Anda di halaman 1dari 11

K) Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuasi eksperimen


yaitu metode yang tidak memungkinkan peneliti melakukan pengontrolan secara penuh
terhadap sampel penelitian. Pada penelitian ini sampel akan dibagi menjadi dua kelompok,
yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimen akan diberikan
perlakuan dengan menggunakan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs). Sedangkan
kelompok kontrol akan diberikan perlakuan dengan menggunakan pendekatan ekspositori.
Perlakuan ini diberikan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah Two Group Randomized Subject
Post Test Only, dimana kedua kelompok tersebut hanya akan diberikan tes yang sama di
pertemuan terakhir. Desain penelitian tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut:

Desain Penelitian

Kelas Treatment Test


Eksperimen X1 Y
Kontrol X2Y Y

Keterangan :

X1 : Perlakuan pada kelompok eksperimen yaitu dengan menggunakan pendekatan Model-


Eliciting Activites (MEAs)

X2 : Perlakuan pada kelompok kontrol yaitu pembelajaran secara ekspositori

Y : Tes kemampuan komunikasi matematis

N. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 4 Singkawang pada siswa kelas VIII
semester Ganjil tahun ajaran 2015/2016.

O. Populasi dan Sampel Penelitian

a) Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010: 61). Sedangkan Arikunto
(2010) mendefinisikan populasi sebagai keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII semester 1 SMP Negeri 4 Tahun Pelajaran
2015/2016.

b) Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono. 2010: 62). Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
teknik cluster random sampling, yaitu secara acak dipilih dua kelas dari populasi. Dua
kelas tersebut yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas sebagai kelas kontrol. Sampel
yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A (30 siswa) sebagai kelas
eksperimen dan kelas VIII B (30siswa) sebagai kelas kontrol.

L) Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat)
(Sugiyono,2010:61). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan Model
Eliciting Activities (MEAs) dan pembelajaran ekspositori.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2010:61). Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah kemampuan komunikasi matematis pada materi relasi dan
fungsi.
3. Variabel Kontrol
Variabel kontrol (control variable) adalah variabel yang menentukan sifat
konstan menurut Aliyansah (2013: 35). Adapun variabel kontrol dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut.
1. Alokasi waktu kegiatan pembelajaran
2. Materi yang diajarkan yaitu persamaan lingkaran.

M. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Teknik pengumpulan data
Pengumpulan data dalam penulisan ini menggunakan beberapa teknik, diantaranya
sebagai berikut.
a. Teknik pengukuran
Pengukuran yang dimaksud dalam penulisan ini adalah dengan memberikan tes,
yaitu tes akhir (post-test)kepada siswa mengenai relasi dan fungsi tes yang digunakan
dalam penelitian ini berbentuk uraian (essay) yang terdiri dari 3 butir soal.
b. Teknik komunikasi tidak langsung
Teknik komunikasi tidak langsung digunakan untuk mengetahui respon dalam belajar
dengan perlakuan, dalam hal ini, digunakan kuesioner/angket respon yang terdiri dari 10
pertanyaan berbentuk pilihan dengan tanda check list ().
c. Teknik observasi langsung
Teknik yang digunakan dalam penulisan ini adalah observasi langsung untuk
mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada materi relasi dan fungsi.
Untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Maka, pengamatan
dilakukan oleh satu orang guru bidang studi matematika SMP Negeri 4 Singkawang .
2. Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2012: 102), instrumen penulisan adalah suatu alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam menggumpulkan data
agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan
sistematis. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
a. Lembar Kuesioner atau Angket
Angket adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang harus
dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui(masidjo,
2007:70). Sedangkan menurut Sugiyono angket merupakan teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Lembar kuesioner atau angket dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
respon siswa pada saat berlangsung pembelajaran dengan pendekatan Model
Eliciting Activities (MEAs) tentang relasi dan fungsi. Lembar ini terdiri dari 10
pertanyaan setiap pertanyaan dalam angket ini memiliki 5 alternatif jawaban yaitu:
Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Tahu/Ragu-ragu (TT), Tidak Setuju (TS),
dan Sangat Tidak Setuju (STS). Dalam pengisian angket tersebut siswa tinggal
memberi tanda () sesuai dengan jawaban yang diinginkan. Nilai setiap item
dalam angket respon siswa dapat disajikan pada tabel berikut.
Tabel Kriteria Skor Respon Siswa
Kriteria Skor
SS 5
S 4
RG 3
TS 2
STS 1
(Sugiyono, 2014:94)
b. Lembar Tes
Lembar tes digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa
tentang relasi dan fungsi. Lembar tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar tes
akhir (post-test). Lembar tes ini akan diberikan kepada siswa untuk dikerjakan sebagai
bentuk hasil belajar.
Hasil dari lembar ini akan diukur berdasarkan pedoman penskoran kemampuan
komunikasi matematis siswa. Adapun kriteria penskoran kemampuan komunikasi
matematis siswa ditampilkan pada Tabel 2.1 sebagai berikut.
Tabel 1. Pedoman Penskoran Tes Kemampuan Komunikasi Matematik

