Anda di halaman 1dari 8

Terapi Melukis DK Vol.3/No.

2/September/2015

TERAPI MELUKIS TERHADAP KOGNITIF PASIEN SKIZOFRENIA


DI RUMAH SAKIT JIWA SAMBANG LIHUM

Norsyehan1, Dhian Ririn Lestari2, Yeni Mulyani3


1
Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat
2
Bagian Keperawatan Jiwa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran
Universitas Lambung Mangkurat
3
Bagian Keperawatan Politeknik Kesehatan Banjarmasin

Email korespondensi: sey_han18@yahoo.com

ABSTRAK
Terapi melukis merupakan terapi yang mendorong seseorang mengekspresikan, memahami emosi
melalui ekspresi artistik, dan melalui proses kreatif sehingga dapat memperbaiki fungsi kognitif,
afektif dan psikomotorik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi melukis terhadap
kognitif pasien skizofrenia. Penelitian ini menggunakan metode pra eksperimen dengan pendekatan
design one group pre and post design. Jumlah responden pada penelitian ini adalah 30 orang dengan
accidental sampling. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran kemampuan kognitif sebelum
terapi dan sesudah terapi melukis. Uji analisa menggunakan uji T- test dependent. Hasil penelitian
menunjukkan terdapat pengaruh pemberian terapi melukis terhadap kognitif pasien Skizofrenia di
Rumah sakit jiwa Sambang lihum dengan nilai signifikasi 0.000 yang berarti p< 0.05. Disarankan
untuk melakukan terapi melukis pada pasien skizofrenia untuk meningkatkan fungsi kognitif.

Kata-kata kunci: kognitif, terapi melukis, skizofrenia.

ABSTRACT
Painting therapy is a therapy which encourages someone to express and to understand the emotion
trough artistic expressions and creative process to be able to cure cognitive, affective, and
psychomotoric functions. This study was aimed to find the effect of painting therapy on the
schizophrenia patients cognitive. This study used pre-experiment method with design approach one
group pre and post design. The respondents involved in this study were 30 patients with accidental
sampling. The data collection was done using cognitive ability measurement before and after the
painting therapy. The experiment analysis used T- test dependent. The result of the study showed that
there was an effect of painting therapy treatment on the schizophrenia patients cognitive at Sambang
Lihum psyichiatric hospital with the significant value of 0.000 which meant p< 0.05. It was suggested
to apply painting therapy on schizophrenia patients to improve their cognitive function.

Keywords: cognitive, painting therapy, schizophrenia.

PENDAHULUAN produktif secara sosial dan ekonomis (2).


Kesehatan jiwa merupakan kondisi yang
Kesehatan menurut World Health memfasilitasi secara optimal dan selaras
Organization (WHO) adalah keadaan dengan orang lain, sehingga tercapai
sejahtera fisik (jasmani), mental (rohani) kemampuan menyesuaikan diri sendiri,
dan sosial yang lengkap dan bukan hanya orang lain, masyarakat dan lingkungan (1).
bebas dari penyakit dan kecacatan (1). Pasien dengan diagnosis Skizofrenia
Menurut Undang-Undang No. 36 tahun akan mengalami kemunduran dalam
2009, kesehatan merupakan keadaan kehidupan sehari-hari, hal ini ditandai
sejahteran dari badan, jiwa dan sosial yang dengan hilangnya motivasi dan tanggung
memungkinkan setiap orang hidup jawab, selain itu pasien cenderung apatis,

