Anda di halaman 1dari 26

Pada dasarnya joint venture tidak berbeda banyak dengan persekutuan, yaitu kerja sama

beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Kerja
sama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai.

Perbedaan yang pokok antara joint venture dengan persekutuan adalah umurnya, dalam arti
bahwa umur joint venture jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan persekutuan yang biasa.
Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-baling selama perayaan Sekaten di alun-alun
utara Yogyakarta. Atau Perusahaan Bangunan A dan Perusahaan Bangunan B kerja sama selama
pembangunan jembatan sungai Opak dan sebagainya.
A. ANGGOTA JOINT VENTURE
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint venture sering disebut dengan istilah
venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan , persekutuan,
perseroan terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya
perusahaan. Salah satu di antara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang disebut
managing partner.
B. PEMBAGIAN LABA JOINT VENTURE
Seperti halanya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karana itu,
laba jointventure akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian labanya juga
akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu:
a. Laba dibagi sama,
b. Laba di bagi dengan ratio tertentu,
c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:
1) Modal mula-mula,
2) Modal awal periode,
3) Modal akhir periode, dan
4) Modal rata-rata.
d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bung modal dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.
e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau
c.
f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut
cara a,b atau c.
C. AKUNTANSI JOINT VENTURE
Pada dasarnya akuntansi joint venture dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu:
1. Metode akuntansi terpisah
2. Metode akuntansi tidak terpisah.

a. Metode Akuntansi Terpisah


Di dalam metode ini joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Akuntansi
yang diselenggarakan oleh joint venture ini pada dasarnya sama dengan akuntansi yang
diselenggarakan oleh persekutuan . dalam hal ini joint venture akan menyelenggarakan rekening-
rekening:
a. Aktiva.
b. Utang.
c. Modal untuk masing-masing sekutu.
d. Penghasilan.
e. Biaya.
Dalam metode ini masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Jadi
para sekutu hanya akan mencatat apabila haknya berubah. Metode ini biasanya dipakai oleh joint
venture yang umurnya relatif panjang.
Contoh 1
Dalam rangka sekaten tahun 1991 A, B,dan C sepakat untuk mengadakan joint venture
yang bergerak dalam penjualan pakaian dan mainan anak-anak selama perayaan Sekaten di alun-
alun utara Yogyakarta. Setoran modal masing-masing sekutu disepakati:
A Rp10.000.000,00
B Rp10.000.000,00
C Rp15.000.000,00
Cara pembagian laba disepakati:
a. A sebagai managing partner mendapat bonus 20% dari laba.
b. Sisa laba setelah dikurangi bonus akan dibagi:
A 30%,
B 30% dan
C 40%.
Transaksi yang terjadi selama beroperasinya joint venture tersebut adalah:
1. A menyetor modal berupa kas sebesar Rp10.000.000,00
2. Joint venture membayar biaya sewa tempat sewa sebesar Rp2.500.000,00
3. B menyetor kas sebesar Rp10.000.000,00 sebagai setoran modal.
4. C menyerahkan barang dagangan sebagai setoran modal. Harga perolehan barang dagangan
tersebut Rp14.000.000,00, akan tetapi nilainya disepakati Rp 15.000.000,00.
5. Joint venture membeli tambahan barang dagangan seharga Rp 9.000.000,00. Pembelian
dilakukan managing partner.
6. Joint venture membayar berbagai macam biaya usaha sebesar Rp3.500.000,00.
7. Joint venture berhasil menjual semua barang dagangan seharga Rp35.000.000,00 secara tunai.
8. Rugi-laba joint venture dihitung dan dibagikan kepada partner.
9. Joint venture dibubarkan dan semua kas dibagikan kepada para sekutu.
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara terpisah , maka pencatatan baik
oleh joint venture maupun oleh masing-masing partner dapat dilihat pada Tabel 5.1 pad halaman
berikut ini. Perhitungan pembagian laba dapat dilihat pada Tabel 5.2.