Skor Kemampuan Komunikasi

0 Kosong, atau jawaban tidak cukup untuk mendapat skor


1 Jawaban tidak benar, upaya yang dibuat tidak benar
2 Penggunaan bahasa matematika (istilah, simbol, tanda dan / atau epresentasi)
yang minimal efektif dan akurat, untuk menggambarkan operasi, konsep, dan
proses penyelesaian
3 Penggunaan bahasa matematika (istilah, simbol, tanda, dan / atau
representasi) yang sebagian efektif, akurat, dan menyeluruh untuk
menggambarkan operasi, konsep dan proses penyelesaian.
4 Penggunaan bahasa matematika (istilah, simbol, tanda, dan / atau
representasi) yang sangat efektif, akurat, dan menyeluruh, untuk
menggambarkan operasi, konsep, dan proses penyelesaian.
Sebelum tes digunakan pada penelitian, maka terlebih dahulu harus dinyatakan
sebagai berikut:

1. Validitas

Menurut Sugiyono (2014:121) menyatakan bahwa valid berarti instrumen


tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Sehingga untuk
keperluan validitas soal ini, peneliti nantinya akan menggunakan validitas isi dan
validitas konstruk. Menurut (Sukiman, 2011:165), validitas isi adalah validitas yang
mempertanyakan bagaimana kesesuaian atara butir-butir soal dalam tes dengan
deskripsi bahan yang diajarkan. Sebuah tes dikatakan valid apabia tes itu dapat tepat
mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2007:59). Validitas ini akan digunakan
untuk memvalidasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan kesesuaian butir soal
post test dengan kisi-kisi. Pada penulisan yang dilakukan ini diperlukan satu orang
guru bidang studi matematika dan dua orang dosen Pendidikan Matematika Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Singkawang sebagai validator. Adapun
hasil validasi oleh ketiga validator tersebut secara keseluruhan untuk rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah layak digunakan dengan kategori baik yaitu
sebesar 4 (empat), untuk hasil validasi soal tes akhir yaitu layak digunakan, sedangkan
untuk validasi lembar pengamatan aktivitas dan angket respon yaitu layak digunakan.
Sedangkan untuk validita konstruk menurut Siregar (2013:47) adalah validitas
yang berkaitan dengan kesanggupan suatu alat ukur dengan mengukur pengerttia suatu
konsep yang diukurnya. Adapun rumus yang digunakan untuk uji validitas konstruk
yaitu dengan korelasi product moment dengan kriteria jika koefisien korelasi product
moment > r-tabel ( ; n-2) n = jumlah sampel.
n( XY ) ( X )( Y )
rhitung
[n( X 2 ) ( X ) 2 ][ n( Y 2 ) ( Y ) 2 ]

di mana :
n = jumlah responden
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel (jawaban responden)
(Siregar, 2013 : 48)
2. Reliabilitas Instrumen
Menurut Arikunto (2013: 221), reliabilitas menunjukan pada suatu pegertian
bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik. Untuk mengukur reliabilitas
instrumen tes kemampuan komunikasi matematis siswa tentang relasi dan fungsi
dengan pendekatan Model Eliciting Activities (MEAs) digunakan rumus koefisien
alpha sebagai berikut.

si ]
2
k
= [1
(k 1) st
2

Dimana :

= koefisien reliabilitas
K = banyaknya butir soal
2
si = varians skor subjek pada butir ke-i
2
st = varians skor total

s
2
i = jumlah varians butir untuk semua butir tes

(Rasyid dan Mansur, 2007:145-146)

Kemudian untuk menentukan bahwa suatu instrumen memiliki kualifikasi reliabilitas


sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah atau sangat rendah dapat dilihat dari koefisien
reliabilitas yang disajikan dalam tabel berikut.
Tabel Kualifikasi Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91-1,00 Sangat tinggi
0,71-0,90 Tinggi
0,41-0,70 Cukup
0,21-0,40 Rendah
Negatif-0,20 Sangat rendah
Masidjo (2007:209)
3. Tingkat Kesukaran
Menurut Rasyid dan Mansur (2007: 223-225) menyatakan bahwa tingkat
kesukaran (difficulty level) suatu butir soal didefinisikan sebagai proporsi atau
presentase subjek yang menjawab butir tes tertentu dengan benar. Sehingga
dalam hal ini analisis tingkat kesukaran butir soal ini digunakan untuk
mengetahui apakah butir soal yang ada mempunyai kategori mudah, sedang
ataupun sulit.
Formula yang digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kesukaran butir soal ini
adalah,

pi
x i

S mi N

Dimana :
pi = tingkat kesukaran butir i atau proporsi menjawab benar butir i

X i = banyaknya testee yang menjawab benar butir i, (untuk tes uraian,

jumlah skor butir i yang dijawab oleh testee


S mi = skor maksimum

N = jumlah testee
(Rasyid dan Mansur, 2007 : 225)
Kriteria yang digunakan untuk menentukan jenis tingkat kesukaran butir soal,
ditampilkan pada tabel berikut.
Tabel Kriteria Tingkat Kesukaran Butir Soal
No Nilai p Kriteria
1 P 0,30 Butir soal sukar
2 0,30 < p 0,70 Butir soal sedang
3 P > 0,70 Butir soal mudah