71
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

menghindari kegiatan dan mengalami tentang makna gambar dan


gangguan dalam penampilan. Pasien mengungkapkan perasaannya dan 5 orang
Skizofrenia akan mengalami gangguan lainnya hanya diam dan tertawa, dengan
dalam memenuhi tuntutan hidup sehari- pemberian terapi melukis diharapkan
hari seperti kebersihan diri (3). pasien yang hanya diam dapat ikut
Penatalaksanaan pasien Skizofrenia berpartisipasi dan mengungkapkan
berupa psikofarmakologi, psikoterapi, perasaannya. Terapi lukis bisa menjadi
milieu therapy, pendekatan keperawatan, salah satu pilihan terapi efektif untuk
terapi modalitas (4), Terapi modalitas menyembuhkan penyakit gangguan
merupakan metode pemberian terapi yang kejiwaan tersebut (8).
menggunakan kemampuan fisik atau Dengan melihat uraian dari latar
elektrik, yang bertujuan untuk membantu belakang di atas, maka peneliti tertarik
proses penyembuhan atau mengurangi untuk meneliti tentang Pengaruh terapi
keluhan yang dialami oleh klien (5). melukis terhadap kognitif pasien
Melukis bagi pasien skizofrenia skizofrenia di RSJ Sambang lihum.
merupakan bentuk komunikasi dari alam Tujuan umum penelitian ini untuk
bawah sadarnya, berdasarkan visualisasi mengetahui Pengaruh terapi melukis
atau simbol-simbol yang muncul, akan terhadap kognitif pasien skizofrenia di RSJ
terdapat image yang merupakan Sambang Lihum. Sedangkan, tujuan
simbolisasi dari ekspresi bawah sadar khususnya yaitu mengidentifikasi kognitif
pasien. bahwa terapi seni membawa pasien skizofrenia sebelum diberikan
perubahan bagi kesehatan mental penderita terapi melukis, mengidentifikasi kognitif
dan terapi seni di sebut sebagai Simbolic pasien skizofrenia setelah diberikan terapi
speech bahwa kata-kata dapat di salurkan melukis dan menganalisis pengaruh terapi
melalui kegiatan melukis sehingga melalui melukis terhadap kognitif pasien
terapi melukis terdapat perbaikan dalam skizofrenia.
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
(6). METODE
Data Riskesdes tahun 2013 Berdasarkan tujuan penelitian untuk
prevalensi gangguan jiwa berat pada mengetahui Pengaruh Terapi Melukis
penduduk Indonesia 1,7 per mil. Gangguan Terhadap Kognitif Pasien Skizofrenia di
jiwa berat terbanyak di DI Yogyakarta, RSJ Sambang Lihum, maka racangan yang
Aceh, Sulawesi selatan, Bali, dan Jawa di gunakan adalah pra eksperimen dengan
tengah yaitu 2,7 permil. Prevalensi pendekatan one group pre and post design
gangguan jiwa berat di Kalimantan paling (9). Populasi yang diambil adalah seluruh
tinggi berada di Kalimantan Selatan yaitu pasien Skizofrenia yang ikut kegiatan 2
1,4 permil dan berada pada nomor urut ke rehabilitasi di Rumah Sakit Jiwa Sambang
18 dari 33 provinsi di Indonesia (7). Lihum yaitu sebanyak 370 orang.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Tehnik pengambilan sampel pada
Rumah Sakit Jiwa Sambang Lihum penelitian ini adalah Accidental Sampling
penderita Skizofrenia tahun 2011 tercatat (10). Sampel pada penelitian ini adalah
jumlah pasien rawat inap sebanyak 1033 pasien skizofrenia yang mengikuti
kasus, pada tahun 2012 tercatat 1498 kasus kegiatan rehabilitasi mulai tanggal 1
dan tahun 2013 tercatat 1813 kasus. November sampai tanggal 30 November
Terlihat peningkatan jumlah pasien 2014.
Skizofrenia setiap tahunnya. Instrumen yang digunakan adalah
Berdasarkan studi pendahuluan yang observasi. Alat dan bahan yang digunakan
dilakukan pada 10 pasien skizofrenia RSJ berupa media gambar yang terdiri dari
Sambang Lihum tanggal 27 Maret 2014 kertas gambar, cat air, pensil dan alat tulis
dimana dilakukan terapi seni berupa lainnya yang diperlukan. Lembar observasi
melukis, 5 orang yang dapat menceritakan yang digunakan adalah Schizophrenia
Cognition Rating Scale (SCoRS).

