beberapa pihak untuk menyelenggarakan usaha bersama dalam jangka waktu tertentu. Kerja
sama tersebut akan berakhir setelah tujuan tercapai atau pekerjaan selesai.
Perbedaan yang pokok antara joint venture dengan persekutuan adalah umurnya, dalam arti
bahwa umur joint venture jauh lebih pendek jika dibandingkan dengan persekutuan yang biasa.
Misalnya A dan B bekerja sama menjual bolang-baling selama perayaan Sekaten di alun-alun
utara Yogyakarta. Atau Perusahaan Bangunan A dan Perusahaan Bangunan B kerja sama selama
pembangunan jembatan sungai Opak dan sebagainya.
A. ANGGOTA JOINT VENTURE
Para anggota (pihak yang menyelenggarakan ) joint venture sering disebut dengan istilah
venture atau partner atau sekutu. Anggota joint venture dapat berupa perseorangan , persekutuan,
perseroan terbatas dan sebagainya. Pada umumnya semua partner ikut mengelola jalannya
perusahaan. Salah satu di antara para sekutu tersebut bertindak sebagai manajernya, yang disebut
managing partner.
B. PEMBAGIAN LABA JOINT VENTURE
Seperti halanya persekutuan, maka laba joint venture juga hak para anggota. Oleh karana itu,
laba jointventure akan dibagikan kepada para sekutu. Cara (metode) pembagian labanya juga
akan diatur di dalam perjanjian. Metode pembagian laba yang dipakai juga sama dengan metode
pembagian laba persekutuan, yaitu:
a. Laba dibagi sama,
b. Laba di bagi dengan ratio tertentu,
c. Laba dibagi sesuai dengan ratio modal, yaitu:
1) Modal mula-mula,
2) Modal awal periode,
3) Modal akhir periode, dan
4) Modal rata-rata.
d. Laba dibagi dengan memperhitungkan bung modal dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau c.
e. Laba dibagi dengan memperhitungkan gaji dan bonus dan sisanya dibagi menurut cara a,b atau
c.
f. Laba dibagi dengan memperhitungkan bunga modal, gaji serta bonus dan sisanya dibagi menurut
cara a,b atau c.
C. AKUNTANSI JOINT VENTURE
Pada dasarnya akuntansi joint venture dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu:
1. Metode akuntansi terpisah
2. Metode akuntansi tidak terpisah.
Pemakain kedua macam rekening modal ini ada perbedaan yang cukup prinsipil, yaitu:
a. Rekening partner
Rekening ini dipakai utuk menampung aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada
manging partner dan hak atau modal managing partner. Oleh karena itu saldo rekening ini
menunjukkan selisih antara aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing partner
dengan modal managing partner. Aktiva bersih joint venture adalah selisih antara aktiva joint
venture dengan utang joint venture . dengan demikian mekanisme pendebitan dan pengkreditan
rekening ini adalah:
Pendebitan
Pendebitan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva joint venture bertambah
- Utang joint venture berkurang dan
- Modal atau managing partner berkurang
Pengkreditan
Pengkreditan dilakukan apabila terjadi transaksi yang berakibat:
- Aktiva join venture berkurang
- Utang join venture bertambah
- Modal atau hak managing partner bertambah
Pada umumnya aktiva bersih joint venture yang dititipkan pada managing partner lebih besar
dari pada hak managing partner. Oleh karena itu rekening managing partner pada umumnya
bersaldo debit.
- A 30%
- B 30% dan
- C 40%
Transaksi yang terjadi selama beroprasinya joint venture tersebut adalah :
50.
51. Hak masing-masing partner 40.000.000 30.000.000 30.000.000
52.
================== ================ ===============
53. Pada saat itu gudang ternyata masih ada barang dagangan dengan harga pokok
Rp3.000.000,00. Sisa barang dagangan tersebut dijual kepada A seharga Rp4.000.000,00
pembayarannya diperhitungkan dengan bagian kas A.
