BAB III Ver
BAB III Ver
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Vertigo berasal dari istilah latin, yaitu vertere yang berarti berputar, dan igo yang
berarti kondisi. Vertigo merupakan subtype dari dizziness yang secara definitif
merupakan ilusi gerakan, dan yang paling sering adalah perasaan atau sensasi tubuh
yang berputar terhadap lingkungan atau sebaliknya.lingkungan sekitar kita rasakan
berputar. (Iskandar Junaidi, 2013).
Vertigo merupakan salah satu gangguan yang paling sering dialami dan menyusahkan
sebagian besar manusia. Umumnya keluhan vertigo menyerang sebentar saja ; hari ini
terjadi, besok hilang. Namun, ada juga vertigo yang kambuh lagi setelah beberapa
bulan atau beberapa tahun. Pada umumnya vertigo yang terjadi disebabkan oleh
stress, mata lelah, dan makanan/minuman tertentu. Selain itu, vertigo bisa bersifat
fungsional dan tidak ada hubungannya dengan perubahan-perubahan organ di dalam
otak. Otak sendiri sebenarnya tidak peka terhadap nyeri. Artinya, pada umumnya
vertigo tidak disebabkan oleh kerusakan yang terjadi di dalam otak. Namun, suatu
ketegangan atau tekanan pada selaput otak atau pembuluh darah besar di dalam kepala
dapat menimbulkan rasa sakit yang hebat pada kepala. (Iskandar Junaidi, 2013).
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
Untuk memenuhi target mata kuliah Keperawatan Dewasa II dengan asuhan
keperawatan system persyarafan serta meningkatkan keterampilan dalam asuhan
keperawatan dewasa II pada system persyarafan.
2. Tujuan khusus
Mampu memahami definisi vertigo
Mampu memahami etiologi vertigo
Mampu memahami manifestasi klinik tetntang vertigo
Mampu memahami patofisiologi vertigo
Mamu memahami pemeriksaan penunjang tentang vertigo
Mampu memahami penatalaksanaan vertigo
Mampu memahami konsep asuhan keperawatan tentang vertigo
C. MANFAAT PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1 PENDAHULUAN : A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN PENULISAN
C. MANFAAT PENULISAN
D. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB II TINJAUAN TEORI : A. DEFINISI VERTIGO
B. ETIOLOGI VERTIGO
C. MANIFESTASI KLINIK
D. PATOFISIOLOGI
E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
F. KOMPLIKASI VERTIGO
G. PENATALAKSANAAN VERTIGO
H. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
VERTIGO
TINJAUAN TEORI
A. DEFINISI
Vertigo adalah perasaan seolah-olah penderita bergerak atau berputar, atau seolah-
olah benda di sekitar penderita bergerak atau berputar, yang biasanya disertai dengan
mual dan kehilangan keseimbangan. Vertigo bisa berlangsung hanya beberapa saat
atau bisa berlanjut sampai beberapa jam bahkan hari. Penderita kadang merasa lebih
baik jika berbaring diam, tetapi vertigo bisa terus berlanjut meskipun penderita tidak
bergerak sama sekali (Israr, 2008).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang menderita
vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh gangguan
keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga.
Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan
penderita merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah
keseimbangan. Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat
informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata.
Vertigo biasanya timbul akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan
penglihatan (Putranta, 2005)
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan
gejala yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan
sebaiknya langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal
atau penyebab vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK,
2009)
B. Etiologi
1. Keadaan lingkungan
Motion sickness (mabuk darat, mabuk laut)
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
3. Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya
aliran darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga
bagian dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Infeksi telinga bagian dalam karena bakteri
Herpes zoster
Labirintitis (infeksi labirin di dalam telinga)
Peradangan saraf vestibuler
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau
keduanya
Tumor otak
Tumor yang menekan saraf vestibularis.
C. MANIFESTASI KLINIK
1. Pusing
2. Kepala terasa ringan
3. Rasa terapung, terayun
4. Mual
5. Keringat dingin
6. Pucat
7. Muntah
8. Sempoyongan waktu berdiri atau berjalan
9. Nistagmus
D. KLASIFIKASI
Vertigo yang terjadi oleh karena kelainan pada sistem vestibular disebut vertigo
vestibular,dan yang timbul pada kelainan sistem somatosensori dan visual disebut
vertigo nonvestibular.
Perbedaan klinis Vertigo vestibular dan nonvestibular adalah sebagai berikut :
Vertigo Vestibular.
Sifat vertigo : rasa berputar.
Serangan : Episodik
Mual/Muntah : (+)
Gg.Pendengaran : kadang-kadang
Gerakan Pencetus : Gerakan kepala
Situasi Pencetus : Tidak ada
Vertigo Nonvestibular.
Gejala : Melayang, sifat serangan kontinyu, tidak ada mual/muntah, tidak ada
gannguan pendengaran, gerakan objek visual sebagai pencetus, situasi pencetus
karena keramaian.