72
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

Schizofrenia Cognition Rating Scale lihum dari tanggal 1 November sampai 30


(SCoRS) adalah suatu skala pengukuran November 2014. Klien yang dijadikan
yang berbasis pada wawancara dan responden dalam penelitian ini sebanyak
berfokus pasa fungsi sehari-hari. SCoRS 30 orang, pemaparan karakteristik
terdiri dari 20 item pertanyaan yang harus penelitian ini jenis kelamin, umur,
ditanyakan oleh pewawancara pada pasien pendidikan.
setiap item pertanyaan dinilai dengan 4
skala pengukuran yaitu 1 tidak ada 2
ringan 3 sedang 4 parah (11). Lembar HASIL DAN PEMBAHASAN
persetujuan diisi oleh responden bila
Karakteristik Responden
responden bersedia mengikuti terapi.
Variabel bebas penelitian ini adalah
terapi melukis dan variabel terikat pada Distribusi frekuensi responden
penelitian ini adalah kognitif pasien berdasarkan jenis kelamin
skizofrenia. Terapi melukis adalah
kegiatan yang diberikan untuk merangsang
kognitif pasien skizofrenia, diberikan
selama setengah sampai satu jam kegiatan
dengan lingkungan yang tenang kemudian
satu jam sampai satu setengah jam diskusi.
Dilakukan 2 kali dalam seminggu selama 4
minggu. Gambar 1. Distribusi Frekuensi Responden
Kognitif pasien Skizofrenia adalah Berdasarkan Jenis Kelamin tahun
kemampuan pasien skizofrenia berkaitan 2014
meliputi aspek memori, perhatian, bentuk
dan isi bicara, pengambilan keputusan, dan Dari gambar dapat dilihat bahwa
isi pikir. Penelitian di lakukan di ruang jenis kelamin responden sebagian besar
rehabilitsi di Sambang Lihum, surat ijin adalah perempuan sebanyak 20 orang
penelitian diurus dari Fakultas kedokteran (67%). Laki-laki dan perempuan memiliki
Universitas Lambung Mangkurat. Setelah struktur fungsi dan anatomi dan fisiologi
mendapat persetujuan dari Direktur RSJ yang berbeda, ketika mendapatkan stressor
Sambang Lihum, peneliti melakukan
laki-laki cenderung menampilkan dengan
penelitian dengan disertakan surat ijin
Penelitian. Peneliti melakukan penelitian cara stress berlebih dan tidak terkendalinya
terhadap sampel sesuai dengan kriteria amarah, sehingga cenderung mengalami
yang ditentukan. gangguan jiwa berat. Sedangkan pada
Penelitian ini ada terdapat dua perempuan kadar serotonin
analisis yaitu analisis univariat yang neurotransmiter rendah sehingga
bertujuan untuk mendiskripsikan variabel menurunkan minat dan kesenangan pada
yang diteliti dan analisis bivariat. Analisis penderita sehingga wanita lebih cenderung
dilakukan terhadap dua variabel yang depresi (12). Beberapa penelitian telah
diduga berpengaruh (menguji hipotesis) menyatakan bahwa pria akan lebih
yakni mengetahui pengaruh terapi melukis
dengan kognitif pasien skizofrenia melalui mungkin untuk mengalami gejala negatif
uji T- test dependen, sebelum dilakukan dan wanita lebih mungkin memiliki fungsi
analisis kita lihat terlebih dahulu dilakukan sosial lebih baik dari pada pria. Ini
uji normalitas. Analisis dilakukan dengan memungkinkan salah satu penyebab pasien
uji T- test dependen, jika data berdistribusi yang dirawat lebih banyak pria
normal dan jika tidak berdistribusi normal dibandingkan wanita (13).
maka dilakukan uji statistik Wilcoxon Test.
Berdasarkan dari data yang
Berdasarkan penelitian yang di lakukan di
diperoleh diketahui bahwa persentase
ruang Rehabilititasi Pria dan Rehabilitasi
pasien skizofrenia yang berjenis kelamin
Wanita di Rumah sakit jiwa Sambang
laki-laki 33%, hasil tersebut tidak sesuai

