Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No.

1: Januari 2011: 16 22 ISSN 2086 - 3403

ANALISIS PENGARUH LAJU ALIRAN MASSA TERHADAP


KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS RATA-RATA PADA PIPA
KAPILER DI MESIN REFRIGERASI FOCUS 808

Basri
Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Tadulako
Jl. Sukarno-Hatta Km.9 Tondo, Palu 94119
Email: basrist@yahoo.com

Abstract

This study aimed to obtain the influence of the mass flow rate of heat transfer
coefficient on average that occurs in the capillary tube and the relationship between mass
flow with heat transfer coefficient on average in the capillary tube. This research was
conducted at the University Engineering Laboratory Cooling Tadulako. Test methods used in
the study is testing them experimentally. Data were collected by taking a direct test data on
test equipment. Data were analyzed theoretically based on the experimental test data. The
results of this study, namely that the refrigerant mass flow rate affect the heat transfer
coefficient on average that occurs in the capillary tube is in the form of equation is
1.154
hcm 1334244.721 m

Key work : Capillary tube, Heat Trasfer

Pendahuluan bilangan Reynolds 700 sampai 1100.


Mala dan Li [5] yang melakukan
Salah satu bahan teknik yang ekperimen untuk mengetahui
berbentuk saluran yang mendapat karakteristik pipa yang diameter
perhatian dewasa ini adalah saluran antara 50 m sampai250 m dengan
yang berdiameter mikro. Hal ini mengalirkan air kedalam pipa tersebut.
disebabkan karena semakin sempitnya Hasil dari eksperiment tersebut adalah
lahan yang dapat digunakan, jadi alat- bahwa aliran transisi terjadi ada
alat yang diproduksi diusahakan bilangan Reynolds antara 300 sampai
mempunyai dimensi yang kecil tapi 900, sedang aliran turbulen penuh
mempunyai kemampuan yang sama terjadi pada bilangan Reynold 1000
dengan alat-alat yang berdimensi sampai 1500.
besar.
Untuk melengkapi pengujian-
Pengujian tentang saluran yang pengujian di atas, maka perlu dilakukan
berdiameter mikro telah banyak pengujian karakteristik thermal aliran
dilakukan, terutama untuk aliran satu dua fasa, yaitu cair dan uap pada pipa
fasa. Seperti yang dilakukan oleh Peng kapiler. Salah satu yang penting untuk
dan Wang [13], Peng dan Peterson [4] diketahui pada karakteristik termal ini
melakukan eksperiment adalah hubungan antara koefisien
thermal- hydraulic pada saluran mikro perpindahan panas rata-rata dengan
dengan mengalirkan air dan methanol. laju aliran massa.
Diameter hidrolik dari saluran tersebut
adalah antara 0,3 mm sampai 0,75 Berdasarkan latar belakang yang
mm. Hasil dari eksperimentnya adalah telah diuraikan di atas, maka pengujian
bahwa aliran transisi terjadi pada ini dititik beratkan pada masalah :

16
Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Rata-Rata Pada Pipa Kapiler Di
Mesin Refrigerasi Focus 808 (Basri)

1. Bagaimana pengaruh laju aliran 2. Hubungan antara laju aliran massa


massa terhadap koefisien dengan koefisien perpindahan
perpindahan panas rata-rata yang panas rata-rata pada pipa kapiler.
terjadi pada pipa kapiler.
Perpindahan panas secara umum
2. Bagaimana hubungan antara laju dibedakan atas 3 macam, yaitu
aliran massa dengan koefisien perpindahan panas konduksi,
perpindahan panas rata-rata pada perpindahan panas konveksi dan
pipa kapiler. perpindahan panas radiasi. Dalam
pengujian ini yang akan dianalisis
TujuanTujuan dari pengujian ini adalah perpindahan panas konveksi
adalah mendapatkan : yang terjadi pada fluida kerja.
Besarnya perpindahan panas konveksi
1. Pengaruh laju aliran massa
(Q) yang terjadi, secara umum dapat
terhadap koefisien perpindahan
dituliskan sebagai berikut[11] :
panas rata-rata yang terjadi pada
pipa kapiler.

