Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PUSKESMAS SEWON II
Disusun Oleh:
SEKOLAH VOKASI
YOGYAKARTA
2017
LAPORAN PKL III
Deskripsi:
5. Kemasan
KEADAAN
B. ASPEK ANATOMI MASUKAN
FORMULIR
1. Heading
a. Judul Belum ada Belum ada judul
judul di sesuai dengan aturan
formulir yang ditulis pada
pendaftaran buku Huffman.
Puskesmas Harusnya
Sewon II dicantumkan judul
yang mencakup
tujuan formulir
dengan jelas.
Judulnya bisa ditulis
"FORMULIR
PENDAFTARAN
PASIEN
PUSKESMAS
SEWON II"
b. identitas ID RS yang ID RS sudah benar
rumah sakit berada diatas jika berada diatas
batas margin batas margin kiri.
kiri hanyalah Tetapi seharusnya ID
nama RS juga
puskesmas mencantumkan
yaitu alamat puskesmas,
"PUSKESMA logo puskesmas, no
S SEWON II" telepon puskesmas.
c. identitas Di formulir Belum ada kotak
pasien sudah terdapat untuk mengisi nomor
nama rekam medis, padahal
pasien,No
BPJS, NIK, Terdapat No registrasi
tempat/tanggal yang seharusnya tidak
lahir, jenis perlu dicantumkan
kelamin,umur, dalam formulir.
golongan
darah, agama,
status
perkawinan,
pendidikan,
nama kk,
pekerjaan,
alamat, nomor
telepon.
4. Body
KEADAAN
C. ASPEK ISI MASUKAN
FORMULIR
1. Item Yang ada (lakukan
ceklist)
Data Identitas TIDA
a.
Pasien ADA K MASUKAN
1. Nomor rekam
V
kesehatan pasien
2. Nama pasien V
3. Nama
V
keluarga(marga)
4. Alamat
V
lengkap pasien
5. No telepon
V
rumah
6. Tanggal lahir
pasien(tgl, bln, V
thn)
7. Umur pasien V
8. Tempat
V
kelahiran
9. Jenis kelamin
V
pasien
10. Status
V
pernikahan
11. Agama
V
pasien
12. Pekerjaan
V
pasien
13. Tempat kerja V
14. Pendidikan V
Data Identitas
b. Penanggung TIDA
Jawab ADA K MASUKAN
1. Nama
Penanggungjawa V
b
2. Umur &
Tempat V
kelahiran
3. Alamat
penanggungjawa V
b
4. Orang yang
V
dapat dihubungi
5. Hubungan
dengan orang
V
yang dapat
dihubungi
6. Alamat orang
yang dapat V
dihubungi
7. Nomor
telepon orang
V
yang dapat
dihubungi
TIDA
c. Data Medis ADA K MASUKAN
1. Diagnosis
V
masuk
2. Diagnosis
V
utama
3. Diagnosis lain V
4. Tindakan
V
utama
5. Tindakan lain V
6. Kode
V
diagnosis utama
7. Kode
V
diagnosis lain
8. Infeksi
V
Nosokomial
9. Penyebab
Infeksi V
Nosokomial
10.Imunisasi
yang pernah di V
dapat
Data Masuk TIDA
d.
dan Keluar ADA K MASUKAN
1. Tanggal,
bulan, tahun V
masuk RS
2. Jam masuk
V
RS
3. Jenis
V
pelayanan/klinik
4. Nama bangsal V
5. Tanggal
V
rawatan terakhir
6. Di rawat yang
V
ke
7. Cara masuk
V
RS
8. Tanggal,
bulan, tahun V
keluar RS
9. Jam keluar RS V
10. Diteruskan
V
ke
11.Pulang ke
V
(rumah, aps)
12.Dirujuk (ke,
V
meninggal)
13. Lama
V
dirawat
14.Alasan
V
dirawat
15. Nama dan
alamat dokter V
yang merujuk
16.Nama dokter
V
yang merawat
17. Tanda tangan
dokter yang V
merawat
18.Keadaan
V
Keluar
e. Data Asuransi ADA TIDAK MASUKAN
1. Nomor
V
asuransi
2. Nama
V
asuransi
KEADAAN
2. Terminologi MASUKAN
FORMULIR
a. Penggunaan V Penggunaan
istilah singkatan dan simbol
mudah untuk
b. Penggunaan
V dipahami dan
singkatan
dimengerti karena
c. Penggunaan menggunakan
simbul V singkatan yang
umum.
