Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONTAMINAN
PENUNTUN PRAKTIKUM
Wiwiek Indriyati
Muchtaridi
Ida Musfiroh
Febrina Amelia Saputri
Rina Fajri Nuwarda
Rimadani Pratiwi
PRINSIP
Asam benzoat dititrasi derngan reaksi netralisasi menggunakan NaOH
PERALATAN
Neraca analitik, Labu ukur, Kertas universal, Kertas saring, Corong pemisah, Batang
pengaduk, Pinggan penguap, Eksikator, Erlenmeyer
PEREAKSI
CARA KERJA
A. Persiapan Contoh
1. Cara umum
Homogenkan sampel, masukkan 50 g/ml ke dalam labu 50 ml, tambah NaCl halus
terhadap air secukupnya, buat alkalis dengan NaOH 10 % (cek dengan kertas
universal). Encerkan sampai tanda batas dengan NaCl jenuh, kocok hingga larut.
Bagian lemak ekstrak dengan dietil eter + NaOH 10 %.
METODE
Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan HCl, larutan H2 SO4,
aquadest, kurkumin, metanol, asam oksalat, dan air kapur.
Penyiapan sampel dilakukan dengan dua metode yakni metode destruksi di dalam tanur dan
metode sederhana yang singkat yaitu metode sentrifugasi. Pada sampel yang telah disiapkan
dilakukan uji kualitatif dengan dua cara yaitu dengan (1) asam sulfat dan metanol kemudian
dibakar dan (2) dengan pereaksi asam oksalat dan larutan kurkumin dalam metanol.
Pemeriksaan Kualitatif Boraks pada Sampel Metode Sentrifugasi Reaksi dengan H2 SO4(p)
dan Metanol
Sepuluh gram sampel diblender dengan air kemudian di sentrifugasi dengan kecepatan 3000
rpm selama 2 menit dan diambil supernatannya. Sebagian supernatannya dikeringkan di atas
penangas air sampai kering kemudian sebagian abu ditambah sedikit asam sulfat dan metanol
kemudian dibakar. Amati apakah terbentuk nyala berwarna hijau.
Sebagian supernatan yang lain ditambah HCl 5 N sampai larutan bereaksi asam, disaring ke
dalam cawan penguap. Ditambah empat tetes larutan asam oksalat jenuh dan 1 ml larutan
kurkumin 1% dalam methanol, diuapkan di atas penangas air, dan pada residu diberikan uap
ammonia. Diamati apakah warna merah cemerlang berubah menjadi hijau tua kehitaman.
Sepuluh gram sampel dicampur dengan 1 bagian kapur, dikeringkan di dalam oven. Diabukan
dalam tanur hingga terjadi pengabuan yang sempurna, kemudian sebagian abu ditambah
sedikit asam sulfat dan metanol kemudian dibakar. Amati apakah terbentuk nyala berwarna
hijau.
Sebagian abu yang lain ditambah air dan HCl 5 N sampai larutan bereaksi asam, disaring ke
dalam cawan penguap. Ditambah 4 tetes larutan asam oksalat jenuh dan 1 ml larutan
kurkumin 1% di dalam methanol, diuapkan di atas penangas air, dan pada residu diberikan
uap ammonia. Diamati apakah warna merah cemerlang berubah menjadi hijau tua kehitaman.
UJI KUALITATIF RHODAMIN DENGAN METODE WOOL
ALAT : alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah bulu domba atau serat wool yang
digunakan untuk mengikat pewarna pada sampel yang akan di identifikasi, kertas Whatman
no.1 dengan ukuran 12 x 20 cm digunakan untuk uji kualitatif pewarna sampel.
BAHAN : bahan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sambal, jajanan arum
manis. Bahan kimia yang digunakan dalam penelitian ini adalah baku standart pewarna
Rhodamin B, aquadest, HCl, NaOH 10%, asam sulfat, n-butanol, asam asetat 6%, etil asetat,
etanol, eter (pa) dan amoniak (10%, 2%)
PROSEDUR:
Pembuatan wool dari bulu domba
Sejumlah bulu domba direndam dalam n-heksan, biarkan, dan keringkan.