A. METODE AKUNTANSI TIDAK TERPISAH


Dalam metode ini joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri.
Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam
hal ini akuntansinya dapat dibagi menjadi 2,yaitu yang diselenggarakan managing partner
(sekutu manajer) dan yang diselenggarakan oleh non-managing partner(sekutu biasa). Akuntansi
yang diselenggarakan oleh masing-masing partner tersebut adalah:
a. Managing Partner
Pada dasarnya managing partner akan menyelenggaran rekening secara lengkap, yaitu
rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Rekening modal biasanya
namanya diganti dengan rekening sekutu yang bersangkutan. Jadi rekening modal C misalnya
diganti dengan rekening C. Pada umumnya elemen pendapatan dan biaya pad joint venture tidak
komplek. Oleh karena itu rekening pendapatan dan biaya biasanya digabung menjadi satu dalam
rekening joint venture.
Oleh karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaan sendiri, maka untuk
membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan
istilah joint venture pada setiap rekening. Dengan demikian rekening-rekening yang
diselenggarakan managing partner meliputi:
(1) Aktiva-joint venture.
(2) Utang-joint venture.
(3) Rekening sekutu atau partner.
(4) Rekening joint venture.
Penggunaan masing-masing rekening tersebut adalah sebagai berikut:
(1) Rekening Aktiva-Joint Venture
Rekening ini menunjukkan semua aktiva joint venture yang ada (di tangan managing
partner). Rekening ini akan didebit kalau bertambah dan dikredit kalau berkurang. Termasuk
dalam kelompok rekening ini misalnya:
(1) Kas-joint venture.
(2) Piutang Wesel-joint venture.
(3) Piutang Dagang-joint venture.

(2) Rekening Utang-Joint Venture


Rekening ini menunjukkan semua utang joint venture. Rekening ini akan didebit kalau
berkurang dan dikredit kalau bertambah. Rekening utang-joint venture ini jarang terjadi.
(3) Rekening Sekutu
Masing masing partner hanya akan menyelenggarakan rekening sekutu untuk untuk
partner yang lain. Jadi tidak akan menyelenggarakan rekening untuk diri sendiri . jadi manajing
partner hanya akan menyelenggarakan rekening sekutu untuk non-managing partner. Besarnya
hak (modal) sekutu yang bersangkutan tidak kelihatan secara langsung didalam rekening
tertentu, akan tetapi dihitung dengan cara membandingkan jumlah saldo debit dengan jumlah
saldo kredit. Pada dasarnya jumlah aktiva bersih joint venture adalah sama dengan jumlah
masing-masing partner ditambah laba joint venture, yaitu saldo kredit rekening joint venture.
Oleh karena itu maka hak managing partner dapat dihitung sebagai berikut:
Rekening bersaldo debit:
Rekening bersaldo debit hanya satu, yaitu
Aktiva joint venture xxx
Rekening bersaldo kredit:
Rekening yang bersaldo kredit yaitu:
-utang joint venture xxx
-joint-venture.. xxx
-modal non-managing partner. xxx
Jumlah saldo kredit (xxx)
Modal managing partner. xxx
Hasil saldo perhitungan ini harus selalu sama dengan saldo rekening managing partner yang
diselenggarakan oleh sekutu yang lain(non managing).
(4) Joint Venture
Rekening ini merupakan gabungan dari rekening pendapatan dan biaya . jadi rekening ini
didebet dengan biaya dan dikredit dengan pendapatan. Jadi saldo rekening ini akan menunjukkan
laba atau rugi yaitu saldo debit menunjukkan rugi dan sebaliknya saldo kredit menunjukkan
laba.
Jadi managing partner akan menyelenggarakan 4 rekening .selisih antara jumlah saldo debit
dengan jumlah saldo kredit adalah hak managing. Hubungan antara keempat rekening dengan
hak managing partner adalah sebagai berikut:
Jenis
rekening Saldo
Rekening bersaldo debit:
Aktiva joint venture XXX
Rekening bersaldo kredit:

1. Utang join venture XXX


2. Joint venture XXX(Dapat pula bersaldo D yang
berati rugi)
3. Modal-non-managing partner

Jumlah saldo kredit


Hak managing partner =jumlah saldo debit-jumlah saldo kredit
a. non managing partner
non managing partner hany menyelenggarakan 2 macan rekening , yaitu:
(1) rekening joint venture
(2) rekening sekutu (partner).
Penggunaan masing-masing rekening tersebut adalah sebagai berikut:
Rekening joint venture
pemakaian rekening ini sama dengen pemakaian rekening joint venture yang
diselenggarakan oleh managing partner, yaitu didebit dengan biaya dan dikredit dengan
pendapatan, sehingga saldonya menunjukkan laba atau rugi , yaitu saldo debit menunjukkan rugi
dan saldo kredit menunjukkan laba.
Rekening sekutu
Rekening modal yang diselenggarakan oleh non managing partner ada 2 yaitu:

a. Rekening managing partner


b. Rekening sekutu non-managing partner yang lain.