ANALISIS DESAIN LEMBAR FORMULIR KARTU ANAK
KOMPONEN
ANALISIS
KEADAAN FORMULIR MASUKAN
A. ASPEK
FISIK
1. Bahan Berat dan tebal > 80gr Sudah sesuai, karena standarnya
adalah 80gr. Sehingga sewaktu
formulir digunakan untuk menulis,
tinda tidak tembus kebelakang.
2. Bentuk Bentuk potrait Sesuai dengan kebutuhan formulir
B. ASPEK
KEADAAN FORMULIR MASUKAN
ANATOMI
1. Heading
Tengah atas Judul berada pada tengah atas dan juga
a. Judul di sebelah kanan formulir. Hal ini
sudah sesuai dengan aturan yang
ditulis pada buku Huffman. Judul juga
sudah mencakup tujuan formulir
dengan jelas.
Letak di pojok kiri atas. ID Puskesmas berada di pojok kiri
b. identitas rumah Identitas kurang lengkap atas. Namun hanya tertulis
sakit DEPARTEMEN KESEHATAN RI
PUSKESMAS SEWON II BANTUL.
Seharusnya ID Puskesmas juga
mencantumkan alamat puskesmas,
logo puskesmas, no telepon
puskesmas.
4. Body Ada
5. Penutup
1. Nama v
Penanggungjawab
3. Alamat V
penanggungjawab
5. Hubungan
V
dengan orang yang
dapat dihubungi
6. Alamat orang
v
yang dapat
dihubungi
7. Nomor telepon
V
orang yang dapat
dihubungi
c. Data Medis ADA TIDAK MASUKAN
V
1. Diagnosis masuk
V
2. Diagnosis utama
V
3. Diagnosis lain
V
4. Tindakan utama
V
5. Tindakan lain
6. Kode diagnosis V
utama
7. Kode diagnosis V
lain
8. Infeksi V
Nosokomial
9. Penyebab Infeksi V
Nosokomial
10.Imunisasi yang V
pernah di dapat
d. Data Masuk dan
ADA TIDAK MASUKAN
Keluar
1. Tanggal, bulan, V
tahun masuk RS
V
2. Jam masuk RS
3. Jenis V
pelayanan/klinik
V
4. Nama bangsal
5. Tanggal rawatan V
terakhir
V
6. Di rawat yang ke
V
7. Cara masuk RS
8. Tanggal, bulan, V
tahun keluar RS
V
9. Jam keluar RS
V
10. Diteruskan ke
11.Pulang ke V
(rumah, aps)
12.Dirujuk (ke, V
meninggal)
V
13. Lama dirawat
V
14.Alasan dirawat
16.Nama dokter
yang merawat V
18.Keadaan Keluar V
e. Data Asuransi ADA TIDAK MASUKAN
V
1. Nomor asuransi
Sebaiknya di tuliskan apakah itu
V BPJS, Jamkesmas, Jamkesda, dan lain
2. Nama asuransi
sebagainya.
f.Terminologi KEADAAN FORMULIR MASUKAN
a. Penggunaan
V
istilah
L : laki- laki
P : perempuan
B.B : berat badan
b. Penggunaan
V Tgl : tanggal
singkatan
No : nomor
Jenis jenis imunisasi.
Istilah harus merupakan sesuai yang
disepakati bersama antar unit terkait
c. Penggunaan
V -
simbul
ANALISIS DESAIN LEMBAR FORMULIR KARTU IBU
KOMPONEN ANALISIS
KEADAAN FORMULIR MASUKAN
A. ASPEK FISIK
1. Bahan bahan formulir dari kertas Bahan kertas belum
hvs 70 gram sesuai karena hanya
berupa kertas HVS
70gram padahal
formulir tersebut
merupakan formulir
bolak balik (dua sisi).