Q A.hc . T

dimana :

hc = Koefisien perpindahan panas konveksi (W/m2 . 0C)

T = Tm - Tw

dimana :

Tm = Temperatur rata rata fluida (0C)

Tw = Temperatur rata rata dinding pipa kapiler (0C)

Secara umum perpindahan panas permukaan. Perbedaan densitas


konveksi ada 2 macam, yaitu : menyebabkan fluida yang lebih
berat mengalir ke bawah dan fluida
1. Perpindahan panas konveksi paksa, yang lebih ringan mengalir ke atas.
yaitu perpindahan panas yang Atau dengan kata lain bahwa
terjadi akibat fluida bergerak karena konveksi bebas adalah perpindahan
adanya gaya luar yang bekerja pada panas yang terjadi karena gerakan
fluida tersebut. fluida yang hanya diakibatkan oleh
adanya perbedaan densitas fluida
2. Perpindahan panas konveksi bebas,
yang berada dekat benda yang
yaitu perpindahan panas yang
memiliki temperatur lebih rendah
terjadi jika suatu benda
atau lebih tinggi dari fluida tersebut.
ditempatkan dalam suatu fluida
yang suhunya lebih tinggi atau lebih Pada pengujian ini perpindahan
rendah daripada benda tersebut. panas yang terjadi pada fluida kerja
Sebagai akibat dari perbedaan suhu adalah konveksi paksa karena fluidanya
tersebut, panas mengalir antara bergerak akibat adanya kerja
fluida dan benda itu serta compressor.
mengakibatkan perubahan densitas
lapisan lapisan fluida di dekat

17
Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 2011: 16 22 ISSN 2086 - 3403

Mesin refregerasi adalah mesin utama dari mesin refregerasi, yaitu


yang mempunyai fungsi utama untuk compressor, kondensor, alat ekspansi,
mendinginkan zat sehingga evaporator dan refrigerant sebagai
temperaturnya lebih rendah dari fluida kerja.
temperature lingkungan. Komponen

Skema sederhana dari mesin refrigerasi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
3 2
Kondensor

Katup ekspansi Kompressor

4 1
Evaporator

Gambar 1. Komponen utama dari mesin refrigerasi

Persamaan dasar yang digunakan sulit diwujudkan. Namun dengan


untuk pemilihan pipa kapiler adalah kenyataan bahwa tidak ada variasi
sebagai berikut : tekanan pada arah penampang
tegak lurus aliran, maka tekanan
1. Kecepatan aliran refrigeran dalam statik dapat diukur dengan
pipa kapiler. Untuk mendapatkan membuat lubang kecil pada dinding
kecepatan aliran mesin refrigerasi aliran sedemikian rupa sehingga
maka terlebih dahulu diukur sumbunya tegak lurus dinding
tekanan stagnasi dan tekanan aliran (wall pressure tap). Cara
statiknya. Tekanan statik atau lain adalah dengan memasang
tekanan thermodinamika pada probe atau tabung pitot pada aliran
persamaan Bernoulli adalah fluida jauh dari dinding aliran
tekanan fluida yang diukur oleh seperti ditunjukkan gambar
alat yang bergerak bersama dibawah ini.
dengan fluida. Kondisi ini sangat

Aliran
Aliran

P0 P0

Psta g
Pstag

Gambar 2. Wall pressure tap dan tabung pitot

18
Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Rata-Rata Pada Pipa Kapiler Di
Mesin Refrigerasi Focus 808 (Basri)

Pengukuran tekanan statis 3 Kecepatan rata rata refrigerant


dilakukan oleh lubang kecil dibagian pada pipa kapiler (vm) diperoleh
bawah dinding tabung. Tekanan dengan persamaan :
Stagnasi adalah tekanan fluida yang
diukur pada aliran fluida yang m
diperlambat sampai diam, v = 0 vm
dengan kondisi aliran tanpa cm . A

