Anda di halaman 1dari 5

1.

Penyakit Tungro

Tungro merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman padi yang
disebabkan oleh virus dan ditularkan oleh wereng hijau. Tanaman yang
terinfeksi tidak dapat sembuh kembali dan berfungsi sebagai sumber inokulum.
Dari sifat-sifat tersebut menjadikan serangan penyakit tungro mempunyai
potensi eksplosif. Oleh karena itu pengendalian penyakit ini harus dilakukan
secara terpadu dalam berbagai aspek, baik aspek gerakan pengendalian
maupun teknologi pengendalian yang didukung sedemikian rupa sehingga satu
sama lain kompatibel.
Di indonesia penyakit tungro telah tersebar di seluruh provinsi. Di
beberapa daerah dikenal dengan berbagai nama seperti mentek di Jawa dan
Sumatera, habang di Kalimantan, Cella pance di sulawesi selatan, kebebeng atau
bangsel di bali dan Konjo di sulawesi tengah.
A. MORFOLOGI PATOGEN
Penyakit tungro disebabkan oleh dua partikel virus yag berbentuk di
bacilliform atau batang (B) atau (RTBV = rice tungro bacilliform virus)
berukuran 100-300 30-35 nm dan bentuk sperikel (S) atau bulat (RSTV =
Rice tungro spherical virus) berukuran 30 nm.
Di lapangan pada suatu rumpun tanaman yang terinfeksi tungri ditemukan
dua bentuk partikel tersebut.
Keberadaan dua bentuk partikel tersebut akan menampakkan gejala khas
tungro(kerdil dan gejala kuning orange)
Apabila ada suatu partikel S maka yang nampak adalah gejala kerdil saja,
demikian pula hanya partikel B maka yang nampak adalah gejala kuning
orange.
B. EPIDEMIOLOGI
Sumber inokulum penyakit tungri terdapat pada tanaman singgang serta
rumput inang yang sakit.
Serangga penular virus adalah nephotettix virescens yaitu 83% dari populasi
merupakan serangga penular aktif sedangkan nephotetti.
Serangga penular virus tungro menularkan virus tungro secara non persisten
Serangga penular menjadi infektif setelah mengisap cairan tanaman sakit
selama minimal 30 menit dan dapat memindahkan virus ke tanaman sehat
apabila mengisap tanaman sehat selama 25 menit.
Masa laten di dalam tanaman adalah 6 -9 hari.
Masa inkubasi dalam tubuh serangga tidak tampak jelas.
Serangga dapat menularkan virus dengan segera dalam waktu 2 jam setelah
memperoleh virus dan dapat mempertahankan di dalam tubuhnya selama
tidak lebih dari 5 hari
Setelah masa ini serangga menjadi tidak infektif dan kembali menjadi
infektif setelah mengisapa tanaman.
Nimfa wereng hijau juga dapat menularkan virus , tetapi menjadi tidak
infektif setelah ganti kulit
Virus tidak dapat ditularkan melalui serangga, biji, tanah, air dan secara
mekanis.
Infeksi tungro dapat terjadi melalui persemaian
Tanaman muda yang terinfeksi akan merupakan sumber infeksi di lapangan.

C. GEJALA SERANGAN

Membuat pertumbuhan tanaman terhambat , kerdil dan jumlah anakan


berkurang .daun yang sakit berwarna kuning sampai ornge dari mukai pucuk ke arah
pangkal. Tanaman mudah lebih rentan semakin muda umur tanaman terinfeksi ,
tanaman menjadi semakin kerdil dan produksinya semakin rendah, apabila tanaman
tua terinfeksi tidak menimbulkan gejala dan penurunan hasil tetapi dapat menjadi
sumber infeksi.

D. PENGENDALIAN
1. Pengaturan pola tanam
Waktu tanam tepat, diupayakan seawal mungkin setinggi hingga pada
saat populasi wereng hijau mencapai puncak tanaman padi.
Pergiliran tanaman bukan padi atau diberakan
Tanam serentak pada periode bulan bercurah hujan
Pergiliran varietas tahan dengan memperhatikan tetuanya
2. Penanaman varietas tahan terhadap serangga penular
3. Eradikasi
Dilakukan terhadap tanaman sakit pada persemaian dan tanaman muda serta
singgang dan tanaman inang lain seperti gulma Echinochloa colona, E crusgalli,
Eleusine indica, leersia hexandra.
4. Pengendalian sumber serangan
Pada daerah endemis tungro aplikasi insektisida butiran 5 kg / 500 m sehari
sebelum sebar benih.
5. Pengendalian serangga penular dengan menggunakan insektisida yang
dianjurkan