Sehingga fomulir
seharusnya
menggunakan kertas
HVS 80gram
2. Bentuk bentuk formulir yaitu potrait sudah sesuai dengan
pada halaman pertama dan kebutuhan formulir
landscape pada halaman sehingga tidak
kedua. masalah.
3. Ukuran ukuran formulir kartu ibu ukuran sudah sesuai
yaitu kertas HVS ukuran A4 dengan standar
(21cmx 29,7cm).
1. Heading
4. Body
a. Batas tepi body dg batas tepi terlalu mepet. seharusnya batas tepi
bagian lain dibuat sedikit masuk
ke dalam agar saat
nanti map berkas
sudah diganti, tulisan
tetap terbaca.
b. spasi pd tiap isian spasi pada tiap isian sudah sudah sesuai standar.
baik dan tulisan sudah
terbaca dengan jelas.
5. Penutup
c. Penggunaan simbul V
2. Bentuk Potrait
3. Ukuran
4. Warna Abu-Abu
Tidak ada
e. Tanggal penerbitan
tidak ada
2. Introduction
Tidak ada
3. Instruction
4. Body
5. Penutup
tidak ada
a. Autentikasi
a. Penggunaan istilah V
b. Penggunaan singkatan V
c. Penggunaan simbul V
Menurut Huffman (1994), kegiatan analisis terdiri dari 3 aspek, yaitu aspek fisik, aspek
anatomi, dan aspek isi. Pada anatomis fisik lembar rawat jalan, bahan yang digunakan adalah
kertas HVS. Bentuk dari form rawat jalan adalah potrait, sebab form rawat jalan tidak
memerlukan banyak kolom. Ukuran dari form ini 21,6 x 33 cm dan isi identitas dari pasien
dari kertas yang ada. Warna dan tinta yang digunakan dalam lembar ini tidak mengganggu
pandangan saat akan diisikan. Kemasan dari form ini adalah map plastik transparan, hal ini
tidak menjaga kerahasiaan data medis dari rekam medis pasien. Oleh karena itu akan lebih
baik apabila rekam medis diberi sampul yang dapat menutup data medis rekam medis pasien.
Pada aspek anatomik rekam medis rawat jalan tidak memiliki heading yang mencerminkan
maksud dari formulir, posisi standar judul adalah kiri atas, tengah , kanan atas, kiri bawah
atau kanan bawah. Pada heading sudah memiliki ID puskesmas akan tetapi kurang lengkap.
ID formulir dari form rawat jalan tidak ditemukan hal ini akan menyulitkan saat dilakukan
revisi formulir rawat jalan. Body dari formulir cukup jelas dan rapi.
Aspek isi dari formulir rawat jalan berkaitan dengan terminologi yang terdiri dari istilah
medis, singkatan dan simbol. Dalam analisi aspek isi kelengkapan item pemilik RM cukup
lengkap. Oleh karena di Puskesmas Sewon II hanya melayani rawat jalan, maka tidak
diperlukan informasi yang mendalam mengenai penanggungjawab pasien. Istilah medis,
singkatan dan simbol dari kolom tidak ditemukan
Pada formulir elektronik hal yang perlu dibahas adalah bagaimana format layar saat
digunakan dan bagaimana hasil cetakannya. Akan tetapi formulir elektronik di Puskesmas
Sewon II tidak dicetak maka hanya dilakukan analisis format layar. Dari isi format layar
sendiri tidak jauh berbeda dengan lembar rekam medis rawat jalan. Perbedaannya terletak
pada sub bagian pelayanan yang dituju pasien. Format rekam medis elektronik ini tidak
memiliki judul formulir dan warna dari isian kolom dibuat berbeda. Hal ini digunakan untuk
penekanan mengenai apa yang diisikan.
Deskripsi Puskesmas:
Menurut hasil wawancara dengan petugas di Puskesmas Sewon II belum pernah melakukan
penyusutan berkas rekam medis. Berkas rekam medis yang sebelumnya telah rusak terkena
bencana alam gempa bumi pada tahun 2006. Hal tersebut menyebabkan semua pasien yang
pernah berobat di puskesmas tersebut dianggap pasien baru.