54. Diminta:
55. a. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan sisa
barang kepada A tersebut!
56. b. Buatlah perhitungan pembagian laba!
57. c. Buatlah jurnal untuk mencatat pembagian laba!
58. d. Buatlah perhitungan pembagian kas!
59. e. Buatlah jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian
kas!
60. Penyelesaian:
61. a. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat penjualan sisa barang
dagangan kepada A adalah:
62. (1) Jurnal yang dibuat A
63. Pembelian (persediaan) Rp4.000.000,00
64. Joint venture .. Rp4.000.000,00
65. (2) Jurnal yang dibuat oleh B
66. Rekening A . Rp4.000.000,00
67. Joint venture . Rp4.000.000,00
68. (3) Jurnal yang dibuat oleh C
69. Rekening A Rp4.000.000,00
70. Joint venture . Rp4.000.000,00
71. b. Perhitungan pembagian laba:
72. Laba sebelum penjualan sisa barang dagangan Rp11.000.000,00
73. Penjualan sisa barang dagangan
4.000.000,00
74. Laba .............................................................................. Rp15.000.000,00
75. Pembagian laba:
76. A: bonus = 10% x Rp15.000.000,00 = Rp1.500.000,00
77. Sisa =
78. 1/3 x (Rp15.000.00,00 Rp1.500.000,00) =
Rp4.500.000,00
79. Jumlah bagian A ....................................................... Rp6.000.000,00
80. B: 1/3 x (Rp15.000.000,00 Rp1.500.000,00) =.... Rp4.500.000,00
81. C: 1/3 x (Rp15.000.000,00 Rp1.500.000,00) =.... Rp4.500.000,00
82. c. Jurnal untuk mencatat pembagian laba:
83. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian laba adalah:
84. (a) Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
85. Joint venture Rp15.000.000,00
86. Laba Rp6.000.000,00
87. Rekening B Rp 4.500.000,00
88. Rekening C Rp4.500.000,00
89. (b) Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
90. Joint venture Rp15.000.000,00
91. Laba Rp4.500.000,00
92. Rekening A Rp6.000.000,00
93. Rekening C Rp4.500.000,00
94. (c) Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
95. Joint venture Rp15.000.000,00
96. Laba Rp4.500.000,00
97. Rekening A Rp6.000.000,00
98. Rekening B Rp4.500.000,00
99. d. Perhitungan pembagian kas
100. Keteranagan A B C
101.
Rp Rp Rp
102. Saldo modal 40.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00
103. Penjualan sisa barang
104. dagangan
40.000.000,00 - -
105. 36.000.000,00 30.000.000,00 30.000.000,00
106. Pembagian laba 6.000.000,00 4.500.000,00
4.500.000,00
107. Bagian kas 42.000.000,00
34.500.000,00 34.500.000,00
108.
109. e. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mencatat pembagian
kas:
110. 1. Jurnal yang dibuat oleh A:
111. Kas Rp42.000.000,00
112. Rekening A 34.500.000,00
113. Rekening B 34.500.000,00
114. Kas-joint venture Rp111.000.000,00
115. 2. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
116. Kas Rp34.500.000,00
117. Rekening B 34.500.000,00
118. Rekening A Rp69.000.000,00
119.
120. 3. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
121. Kas Rp34.500.000,00
122. Rekening B 34.500.000,00
123. Rekening A Rp69.000.000,00
124.
125. B. JOINT VENTURE YANG BELUM SELESAI
126. Kadang-kadang umur joint venture melebihi satu periode akuntansi.
Dalam hal ini pada saat perusahaan yang menjadi anggota joint venture akan menyusun
laporan keuangan (akhir tahun) masih ada joint venture yang belum selesai. Dalam
hubungannya dengan joint venture yang belum selesai tersebut timbul masalah akuntansi,
yaitu mengenai pengakuan laba atau rugi joint venture, yaitu apakah perlu mengakui
rugi-laba atas joint venture yang belum selesai.Perlu tidaknya mengakui rugi-laba joint
venture yang belum selesai harus memperhatikan prinsip-prinsip yang mendasari
pengakuan rugi-laba (pendapatan dan biaya) terutama prinsip konservatif.