Pemakain kedua macam rekening modal ini ada perbedaan yang cukup prinsipil, yaitu:

a. Rekening partner

Rekening ini dipakai utuk menampung aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada
manging partner dan hak atau modal managing partner. Oleh karena itu saldo rekening ini
menunjukkan selisih antara aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing partner
dengan modal managing partner. Aktiva bersih joint venture adalah selisih antara aktiva joint
venture dengan utang joint venture . dengan demikian mekanisme pendebitan dan pengkreditan
rekening ini adalah:
Pendebitan
Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture bertambah
- Utang joint venture berkurang dan
- Modal atau managing partner berkurang
Pengkreditan
Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva join venture berkurang
- Utang join venture bertambah
- Modal atau hak managing partner bertambah
Pada umumnya aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing partner lebih besar
dari pada hak managing partner. Oleh karena itu rekening managing partner pada umumnya
bersaldo debit.

b. Rekening non managing partner

Masing-masing non managing partner hanya akan menyelenggarakan rekening non


managing partner untuk partner yang lain. Sedangkan untuk dirinya sendiri tidak akan
diselenggarakan rekening . besarnya modal non managing partner yang bersangkutan akan
tercememin pada selisih antara rekening yang bersaldo debit dengan rekening yang bersaldo
kredit. Yaitu:
Rekening yang bersaldo debit:
- Rekening managing partner XXX
Rekening yng bersaldo kredit:
- Rekening joint venture XXX
- Rekening non managing partner lain XXX
Jumlah kredit
XXX
Hak partner yang bersangkutan XXX
Dengan demikian masing-masing non managing partner hanya menyelenggarakan dua jenis
rekening. Masing-masing dengan saldo debit atau kredit sebagai berikut:
Jenis
Rekening Saldo
Rekening bersaldo debit:
Rekening managing partner XXX
Rekening bersaldo kredit
Rekening non managing partner XXX
Rekening joint venture XXX (Dapat
D apabila rugi)
Jumlah saldo kredit XXX
Hak sekutu yang bersangkutan = jumlah saldo debit jumlah saldo kredit
Contoh 2
Dari data pada contoh 1 akan tetapi menggunakan metode akuntansi tidak terpisah yaitu:
Dalam rangka perayaan sekaten tahun 1991 A ,B dan C sepakat untuk mengadakan joint venture
yang bergerak dalam bidang penjualan pakaian dan mainan anak-anak. Modal masing masing
sekutu disepakati:
- A Rp 10.000.000,00
- B Rp 10.000.000,00
- C Rp 15.000.000,00
Cara pembagian laba disepakati:

a. A sebagai managing partner mendapat bonus 20% dari laba


b. Sisa laba setelah dikurangi bonus akan dibagi:

- A 30%
- B 30% dan
- C 40%
Transaksi yang terjadi selama beroprasinya joint venture tersebut adalah :