Saat ini Puskesmas Sewon II juga belum memiliki metode evaluasi untuk menentukan berkas
rekam medis aktif dan inaktif karena belum ingin melakukan penyusutan berkas rekam
medis.
Rekam medis ada 2 jenis, yaitu rekam medis aktif dan rekam medis inaktif. Rekam
medis aktif adalah rekam medis yang masih digunakan untuk px berobat dan masih berada di
ruang penyimpanan di unit rekam medis. Rekam medis inaktif adalah rekam medis yang telah
disimpan minimal selama 5 tahun di unit rekam medis sejak tanggal terakhir pasien tersebut
dilayani pada sarana pelayanan kesehatan atau 5 tahun setelah pasien meninggal dunia.
(1) Rekam medis pada sarana pelayanan kesehatan non rumah sakit wajib disimpan
sekurang-kurangnya untuk jangka waktu 2 (dua) tahun terhitung dari tanggal terakhir
pasien tersebut.
(2) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilampaui, rekam medis
dapat dimusnahkan.
Tatacara pemindahan rekam medis aktif menjadi inaktif:
Pemindahan adalah kegiatan memindahkan arsip inaktif dari central file yang
ada di unit kerja ke pusat arsip. Tatacara pemindahan:
Petunjuk pengisian daftar pertelaan rekam medis inaktif yang akan dimusnahkan:
2. Nomor Rekam Medis : nomor arsip rekam medis yang akan disimpan.
.....................,............2010 ttd.......................................
Mengetahui / menyetujui ttd.......................................
.........................................
Sumber: Sulistyo Basuki (2003)
e. Khusus rekam medis yang rusak dapat langsung dimusnahkan, dengan membuat
pernyataan diatas segel diketahui kepala puskesmas.
Saran untuk puskesmas:
Sebaiknya Puskesmas Sewon II melakukan pemilahan berkas rekam medis aktif dan
inaktif karena rak penyimpanan yang ada sudah penuh dan sesak. Rak yang penuh dan
sesak menyebabkan petugas kesulitan saat mengambil dan mengembalikan berkas rekam
medis. Setelah adanya pemilihan berkas rekam medis aktif dan inaktif alangkah baiknya
Puskesmas Sewon II juga melakukan kegiatan penyusutan berkas rekam medis.
Deskripsi:
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu petugas di Puskesmas Sewon II, sumber data
pertama kali didapat dari penerimaan pasien dimana pasien mendaftarkan diri sesuai dengan
tujuan pasien tersebut berkunjung ke puskesmas dan dilanjutkan dengan pemeriksaan di
poliklinik puskesmas. Pencatatan di setiap unit pelayanan kesehatan akan
mendokumentasikan semua hasil anamnesis, pemeriksaan dan pengobatan yang telah
dilakukan ke dalam berkas rekam medis dan e-health (simpus).
Selain itu, data juga bisa didapatkan dari pihak eksternal puskesmas seperti kader, posyandu,
dan bidan. Hasil dari data tersebut dapat berupa laporan penyakit, gizi, kesehatan ibu dan
anak, kematian ibu dan anak. Data yang ada di dalam puskesmas akan diolah menggunakan
e-health. Sedangkan data eksternal akan diolah oleh masing-masing bagian, seperti gizi akan
diolah oleh bagian gizi, kematian ibu dan anak akan diolah oleh bidan. Hasil dari data yang
telah diolah oleh masing-masing bagian tersebut akan disetorkan ke programmer gizi.
Programmer gizi akan menganalisis dan melakukan penyajian data yang selanjutnya menjadi
infromasi.
1) Peta
Pada umumnya penyajian dalam bentuk peta memuat batas-batas wilayah, fasilitas
penduduk, sarana komunikasi, dan memberikan gambaran tentang situasi suatu daerah
secara geografis.
2) Tabel
Berikut merupakan macam-macam tabel yang dipakai:
a. Tabel khusus, berupa tabel sederhana yang mudah dibaca dan diamati serta berisi
keterangan-keterangan untuk memperjelas tabel induk.
b. Tabel referensi, berupa tabel yang sangat terperinci sehingga disebut pula tabel induk.
3) Grafik
Grafik merupakan cara penyajian data dengan bentuk gambar atau kurva.