127. Apabila usaha joint venture bersifat spekulatf dalam arti mengandung
risiko yang besar dan mengandung banyak risiko sebaiknya laba atas joint venture baru
diakui apabila joint venture sudah selesai. Sesuai dengan prinsip konservatif apabila
indikasi yang ada menunjukkan akan diderita kerugian sebaiknya kerugian tersebut
segera diakui. Dalam hal anggota joint venture mengakui laba atas joint venture yang
belum selesai ini menimbulkan 2 masalah, yaitu penentuan besarnya laba atau rugi yang
diakui dan pencatatannya. Untuk menghitung besarnya laba atau rugi yang akan diakui
atas joint venture yang belum selesai beserta cara pencatatannya akan tergantung pada
metode akuntansi yang digunakan joint venture, yaitu metode akuntansi terpisah dan
metode akuntansi tidak terpisah.
128. 1. Metode Akuntansi Terpisah
129. Apabila joint venture menyelenggarakan akuntansi dengan metode ini maka
besarnya laba adalah selisih antara pendapatan dan biaya.Apabila diperlukan maka untuk
menghitung laba atau rugi tersebut diperlukan penyesuaian. Laba atau rugi tersebut akan
dibagi dengan rasio atau metode pembagian laba yang disepakati. Dengan metode ini
maka masing-masing sekutu hanya akan mencatat bagian laba atau rugi yang menjadi
haknya.
130. Contoh 4
131. Suatu joint venture dengan anggota A, B dan C membagi laba atau rugi
dengan rasio
132. A = 30%
B = 35%
C = 35%
133. Sampai dengan akhir tahun 1991 joint venture tersebut belum selesai. Ikhtisar
saldo rekening-rekening yang diselenggarakan oleh joint venture per 31 desember 1991
adalah:
134. Rekening Saldo
135. Debit:
-aktiva Rp105.000.000,00
-biaya 80.000.000,00
136. Jumlah saldo debit Rp185.000.000,00
137. Kredit
-modal A Rp 25.000.000,00
-modal B 30.000.000,00
-modal C 30.000.000,00
138. -pendapatan
100.000.000,00
139. Jumlah saldo kredit Rp185.000.000,00
140. Dalam keadaan seperti ini maka besarnya joint venture untuk tahun 1991 adalah :
141. Jumlah pendapatan
Rp100.000.000,00
Jumlah biaya 80.000.000,00
142. Laba Rp 20.000.000,00
143. Dibagi:
A: 30% x Rp20.000.000,00 = Rp6.000.000,00
B: 35% x Rp20.000.000,00 = 7.000,000.00
C: 35% x Rp20.000.000,00 = 7.000.000,00
144. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mengakui laba
tersebutadalah :
145. a. Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
146. Investasi-joint venture Rp60.000.000,00
147. Laba joint venture Rp6.000.000,00
148. b. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
149. Investai-joint venture Rp7.000.000,00
150. Laba joint venture Rp7.000.000,00
151. c. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
152. Investai-joint venture Rp7.000.000,00
153. Laba joint venture Rp7.000.000,00
154.
155. 2. Metode Akuntansi Tidak Terpisah
156. Apabila joint venture menggunakan metode akuntansi tidak terpisah maka
besarnya laba atau rugi dapat diketahui dari saldo rekening joint venture, yaitu:
157. - Laba, apabila rekening joint venture bersaldo kredit dan
158. - Rugi, apabila rekening joint venture bersaldo debit.
159. Selanjutnya masing-masing anggota sekutu akan mencatat seluruh laba atau rugi,
baik yang menjadi bagiannya maupun tidak.