1. A menyetor modal berupa kas sebesar Rp 10.000.000,00


2. Joint venture membayar biaya sewa tempat sebesar Rp 2.500.000,00
3. B menyetor kas sebesar Rp 10.000.000,00 sebagai setoran modal
4. C menyerahakan barang dagangan setoran modal . harga perolehan barang dagangan
tersebut Rp 14.000.000,00 akan tetapi nilainya disepakati Rp 15.000.000,00
5. Joint venture membeli tambahan barang dagangan seharga Rp 9.000.000,00
6. Joint venture membayar berbagai macam biaya usaha sebesar Rp 3.500.000,00
7. Joint venture berhasil menjual semua barang dagangan seharga Rp 35.000.000,00 secara
tunai
8. Rugi laba join venture dihitung dan dibagikan kepada para partner
9. Join venture dibubarkan dab semua kas dibagikan kepada para sekutu.
10. Barang yang belum terjual
11. Kadang kadang pada saat joint venture dibubarkan, belum semua barang dagangan
berhasil dijual. Sisa barang tersebut harus diperlakukan secara tepat sesuai dengan
penggunaan sisa barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan,
yaitu:
12. a. Dibagi kepada para sekutu
13. b. Dijual kepada pihak luar
14. c. Dijual kepada sekutu
15. Perlakuan akuntansi untuk masig-masing adalah sebagai berikut:
16. a. Dibagi kepada para sekutu
17. Pencatatan terhadap pembagian sisa barang kepada para sekutu tergantung pada metode
akuntansi yang dipakai, yaitu:
18. (1) Metode akuntansi terpisah
19. Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara maka pencatatan terhadap
pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu tersebut tergantung pada system
akuntansi persediaan, yaitu system fisik atau system perpetual. Apabila joint venture
mencatat persediaan dengan system perpetual, maka pembagian sisa barang kepada para
sekutu dicatat oleh joint venture dengan mendebit rekening masing-masing sekutu dan
mengkredit rekening persediaan. Apabila joint venture menggunakan system fisik maka
pembagian sisa barang dagangan kepada para sekutu tersebut tidak harus dicatat. Apabila
ingin dicatat maka akan dicatat dengan mendebit rekening modal masing-masing sekutu
dan mengkredit rekening penjualan.
20. (2) Metode akuntansi tidak terpisah
21. Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka
pembagian sisa barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.
22. b. Dijual kepada pihak luar
23. Apabila sisa barang dijual kepada pihak luar maka akan dicatat seperti halnya penjualan
yang biasa (bukan penjualan sisa barang). Pencatatan ini tergantung pada metode
akuntansi yang digunakan joint venture, yaitu metode akuntansi terpisah dan metode
akuntansi tidak terpisah. Pencatatan ini juga akan menambah laba (saldo rekening joint
venture) sebesar harga jual, karena harga pokok (pembelian) sudah dicatat pada saat
membeli.
24. c. Dijual kepada sekutu
25. Apabila dijual kepada sekutu pada umumnya pembayarannya diperhitungkan dengan hak
sekutu yang bersangkutan. Pencatatan terhadap penjualan sisa barang kepada para sekutu
tergantung pada metode akuntansi yang dipakai, yaitu:
26. Metode akuntansi terpisah
27. Apabila joint venture menyelenggarakan metode akuntansi terpisah maka transaksi
tersebut hanya akan dicatat oleh joint venture dan sekutu yang bersangkutan. Joint
venture akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit
rekening penjualan, masing-masing sebesar harga jual. Pencatatan ini akan berakibat laba
joint venture bertambah sebesar harga jual dan hak (saldo rekening) sekutu pembeli akan
berkurang sebesar harga jual. Karena cukup mudah maka tidak perlu diberi contoh.
29. Metode akuntansi tidak terpisah
30. Apabila joint venture menyelenggarakan metode akuntansi tidak terpisah maka transaksi
tersebut akan dicatat oleh semua sekutu, baik sekutu pembeli maupun tidak. Sekutu
pembeli akan mencatat dengan mendebit rekening pembelian (dalam system fisik) atau
persediaan (di dalam system perpetual) dan akan mengkredit rekening joint venture.
Sekutu yang lain akan mencatat dengan medebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit
rekening joint venture, masing-masing juga sebesar harga jual. Pencatatan tersebut
berakibat saldo rekening joint venture (laba) bertambah dan saldo rekening sekutu
pembeli berkurang. Perhatikan contoh berikut ini:
31. Contoh :
32. Joint venture ABC membagi rugi-laba sebagai berikut:
33. Sebagai managing partner A mendapat bonus 10% dari laba bersih (hanya kalau laba).
34. Sisa laba atau rugi dibagi sama.
35. Joint
venture tersebut berakhir pada tanggal 1 Agustus 1991. Saldo rekening-rekening joint
venture yang diselenggarakan oleh masing-masing partner pada saat itu dan hak masing-
masing sekutu pada saat itu adalah sebagai berikut:
36. Rekening
Saldo per masing-masing partner
37. A B C
Rp
38.
Rp Rp

39. Rekening bersaldo debit:


40. Kas-joint venture 111.000.000 - -
41. Rekening A .. -
71.000.000 71.000.000
42. Jumlah saldo debit . 111.000.000 71.000.000 71.000.000
43. ================== =============== ===============

44. Rekening bersaldo kredit:


45. Rekening B ... 30.000.000 - 30.000.000
46. Rekening C ... 30.000.000 30.000.000 -
47. Joint-venture ... 11.000.000
11.000.000 11.000.000
48. Jumlah saldo kredit .. 71.000.000 41.000.000 41.000.000
49. ================ =============== ===============

