Bab II Laporan Penelitian Anemia
Bab II Laporan Penelitian Anemia
TINJAUAN PUSTAKA
7
8
Tabel 2.1
Kecukupan gizi yang dianjurkan / AKG ibu hamil
2. Jenis-jenis Anemia
Ada dua tipe anemia yang dikenal selama ini, yaitu anemia gizi dan
anemia non-gizi (Kesumasari, 2012)
a. Anemia Gizi
1) Anemia gizi besi
Kekurangan pasokan zat gizi besi (Fe) yang merupakan inti
molekul hemoglobin sebagai unsur utama sel darah merah.
Akibat anemia gizi besi terjadi pengecilan ukuran hemoglobin,
kandungan hemoglobin rendah, serta pengurangan jumlah sel
darah merah. Anemia zat besi biasanya ditandai dengan
menurunnya kadar Hb total dibawah nilai normal (hipokromia)
dan ukuran sel darah merah lebih kecil dari normal
(mikrositosis). Tanda-tanda ini biasanya akan mengganggu
metabolisme energi yang dapat menurunkan produktivitas.
Tabel 2.2
Nilai Normal Serum Feritin
Umur Ng/ml
Bayi baru lahir 25 200
1 bulan 200 600
2 5 bulan 50 200
6 bulan 15 tahun 7 140
Laki-laki dewasa 15 200
Perempuan dewasa 12 150
Sumber : Hidayanti, 2014
2) Talasemia
Merupakan penyakit keturunan (genetik) dimana terjadi
kelainan darah (gangguan pembentukan sel darah merah). Sel
darah merah sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen yang
diperlukan oleh tubuh kita.
3) Anemia Aplastik
Anemia aplastik adalah suatu kelainan yang ditandai oleh
pansitopenia pada darah tepi dan penurunan selularitas sumsum
tulang. Pada keadaan ini jumlah sel-sel darah yang diproduksi
tidak memadai. Penderita mengalami pansitopenia, yaitu
keadaan dimana terjadi kekurangan jumlah sel darah merah, sel
darah putih, dan trombosit.
Tabel 2.3
Batasan Nilai Kadar Hb
Kelompok umur/ Jenis Konsentrasi Hematokrit (< %)
kelamin Hemoglobin (< g/dl)
6 bulan 5 tahun 11,0 33
5 11 tahun 11,5 34
12 13 tahun 12,0 36
Wanita 12,0 36
Ibu hamil 11,0 33
Laki-laki 13,0 39
Sumber : Kesumasari, 2012
darah rendah dan rendahnya transferin dalam darah. Sel darah merah
berinti maupun retikulosit hanya memiliki reseptor transferin bukan
reseptorbesi. Besi elemental adalah besi yang dapat terikat oleh
transferin untuk membentuk 1 ml packed red cells diperlukan 1 mg
besi elemental (Zarianis, 2006).
3. Fungsi Hemoglobin
Dalam sel darah merah hemoglobin berfungsi untuk mengikat oksigen
(O2). Dengan banyaknya oksigen yang dapat diikat dan dibawa oleh
darah, maka pasokan oksigen dapat diedarkan ke seluruh tubuh,
bahkan yang paling terpencil dan terisolasi sekalipun akan terjamin.
akibatnya, berbagai sel dalam tubuh dapat bekerja melakukan
fungsinya dengan energi yang cukup (Sadikin, 2002 dalam Hidayanti,
2014).
D. Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai
menghasilkan pengetahuan tersebut dipengaruhi oleh intensitas perhatian
dan presepsi terhadap objek.
1. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu.
2. Memahami (comprehension)
Memahami sesuatu bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak
sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat
menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui
tersebut.
3. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang
dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang
diketahui tersebut pada situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau
memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-
komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang
diketahui.
5. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemapuan seseorang untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. (Notoadmodjo,
2007)
Salah satu program KIA oleh Depkes RI adalah Antenatal care (ANC).
Terdapat 10 T dalam pemeriksaan ANC di Puskesmas, yang salah satunya
adalah pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama kehamilan, yang
merupakan upaya penting dalam pencegahan dan penanggulangan
anemia. Akan tetapi dalam kenyataannya, tidak semua ibu hamil yang
mendapatkan tablet Fe meminumnya secara rutin, hal ini bisa disebabkan
oleh faktor ketidaktahuan tentang pentingnya tablet Fe selama kehamilan.
Bisa juga diakibatkan suplemen oral zat besi dapat menyebabkan mual,
muntah, kram lambung, nyeri ulu hati, dan konstipasi. Namun derajat
mual yang ditimbulkan oleh setiap preparat tergantung pada jumlah
elemen zat besi yang diserap. Takaran zat besi diatas 60 mg dapat
menimbulkan efek samping yang tidak bisa diterima pada ibu hamil
sehingga terjadi ketidakpatuhan dalam pemakaian obat. (Arifin, 2008)
Zat besi diserap dalam duodenum dan jejunum bagian atas melalui
proses yang kompleks. Proses ini meliputi tahap-tahap utama
sebagai berikut (Wahyuni, 2006):
1) Besi yang terdapat di dalam bahan pangan, baik dalam bentuk
Fe3+ atau Fe2+ mula mula mengalami proses pencernaan.
2) Di dalam lambung Fe3+ larut dalam asam lambung, kemudian
diikat oleh gastroferin dan direduksi menjadi Fe2+ .
3) Di dalam usus Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+. Fe3+ selanjutnya
berikatan dengan apoferitin yang kemudian ditransformasi
menjadi feritin, membebaskan Fe2+ ke dalam plasma darah.
4) Di dalam plasma, Fe2+ dioksidasi menjadi Fe3+ dan berikatan
dengan transferitin. Transferitin mengangkut Fe2+ ke dalam
sumsum tulang untuk bergabung membentuk hemoglobin. Besi
dalam plasma ada dalam keseimbangan.
Rata-rata kadar besi dalam tubuh sekitar 3-4 gr. Sebagian besar (
2 gr) terdapat dalam bentuk hemoglobin da sebagian kecil ( 130
mg) dalam bentuk mioglobin. Simpanan besi dalam tubuh
terutama terdapat dalam hati dalam bentuk feritin dann
hemosiderin. Dalam plasma, transferin mengangkut 3 mg besi
untuk dibawa ke sumsum tulang untuk eritropoesis dan mencapai
24 mg per hari. Sistem retikuloendoplasma akan mendegradasi
besi dari eritrosit untuk dibawa kembali ke sumsum tulang untuk
eritropoesis. (Sulistioningtyas, 2007).
Sejauh ini, sumber yang terbaik untuk besi adalah hati, oysters
(tiram), shelfish (kerang-kerangan), daging kurang berlemak (lean
meat), hasil ternak, dan ikan sebagai pilihan kedua. Buncis kering
dan sayur-sayuran merupakan sumber yang baik yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan. Susu dan produknya sangat kurang
mengandung besi (Kesumasari, 2012)
25
Menurut Heaper 1986 dalam Nadeak (2011) pola makan adalah cara
seseorang, kelompok orang dan keluarga dalam memilih jenis dan
jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang atau
lebih dan mempunyai khas untuk satu kelompok tertentu. Pola makan
yang baik selama kehamilan dapat membantu tubuh mengatasi
permintaan khusus karena hamil, serta memiliki pengaruh positif pada
kesehatan bayi. Pola makan dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu
kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, taraf ekonomi dan alam.
Sehingga faktor-faktor yang mengalami pola makan ibu hamil tersebut
berpengaruh pada status gizi ibu. (Prasetyono D.S, 2009).