KELOMPOK B3
(shift 1)
Disusun Oleh :
Sadewa Wicaksana S. 152010101009
Ni Made Trismarani S. K. 152010101016
Muhammad Fikri U. 152010101035
Dina Ayu Savitri 152010101042
Anita Widaad Taqiyyah 152010101052
Denaneer Rahmadatu 152010101054
Tsintani Nur Aristiana 152010101091
Diayu Putri Akhita 152010101098
Rena Hardianty 152010101099
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
DAFTAR ISI
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
1.2 Tujuan............................................................................................................2
1.3 Manfaat..........................................................................................................2
ii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
1. Mengamati efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan barbiturate
2. Mengamati efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan non barbiturate
3. Membandingkan efek obat hipnotik sedative dari obat golongan
barbiturate dan non barbiturate dengan kelompok kontrol
4. Memahami mekanisme kerja obat hipnotik sedatif
1.3 Manfaat
1. Untuk mengetahui efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan
barbiturate
2. Untuk mengetahui efek obat hipnotik sedatif dari obat golongan non
barbiturate
3. Untuk mengetahui perbandingan efek obat hipnotik sedatif dari obat
golongan barbiturate dan non barbiturate dengan kelompok kontrol
4. Untuk mengetahui mekanisme kerja obat hipnotik sedative
2
BAB 2. ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR PRAKTIKUM
3
a. Chimney test: 1 mencit kelompok control, 1mencit kelompok
diazepam(kelp A) atau 1 mencit kelompok luminal (kelp B)
b. Activity Wheel: 1 mencit kelompok control, 1mencit kelompok
diazepam (kelp A) atau 1 mencit kelompok luminal (kelp B)
4
BAB 3. PEMBAHASAN
Chimney test
Waktu (detik (s))
Mencit
Kelompok 1 Kelompok 2 Kelompok 3 Rata-rata
A 30 25 30 28,33333333
B 0 30 13 14,33333333
NA 6 13 19 12,66666667
NB 0 7 4 3,666666667
Activity Wheel
5
3.2 Hasil Uji Annova
1. Chimney test
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
A 3 85 28,33333 8,333333
B 3 43 14,33333 226,3333
A NORMAL 3 37,39 12,46333 41,11203
B NORMAL 3 11 3,666667 12,33333
ANOVA
Source of
Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 938,218 3 312,7393 4,341913 0,042976 4,066181
Within Groups 576,2241 8 72,02801
Total 1514,442 11
6
2. Tail Suspension Test
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
A 3 310 103,3333 14177,33
B 3 98 32,66667 226,3333
A NORMAL 3 980 326,6667 3333,333
B NORMAL 3 1080 360 0
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 236582,7 3 78860,89 17,78449 0,000673 4,066180551
Within Groups 35474 8 4434,25
Total 272056,7 11
KESIMPULAN
F HITUNG>F TABEL, PERLAKUAN BERPENGARUH SIGNIFIKAN
F HITUNG: 17,8
F TABEL: 4,1
7
3. Activity Wheel
SUMMARY
Groups Count Sum Average Variance
A 6 675 112,5 17450,7
B 6 999 166,5 19349,9
A NORMAL 6 1703 283,8333 62113,77
B NORMAL 6 1801 300,1667 61394,57
ANOVA
Source of Variation SS df MS F P-value F crit
Between Groups 149085,8 3 49695,28 1,239988 0,321535 3,098391
Within Groups 801544,7 20 40077,23
Total 950630,5 23
3.3 Pembahasan
3.3.1 Diazepam
Praktikum ini menggunakan cara dengan pembagian beberapa mahasiswa
yang dijadikan 2 kelompok besar yaitu kelompok dengan pemberian diazepam
dibanding kontrol dan pemberian luminal dibanding kontrol (Masing-masing dari
kelompok tersebut akan diberikan perlakuan chimney test yang dilanjutkan
dengan tail suspension test dan activity wheel.). Pada kelompok pemberian
diazepam didapatkan hasil mencit sebagai berikut.
8
Pada perlakuan activity wheel didapat jumlah perputaran roda yang lebih
sedikit dibanding kelompok kontrol. Pada chimney test didapatkan waktu yang
lebih lama untuk mencapai target yang telah ditentukan dibanding kelompok
kontrol dan pada tail suspension test didapatkan waktu yang lebih cepat untuk
terjadinya imobilisasi dibanding kelompok kontrol.