50.
51. Hak masing-masing partner 40.000.000 30.000.000 30.000.000
52.
================== ================ ===============

53. Pada saat itu gudang ternyata masih ada barang dagangan dengan harga pokok
Rp3.000.000,00. Sisa barang dagangan tersebut dijual kepada A seharga Rp4.000.000,00
pembayarannya diperhitungkan dengan bagian kas A.
54. Diminta:
55. a. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan sisa
barang kepada A tersebut!
56. b. Buatlah perhitungan pembagian laba!
57. c. Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian laba!
58. d. Buatlah perhitungan pembagian kas!
59. e. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian
kas!
60. Penyelesaian:
61. a. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan sisa barang
dagangan kepada A adalah:
62. (1) Jurnal yang dibuat A
63. Pembelian (persediaan) Rp4.000.000,00
64. Joint venture .. Rp4.000.000,00
65. (2) Jurnal yang dibuat oleh B
66. Rekening A . Rp4.000.000,00
67. Joint venture . Rp4.000.000,00
68. (3) Jurnal yang dibuat oleh C
69. Rekening A Rp4.000.000,00
70. Joint venture . Rp4.000.000,00
71. b. Perhitungan pembagian laba:
72. Laba sebelum penjualan sisa barang dagangan Rp11.000.000,00
73. Penjualan sisa barang dagangan
4.000.000,00
74. Laba .............................................................................. Rp15.000.000,00
75. Pembagian laba:
76. A: bonus = 10% x Rp15.000.000,00 = Rp1.500.000,00
77. Sisa =
78. 1/3 x (Rp15.000.00,00 Rp1.500.000,00) =
Rp4.500.000,00
79. Jumlah bagian A ....................................................... Rp6.000.000,00
80. B: 1/3 x (Rp15.000.000,00 Rp1.500.000,00) =.... Rp4.500.000,00
81. C: 1/3 x (Rp15.000.000,00 Rp1.500.000,00) =.... Rp4.500.000,00
82. c. Jurnal untuk mencatat pembagian laba:
83. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian laba adalah:
84. (a) Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
85. Joint venture Rp15.000.000,00
86. Laba Rp6.000.000,00
87. Rekening B Rp 4.500.000,00
88. Rekening C Rp4.500.000,00
89. (b) Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
90. Joint venture Rp15.000.000,00
91. Laba Rp4.500.000,00
92. Rekening A Rp6.000.000,00
93. Rekening C Rp4.500.000,00
94. (c) Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
95. Joint venture Rp15.000.000,00
96. Laba Rp4.500.000,00
97. Rekening A Rp6.000.000,00
98. Rekening B Rp4.500.000,00
99. d. Perhitungan pembagian kas
100. Keteranagan A B C
101.
Rp Rp Rp
102. Saldo modal 40.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00
103. Penjualan sisa barang
104. dagangan
40.000.000,00 - -
105. 36.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00
106. Pembagian laba 6.000.000,00 4.500.000,00
4.500.000,00
107. Bagian kas 42.000.000,00
34.500.000,00 34.500.000,00
108.
109. e. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian
kas:
110. 1. Jurnal yang dibuat oleh A:
111. Kas Rp42.000.000,00
112. Rekening A 34.500.000,00
113. Rekening B 34.500.000,00
114. Kas-joint venture Rp111.000.000,00
115. 2. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
116. Kas Rp34.500.000,00
117. Rekening B 34.500.000,00
118. Rekening A Rp69.000.000,00
119.
120. 3. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
121. Kas Rp34.500.000,00
122. Rekening B 34.500.000,00
123. Rekening A Rp69.000.000,00
124.
125. B. JOINT VENTURE YANG BELUM SELESAI
126. Kadang-kadang umur joint venture melebihi satu periode akuntansi.
Dalam hal ini pada saat perusahaan yang menjadi anggota joint venture akan menyusun
laporan keuangan (akhir tahun) masih ada joint venture yang belum selesai. Dalam
hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi,
yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture, yaitu apakah perlu mengakui
rugi-laba atas joint venture yang belum selesai.Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint
venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari
pengakuan rugi-laba (pendapatan dan biaya) terutama prinsip konservatif.
127. Apabila usaha joint venture bersifat spekulatf dalam arti mengandung
risiko yang besar dan mengandung banyak risiko sebaiknya laba atas joint venture baru
diakui apabila joint venture sudah selesai. Sesuai dengan prinsip konservatif apabila
indikasi yang ada menunjukkan akan diderita kerugian sebaiknya kerugian tersebut
segera diakui. Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang
belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang
diakui dan pencatatannya. Untuk menghitung besarnya laba atau rugi yang akan diakui
atas joint venture yang belum selesai beserta cara pencatatannya akan tergantung pada
metode akuntansi yang digunakan joint venture, yaitu metode akuntansi terpisah dan
metode akuntansi tidak terpisah.
128. 1. Metode Akuntansi Terpisah
129. Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka
besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya.Apabila diperlukan maka untuk
menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan
dibagi dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini
maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi
haknya.
130. Contoh 4
131. Suatu joint venture dengan anggota A, B dan C membagi laba atau rugi
dengan rasio
132. A = 30%
B = 35%
C = 35%
133. Sampai dengan akhir tahun 1991 joint venture tersebut belum selesai. Ikhtisar
saldo rekening-rekening yang diselenggarakan oleh joint venture per 31 desember 1991
adalah:
134. Rekening Saldo
135. Debit:
-aktiva Rp105.000.000,00
-biaya 80.000.000,00
136. Jumlah saldo debit Rp185.000.000,00
137. Kredit
-modal A Rp 25.000.000,00
-modal B 30.000.000,00
-modal C 30.000.000,00
138. -pendapatan
100.000.000,00
139. Jumlah saldo kredit Rp185.000.000,00
140. Dalam keadaan seperti ini maka besarnya joint venture untuk tahun 1991 adalah :
141. Jumlah pendapatan
Rp100.000.000,00
Jumlah biaya 80.000.000,00
142. Laba Rp 20.000.000,00