4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah
(Arikunto, 2007). Dengan melakukan analisis soal dengan daya pembeda ini
akan dapat menentukan apakah butir soal yang dibuat mampu membedakan
antara kelompo yang pandai dengan kelompok yang kurang pandai.
Untuk menetukan analisis daya pembeda soal ini, akan digunakan rumus
sebagai berikut.
X KA X KB
DP
SkorMaks
Dimana :
DP = daya pembeda
X KA = rata-rata dari kelompok atas

X KB = rata-rata dari kelompok bawah


Skor Maks = skor maksimum
Zainal Arifin ( dalam Amalia dan Widayati, 2012:9-10)
Adapun kriteria untuk daya pembeda soal adalah sebagai berikut,
0,80-1,00 = sangat membedakan
0,60-0,79 = lebih membedakan
0,40-0,59 = cukup membedakan
0,20-0,39 = kurang membedakan
Negatif-0,19 = sangat kurang membedakan
(Masidjo,2007:203)
c. Lembar pengamatan aktivitas

Menurut Apriana (2009) lembar pengamatan aktivitas siswa digunakan untuk melihat
keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Dalam menilai aktivitas siswa maka
peneliti berkolaborasi dengan satu guru sebagai pengamat guru tersebut mengamati
aktivitas siswa dari awal kegiatan pembelajaran sampai guru menutup
pembelajaran.Dalam pembelajaran secara keseluruhan siswa dikatakan aktif apabila
presentase siswa aktif lebih besar dari presentase siswa pasif.

Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian terkumpul dari hasil pengumpulab data melalui angket, tes dan lembar
observasi kemudian diolah sesuai langkah-langkah sebagai berikut :

1. Untuk menjawab sub masalah 1,digunakan perhitungan dengan rumus persentase


frekuensi aktivitas siswa. Jikas siswa melakukan poin 1,2,3 pada indikator lembar
aktivitas siswa, maka siswa dikatakan tergolong kategori aktif dilihat dari hasil
persentase. Siswa dikatakan pasif jika melakukan poin 4, 5, dan 6 pada lembar
aktivias siswa berdasarkan hasil persentasenya. Rumus persentasenya adalah sebagai
berikut.

Xi
Ti x100%
N
Keterangan:
T i = tingkah laku ke i,i = 1,2,3.....

X i = rata-rata frekuensi tingkah laku butir ke-i yang dilakukan siswa


N = Jumlah seluruh nilai tingkah laku/aktvitas siswa.
Adapun persentase aktivitas siswa ditampilkan pada tabel sebagai berikut.

Tabel 3.4 Persentase Aktivitas


Jumlah Persentase Kriteria
75%-100% Sangat Baik
65%-74% Baik
55%-64% Cukup
0%-54% Kurang
(Salam,2012)

2. Untuk menjawab sub masalah 2, digunakan rumus persentase siswa yang memilih
kategori SS (sangat setuju), S (setuju), R (ragu), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak
setuju).
B(b)
P(b) x100%
TxN
Keterangan:
P(b) = persentase siswa yang memilih suatu kategori
B(b) = banyak siswa yang memilih suatu kategori
T = jumlah butiran tanggapan
N = jumlah siswa
B = suatu kategori

Adapun kriteria jika siswa memilih adalah sebagai berikut.


Jika siswa memilih SS+S>R+TS+STS, maka respon siswa dikatakan positif, hal ini
berarti siswa senang belajar menggunakan pendekatan Model Eliciting Activities
(MEAs) .
Jika siswa memilih SS+S<R+TS+STS, maka respon siswa dikatakan negatif, hal ini
berarti siswa tidak senang belajar menggunakan pendekatan Model Eliciting Activities
(MEAs).
3. Untuk menjawab sub masalah 3, maka digunakan rumus sebagai berikut.
a. Menguji normalitas distribusi data, dengan rumus Chi Kuadrat. Adapun langkah-
langkahnya sebagai berikut.
1) Mencari rata-rata ( X ) dan standar deviasi (SD)
Untuk menghitung rata-rata hasil post-test dengan rumus:


n
xi
X i 1

n
Keterangan:
X = rata-rata
n = jumlah seluruh data
2) Menentukan standar deviasi


n
i 1
( xi x)
SD =
n
Keterangan:
SD = Standar Deviasi
xi = nilai ke-i
x = nilai rata-rata
n = banyak data
3) Membuat daftar frekuensi observasi dan frekuensi ekspektas
a) Rumus banyak kelas K = 1 + 3,3 log n
R
b) Rumus panjang kelas P
K
Keterangan :
R = rentang
K = banyak kelas
b. Jika data berdistribusi normal dan variabel homogen, digunakan uji t
md
t
( d )2

d n
2

n(n 1)
Keterangan :
Md =
d =
n =

Anda mungkin juga menyukai