Macam-macam grafik yang sering dipakai dalam penyajian data adalah, sebagai berikut:
a. Grafik garis
Ada tiga bentuk garis, yaitu:
I. Grafik garis tunggal
II. Grafik garis ganda
III. Grafik garis komponen ganda
b. Grafik balok
Seperti halnya dengan grafik garis, grafik balok, dikenal pula:
I. Grafik balok tunggal
II. Grafik balok ganda
III. Grafik balok komponen berganda
c. Grafik lingkaran/serabi
d. Grafik gambar
Penyajian data dalam bentuk gambar biasanya menggunakan gambar-gambar atau
karikatur atau simbol-simbol dari data yang bersangkutan.
Data statistik morbiditas Puskesmas Sewon II bersumber dari data pemeriksaan BP
Umum yang dimasukkan dalam e-health. Sedangkan data mortalitas di Puskesmas Sewon
II tidak ditemukan karena puskesmas tersebut hanya menangani rawat jalan/penyakit dan
kejadian yang tidak beresiko.
Produktivitas unit kerja di Puskesmas Sewon II khususnya di bagian Tempat Penerimaan
Pasien dapat dilihat dari banyaknya kunjungan pasien yang datang ke Puskesmas Sewon
II.
Menurut Huffman (1994) dalam Budi (2011), kegiatan statistik melibatkan beberapa
hal yaitu pengumpulan data, analisis, interpretasi data dan presentasi data. Statistik fasilitas
pelayanan kesehatan merupakan statistik yang menggunakan dan mengolah sumber data dari
pelayanan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk menghasilkan informasi, fakta,
dan pengetahuan berkaitan dengan pelayanan kesehatan di suatu tempat. Sistem statistik
bertanggung jawab terhadap beberapa urusan diantaranya menangani untuk urusan sensus
harian dan morbiditas pasien rawat jalan, sensus harian dan morbiditas pasien rawat inap,
pelaporan rumah sakit dan pelayanan surat keterangan medis.
Menurut teori ada beberapa tahapan pengelolaan data yaitu: pengumpulan data,
pengolahan data, analisis data dan penyajian data yang selanjutnya berupa sebuah informasi
yang mudah di proses oleh pihak terkait. Dalam Puskesmas Sewon II sudah sesuai dengan
tahap-tahap diatas.
Produktivitas unit kerja adalah ukuran pelayanan yang telah dilakukan oleh suatu unit
kerja, sehingga dapat meningkatkan kualitas unit kerja tersebut (Huffman, 1994).
Produktivitas di Puskesmas Sewon II khusunya di unit rekam medis dapat dilihat dari jumlah
kunjungan pasien ke Puskesmas Sewon II dengan jumlah kunjungan perhari yang rata-rata
lebih dari 100 kunjungan.
LAPORAN PKL III
Deskripsi:
Berdasarkan observasi yang kami lakukan di Puskesmas Sewon II Bantul, ternya Puskesmas
belum pernah melakukan analisis kuantitatif pada berkas rekam medis.
Kemudian kami mencoba untuk melakukan analisis kuantitatif terhadap 30 berkas acak, 30
berkas dilakukan oleh 3 mahasiswa, yang setiap mahasiswa menganalisis 10 berkas. Format
analisis yang digunakan yaitu:
- Komponen yang dianalisis adalah identifikasi, laporan yang penting, autentifikasi, dan
pendokumentasian yang benar. Namun dari ke empat komponen ini, tidak semuanya
dapat di analisis, dikarenakan keterbatasan data yang ada. Pada dasarnya Puskesmas
Sewon II adalah puskesmas rawat jalan. Sehingga item item yang berkaitan dengan
data rawat inap belum dapat teridentifikasi.
- Setiap item pada setiap komponen menyesuaikan item yang ada di Puskesmas Sewon
II Bantul.
- Item tersebut digolongkan dalam 5 penilaian yaitu
a. Ada lengkap : bila terisi lengkap
b. Ada tidak lengkap : bila terisi namun tidak lengkap
c. Tidak ada : tidak terdapat isi (kosong)
d. Ada benar : bila terisi dan sesuai dengan aturan
e. Ada tidak benar : bila terisi namun tidak sesuai dengan aturan.