73
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

dengan studi yang pernah dilakukan yang Distribusi frekuensi responden


mengatakan bahwa laki-laki cenderung berdasarkan pendidikan
mengalami gangguan jiwa berat, proporsi
jumlah pasien laki-laki dan perempuan
dalam penelitian ini berbeda dikarenakan
pasien laki-laki yang dapat mengikuti
kegiatan rehabilitasi dua kali dalam
seminggu hanya sedikit sehingga jumlah
responden laki-laki lebih sedikit daripada
responden perempuan. Gambar 3. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Pendidikan 2014

Distribusi frekuensi responden Dari gambar dilihat sebagian besar


berdasarkan umur dari responden berpendidikan SD
sebanyak 21orang (70%). Umumnya
pendidikan itu mempertinggi taraf
intelegensi seseorang. Semakin tinggi
pendidikan maka pengetahuan seseorang
semakin bertambah. Tingkat pendidikan
merupakan hal yang juga mempengaruhi
terapi. Pasien dengan tingkat pendidikan
Gambar 2. Distribusi Frekuensi Responden rendah cenderung kurang memperhatikan
Berdasarkan umur tahun 2014 kualitas hidup sehat, pasien dengan
pendidikan tinggi cenderung untuk kritis
Dari gambar dapat dilihat bahwa terhadap kualitas kesehatan mereka (13).
umur responden sebagian besar adalah 31-
40 tahun sebanyak 11 orang (37%).
Gangguan jiwa merupakan penyakit yang Kognitif Pasien Skizofrenia Sebelum
berlangsung seumur hidup, sehingga dan Sesudah Terapi Melukis
gangguan ini akan berjalan terus menerus Tabel 1. Kognitif Pasien Skizofrenia Sebelum
sesuai bertambahnya usia, biasanya dan Sesudah Terapi Melukis
dimulai usia 25 tahun dan paling banyak
ditemukan di usia 40 tahun. Hampir 90% Kognitif Mean Min- SD SE
pasien yang mengalami pengobatan Maks
berusia 15-55 tahun. Gangguan jiwa Sebelum 68,70 60-79 5,240 0,957
banyak terjadi pada usia produktif (21-40 Sesudah 62,80 50-75 6,014 1,097
tahun) karena pada usia produktif banyak
mengalami permasalahan psikososial Dari tabel menunjukkan bahwa
seperti peristiwa hidup (child abuse, pola terjadi peningkatan kognitif pada pasien
asuh orang tua, pelecehan seksual), stress skizofrenia, setelah dilakukan terapi
terhadap lingkungan, pekerjaan, rumah melukis selama 30 hari. Pengukuran
tangga, faktor biologis dan faktor kognitif menggunakan SCoRS dengan
kepribadian (12). Penelitian sebelumnya nilai 0 sampai 80, dimana semakin tinggi
yang dilakukan di Rumah Sakit Grhasia angka yang didapat berarti skala kognitif
Yogyakarta pada perioe 2007-2009 semakin jelek. Sebelum diberikan terapi
menunjukkan kelompok terbanyak melukis kognitif pasien skizofrenia nilai
penyakit skizofrenia berusia antara 31-30 rata-rata 68,70 dengan nilai minimal 60
tahun mencapai 50% (33). Berdasarkan dan nilai maksimal 79. Skizofrenia
hasil yang diperoleh persentase usia menunjukkan kemunduran yang jelas pada
responden 37% berusia 31-40 tahun. kognisi, afek dan perilaku, skizofrenia
ditandai oleh gangguan dalam pemikiran