Diazepam merupakan salah satu jenis obat dari golongan benzodiazepin
yang memiliki efek di SSP berupa sedasi, hipnosis, relaksasi otot, pengurangan
ansietas, dan anti konvulsi. Obat ini bekerja terutama sebagai potensiasi inhibisi
neuron dengan gamma-amino-butirat (GABA) sebagai mediator. GABA berfungsi
sebagai neurotransmiter dan hormon otak yang menghambat reaksi dan tanggapan
neurologis yang tidak menguntungkan. Penggunaan diazepam akan memberikan
beberapa efek samping yang umum yaitu mengantuk, gangguan keseimbangan
dan koordinasi. Sehingga didapatkan hasil seperti di atas.
3.3.2 Luminal/Fenobarbital
Praktikum ini menggunakan cara dengan pembagian beberapa mahasiswa
yang dijadikan 2 kelompok besar yaitu kelompok dengan pemberian diazepam
dibanding kontrol (A) dan pemberian luminal dibanding kontrol (B) (Masing-
masing dari kelompok tersebut akan diberikan perlakuan chimney test yang
dilanjutkan dengan tail suspension test dan activity wheel.). Pada kelompok
pemberian luminal didapatkan hasil mencit sebagai berikut.
Pada perlakuan activity wheel didapat jumlah perputaran roda yang lebih
sedikit dibanding kelompok kontrol. Pada chimney test didapatkan waktu yang
lebih lama untuk mencapai target yang telah ditentukan dibanding kelompok
kontrol dan pada tail suspension test didapatkan waktu yang lebih cepat untuk
terjadinya imobilisasi dibanding kelompok kontrol.
Luminal merupakan salah satu jenis obat fenobarbital yang termasuk
dalam golongan barbiturat. Efek dari obat ini hampir sama dengan benzodiazepin
yaitu sedasi, hipnosis, berbagai tingkat anetesia, koma sampai dengan kematian.
Luminal (golongan phenobarbital) secara umum digunakan sebagai obat untuk
epilepsi. Obat ini bekerja mengontrol abnormalitas kelistrikan pada otak dengan
cara meningkatkan aktivitas GABA dan blokade sinyal glutamat. Efek
9
sampingnya adalah kebingungan, mengantuk, kelelahan, dan sakit kepala.
Sehingga didapatkan hasil seperti di atas.
3.3.3 Kontrol
Praktikum ini menggunakan cara dengan pembagian beberapa mahasiswa
yang dijadikan 2 kelompok besar yaitu kelompok dengan pemberian diazepam
dibanding kontrol dan pemberian luminal dibanding kontrol (Masing-masing dari
kelompok tersebut akan diberikan perlakuan chimney test yang dilanjutkan
dengan tail suspension test dan activity wheel.). Pada kelompok kontrol
didapatkan hasil mencit sebagai berikut.
Perbandingan pada activity wheel yaitu yang pertama dari kontrol A dan
diazepam didapatkan hasil jumlah putaran yang dihasilkan lebih banyak pada
kontrol daripada mencit yang diberikan diazepam secara intraperitoneal.
Perbandingan kedua yaitu dari kontrol B dan luminal didapatkan hasil yang sama
yaitu jumlah putaran yang dihasilkan lebih banyak pada kontrol daripada mencit
yang diberikan luminal secara intraperitoneal.
Perbandingan pada chimney test yaitu yang pertama dari kontrol A dan
diazepam didapatkan hasil waktu yang lebih cepat untuk mencapai target yang
sudah ditentukan pada mencit kontrol daripada mencit yang diberi diazepam.
Perbandingan kedua yaitu dari kontrol B didapatkan hasil yang sama yaitu hasil
waktu yang lebih cepat untuk mencapai target daripada mencit yang diberi
luminal.
Hal ini disebabkan karena tidak adanya tambahan aktivitas GABA dan
blokade sinyal pada sistem saraf pusat pada otak mencit seperti yang dialami oleh
mencit dengan pemberian diazepam maupun luminal sehingga mencit akan terus
bergerak tanpa adanya efek mengantuk, kelelahan akibat obat, dan kebingungan.