Pembahasan :
Analisis kuantitatif adalah review terhadap dokumentasi di dalam catatan medis yang
dirancang untuk membantu penyedia layanan kesehatan memperbaiki dokumentasinya.
Analisis ini diharapkan dapat memperbaiki praktek dokumentasi. Analisis bisa diartikan suatu
review area tertentu catatan medis untuk mengidentifikasi defisiensi spesifik. Area yang
ditentukan biasanya tertulis di dalam suatu prosedur yang dikembangkan oleh penyedia
pelayanan kesehatan sesuai dengan kebijakan dari penyedia pelayanan kesehatan, dan standar
dari badan-badan pemberi lisensi, akreditasi, dan sertifikasi.
Berikut prosentase analisis kuantitatif yang telah dilkukan di Puskesmas Sewon II Bantul:
KOMPONEN PROSENTASE
NO
KOMPONEN LENGKAP TDK LENGKAP TIDAK
1 IDENTIFIKASI 84,4% 14% 1,6%
2 LAPORAN PENTING 64.6% 33.4% 0%
3 AUTENTIKASI 0% 0% 0%
4 PEMBETULAN KESELAHAN 64% 36% 0%
Kesimpulan:
a. Identifikasi
- Lengkap : 84,4%
- Tidak lengkap : 14%
- Tidak ada : 1,6 %
b. Laporan penting
- Lengkap : 64,6%
- Tidak lengkap : 33,4%
- Tidak ada : 0%
c. Autentifikasi
- Lengkap : -
- Tidak lengkap : -
- Tidak ada : -
d. Pendokumentasian yang benar
- benar : 64%
- Tidak benar : 34%
Pada aspek identifikasi pasien, kesalahan yang sering terjadi adalah ketidaklengkapan data
jenis kelamin dan umur. Dalam hal ini sosialisasi harus diberikan kepada petugas
pendaftaran, agar memperhatikan hal hal kecil yang sering dilupakan seperti ini. Item jenis
kelamin telah di desain dengan L/P agar memudahkan petugas untuk melingkari/ mencoret
salah satu, sehingga tidak perlu menulis ulang.
Pada aspek laporan yang penting, kami hanya dapat mengidentifikasi item diagnosa,
dikarenakan item yang lain biasanya hanya terdapat pada formulir rawat inap saja. Pada item
diagnosa ini, sering kali Dokter yang berwenang menegakkan diagnosis hanya menuliskan
kode penyakitnya saja, tanpa di sertai dengan cara Pendokumentasian yang benar. Seharusnya
dalam menuliskan diagnosa, harus sesuai dengan ICD 10, tidak boleh kode saja, ataupun
kalimat anamnese dalam bahasa indonesia saja, artinya harus lengkap disertai diagnosa dalam
bahasa medis. Maka sebaiknya, dilakukan sosialisasi, supaya baik petugas rekam medis,
ataupun tenaga kesehatan yang berwenang mengisikan pada form rekam medis pasien sama
sama tahu standar yang diharapkan, dan dapat menyamakan presepsi, untuk dapat
meningkatkan kualitas data yang maximal.
LAPORAN PKL IV
Deskripsi:
Yang boleh mengisi itu tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, tenag penunjang
seperti laborat. Sedangkan yang boleh menggunakan itu mengakses berkas rekam
medis mupun dt meid elektronik hanya boleh untuk kalangn sendiri yaitu hanya untuk
petugas Puskesmas Sewon II Bantul dan itu hanya untuk keperluan puskesmas saja.
Selain itu berkas rekam medis maupun database rekam medis boleh untuk kperluan
pendidikan dan penelitian bagi yang membutuhkan. Proses peminjaman tersebut baik
petugas maupun mahsiwa yang akan melakukan penelitian tidak ada perizinan
tertullis, proses perijinannya jika untuk penelitian sebagai berikut hanya melampirkan
surat ijin penelitian. Pada saat peminjaman tidak terdapat buku register peminjaman
berkas rekam medis sehingga ketika ada yang memninjm berkas tidak dapat terlihat
siapa yang meminjam berkas tersebut sehingga jika berkas rekam medis diperunakan
untuk pelayanan tidak ada sulit dilacak untuk keberadaannya.