74
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

dan dalam mengekspresikan pikiran pola-pola yang menandakan adanya alur


melalui pembicaraan yang koheren dan yan dapat dijadikan tolak ukur
bermakna. Gangguan dalam berpikir dapat kesembuhan pasien Skizofrenia.
ditemukan baik pada isi maupun pada Pengukuran kemampuan kognitif
bentuk pikiran (14). Kognitif adalah responden setelah diberikan terapi melukis
aktifitas pikiran dimana untuk mengetahui meningkat menjadi 62,80 dengan nilai
suatu hal, dengan cara berfikir dan minimal 50 dan nilai maksimal 75 artinya
memahami (4). ada peningkatan rata-rata nilai kognitif
Penurunan kemampuan kognitif setelah diberikan terapi melukis yaitu
tersebut terutama muncul dalam bentuk sebesar 9,83%, dengan demikian
menurunnya kemampuan mengingat warna
berdasarkan konsep dan hasil yang telah
dan bahasa lisan (verbal), kemampuan
eksekusi (mengerjakan sesuatu) dan didapatkan dapat disimpulkan bahwa
penurunan dalam kecepatan memproses Terapi seni dapat meningkatkan kognitif
sesuatu. Penurunan susah untuk hidup pasien skizofrenia.
mandiri dan susah dapat kerja. Kognitif ini
termasuk masalah pada semua aspek
Pengaruh Terapi Melukis Terhadap
memori, perhatian, bentuk dan isi bicara, Kognitif Pasien Skizofrenia
pengambilan keputusan, dan isi pikir (3).
Gangguan Kognitif meliputi gangguan
dalam pikiran atau ingatan yang Pengaruh terapi melukis terhadap
menggambarkan perubahan nyata dari kognitif pasien skizofrenia di rumah sakit
tingkat fungsi individu yang sebenarnya jiwa sambang lihum dengan
(14). membandingkan kognitif pasien
Terapi seni memberikan efek skizofrenia sebelum dan sesudah terapi,
relaksasi sehingga dengan potensi yang menggunakan program SPSS dengan uji
dimiliki pasien untuk melakukan aktivitas T-test dependen dengan pendekatan one
seni akan merangsang proses relaksasi dan group pre and post design yaitu penelitian
membuat perasaan tenang dan merangsang yang mengungkapkan hubungan sebab
proses penyembuhan. Beberapa pakar akibat dengan cara melibatkan satu
masa lampau menyebutkan terapi seni kelompok subjek dengan sampel 30 orang
menstimulasi otak kanan dan juga dengan nilai = 0,05. Hasil penelitian ini
melibatkan belahan otak kiri. Terapi seni dapat dilihat pada tabel 2.
merupakan bagian dari body mind
Tabel 2. Analisis Pengaruh Terapi Melukis
intervention, terapi ini melibatkan Terhadap Kognitif Pasien
keterpaduan tubuh dan jiwa untuk Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa
memperoleh kesembuhan. Suatu studi Sambang Lihum.
mengamati dampak menggambar terhadap
proses diotak dengan scanning otak. Hasil Min- SD SE P
Kognitif Mean
penelitian menunjukkan aktivitas seni Maks value
melibatkan proses yang komplek pada Sebelum 68,70 60-79 5,240 0,957
kedua belahan otak (15). Sesudah 62,80 50-75 6,014 1,097 0,000
Penelitian sebelumnya mengenai
terapi melukis juga pernah dilakukan oleh Berdasarkan tabel 2 didapatkan
Sarie Rahma Anovianti dengan hasil kemampuan kognitif sebelum diberikan
penelitian seni dapat menjadi sebuah jalan terapi yaitu 68,70 meningkat menjadi
bagi kesembuhan mental manusia, melalui 62,70 setelah diberikan perlakuan, nilai
SCoRS menunjukkan dimana semakin
sebuah unsur yang dikenal dengan istilah
tinggi angka yang didapat berarti skala
Katarasis. Melalui aspek ini pula, dapat kognitif semakin jelek dengan p value
kita ketahui, seperti apakah visualisasi dari 0,000 yang berarti p<0,05 yang berarti
alam bawah sadar manusia. Serta terdapat

