan ozon adalah
dengan melakukan kegiatan ramah ozon atau ozone friendly dan sosialisasi
untuk mengubah perilaku manusia secara bertahap. Upaya ini harus selalu
menerapkan prinsip 4R, yaityu melakukan: reduce, reuse, recycle,
replace/replant.
Langkah-langkah lain:
Kurangi pemakaian barang-barang yang memiliki bahan .
Di rumah dan perkantoran, minimalkan jumlah Air Conditioner yang
digunakan.
Diperlukan desain arsitektur yang lebih baik sehingga udara segar
dapat masuk dengan leluasa ke dalam ruangan kantor atau kamar
tidur sehingga keperluan AC bisa dikurangi.
Sesuaikan kapasitas kulkas dengan dengan kebutuhan sehingga lebih
efektif.
d. Gas rumah kaca dan Efek rumah kaca

Gas rumah kaca adalah gas-gas yang ada di atmosfer yang menyebabkan
efek rumah kaca. Gas-gas tersebut sebenarnya muncul secara alami di lingkungan,
tetapi dapat juga timbul akibat aktivitas manusia.

Gas rumah kaca yang paling banyak adalah uap air yang mencapai
atmosfer akibat penguapan air dari laut, danau dan sungai. Karbondioksida (CO2)
adalah gas terbanyak kedua, yang timbul dari berbagai proses alami seperti:
letusan vulkanik; pernapasan hewan dan manusia (yang menghirup oksigen dan
menghembuskan karbondioksida); dan pembakaran material organik (seperti
tumbuhan).

Karbondioksida dapat berkurang karena terserap oleh lautan dan diserap


tanaman untuk digunakan dalam proses fotosintesis. Fotosintesis memecah
karbondioksida dan melepaskan oksigen ke atmosfer serta mengambil atom
karbonnya.

Dalam troposfer terdapat gas-gas rumah kaca yang menyebabkan efek


rumah kaca dan pemanasan global. Gas Rumah Kaca dapat terbentuk secara alami
maupun sebagai akibat pencemaran. Gas Rumah Kaca yang berada di atmosfer
(troposfer) dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada
pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.
Selain itu, Gas Rumah Kaca juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan
hutan, serta aktivitas pertanian dan peternakan. Gas Rumah Kaca yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut, seperti H2O (uap air), CO2 (karbon dioksida), O3 (ozon),
CH4 (metana), N2O (dinitrogen oksida), CFC (cholorofluorokarbon : CFC R-11
dan CFC R-12), dan gas lainnya seperti HFCS, PFCS, dan SF6 .
Karbondioksida (CO2) berasal dari pembakaran batu bara untuk listrik dan
pemanas, pembakaran produk dari fosil seperti bensin, solar, bahan bakar pesawat
pada kegiatan transportasi dan industri. CO2 juga berasal dari akibat perubahan
tata guna lahan yang disebabkan karena kebakaran hutan, pembukaan hutan akibat
eksplotasi dan eksplorasi dalam pertambangan.
Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya
perubahan iklim yang sangat ekstrem di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan
terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga mengurangi kemampuannya
untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global mengakibatkan
mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya
suhu air laut sehingga air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut
yang mengakibatkan negara kepulauan akan mendapatkan pengaruh yang sangat
besar.
Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu
rata-rata bumi 1-5 C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap
seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5
C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer,
maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan
bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi
menjadi meningkat.
Berikut adalah dampak-dampak lain dari gas rumah kaca. Dapat kita lihat bahwa
dampaknya akan saling berhubungan dan berakibat fatal.

1. Perubahan Iklim
Perubahan iklim menunjukkan adanya perubahan pada iklim yang
disebabkan secara langsung maupun tidak langsung oleh kegiatan manusia yang
mengubah komposisi atmosfer global dan juga terhadap variabilitas iklim alami
yang diamati selama periode waktu tertentu. Daerah hangat akan menjadi lebih
lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum
begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau
menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air
merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek
insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan
membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya
matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses
pemanasan. Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-
rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. Badai akan
menjadi lebih sering.

2. Meningkatnya Permukaan Laut


Pegunungan gletser dan tutupan salju rata-rata berkurang pada kedua
belahan bumi dan memiliki kontribusi terhadap kenaikan muka laut sebesar 0.77
milimeter per tahun sejak 1993 2003. Pada daerah dengan iklim sedang, banyak
gunung-gunung gletser yang mencair, dan tutupan salju semakin berkurang,
terutama pada musim semi. Selama abad 20, luasan maksimum daerah yang
tertutup salju pada musim dingin/semi telah berkurang sekitar 7% pada Belahan
Bumi Utara. Kemudian waktu yang dibutuhkan untuk pembekuan sungai dan
danau pun cukup bervariasi, tetapi sejak 150 tahun terakhir telah semakin lambat
menjadi 5.8 hari per abad dan mencair lebih cepat 6.5 hari per abad.

3. Meningkatnya Suhu Global


Perbedaan panas bumi menghasilkan produksi pangan yang berbeda di
setiap tempat. Sebagai contoh, bagian selatan Kanada, mungkin akan mendapat
keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di
lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin
tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari
gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju)
musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum
puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami
serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.
4. Gangguan Ekologis
Hewan dan tumbuhan sulit menghindar dari efek pemanasan global,
karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global,
hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan.
Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena
habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan
menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau
selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan
mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju
kutub mungkin juga akan musnah.

e. perubahan iklim

Perubahan iklim merupakan suatu keniscayaan yang sedang kita hadapi


bersama saat ini. Semakin hari perubahan iklim semakin kita rasakan bahkan
semakin mengkhawatirkan. Untuk itu kita harus berusaha menanggulanginya
dengan mulai mencintai dan menjaga lingkungan seperti menanam pohon,
bersepeda, dan cara-cara lainnya. Perlu diingat bahwa perubahan iklim tidak
terjadi tiba-tiba, peristiwa ini terjadi oleh berbagai sebab. Dan inilah beberapa
faktor penyebab perubahan iklim:

Source : https://www.flickr.com/photos/oxfam/3057841579/

1. Aktivitas Manusia
Kegiatan manusia dibumi ini merupakan penyebab utama terjadinya
perubahan iklim, terlebih aktivitas manusia yang mengarah kepada pengrusakan
lingkungan seperti penebangan hutan, pembangun pemukiman didaerah resapan
air, membuang limbah pabrik sembarangan, dan lain sebagainya. Aktivitas-
aktivitas manusia yang tidak memperdulikan lingkungan membuat bumi semakin
tidak ramah kepada manusia dan menjadikan bumi semakin tidak nyaman
ditempati lagi.
2. Pemanasan Global.

Salah satu penyebab perubahan iklim yang terjadi dibumi ini adalah
pemanasan global. Pemanasan global merupakan meningkatnya suhu rata-rata
dipermukaan bumi baik itu darat maupun laut. Pengaruh pemanasan global
terhadap terjadinya perubahan iklim sangat signifikan, contohnya adalah dari
sebuah penelitian mengungkapkan bahwa pemanasan global dapat meningkatkan
intensitas terjadinya badai. Hal ini membuktikan bahwa anomali iklim dialam ini
seringkali terjadi.

Anda mungkin juga menyukai