3.4 Diskusi
3.4.1 Perbedaan cara kerja diazepam dan luminal
Farmakodinamik Diazepam
Efek benzodiazepin hampir semua merupakan hasil kerja golongan ini
pada SSP dengan efek utama : sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap rangsangan
10
emosi/ansietas, relaksasi otot dan anti konvulsi. Hanya dua efek saja yang
merupakan kerja golongan ini padaiaringan perifer yaitu vasodilatasi koroner
setelah pemberian dosis terapi benzodiazepine tertentu secara lV, dan blokade
neuromuskular yang hanya terjadi pada pemberian dosis sangat tinggi.
menyebabkan pembukaan ion Cl-. Membran sel saraf secara normal tidak
11
berbagai monoamin, (yaitu neuron yang yang dapat meningkatkan semangat serta
penghambat rasatakut). Namun hipotesis ini masih belum dapat menjelaskan efek
benzodiazepin yang tidak diperantarakan GABA serta efek depresi neuron/efek
klinik benzodiazepin yang dapat dilawan oleh antagonis reseptor adenosin
(misalnya teofilin) dalam kadar yang sangat rendah.
Farmakokinetik Diazepam
Absorpsi
Distribusi
12
lambat. Kecepatan transformasi metabolis dan eliminasi dari diazepam pada
manusia sangat lambat jika dibanding terhadap waktu yang relative singkat untuk
mengakhiri semua efek farmakologis utama.
Semua sedative-hipnotika menembus sawar darah-plasenta selama
kehamilan: Laju keseimbangan konsentrasi darah ibu dengan janin lebih lambat
dibandingkan laju keseimbangan antara darah ibu dengan system saraf pusat,
karena rendahnya aliran darah menuju plasenta. Jika sedative-hipnotika diberikan
pada masa-masa sebelum kehamilan, obat ini bisa menyebabkan depresi pada
fungsi-fungsi vital neonates. Sedatif-hipnotika dapat dideteksi di dalam air susu
dan dapat mengakibatkan efek-efek depresan terhadap fungsi sitem saraf pusat
pada bayi yang mengonsumsi air susu ibu tersebut.
Diazepam dan sebagian besar sedative-hipnotika lainnya berikatan kuat
dengan protein plasma. Kekuatan ikatannya berhubungan erat dengan sifat
lipofiliknya, pada diazepam adalah 99%. Kadarnya pada cairan serebrospinal kira-
kira sama dengan kadar obat bebas di dalam plasma. Diazepam akan mengalami
akumulasi pada penggunaan dosis berulang.
Metabolisme
13
membentuk glucuronide yang dieksresi urine. Banyak metabolit benzodiazepine
fase I adalah aktif dengan waktu paruh yang lebih panjang daripada obat
induknya. Desmethyldiazepam yang memiliki waktu paruh eliminasi lebih dari 40
jam, merupakan metabolit aktif dari diazepam. Desmethyldiazepam selanjutny
mengalami biotransformasi menjadi senyawa aktif oxazepam, selain itu juga
diubah menjadi temazepam. Temazepam selanjutnya mengalami metabolism
sebagian menjadi oxazepam.
Ekskresi
Farmakodinamik Luminal/Fenobarbital
- Mekanisme Kerja
Fenobarbital adalah penurun ambang stimulasi sel saraf di korteks motorik
sehingga terjadi hambatan penyebaran aktivitas listrik (lepas muatan) dari fokus
aktivitas epilepsi di otak. Fenobarbital bekerja pada reseptor GABA sehingga
menyebabkan peningkatkan inhibisi sinaptik. Hal tersebutlah yang menyebabkan
adanya efek terangkatnya ambang kejang. Selain itu, hal tersebut pula dapat
mengurangi penyebaran aktivitas kejang dari fokus kejang. Fenobarbital juga
dapat menghambat saluran kalsium, mengakibatkan penurunan pengeluaran
transmitter yang memiliki fungsi untuk merangsang.
Farmakokinetik Luminal/Fenobarbital
-Absorbsi
Setelah pemberian obat secara oral, obat diserap dengan baik dari lambung dan
usus halus, dengan kadar puncak terjadi 2 sampai 20 jam kemudian. Kadar
14
terapeutik untuk orang dewasa adalah sekitar 20 sampai 40 mikro gram per ml.