160. Contoh 5
161. (Dari data pada contoh 4 akan tetapi menggunakan metode tidak terpisah). Suatu
joint venture dengan anggota A, B dan C membagi laba atau rugi dngan rasio
A = 30%
B = 35%
C = 35%
sampai dengan akhir tahun 1991 joint venture tersebut belum selesai. Ikhtisar saldo
rekening-rekening yang diselenggarakan oleh joint venture per 31 Desember 1991
adalah:
162. Rekening saldo per catatan masing-masing
sekutu
163. A B
C
Rp Rp Rp
164. Rekening saldo debit:
- aktiva-joint venture 105.000.000,00
- rekening A 80.000.000,00 80.000.000,00
165. Jumlah saldo debit 105.000.000,00 80.000.000,00
80.000.000,00
166. Rekening bersaldo kredit:
- rekening B 30.000.000,00 - 30.000.000,00
- rekening C 30.000.000,00 30.000.000,00 -
- rekening joint-venture 20.000.000,00 20.000.000,00 20.000.000,00
167. Jumlah saldo kredit 80.000.000,00 50.000.000,00
50.000.000,00
168. Hak masing-masing partner 25.000.000,00 30.000.000,00
30.000.000,00
169. Berarti untuk tahun 1991 tersebut masing-masing partner akan mengakui laba dari
joint venture sebagai berikut:
170. Jumlah laba joint venture yang diakui untuk 1991 Rp20.000.000,00
Pembagian:
A = 30% x Rp20.000.000,00 = Rp6.000.000,00
B = 35% x Rp20.000.000,00 = Rp7.000.000,00
C = 35% x Rp20.000.000,00 = Rp7.000.000,00
172. Jurnal yang dibuat oleh masing-masing sekutu untuk mengakui laba tersebut
adalah:
173. a. Jurnal yang dibuat oleh sekutu A
174. Joint venture Rp20.000.000,00
175. Laba joint venture
Rp6.000.000,00
176. Rekening B
7.000.000,00
177. Rekening C
7.000.000,00
178. b. Jurnal yang dibuat oleh sekutu B
179. Joint venture Rp20.000.000,00
180. Laba joint venture
Rp7.000.000,00
181. Rekening A
6.000.000,00
182. Rekening C
7.000.000,00
183. c. Jurnal yang dibuat oleh sekutu C
184. Joint venture Rp20.000.000,00
185. Laba joint venture
Rp7.000.000,00
186. Rekening A
6.000.000,00
187. Rekening B 7.000.000,00
Joint Venture, Pengertian dan Pembahasan |
Akuntansi
Join Venture
1. Pengertian
Join ventura adalah kerjasama diantara dua orang atau lebih juga bisa berupa badan usaha
untuk mengusahakan usaha tertentu. Waktunya terbatas dan masing-masing pihak dapat
menyerahkan barang atau uang sebagai kontribusi terhadap usaha bersama itu. Salah satu pihak
yang bekerja sama itu besarnya ditunjuk sebagai pemimpin usaha kerjasama atau joint venture
disebut sebagai Managing Patner yang berkewajiban menyelenggarakan pembukuan dan
penyajian laporan keuangan.
2. Unsur-Unsur dalam Joint Venture
a. Kerjasama dua pihak atau lebih
b. Ada modal
c. Ada surat perjanjian
Sebagai bentuk adanya kerjasama antara dua belah pihak, maka dalam joint venture harus
ada surat perjanjian yang berfungsi untuk mengikat kedua belah pihak tersebut. Dalam joint
venture karena melibatkan orang lain, maka perlu diperhatikan dan diteliti apakah pihak yang
akan diajak kerjasama tersebut adalah pihak yang bisa dipertanggungjawabkan..
3. Perbedaan Joint Venture dengan Firma
Join Venture Firma/Sekutu
Lingkupnya usahanya lebih terbatas Lingkupnya tak terbatas, semua usaha
yangmenghasilkan laba
Waktunya terbatas, hingga tujuan Waktu tak tentu, yaitu selamanya
tercapai