Berdasar permenkes tahun 2009 tentang rekam medis tercantum pada BAB V pasal 12
tentang kepemillikan, pemanfaatan, dan tanggungjawab bahwa:
(2) Rekam medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disimpan dan dijaga
kerahasiaannya oleh dokter atau doktergigi dan tenaga kesehatan yang berwenang mengisi
berkas rekam medis.
Dalam pelaksanaannya berkas rekam medis di distribusikan oleh petugas Filling yang
merangkap sebagai petugas distribusi. Hal tersebut sudah sesuai dengan permenkes diatas
bahwa berkas rekam medis adalah milik fasyankes, sedangkan isinya adalah milik pasien,
sehingga berkas tidak boleh dibawa oleh pasien sendiri. Namun yang perlu dipertimbangkan
kembali adalah map berkas yang masih mengunakan map plastik transparan serta tidak ada
pengait antar formulir dan map. Sehingga dalam pelaksanaannya berkas rekam medis harus
sangat dijaga kerahasiannya oleh petugas, karena memang disebutkan dalm UU 29 tahun
2004 berkas rekam medis miik sarana pelayanan kesehatan yang harus dijaga kerahasiaannya.
Berdasar Permenkes tahun 2009 tentang rekam medis tercantum pada BAB V pasal 13
tentang kepemillikan, pemanfaatan, dan tanggungjawab bahwa :
Pemanfatan rekam medis untuk keperluan pendidikan dan penelitian tidak diperlukan
persetujuan pasien, bila dilakukan untuk kepentingan negara.
Berdasar permenkes 269 tahun 2008 pasal 13 bahwa pemanfaatan berkas rekam medis yang
ada di puskesmas seown II bantul sudah sesuai, karena peminjaman berkas rekam medis
yang akan dipergunakan untuk keperluan puskesmas, pendidikan bisa lngsung digunakan.
Namun pada saat pengambilan tersebut tidak adanya buku register peminjman berkas
sehingga nanti saat membutuhkan berkas untuk pelayanan berkas tersebut tidak ada sulit
untuk mencari keberadaan berkas tersebut, namun jika da buku register bisa mempermudah
pencaraian berkas saat dibutuhkan, dan mencegah terjadinya miss file.
Saran:
a. Memodifikasi map RM dengan memberikan identitas pada map RM dan supaya map
tidak transpran
b. Membuat buku register peminjaman berkas rekam medis.
c. Pengadaan tracer. (Budi2011)
Pengadaan AC, dikarenakan untuk suhu udara di ruang penyimpanan rekam medis berkisar
antara 18-28 C sedangkan kelembaban 50 % 65 %, karena Indonesia negara tropis.
Pemasangan air condition (AC) juga bisa mengurangi banyaknya debu.
LAPORAN PKL IV
Deskripsi:
1. Pengertian SP2TP
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) adalah kegiatan
pencatatan dan pelaporan data umum, sarana, tenaga dan upaya pelayanan kesehatan
di puskesmas yang telah disederhanakan sesuai Keputusan Direktur Jenderal
Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat No. 590/BM/DJ/Info/v/96 tentang
penyederhanaan SP2TP (DepKes RI, 1997).
2. Tujuan SP2TP
a. Tujuan Umum
Didapatnya semua hasil kegiatan puskesmas (termasuk puskesmas dengan tempat
tidur, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling, Bidan Desa dan Posyandu) dan
data yang berkaitan serta dilaporkannya data tersebut kepada jenjang administrasi
diatasnya sesuai kebutuhan secara benar, berkala dan teratur, guna menunjang
pengolahan upaya kesehatan masyarakat.
b. Tujuan Khusus
Tercatatnya semua data.
Terlaporkannya data ke tingkatan yang lebih atas.
Terolahnya data menjadi suatau informasi puskesmas.
Diperolehnya kesamaan pengertian tentang SP2TP.
Tertatanya mekanisme pencatatan di tingkat puskesmas.
Tertatanya alur data.
Mantapnya pelaksanaan SP2TP disemua jenjang administrasi.