75
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

bahwa ada pengaruh kognitif sebelum dan lukisan penyandang skizofrenia adalah
sesudah pemberian terapi melukis pada ekspresionis karena ada deformasi sesuai
pasien Skizofrenia di Rumah sakit jiwa keinginan yang menceritakan kepedihan
Sambang Lihum. hidup. Terapi lukis banyak digunakan
Skizofrenia ditandai oleh gangguan untuk terapi pasien penderita depresi, stres,
dalam pemikiran dan dalam dan skizofrenia dan menurut penelitian
mengekspresikan pikiran melalui selanjutnya, disimpulkan bahwa pasien
pembicaraan yang koheren dan bermakna. yang menjalani sesi terapi ini mengalami
Gangguan dalam berpikir dapat kemajuan yang sangat baik (5).
ditemukan baik pada isi maupun pada
Pada pasien skizofernia lukisan bisa
bentuk pikiran. Gangguan dalam isi
menjadi bentuk komunikasi dari alam
pikiran, gangguan paling nyata mencakup
bawah sadarnya. Kegiatan melukis
waham atau keyakinan yang salah pada
membantu untuk mempersepsi
pikiran seseorang tanpa
lingkungannya, dan sepanjang proses
mempertimbangkan dasar yang tidak logis
tersebut kemampuan untuk berkosentrasi
dan tidak adanya bukti untuk mendukung
dan menunjukkan atensi juga ikut dilatih.
keyakinan tersebut. Gangguan dalam
perbaikan-perbaikan dalam aspek
bentuk pikiran, skizofrenia cenderung
ruhaniah, fungsi kreatif, kognitif, dan
berfikir dalam bentuk yang tidak
afektif dan psikomotorik juga diasah
terorganisasi dan tidak logis. Penyakit
dalam terapi melukis. Karena, berkesenian
skizofrenia juga merupakan gangguan
adalah suatu jalan agar, koordinasi antara
kejiwaan yang dalam kondisi medis bisa
otak, hati, pikiran, dan aktifitas fisik
mempengaruhi fungsi otak manusia,
kembali berjalan dengan selaras dan
fungsi normal kognitif, emosional, dan
bekerja bersamanaan.
tingkah laku penderita (14).
Penelitian yang dilakukan di Sakit
Penatalaksanaan pasien Skizofrenia
Jiwa Sambang Lihum, dilakukan di Ruang
berupa psikofarmakologi, psikoterapi,
Rehabilitasi selama 30 hari, yang
milieu therapy, pendekatan keperawatan,
dilakukan 2 kali dalam seminggu. Tahap
terapi modalitas (4), Terapi modalitas
awal yang dilakukan adalah seleksi pasien,
merupakan metode pemberian terapi yang
pada tahap ini pasien akan diseleksi oleh
menggunakan kemampuan fisik atau
tim psikolog untuk mengetahui kondisi
elektrik, yang bertujuan untuk membantu
proses penyembuhan atau mengurangi pasien, minat dan kemampuan yang
keluhan yang dialami oleh klien (5). dimiliki oleh pasien sebagai pedoman
Dalam aspek fungsi kreatif, kognitif, dan dalam pemberian pelaksanaan di
afektif dan psikomotorik juga diasah rehabilitasi. Sebelum terapi dimulai
dalam terapi melukis. Kondisi psikologis dilakukan pengukuran kognitif responden
manusia akan secara spontan dengan menggunakan SCoRS, pasien yang
terkondisikan untuk mencurahkan segala bersedia mengikuti terapi mengisi lembar
aspek emosionalnya pada saat berkarya. informed concern. Pengukuran sebelum
Maka kemudian, pada saat yang dilakukan terapi melukis rata-rata 68,70.
bersamaan pula aspek afektif yang terkait Terapi dilakukan oleh petugas
dengan emosi akan terstimulasi, sehingga rehabilitasi dan dibantu perawat, pertama-
seiring berjalannya terapi, kebekuan tama terapis mengucapkan salam
emosional itu mencair, dan berfungsi terapeutik dan menanyakan perasaan
seperti sediakala. Sedangkan aspek responden, melakukan kontrak,
kognitif, distimulasi dalam bentuk upaya menjelaskan tujuan kegiatan dan
pasien agar, berbagai gambar dalam menjelaskan prosedur kegiatan yang akan
pikiran, divisualisasikan pada bidang dilaksanakan. Terapis meminta klien
gambar (6). melukis apa saja sesuai dengan yang
Terapi lukis adalah salah satu pilihan diinginkan saat ini, sementara klien mulai
terapi efektif untuk skizofrenia. aliran melukis, terapis berkeliling dan memberi