Berdasarkan etiologi , maka vertigo dibagi atas :
1. Vertigo perifer : jika kelainan di sistem vestibular, labirin
2. Vertigo sentral : jika kelainan di batang otak, serebellum, korteks serebri.
E. PATOFISIOLOGI
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat
keseimbangan tubuh yang berasal dari resptor vestibular,
visual dan propioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya sinkron
dan wajar akan diproses lebih lanjut secara wajar untuk direspon. Respon yang
muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam keadaan
bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan tubuhnya terhadap
lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan (alarm reaction) dalam
bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan,
maka proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-
tanda kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping
itu respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan
abnormal dari mata disebut nistagnus.
F. PATHWAY
Terlampir
G. KOMPLIKASI
I. PENATALAKSANAAN
A. Kasus
Pada bab ini penulis membahas tentang resume Asuhan Keperawatan dengan Diabetes
Melitus pada Ny. M umur 37 tahun, pekerjaan sebagai karyawan swasta, dengan
diagnose medis Vertigo. Keluhan utama pasien adalah pusing berputar. Riwayat
kesehatan pasien mengatakan tiba-tiba mengalami pusing berputar dan seketiak mual
muntah, kemudian dibawa oleh keluarga menuju ke IGD RSUD Ambarawa pada
tanggal 2 Januari 2016, dan saat dikaji didapatkan data TD : 140/90 mmHg, N : 96
x/menit, S : 36,9 C, RR : 20 x/menit, terpasang infuse RL 20 tpm pada tangan kiri
pasien. BB 55 kg, TB : 152 kg, IMT : 23,9 kg/m2
B. Resume asuhan keperawatan dengan pasien vertigo
1. Pengkajian
Pada pola nutrisi metabolik pasien minum 5-6 gelas/hari, Pola eliminasi pasien
mengatakan belum BAB selama dirumah sakit, BAK pasien 5-6x sehari.
P : Nyeri saat kepala digerakkan
Q : seperti di tusuk tusuk
R : kepala belakang
S : skala 5
T : timbul terus-menerus
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan didapatkan data subyektif
pasien mengatakan nyeri kepala P : Nyeri saat kepala digerakkan,Q : seperti di
tusuk tusuk,R : kepala belakang,S : skala 5,T : timbul terus-menerus. Selain itu juga
ditemukan data objektif yaitu pasien tampak meringis kesakitan, TD : 140/90
MmHg, N : 96 x/m, S: 36,9 C, RR: 20 x/m, pasien terlihat gelisah. Sehingga penulis
menegakkan diagnose keperawatan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan
intra kranial. didapatkan data subyektif pasien mengatakan nafsu makan berkurang
karena mual muntah, data objektif TB : 152 cm, BB: 55 kg, IMT: 23,9 kg/m2, Hb:
14,3 g/dl, ht: 42,3 %, pasien makan porsi yg di berikan RS, sehingga penulis
menegakkan diagnose keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan mual muntah. Dan di dapatkan data subyektif pasien
mengatakan cemas akan kesehatannya sekarang apakah akan seperti dulu lagi. Dan
data obyektif pasien tampak cemas dan gelisah. Sehingga penulis menegakkan
diagnosa keperawatan kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan.
3. Intervensi Keperawatan
Pada diagnosan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan intra kranial
diharapkan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharpkan
masalah dapat teratasi. Dengan intervensi observasi TTV dan kaji tingkat nyeri,
anjurkan klien istirahat ditempat tidur, atur posisi klien senyaman mungkin, ajarkan
teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi untuk pemberian analgetik. pada diagnosa
keperawatan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
muntah, diharapkan setelah tindakan 3x24 jam diharapkanmasalah dapat teratasi.