143. Dibagi:
A: 30% x Rp20.000.000,00 = Rp6.000.000,00
B: 35% x Rp20.000.000,00 = 7.000,000.00
C: 35% x Rp20.000.000,00 = 7.000.000,00
144. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mengakui laba
tersebutadalah :
145. a. Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
146. Investasi-joint venture Rp60.000.000,00
147. Laba joint venture Rp6.000.000,00
148. b. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
149. Investai-joint venture Rp7.000.000,00
150. Laba joint venture Rp7.000.000,00
151. c. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
152. Investai-joint venture Rp7.000.000,00
153. Laba joint venture Rp7.000.000,00
154.
155. 2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
156. Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka
besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu:
157. - Laba, apabila rekening joint venture bersaldo kredit dan
158. - Rugi, apabila rekening joint venture bersaldo debit.
159. Selanjutnya masing-masing anggota sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi,
baik yang menjadi bagiannya maupun tidak.
160. Contoh 5
161. (Dari data pada contoh 4 akan tetapi menggunakan metode tidak terpisah). Suatu
joint venture dengan anggota A, B dan C membagi laba atau rugi dngan rasio
A = 30%
B = 35%
C = 35%
sampai dengan akhir tahun 1991 joint venture tersebut belum selesai. Ikhtisar saldo
rekening-rekening yang diselenggarakan oleh joint venture per 31 Desember 1991
adalah:
162. Rekening saldo per catatan masing-masing
sekutu

163. A B
C
Rp Rp Rp
164. Rekening saldo debit:
- aktiva-joint venture 105.000.000,00
- rekening A 80.000.000,00 80.000.000,00
165. Jumlah saldo debit 105.000.000,00 80.000.000,00
80.000.000,00
166. Rekening bersaldo kredit:
- rekening B 30.000.000,00 - 30.000.000,00
- rekening C 30.000.000,00 30.000.000,00 -
- rekening joint-venture 20.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00
167. Jumlah saldo kredit 80.000.000,00 50.000.000,00
50.000.000,00
168. Hak masing-masing partner 25.000.000,00 30.000.000,00
30.000.000,00
169. Berarti untuk tahun 1991 tersebut masing-masing partner akan mengakui laba dari
joint venture sebagai berikut:
170. Jumlah laba joint venture yang diakui untuk 1991 Rp20.000.000,00
Pembagian:
A = 30% x Rp20.000.000,00 = Rp6.000.000,00
B = 35% x Rp20.000.000,00 = Rp7.000.000,00
C = 35% x Rp20.000.000,00 = Rp7.000.000,00
172. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mengakui laba tersebut
adalah:
173. a. Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
174. Joint venture Rp20.000.000,00
175. Laba joint venture
Rp6.000.000,00
176. Rekening B
7.000.000,00
177. Rekening C
7.000.000,00
178. b. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
179. Joint venture Rp20.000.000,00
180. Laba joint venture
Rp7.000.000,00
181. Rekening A
6.000.000,00
182. Rekening C
7.000.000,00
183. c. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
184. Joint venture Rp20.000.000,00
185. Laba joint venture
Rp7.000.000,00
186. Rekening A
6.000.000,00
187. Rekening B 7.000.000,00
Joint Venture, Pengertian dan Pembahasan |
Akuntansi