76
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

penguatan kepada klien untuk terus penyakit mental yang serius diperlukan
melukis, jangan mencela klien. Setelah sebagai yang manfaat atau merugikan
semua klien melukis, terapis meminta masih belum jelas (16). Berdasarkan
masing-masing klien menceritakan gambar konsep dan hasil penelitian terdahulu
yang telah dibuatnya kepada klien lain, beserta hasil yang didapatkan oleh peneliti
yang harus diceritakan adalah gambar apa dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
dan apa makna gambar tersebut menurut terapi melukis terhadap kognitif pasien
klien. skizofrenia.
Minggu pertama terapi melukis,
responden mengikuti kegiatan terapi
melukis, pasien antusias mengikuti terapi. PENUTUP
Responden yang mengikuti kegiatan Simpulan yang dapat diambil dari
sebanyak 40 orang yang terdiri dari 20 hasil penelitian ini adalah:
orang perempuan dan 20 laki-laki. Lukisan 1. Nilai kognitif responden sebelum
yang banyak berupa gambar bunga, diberikan terapi seni rata-rata 68,70
pemandangan dan rumah. Warna yang dengan nilai minimal 60 dan nilai
digunakan berupa warna gelap seperti maksimal 79.
hitam dan coklat. Menggunakan satu atau 2. Nilai kognitif responden setelah
dua warna. Minggu kedua dan ketiga diberikan terapi nilai kognitif
responden ada yang drop out sebanyak 10 responden meningkat menjadi 62,80
orang yaitu responden laki-laki karena dengan nilai minimal 50 dan nilai
tidak mengikuti kegiatan. Gambar yang di maksimal 75
buat sama seperti minggu sebelumnya 3. Ada pengaruh terapi melukis terhadap
tetapi ada penambahan dalam pemberian kognitif pasien skizofrenia di rumah
warna, serta menggunakan warna yang sakit jiwa sambang lihum. dengan
lebih cerah seperti merah, kuning, biru. hasil yang menunjukkan p value 0,000
Hasil gambar yang dibuat yang berarti p<0,05
responden di minggu ke, 4 kebanyakan
berupa gambar pemandangan yang terdiri Penelitian ini dapat menjadi
dari dua gunung, matahari, jalan. Sebagian informasi dalam pengembangan ilmu
lagi gambar yang dibuat berupa bunga dan keperawatan khususnya ilmu keperawatan
rumah. Sedangkan untuk gambar yang lain jiwa, terapi melukis dapat dikembangkan
seperti ikan, manusia, cangkir hanya menjadi salah satu terapi pasien
beberapa saja, pada hasil gambar terlihat skizofrenia. Untuk peneliti selanjutnya
menggunakan empat warna, warna yang dapat disarankan meneliti lebih dalam
biasa dipakai seperti warna merah, biru, tentang kelebihan terapi melukis untuk
orange, coklat, hitam. Pemberian warna anak autis dan lansia. Penelitian ini dapat
cukup sesuai, seperti warna merah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
bunga dan hijau untuk daun. peneliti di bidang kesehatan jiwa,
Hari ke- 30 hari dilakukan khususnya mengenai terapi melukis untuk
pengukuran kognitif responden dengan pasien skizofrenia dan dapat
menggunakan SCoRS didapatkan nilai menyumbangkan atau mengusulkan terapi
rata-rata 62,70.
ini hingga dapat di terapkan di Rumah
Hasil penelitian dari Ruddy R dan
Sakit Jiwa. Bagi manajemen RS dapat
Milnes D Data dari salah satu ukuran memasukkan terapi melukis dalam
kondisi mental menunjukkan perbedaan kegiatan dalam rehabilitasi.
yang kecil tapi signifikan mendukung art
therapy, peneliti menyimpulkan
randomisasi dapat dilakukan pada area ini KEPUSTAKAAN
dan evaluasi lebih mendalam pada 1. Suliswati. Konsep dasar keperawatan
penggunaan terapi seni pada populasi kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC, 2005.
psikiatrik. penggunaan terapi seni untuk