Deskripsi:
BAB 8 PENYIMPANAN
Berdasarkan analisis dan wawancara kami terkait dokumen akreditasi di bidang rekam medis,
Puskesmas Sewon telah memenuhi seluruh dokumen yang dibutuhkan untuk proses akreditasi
baik pada bagian Administrasi dan Menejemen, Pendaftaran, dan Penyimpanan. Saat kami
wawancara, ternyata pada tanggal 02 Mei 2017 sampai tanggal 04 Mei 2017 telah
dilaksanakan pendampingan untuk keperluan akreditasi oleh Prodi Rekam Medis Sekolah
Vokasi UGM.
LAPORAN PKL IV
Deskripsi :
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan, rujukan, Gawat
Darurat.
Bertanggung jawab dalam mempersiapkan berkas rekam medis pasien rawat jalan
,rujukan, Gawat Darurat untuk keperluan pelayanan terhadap pasien sesuai dengan nomor
rekam medis pasien yang mendaftar.
Dokter Umum
Bertanggung jawab terhadap data hasil pelayanan seperti diagnosis, kode diagnosis,
tindakan dan obat untuk keperluan kesinambungan pemeriksaan pasien jika akan berobat lagi.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan poli gigi,
Bertanggung jawab dalam mempersiapkan berkas rekam medis pasien rawat poli gigi
untuk keperluan pelayanan terhadap pasien sesuai dengan nomor rekam medis pasien
yang mendaftar.
Dokter Gigi
Bertanggung jawab terhadap data hasil pelayanan seperti diagnosis, kode diagnosis,
tindakan dan obat untuk keperluan kesinambungan pemeriksaan pasien jika akan berobat
lagi.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan poli KIA
(Kesehatan Ibu dan Anak)
Bertanggung jawab dalam mempersiapkan berkas rekam medis pasien rawat jalan poli
KIA untuk keperluan pelayanan terhadap pasien sesuai dengan nomor rekam medis
pasien yang mendaftar.
Bidan
Bertanggung jawab terhadap data hasil pelayanan seperti diagnosis, kode diagnosis,
tindakan dan obat untuk keperluan kesinambungan pemeriksaan pasien jika akan berobat
lagi.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan yang ingin
melakukan tes kesehatan seperti tes darah, bebas NAPZA, cek kolesterol, cek gula darah.
Laborat
Bertanggung jawab terhadap data hasil laboratorium untuk nantinya akan dimasukkan ke
dalam berkas rekam medis pasien.
Bertanggung jawab terhadap berkas rekam medis pasien.Saat pelayanan, dokter akan
menuliskan obat ke lembaran khusus farmasi, lalu pasien akan memberikan kertas berupa
rincian obat ke petugas farmasi. Jadi kalau seupama berkas rekam medisnya salah, maka
pemberian obat kepada pasien juga salah.
Farmasi
Bertanggung jawab terhadap data obat yang harus diberikan kepada pasien dengan
identitas yang tepat.
Bertanggung jawab terhadap pelayanan pendaftaran pasien rawat jalan (umum, gigi,
KIA), rujukan, Gawat Darurat.
Perawat
Bertanggung jawab terhadap data berupa anamnase yang ditulis di berkas rekam medis.
a) Setiap dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran wajib membuat
rekam medis.
b) Rekam medis sebagaimana dimaksud harus segera dilengkapi setelah pasien selesai
menerima pelayanan kesehatan.
Berdasar UU 24 2009 tenaga kesehatan telah melaksnakan tugas dengan mengisikan berkas
rekam medis setelah memberikan pelayanan.
Saran:
Karena Puskesmas Sewon II hanya ada satu petugas lulusan rekam medis, maka perlu
diadakan pelatihan tentang rekam medis, seperti pendaftaran pasien, pengolahan berkas
rekam medis meliputi (assembling, koding, indeksing), pendistribusian berkas rekam
medis, filing secara rutin minimal 3 bulan sekali.
Karena rekam medis merupakan sumber data dari berbagai pelayanan kesehatan di
puskesmas sehingga perekam medis sebagai pengelola rekam medis harus mampu
berkomunikasi, berkoordinasi dan berkolaborasi dengan baik dengan semua profesi
keseshatan lain yang berada di Puskesmas.