MEMBENTUK INTERVENSI PERAWAT YANG BERKARAKTER Oleh : Arpina Fajarnita, S.Kep.,Ns
Dunia kesehatan saat ini terus mengalami perubahan, adanya perubahan
kebijakan kesehatan, profil pasien yang komplek, kemajuan pengetahuan, alat-alat baru, tehnologi serta prosedur kesehatan mendorong rumah sakit dalam memperbaiki pelayanannya. Perubahan yang ada dipandang sebagai strategi investasi meningkatkan perawatan pasien. Rumah sakit secara berkesinambungan dituntut untuk memberikan pelayanan yang bermutu sesuai standar yang ditetapkan dan harus melakukan upaya untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, salah satunya dengan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat kepada pasien. Kualitas pelayanan kesehatan ditentukan salah satunya dari kualitas pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat yang berkualitas. Kata-kata tersebut bukan hanya sekedar kata-kata yang bersatu menjadi sebuah kalimat, tetapi merupakan kalimat yang dapat dijadikan panduan bahwa kualitas pelayanan akan dipengaruhi oleh kualitas layanan keperawatan dan kualitas layanan keperawatan itu sendiri tentu juga dipengaruhi oleh perawat yang berkualitas. Bahkan dalam Undang-Undang RI No. 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 62 ayat (1) juga menyatakan bahwa: tenaga kesehatan dalam menjalankan praktik harus dilakukan sesuai dengan kewenangan yang didasarkan pada kompetensi yang dimilikinya. Pelayanan keperawatan (asuhan keperawatan) akan memberikan kontribusi yang besar dalam peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan merupakan pelayanan profesional, sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan yang mempunyai pengaruh besar terhadap pembangunan bidang kesehatan. Pelayanan keperawatan adalah bagian dari sistem pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang mempunyai fungsi menjaga mutu pelayanan, sering dijadikan barometer oleh masyarakat dalam menilai mutu rumah sakit, sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat dalam bekerja yang ditunjukkan oleh hasil kinerja perawat, baik itu perawat pelaksana maupun pengelola dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Terdapat beberapa tantangan dan tuntutan bagi perawat dalam proses pembelajaran untuk sistem perawatan kesehatan. Salah satu tantangannya adalah klien yang dihadapi perawat adalah manusia yang unik, yang berbeda-beda dalam usia, suku, ras, sosial-ekonomi, bahasa sehari-hari, pengetahuan dan pengalaman sebelumnya. Informasi kesehatan secara konstan juga mengalami pembaharuan seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Memberikan informasi yang akurat dan terbaru kepada klien adalah tantangan bagi perawat. Keperawatan sebagai profesi, berkewajiban mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan dimaksudkan agar perawat dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi baru.
Sejalan dengan Undang-Undang Republik Indonesia No 36 tahun 2014
tentang Tenaga Kesehatan pada pasal 30 ayat (1) yang menyatakan pengembangan tenaga kesehatan diarahkan untuk meningkatkan mutu dan karier tenaga kesehatan. Perawat dalam memelihara dan meningkatkan kemampuan profesionalnya dapat dilakukan dengan Continuing Profesional Development (CPD) atau Pengembangan Keperawatan Berkelanjutan (PKB). PKB adalah istilah yang umum digunakan untuk menunjukkan proses pendidikan yang berlangsung dan pengembangan perawatan kesehatan profesional, dari pendidikan kualifikasi awal dan selama kehidupan profesionalnya, dalam rangka mempertahankan kompetensi praktek dan meningkatkan kemampuan profesional dan keahlian. Pendidikan profesional yang relevan dengan bidang pekerjaannya memiliki potensi untuk meningkatkan kepuasan kerja dan retensi perawat klinis, sehingga pada akhirnya secara langsung dan positif mempengaruhi perawatan pasien. Berdasarkan Undang-Undang No. 38 tahun 2014 pasal 53 ayat (2) juga menyatakan bahwa pengembangan praktik keperawatan bertujuan untuk mempertahankan atau meningkatkan keprofesionalan perawat. Praktik profesional perawat sebagai ciri utama profesi, diharapkan tetap dipelihara, dikembangkan dan ditingkatkan kualitasnya guna mempertahankan standar praktik profesional yang tinggi, sehingga masyarakat dapat menerima pelayanan keperawatan yang aman dan berkualitas (PPNI, 2016). Pengembangan Keperawatan Berkelanjutan (PKB) perawat diatur oleh organisasi profesi, yang diterangkan dalam Keputusan Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia Nomor: 017F/DPP.PPNI/SK/K/S/II/2016 tentang Pedoman Pendidikan Keperawatan Berkelanjutan Perawat Indonesia. Pelaksanaan praktik pendidikan kesehatan merupakan pelayanan langsung yang diberikan oleh perawat kepada pasien. Pendidikan kesehatan pada klien merupakan salah satu peran keperawatan yang penting. Masa rawat inap yang semakin pendek, peningkatan tuntutan waktu bagi perawat, peningkatan jumlah klien dengan penyakit kronis, dan kebutuhan untuk memberikan informasi yang tepat bagi klien dengan penyakit akut, semakin menekankan kepentingan kualitas pendidikan kesehatan pada klien.
Perawat terus mencari cara untuk melakukan pendidikan kesehatan yang
terbaik pada klien, sementara masyarakat semakin mampu mencari informasi kesehatan dan menemukan sumber daya yang tersedia di dalam system pelayanan kesehatan. Perawat memberikan informasi kepada klien yang membutuhkan perawatan diri untuk memastikan kontinuitas pelayanan dari rumah sakit ke rumah (Potter & Perry, 2010). Klien berhak mengetahui diagnosis, prognosis, dan terapi yang tersedia agar mereka dapat mengambil keputusan yang tepat bagi kesehatan dan gaya hidupnya. Perencanaan pengajaran yang baik dan komprehensif serta sesuai dengan kebutuhan pembelajaran klien akan mengurangi biaya pelayanan kesehatan, meningkatkan kualitas pelayanan, dan memberikan inforasi perihal terapi. Pada akhirnya, ini akan membantu klien dalam mengambil keputusan tentang pelayanannya dan membantu menjadi lebih sehat dan mandiri (Potter & Perry, 2010).