Join Venture
1. Pengertian
Join ventura adalah kerjasama diantara dua orang atau lebih juga bisa berupa badan usaha
untuk mengusahakan usaha tertentu. Waktunya terbatas dan masing-masing pihak dapat
menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu. Salah satu pihak
yang bekerja sama itu besarnya ditunjuk sebagai pemimpin usaha kerjasama atau joint venture
disebut sebagai Managing Patner yang berkewajiban menyelenggarakan pembukuan dan
penyajian laporan keuangan.
2. Unsur-Unsur dalam Joint Venture
a. Kerjasama dua pihak atau lebih
b. Ada modal
c. Ada surat perjanjian

Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus
ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint
venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang
akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan..
3. Perbedaan Joint Venture dengan Firma
Join Venture Firma/Sekutu
Lingkupnya usahanya lebih terbatas Lingkupnya tak terbatas, semua usaha
yangmenghasilkan laba
Waktunya terbatas, hingga tujuan Waktu tak tentu, yaitu selamanya
tercapai

4. Pembagian Laba Joint Venture


Metode pembagian laba yang dapat dipakai juga sama dengan metode pembagian laba
persekutuan, yaitu :
a. Laba dibagi sama
b. Laba dibagi dengan ratio tertentu
c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu :
1) Modal mula-mula
2) Modal awal periode
3) Modal akhir periode
4) Modal rata-rata
d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau c.
e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a, b atau
c.
f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut
cara a, b atau c.
5. Akuntansi Joint Venture
a. Metode Akuntansi Terpisah
Joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri. Dalam hal ini, joint venture
menyelenggarakan rekening-rekening :
1) Aktiva
2) Utang
3) Modal untuk masing-masing sekutu
4) Penghasilan
5) Biaya
Metode ini, masing-masing sekutu hanya akan mencatat investasi sendiri saja. Metode ini
biasanya dipakai oleh joint venture yang umurnya relatif panjang.
b. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Dalam metode ini, joint venture tidak menyelenggarakan akuntansi secara tersendiri.
Akuntansi terhadap joint venture diselenggarakan oleh masing-masing sekutu (partner). Dalam
hal ini, akuntansinya dapat dibagi menjadi dua yaitu :
1) Managing Partner
menyelenggarakan rekening-rekening aktiva, utang, modal, pendapatan, dan biaya. Oleh
karena akuntansi tersebut dicampur dengan akuntansi perusahaannya sendiri, maka untuk
membedakannya setiap rekening joint venture diberi tanda tersendiri, yaitu dengan penambahan
istilah joint venture pada setiap rekening. Rekening-rekening yang diselenggarakan managing
partner meliputi :
a) Rekening Aktiva-Joint Venture
b) Rekening Utang-Joint Venture
c) Rekening sekutu atau partner
d) Rekening Joint Venture
2) Non- Managing Partner
Non- managing partner hanya menyelenggarakan 2 macam rekening, yaitu :
a) Rekening Joint Venture
b) Rekening Sekutu (Partner)
o Rekening Managing Partner
Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture bertambah
- Utang joint venture berkurang dan
- Modal atau managing partner berkurang
Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture berkurang
- Utang joint venture bertambah dan
- Modal atau managing partner bertambah
b. Rekening Sekutu non-Managing Partner yang lain.
Barang yang Belum Terjual
Sisa barang dagangan yang belum terjual harus diperlakukan secara tepat sesuai penggunaan sisa
barang yang bersangkutan, yang dalam hal ini ada 3 kemungkinan yaitu :
a. Dibagi kepada Para Sekutu
Metode akuntansi terpisah
mendebit rekening masing-masing sekutu dan mengkredit rekening persediaan. mendebit
rekening modal masing-masing sekutu dan mengkredit rekening penjualan.
Metode akuntansi tidak terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi secara tidak terpisah, maka pembagian sisa
barang kepada para sekutu tidak perlu dicatat.