2. Penyakit blas (pyricularia oryzae)

Penyakit blas disebabkan oleh cendawan pathogen pyricularia oryzae cav


merupakan salah satu penyakit padi yang mendatangkan kerugian. Infeksi dapat
terjadi dari pembibitan sampai dengan masa panen . infeksi pada tanaman muda
ditandai dengan adanya bercak daundan membentuk belah ketupat , yang dikenal
dengan blas daun (leaf blast) . sedangkan pada stadia generatif infeksi terjadi pada
pangkal panikel yang di sebut dengan neck blast. Beberapa daerah di Indonesia
pernah mengalami breakdown oleh infeksi penyakit blas antara lain, varietas
Cisokan di sumatera barat, IR-64 di jawa barat , IR-36 dan Krueng Aceh di Jawa
timur, rueng Aceh di bali, IR-36 di Lombok dan Tajum di kalimantan selatan (Mogi ,
1989). Patahnya ketahanan tanaman terhadap penyakit blas. Umumnya disebabkan
oleh introduksi varietas baru. Di dataran rendah, gejala serangan blas pada daun
umumnya tidak dianjurkan pada pangkal panikel, sebaliknya di dataran tinggi gejala
blas di daun hampir selalu diikuti dengan perkembangan di pangkal panikel.

A. GEJALA SERANGAN
Gejala khas bercak daun adalah berbentuk belah ketupat (lebar di tengah
dan meruncing di ujung keduanya). Bercak besar dengan ukuran 1 - 1,5 0,3 0,5
cm biasanya berkembang menjadi abu-abu di tengahnya . daun daun dari varietas
rentan bisa mati. Bercak coklat yang berukuran sebesar kepala peniti merupakan
indikasi teaksi tahan suatu varietas, bercak ini seringkali sukar dibedakan dengan
bercak coklat Helminthosporium.

Blas bisa menyerang batang pada ruas-ruasnya. Pangkat pelepah daun


membusuk, berubah menjadi kehitam-hitaman dan mudah patah. Bercak bia terjadi
pada leher malai. leher malai yang terinfeksi berubah menjadi kehitam-hitaman dan
patah. Apabila serangan busuk leher terjadi hanya sedikit malai berisi atau malainya
hampa.
B. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT BLAS
Pada ujung daun timbul bercak oval atau elips, kedua ujung-ujungnya
meruncing mirip belah ketupat. Gejala dapat pula muncul pada ruas, malai dan
gabah. Stadia kritis tanaman terjadi mulai umur 1 bulan (padi gogo), anakan
maksimum , bunting dan awal berbunga.
Pembentukan konidia selama 14 hari , puncaknya pada 3-8 hari setelah bercak
muncul. Pembentukan spora pada kelembaban 89 90% . spora dapat bertahan
pada sisa jerami dan gabah kurang lebih 1 tahun dan miselia 3 tahun pada suhu
kamar. Sumber inokulum primer di lapangan adalah jerami sakit da tanaman inang.
C. PENGENDALIAN

Penanaman varietas tahan, pembenaman jerami sakit sebagai kompos,


pemakaian pupuk nitrogen secara optimal, untuk daerah serangan endemis paling
tinggi 90 kg N/Ha. Penggunaan benih sehat da bermutu , perlakuan benih sehat dan
bermutu, perlakuan benih dengan fungisida (seed treatment) pada daerah serangan
endemis, pergiliran tanaman dengan bukan padi (tanaman yang tidak menjadi
inang). Aplikasi fungisida efektif efektif dan diijinkan yang didasarkan pada ambang
pengendalian.

D. PENGELOLAAN EKOSISTEM TANAMAN PADI TERHADAP PENYAKIT BLAS


Pratanam,pengolahan tanah :
1. Pembenaman jerami sakit sampai membusuk , yang dilakukan sambil
pengolahan tanah
2. Penggunaan benih sehat

Persemaian :

1. Penggunaan varietas tahan


2. Penggunaan benih sehat
3. Pada daerah serangan padi gogo dapat dilakukan perlakuan benih (seed
treatment)

Tanaman muda (tanam, anakan, maksimum) :

Pengaturan jarak tanam sistem legowo

Tanaman tua (primordial berbunga)

Penggunaan fungisida efektif dan diizinkan pada 2 minggu sebelum keluar malai

Anda mungkin juga menyukai