Sedangkan pada anak, kadar yang sedikit lebih rendah masih efektif.
Phenobarbital diserap dalam berbagai derajat setelah pemberian oral, rektal atau
parenteral. Garam-garam lebih cepat diserap daripada asam. Tingkat penyerapan
meningkat jika garam natrium ditelan sebagai larutan encer atau diminum pada
saat perut kosong.
-Distribusi
Fenobarbital adalah asam lemah yang diserap dan dengan cepat didistribusikan ke
seluruh jaringan dan cairan dengan konsentrasi tinggi di otak, hati, dan ginjal.
Semakin ia larut lemak, semakin cepat pula ia menembus semua jaringan tubuh.
Durasi kerja, yang berkaitan dengan tingkat dimana fenobarbital didistribusikan
ke seluruh tubuh bervariasi antara orang-orang dan pada orang yang sama dari
waktu ke waktu. Long-acting fenobarbital memiliki onset kerja 1 jam atau lebih
dan durasi tindakan dari 10 sampai 12 jam. Fenobarbital memiliki kelarutan lipid
terendah, pengikatan dengan plasma terendah, pengikatan dengan protein di otak
terendah, penundaan terpanjang pada onset aktivitas , dan durasi aksi terpanjang
di kelas barbiturat.
-Metabolisme
Metabolisme fenobarbital terjadi di hati berupa hidroksilasi dan konjugasi ke
sulfat atau asam glukuronat, diikuti oleh ekskresi melalui ginjal. Waktu paruh
fenobarbital adalah dari 50 sampai 100 jam. Fenobarbital dimetabolisme terutama
oleh sistem enzim mikrosomal hati, dan produk-produk metabolisme
diekskresikan dalam urin, dan dalam tinja.
-Ekskresi
Sekitar 25 sampai 50 persen dari dosis fenobarbital dihilangkan tidak berubah
dalam urin. Ekskresi barbiturat yang tidak dimetabolisme adalah salah satu fitur
yang membedakan kategori long-acting dari mereka yang termasuk kategori lain
golongan barbiturat yang hampir seluruhnya dimetabolisme. Metabolit aktif dari
barbiturat diekskresikan sebagai konjugat dari asam glukuronat.
15
3.4.2 Onset kerja (mula kerja) diazepam dan luminal
Diazepam
Diazepam lebih mudah larut didalam lipid sehingga mula kerjanya pada system
saraf pusat lambat. Kecepatan transformasi metabolis dan eliminasi dari diazepam
pada manusia sangat lambat jika dibanding terhadap waktu yang relative singkat
untuk mengakhiri semua efek farmakologis utama.
Luminal/Fenobarbital
Long-acting fenobarbital memiliki onset kerja 1 jam atau lebih dan durasi
tindakan dari 10 sampai 12 jam. Fenobarbital memiliki kelarutan lipid terendah,
pengikatan dengan plasma terendah, pengikatan dengan protein di otak terendah,
penundaan terpanjang pada onset aktivitas , dan durasi aksi terpanjang di kelas
barbiturat.
3.4.3 Mengapa TST (Tail Suspension Test) durasinya tidak melebihi 6 menit?
Karena jika diatas waktu itu terjadi bias antara efek obat dengan gerakan
fisiologis mencit.
16
Luminal - Dipilih untuk - Hangover: vertigo, mual muntah, atau
mempertahankan tidur diare
- Eksitasi paradoksal
- Rasa nyeri: mialgia, neuralgia, atragia
- Hipersensitivitas: dermatosis, demam,
delirium, kerusakan degeneratif hati
- Metabolisme vitamin D dan K
ditingkatkan, menahan mineralisasi
tulang dan menurunkan absorbsi Ca2+,
gangguan pembekuan darah neonatus
pada ibu yang diberi luminal
17
BAB 4. KESIMPULAN
18
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, Sulistia. 2007. Farmakologi dan Terapi FK UI. Jakarta. Badan Penerbit
FK UI
Katzung B.G (Editor). 1998. Farmakologi Dasar dan Klinik Edisi IV. EGC :
Jakarta.
Syarif, Amir dkk. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. FKUI : Jakarta
iii