b. Dijual kepada Pihak Luar
dikredit ke rekening penjualan, yang akhirnya akan menambah laba sebesar harga jual. Jika
menggunakan metode akuntansi tidak terpisah transaksi ini akan dikredit ke rekening joint
venture sebesar harga jual.
c. Dijual kepada Sekutu
Metode yang digunakan:
1) Metode akuntansi terpisah
mendebit rekening sekutu yang membeli dan mengkredit rekening penjualan, masing-
masing sebesar harga jual.
2) Metode akuntansi tidak terpisah
mendebit rekening pembelian atau persediaan dan mengkredit rekening joint venture. Sekutu
yang lain akan mencatat dengan mendebit rekening sekutu pembeli dan mengkredit rekening
joint venture, masing-masing sebesar harga jual.
E. Joint Venture yang Belum Selesai
Dalam hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi,
yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture yaitu apakah perlu mengakui rugi-laba
atas joint venture yang belum selesai.
1. Metode Akuntansi Terpisah
Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka besarnya laba
adalah selisih antara pendapatan dan biaya. Laba atau rugi tersebut akan dibagi sesuai dengan
rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini maka masing-masing
sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi haknya.
2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka besarnya laba atau
rugi dapat diketahui dari saldo rekening Joint Venture, yaitu :
Laba, apabila rekening Joint venture bersaldo kredit dan
Rugi, apabila rekening Joint venture bersaldo debit.
Selanjutnya masing-masing anggota sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi, baik
yang menjadi bagiannya maupun tidak.
JOINT VENTURE
A. Pengertian, Contoh, dan Anggota Joint Venture
J o i n t v e n t u r e a d a l a h k e r j as a ma b e b e r a p a p i h a k a t a u
l e b i h u n t u k menyelenggarakan usaha bersama dalam bidang bisnis
u n t u k m e m b e n t u k s e b u a h perusahaan baru dalam jangka waktu tertentu. Kerjasama tersebut
akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai. Misalnya A dan B bekerja sama
menjual bolang- baling selama perayaan Sekaten di alun-alun ogyakarta. Atau perusahaan bangunan
A dan perusahaan bangunan B kerjasama selama pembangunan jembatan sungai !pak" dan
sebagainya.Joint #enture adalah suatu unit terpisah yang melibatkan dua atau lebih peserta akti$ sebagai
mitra. Kadang-kadang juga disebut sebagai aliansi strategis" yang meliputi berbagai mitra" termasuk
organisasi nirlaba" sektor bisnis dan umum.%ara anggota joint venture sering disebut dengan istilah
venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan" persekutuan"
perseroan terbatas" dan sebagainya. %ada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya perusahaan.
Salah satu diantara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya yang disebut
managing partner.
Jenisjenis Joint Venture
Meskipun ada banyak jenis joint venture" yang paling umum adalah antara dua atau l e b i h
perusahaan yang memiliki tujuan yang berbeda" seperti memasuki
p a s a r b a r u " meningkatkan modal dan ekspansi. Joint #enture &nternasional semakin
banyak dilakukan k a r e n a k e u n t u n g a n n y a . K e d u a p e r u s a h a a n t i d a k h a n y a
b i s a b e r b a g i p e n d a p a t a n d a n pertumbuhan" joint venture bisa mengurangi kebutuhan biaya
jika pengetahuan atau patend i b i a y a i s e b a g a i k o n t r i b u s i u s a h a . J o i n t v e n t u r e j u g a
m e m b e r i k a n a k s e s k e p a d a p a s a r internasional baru yang tidak mudah dicapai.Ada beberapa
kelemahan dalam joint venture internasional. %ertama" tujuan bisnis partner joint venture
bisa cukup berbeda" yang bisa menyebabkan masalah mengenai arah dan perkembangan unit baru.
'isamping itu" perbedaan kultural masing-masing perusahaan menimbulkan kesulitan manajerial dalam
joint venture baru. (erakhir" kebijakan pemerintah

Anda mungkin juga menyukai