gesekan. Pengukuran tekanan


stagnasi pada tabung pitot diukur dimana :
oleh lubang kecil di mulut tabung
A = Luas penampang pipa
yang akan tepat tegak lurus
kapiler (m2)
terhadap garis arus dari aliran.
Untuk aliran tak mampu mampat METODE PENELITIAN
dapat diterapkan persamaan
Bernoulli pada kondisi tanpa Pengujian ini bertujuan untuk
perubahan ketinggian. Jika P0 mendapatkan pengaruh dan hubungan
adalah tekanan statik pada antara koefisien perpindahan panas
penampang dengan kecepatan rata-rata dengan laju aliran massa,
fluida adalah v dan Pstag adalah maka Untuk mendapatkan variasi
tekanan stagnasi dimana kecepatan parameter parameter tersebut di atas
stagnasi aliran fluida vstag = 0, maka dilakukan dengan jalan merubah laju
dapat dihitung : aliran massa refrigerant dengan cara
mengatur bukaan katup.
P v2 Pstag v stag2 P0 v 02
C Pengambilan data pada 1) pengujian at
2 ini dilakukan dengan dua cara, yaitu2 2
mengambil data secara langsung dan
v 02 tidak langsung. Pengambilan data
Suku kedua, adalah tekanan
2 secara langsung, yaitu semua variabel
dinamik yaitu tekanan akibat diukur langsung saat melakukan
kecepatan fluida, yakni selisih pengujian. Tahap tahap yang
antara tekanan stagnasi dengan dilakukan dalam melakukan pengujian
tekanan statis. Maka kecepatan adalah sebagai berikut :
aliran refrigerant adalah :
1. Pasang alat pengukur tekanan
2 stagnasi dan statis pada alat uji.
v0 Pstag P0 3)
2. Pasang manometer pada alat
pengukur tekanan stagnasi dan
statis.
2. Laju aliran refrigerant ( m ) diperoleh
menggunakan persamaan : 3. Pasang pengukur temperatur (Tstag)
dan tekanan (Pstag) pada tempat alat
m .A.v 0 pengukur tekanan stagnasi
4) dan
statis dipasang
dimana :
4. Alat uji dipasangi pengukur tekanan
A = Luas penampang dan temperature pada titik 1, 2, 3
dimana tabung pitot dan 4 (P1, T1, P2, T2, P3, T3 dan P4,
ditempatkan (m2) T4)

19
Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 2011: 16 22 ISSN 2086 - 3403

5. Pasang alat pengukur temperatur 11. Catat tegangan dan arus yang
(Theater) pada permukaan heater. masuk ke heater (V dan I).

6. Pasang heater pada pipa kapiler 12. Catat selisih tekanan stagnasi dan
kemudian isolasi. statisnya (H).

7. Sambungkan heater dengan 13. Atur laju aliran refrigerant.


pengatur tegangan.
14. Lakukan prosedur pengujian 10, 11
8. Pasang pengukur temperatur pada dan 12.
permukaan isolasi bagian luar
(Tiso bgn luar) dan isolasi bagian dalam PEMBAHASAN
(Tiso bgn dalam).
Pada pengujian ini diperoleh hasil
9. Alat uji dijalankan sampai aliran hubungan antara laju aliran massa
refrigerannya stabil bersamaan refrigerant dengan koefisien
dengan difungsikannya heater perpindahan panas rata-rata pada pipa
sampai heater berfungsi normal. kapiler dalam bentuk grafik dibawah ini.

10. Catat tekanan dan temperature yang


ditunjukkan oleh pengukur tekanan
dan temperature.

4700

4200

3700
W
m2 . K
3200

2700
4.5 5 5.5 6 6.5 7 7.5
kg
m s

Dari grafik di atas terlihat bahwa aliran refrigerant 0.0071


kg
(maksimal),
s
koefisien perpindahan panas rata rata
makin besar seiring dengan makin kecepatan rata ratanya 52.985 m
s dan
besarnya laju aliran massa refrigerant. koefisien perpindahan panas rata
Hal ini terjadi karena jika laju aliran ratanya adalah 4521.6 m2W. K , akibat
massa refrigerant bertambah, berarti
dari bertambahnya kecepatan rata
kecepatan rata rata aliran refrigerant
ratanya, maka percampuran antara
juga bertambah yang menyebabkan
refrigerant panas dengan refrigerant
koefisien perpindahan panas rata
dingin makin cepat sehingga
ratanya juga bertambah. Dari tabel
meningkatkan koefisien perpindahan
hasil perhitungan terlihat bahwa untuk
kg
panas rata ratanya. Hal ini sesuai
laju aliran refrigerant 0.0047 s dengan [17] yang menyatakan bahwa
(minimal), kecepatan rata ratanya makin cepat percampuran antara fluida
adalah 32.79 m
s dan koefisien panas dengan fluida dingin akan
menambah perpindahan panas yang
perpindahan panas rata ratanya
terjadi akibatnya terjadi kenaikan
adalah 2876.9 m2W. K sedang untuk laju
koefisien perpindahan panas.