Preparasi sampel untuk uji kualitatif yaitu sampel ditimbang sebanyak 3 gram dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer kemudian direndam dalam 10 ml larutan ammonia 2% (yang dilarutkan
dalam etanol 70%) selama 30 menit, larutan disaring filtratnya dengan menggunakan kertas
saring kemudian larutan dipindahkan kedalam beaker glass dan dipanaskan di atas pembakas
spirtus. Residu dari penguapan dilarutkan dalam 6 ml air yang mengandung asam (larutan
asam dibuat dengan mencampurkan 4 ml air : 2 ml asam asetat 10%), wool dimasukkan ke
dalam larutan asam dan didihkan hingga 20 menit, pewarna akan mewarnai benang wool,
kemudian wool diangkat dan dicuci dengan air, wool dimasukkan ke dalam larutan basa yaitu
10 ml ammonia 10% (yang dilarutkan dalam etanol 70%) dan didihkan diatas pembakar
spirtus. Wool akan melepaskan pewarna, pewarna akan masuk ke dalam larutan basa. Larutan
basa yang didapat selanjutnya dipekatkan kemudian akan digunakan sebagai cuplikan sampel
pada analisis kromatografi kertas.
Identifikasi Rhodamin B, sampel ditotolkan pada KK dengan menggunakan pipa kapiler pada
jarak 1 cm dari bagian bawah plat, jarak antara noda adalah 1,25 cm, kemudian dibiarkan
beberapa saat hingga mengering. Kertas yang telah mengandung cuplikan dimasukkan ke
dalam chamber yang lebih terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak berupa (N - butanol :
etil asetat : ammonia 10 : 4 : 5). Dibiarkan hingga terelusi sempurna, kemudian diangkat dan
dikeringkan. Diamati warna secara visual jika terdapat bercak berwarna hampir sama dan
nilai Rf yang hampir mendekati maka sampel dikatakan positif mengandung Rhodamin B
(Wehantauw, 2013).
UJI KUALITATIF FORMALIN
Bahan
Tahu
Bakso
IkanAsin
Mie Basah
KaliumPermanganat (KMnO4 1 N) sebanyak 1 tetes pipet drop
Aquades
Pereaksi Schiff
AsamFosfat
AsamSulfat
Alat
PROSEDUR:
a. Larutan baku : pipet 2 ml Larutan baku timbal (20 g Pb) ke dalam tabung pembanding
warna 50 ml, dan encerkan dengan air hingga 25 ml. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan
penambahan asam asetat 1 N atau amoniumhidroksida 6 N, encerkan dengan air hingga
40 ml, campur.
b. Larutan uji : Ke dalam tabung pembanding warna 50 ml masukkan 25 ml Larutan uji
seperti tertera pada masing-masing monografi atau menggunakan sejumlah volume asam
jika dinyatakan dalam masing-masingmonografi, larutkan dan encerkan dengan air
hingga 25 ml.
c. Prosedur pengujian : Ke dalam tiap tabung dari 3 tabung yang masing-masing berisi
Larutan baku, Larutan uji dan Larutan pembanding tambahkan 2 ml dapar asetat pH 3,5
kemudian tambahkan 1,2 ml tioasetamida LP, encerkan dengan air hingga 50 ml, campur,
diamkan selama 2 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih: Warna yang terjadi
pada Larutan uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada Larutan baku.
PENETAPAN BILANGAN PEROKSIDA DALAM LEMAK
TUJUAN
PRINSIP
PEREAKSI
1. Pelarut terdiri dari 60% asam asetat glacial dan 40% klroform.
2. Potasium Iodida jenuh
3. larutan pati 1%
4. Sodium tiosulfat 0.1N.
PERALATAN
1. Neraca analitik
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Stirer/shaker
5. Pipet
6. kamar gelap
CARA KERJA
1. Timbang 5 gram contoh minyak ke dalam Erlenmeyer 250 ml.
2. tambahkan 30 ml pelerut, kocok sampai semua contoh minyak larut
3. Tambahkan 0.5 ml larutan Potasium Iodida jenuh, diamkan selama 2 menit diruang
gelap sambil digoyang.
4. tambahkan 30 ml air destilata
5. kelebihan Iod dititer dengan larutan Sodium tiosulfat 0.1 N atau 0.01N tergantung dari
banyaknya jumlah Iod yang dibebaskan.
PERHITUNGAN
Bilangan peroksida dinyatakan dalam beberapa satuan, yaitu miliekivalen per 1000
gram contoh, milimol per 1000 gram contoh atau milligram Oksigen per 100 gram contoh
minyak/lemak.