Dengan intervensi timbang BB pasien dan observasi tentang nutrisi klien, berikan
makanan dalam porsi sedikit tapi sering, jelaskan pada klien tentang manfaat
makanan/nutrisi, kolaborasi pemberian antasida dan nutrisi parental. Pada diagnosa
kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan, diharapkan setelah
dilakukan tindakan 3x24 jam masalah dapat teratasi. Dengan intervensi kaji tingkat
kecemasan, berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhan, jelaskan semua prosedur dan pengobatan, beri dorongan
spiritual.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Ny. M umur 37 tahun, pekerjaan sebagai karyawan swasta, dengan diagnose medis
Vertigo. Keluhan utama pasien adalah pusing berputar. Riwayat kesehatan pasien
mengatakan tiba-tiba mengalami pusing berputar dan seketiak mual muntah,
kemudian dibawa oleh keluarga menuju ke IGD RSUD Ambarawa pada tanggal 2
Januari 2016, dan saat dikaji didapatkan data TD : 140/90 mmHg, N : 96 x/menit, S :
36,9 C, RR : 20 x/menit, terpasang infuse RL 20 tpm pada tangan kiri pasien. BB 55
kg, TB : 152 kg, IMT : 23,9 kg/m2
B. Diagnosa keperawatan
Berdasarkan hasil pengkajian yang sudah dilakukan didapatkan data subyektif pasien
mengatakan nyeri kepala P : Nyeri saat kepala digerakkan,Q : seperti di tusuk tusuk,R
: kepala belakang,S : skala 5,T : timbul terus-menerus. Selain itu juga ditemukan data
objektif yaitu pasien tampak meringis kesakitan, TD : 140/90 MmHg, N : 96 x/m, S:
36,9 C, RR: 20 x/m, pasien terlihat gelisah. Sehingga penulis menegakkan diagnose
keperawatan nyeri akut berhubungan dengan peningkatan intra kranial. didapatkan
data subyektif pasien mengatakan nafsu makan berkurang karena mual muntah, data
objektif TB : 152 cm, BB: 55 kg, IMT: 23,9 kg/m2, Hb: 14,3 g/dl, ht: 42,3 %, pasien
makan porsi yg di berikan RS, sehingga penulis menegakkan diagnose keperawatan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah. Dan di
dapatkan data subyektif pasien mengatakan cemas akan kesehatannya sekarang
apakah akan seperti dulu lagi. Dan data obyektif pasien tampak cemas dan gelisah.
Sehingga penulis menegakkan diagnosa keperawatan kecemasan berhubungan dengan
perubahan status kesehatan.
Hal ini terjadi di karenakan kondisi yang dialami oleh Ny.M sama dengan teori. Di
dukung dengan batasan karakteristik yang di tentukan oleh (NANDA, 2015) yaitu
pusing berputar dan nyeri kepala. Masalah keperawatan kedua yang muncul nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah. Hal ini terjadi di
karenakan kondisi yang dialami oleh Ny.M sama dengan teori. Di dukung dengan
batasan karakteristik yang di tentukan oleh (NANDA, 2015) yaitu nafsu makan
berkurang dan mual muntah. Masalah keperawatan ketiga yang muncul kecemasan
berhubungan dengan perubahan status kesehatan. Hal ini terjadi karena kondisi yang
dialami oleh ny.M sama dengan teori. Di dukung dengan batasan karakteristik yang
ditentukan oleh (NANDA, 2015) yaitu cemas akan kesehatannya sekarang.
C. Intervensi Keeprawatan
Dalam tinjauan teori rencana tindakan keperawatan adalah menyusun alternatif-
alternatif dan mengidentifikasi penanganan keperawatan, seperti pada masalah
keperawatan :
1. nyeri akut berhubungan dengan peningkatan intra kranial, dengan menyusun
rencana keperawatan seperti ;
a. observasi TTV dan kaji tingkat nyeri
b. anjurkan klien istirahat ditempat tidur,
c. atur posisi klien senyaman mungkin,
d. ajarkan teknik relaksasi nafas dalam, kolaborasi untuk pemberian analgetik
2. nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual muntah
a. timbang BB pasien dan observasi tentang nutrisi klien
b. berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
c. jelaskan pada klien tentang manfaat makanan/nutrisi
d. kolaborasi pemberian antasida dan nutrisi parental.
3. Kecemasan berhubungan dengan perubahan status kesehatan
a. kaji tingkat kecemasan
b. berikan dorongan dan berikan waktu untuk mengungkapkan pikiran dan
dengarkan semua keluhan,
c. jelaskan semua prosedur dan pengobatan,
d. beri dorongan spiritual.
A. Kesimpulan
Proses Keperawatan adalah metode Asuhan Keperawatan yang ilmiah, sistematis,
dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah
kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan
Penentuan Masalah) Diagnosis Keperawatan, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan
Keperawatan (evaluasi).
Vertigo di sebabkan karena pada dasarnya keseimbangan tubuh di kendalikan oleh otak
kecil yang mendapat informasi mengenai posisi tubuh dari organ keseimbangan di
telinga tengah dan mata. Gangguan pada otak kecil yang mengakibatkan vertigo jarang
sekali ditemukan. Namun, kurangnya pasokan oksigen ke otak dapat pula menyebabkan
vertigo.
B. Saran
1. Bagi Penulis
Penulis diharapkan bisa memberikan tindakan pengelolaan asuhan keperawatan
selanjutnya pada pasien dengan vertigo
2. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan meningkatkan informasi dari berbagai sumber lain tentang
asuhan keperawatan dewasa, sehingga dapat memberikan gambaran kepada pasien
tentang mengenal dan merawat kesehatan tubuhnya.
LAPORAN KLINIK
DENGAN VERTIGO
Indit Kurnianingtyas
1.13.047
SEMARANG
2016
DAFTAR PUSTAKA
Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia, 1998, Vertigo Patofisiologi, Diagnosa dan
Terapi, Malang : Perdossi
PATHWAY
VERTIGO