SAP Leukemia 23 Infeksi
SAP Leukemia 23 Infeksi
LEUKEMIA
Oleh :
Universitas Brwijaya Malang
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang
Poltekkes Kemenkes Malang
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Icme Jombang
Pembimbing Lahan
_________________________
SATUAN ACARA PENYULUHAN
III. SASARAN
Pasien dan keluarga pasien
IV. PEMBAHASAN MATERI
1. Pengertian leukemia
2. Etiologi leukemia
3. Klasifikasi leukemia
4. Tanda dan gejala leukemia
5. Penatalaksanaan leukemia
6. Cara perawatan pasien leukemia
V. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
VI. MEDIA
Leaflet
LCD
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses Keperawatan), Yayasan
Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung, 1996
Smeltzer C. Suzannne, (2002 ), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry
Hartono, dkk., Jakarta, EGC.
Doenges, EM. (2000 ), Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001),
Jakarta, EGC.
Price, S.A. R. Wilson CL (1991), Pathophisiology Clinical Concept of Disease Process, Alih
Bahasa Adji Dharma (1995), Patofisiologi Konsep Klinik Proses-Proses Penyakit,
Jakarta, EGC.
Soeparman. 1990. Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : Balai penerbit FKUI
S. Heru Adi. 1995. Kesehatan Masyarakat. Jakarta. : EGC
Mansjoer, Arief. Et all. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Soeparman (1995), Ilmu Penyakit Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit FKUI.
Ismayadi. 2004. Asuhan Keperawatan dengan Reumatik (Artritis Treumatoid) pada Lansia.
http://images.nersgun.multiply.multiplycontent.com/attachment/0/RmlKtAoKCpYAAA-
Tuug1/askep%20rematik.pdf?nmid=45426672
MATERI PENYULUHAN
LEUKEMIA (KANKER DARAH)
DEFINISI
Suatu gangguan atau kelainanan darah yang diturunkan dengan ditandai anemia,
perdarahan dan infeksi.
Leukemia Akut adalah suatu keganasan primer sumsum tulang yang berakibat
terdesaknya komponen darah abnormal (blastosit), disertai penyebaran ke organ-organ lain.
(Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Unair & RSUD dr
Soetomo Surabaya,1994).
Leukimia akut adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasi patologis sel hemopoitik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh lain (Kapita Selekta
Kedokteran 2, Tahun 2000)
KLASIFIKASI LEUKEMIA
1. Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
LMA mengenai sel stem hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel mieloid;
monosit, granulosit (basofil, netrofil, eosinofil), eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia
dapat terkena. Insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia
nonlimfositik yang paling sering terjadi.
PENYEBAB LEUKEMIA
1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell
leukemia-lymphoma virus/HTLV)
2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya
3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen
anti neoplastik.
4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
6. Kelainan kromosom : Sindrom Blooms, trisomi 21 (Sindrom Downs), Trisomi G
(Sindrom Klinefelters), Sindrom fanconis, Kromosom Philadelphia positif,
Telangiektasis ataksia.
KOMPLIKASI
1. Gagal sumsum tulang
2. Infeksi
3. Hepatomegali
4. Splenomegali
5. Limfadenopa
2. Pengobatan spesifik
Terutama ditunjukkan untuk mengatasi sel-sel yang abnormal. Pelaksanaannya tergantung
pada kebijaksanaan masing-masing rumah sakit, tetapi prinsip dasar pelaksanaannya adalah
sebagai berikut:
- Induksi untuk mencapai remisi: obat yang diberikan untuk mengatasi kanker sering disebut
sitostatika (kemoterapi). Obat diberikan secara kombinasi dengan maksud untuk mengurangi
sel-sel blastosit sampai 5% baik secara sistemik maupun intratekal sehingga dapat mengurangi
gejala-gajala yang tampak.
- Intensifikasi, yaitu pengobatan secara intensif agar sel-sel yang tersisa tidak memperbanyak
diri lagi.
- Mencegah penyebaran sel-sel abnormal ke sistem saraf pusat
- Terapi rumatan (pemeliharaan) dimaksudkan untuk mempertahankan masa remisi
1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi kranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
a. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi kortikostreroid
(prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil jika tanda-tanda
penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda
kurang dari 5%.
b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui intrathecal
untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan hanya pada
pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.
c. Konsolidasi
Pada fase ini kombinasi pengobatan dilakukan unutk mempertahankan remisis dan mengurangi
jumlah sel-sel leukemia yang beredar dalam tubuh. Secara berkala, mingguan atau bulanan
dilakukan pemeriksaan darah lengkap untuk menilai respon sumsum tulang terhadap
pengobatan. Jika terjadi supresi sumsum tulang, maka pengobatan dihentikan sementara atau
dosis obat dikurangi.
CARA PERAWATAN
Perawatan di Rumah :
Mendukung klien tetap beraktivitas.
Monitor reaksi klien setelah beraktivitas.
Berikan makanan tinggi asam folat (kacang-kacangan, sayuran, berwarna hijau, daging),
vitamin C.
Ijinkan penderita untuk terlibat dalam persiapan dan pemilihan makanan.
Perbaiki gizi saat selera makan penderita meningkat.