77
Terapi Melukis DK Vol.3/No.2/September/2015

2. Depkes RI. Undang-undang Republik rawat inap rumah sakit jiwa Grhasia
Indonesia No. 36 tahun 2009 tentang Yogyakarta, 2010.
Kesehatan. Jakarta, 2009; (online),
(https://docs.google.com/file/preview, 13. Qosim J. Identifikasi karakteristik
diakses tanggal 6 Maret 2014). Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit
Ghrasia Yogyakarta periode januari
3. Stuart GW. Buku Saku Keperawatan 2007-Desember 2009. Skripsi. 2012.
Jiwa Edisi 5. Jakarta: EGC, 2006.
14. Nevid JS. Psikologi Abnormal.
4. Sainsburry MJ. Key to psychiatry a Jakarta: Erlangga, 2005.
textbook for student third edition.
Australia: Griffin press limited, 1984. 15. Higgins ES, George MS. Neuroscience
of clinical psychiatry : the
5. Setyoadi, Kushariyadi. Terapi pathophysiology of behavior and
Modalitas keperawatan pada klien mental illness, 2007.
psikogeriatrik. Jakarta: Salemba
Medika, 2011. 16. Ruddy R, Milness D. Art therapy for
Schizofrenia or Schizofrenia like
6. Anovianti SR. Terapi seni melalui illness. UK: The Cochrane
melukis pada pasien Skizofrenia dan Collaboration, 2009.
ketergantungan narkoba. ITB J. Vis.
Art & Des, 2008; 2 (1): 72-84.

7. Kemenkes RI. Riset Kesehatan Dasar.


Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Kemenkes
RI, 2013; (online),
(www.litbang.depkes.go.id, diakses
tanggal 8 Maret 2014).

8. Cakrawala. Menyembuhkan
Skizofrenia melalui terapi melukis.
Jakarta: PD Persi, 2012; (online),
(www.pdpersi.co.id, diakses tanggal
14 April 2014).

9. Nursalam. Konsep dan penerapan


Metodologi penelitian ilmu
keperawatan. Jakarta: Selemba
Medica, 2008.

10. Notoatmojo S. Metodologi Penelitian


Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta,
2010.

11. Herdhaeta A. Keefektifan terapi


remediasi kognitif dengan bantuan
komputer terhadap disfungsu kognitif
pasien skizofrenia kronis di Panti
Rehabilitasi di Budi Makarti Boyolali.
FK UNS: Surakarta, 2009.

12. Lesmanawati DA. Analisis efektivitas


biaya penggunaan terapi antipsikotik
pada pasien skizofrenia di instalasi

78

Anda mungkin juga menyukai