20
Analisis Pengaruh Laju Aliran Massa Terhadap Koefisien Perpindahan Panas Rata-Rata Pada Pipa Kapiler Di
Mesin Refrigerasi Focus 808 (Basri)

Dengan cara statistik diperoleh Z.X.Li, D.X., Du, Z.Y. Guo, 2000,
hubungan antara laju aliran massa Experimental study on flow
refrigerant dengan koefisien characteristics of liquid in circular
perpindahan panas rata-rata yang microtubes, Proc. Of the Int. Conference
terjadi pada pipa kapiler, yaitu : of Heat Transfer and Transport
Phenomena in microscale, Banff,
1.154
Canada, October 15 20.
hcm 1334244.721 m
Gh.M.Mala, D.Q.Li, 1999, Flow
2
dengan koefisien korelasi (R ) adalah characteristics in microtubes, int.J.,
0.974. Heat Fluid Flow 20, 142 148

B.Xu, K.T.Ooi, N.T. Wong, C.Y. Liu,


W.K. Choi, 1999, Liquid flow in
KESIMPULAN microchannel, Proc. Of the 5th
ASME/JSME Joint Thermal Engineering
Kesimpulan dari pengujian ini
Conference, San Diego, California,
adalah :
March 15 19.
1. Makin besar laju aliran massa
N.Henry. Ir. MT., 1998, Aliran Dua Fasa
refrigerant, maka makin besar pula
(Cair Gas), FTI Universitas Bung Hatta
koefisien perpindahan panas rata-
Padang.
rata yang terjadi pada pipa kapiler.
Warren M.R.; James P.H.; Young I.C.;
2. Hubungan antara laju aliran massa
1998; Handbook of Heat Transfer; Third
refrigerant dengan penurunan
edition; MCGRAW_HILL
tekanan pada pipa kapiler adalah
1.154
X.F. Peng, G.P. Peterson, 1996,
hcm 1334244.721 m Convective heat transfer and flow
friction for water flow in microchannel
W structures, Int. J. Heat Mass Transfer
m2 . K 39(12), 2599 2608

Frank P. Incropera, David P. Dewitt,


1996, Introduction to Heat Transfer,
DAFTAR PUSTAKA third edition, John Wiley & Sons, New
York . Chichester . Brisbane . Toronto .
Bruce R. Munson, Donald F. Toung, Singapore
Theodore H. Okiishi, Diterjemahkan
Harinaldi. Dr. Ir., Budiarso. M.Eng. Ir., Victor L.S.; E.
Benjamin W.;
2003, Mekanika fluida, Penerbit diterjemahkan Arko
Prijono; 1996;
Erlangga. Mekanika Fluida jilid I; edisi delapan;
Penerbit Erlangga, Jakarta
Ekadewi Anggraini, H., Agus Lukito,
2002, Analisis Pengaruh Pipa Kapiler D.Yu, R.Warrington, R.Barron, T.Ameel,
yang Dililitkan pada Line Suction 1995, An experimental ant theoretical
Terhadap Performansi Mesin Pendingin, investigation of fluid flow and heat
http transfer in microtubes, in : ASME/JSME
://puslit.petra.ac.id/journal/mechanical/, Thermal Egineering Conference, vol. 1,
vol. 4, Oktober 94 98. ASME.

21
Jurnal Mekanikal, Vol. 2 No. 1: Januari 2011: 16 22 ISSN 2086 - 3403

Monji. H., Matsui, G. and Saito, T., Raldi Artono Koestoer. DR. Ir., Sasanti
1995, Pressure Drop Reduction of Liquid Proborini., 1992, Aliran Dua Fase dan
Particles Two Phase Flow with Nearly Fluks Kalor Kritis, PT. Pradnya Paramita
Equal Density, Proceeding of the 2th
Interational Conf on Multiphase Flow, Watanabe, K., 1991, Hydraulic and
Kyoto, Japan. Pneumatic Conveyances of solid
Particles by a Spiral Tube, The fourth
X.F. Peng, B.X. Wang, 1993, Forced Korea Japan Powder Tecnology
Convection and fluid flow boiling heat Seminar, pp. 117 124
transfer for liquid flowing
microchannels, Int.J., Heat Transfer Frank K.; Diterjemahkan Arko Prijono;
36(14), 3421 3427 1986; Prinsip Prinsip Perpindahan
Panas; Edisi ketiga; Penerbit Erlangga,
Stoecker, W., Jones., 1992, Refrigerasi Jakarta
dan Pengkondisian Udara, edisi kedua,
penerbit Erlangga, Jakarta Philip M.G.; Richard J.G.; John I.H.;
1985; Fundamentals of Fluid Mechanics;
Second edition; Addison Wesley
Publising Company

22

Anda mungkin juga menyukai