BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perut yang biasanya timbul mendadak dengan nyeri sebagai keluhan utama.
kontaminasi rongga perut oleh isi saluran cerna sehingga terjadilah peritonitis
(Dahlan.M, 2004)
operasi, iritasi kimiawi, atau dari luka tembus abdomen (Dahlan.M, 2004)
Reaksi awal peritoneum terhadap invasi oleh bakteri adalah keluarnya eksudat
jenis organisme yang bertanggung jawab. Gejala-gejala utama adalah sakit perut,
muntah, abdomen tegang, kaku, nyeri dan tanpa bunyi, demam dan leukositosis
penggantian cairan dan elektrolit yang hilang secara intravena, tirah baring dalam
posisi fowler, pembuangan fokus septik (apendiks, dsb) atau penyebab inflamasi
lainnya (bila mungkin), dan tindakan untuk menghilangkan nyeri (Price & Wilson,
2005).
1
2
diperkirakan 750 ribu pertahun dan akan meningkat bila pasien jatuh dalam
dan satu dari tiga pasien syok berakhir dengan kematian. Angka insiden ini
Hasil survey pada tahun 2008 Angka kejadian peritonitis di sebagian besar
wilayah Indonesia hingga saat ini masih tinggi. Di Indonesia, jumlah pasien yang
Hasil survey Jawa Tengah tahun 2009, jumlah kasus peritonitis dilaporkan
peritonitis tertinggi ada di Kota Semarang, yakni 970 orang. (Dinkes Jateng,2009).
KUDUS, dalam kurun waktu enam bulan terakhir dari bulan Januari 2014 sampai
bulan Juni 2014 tercatat ada 32 pasien dengan diagnosa Peritonitis dari 236 pasien
yang dirawat, dengan presentase 3,8%. Atas dasar karakteristik itulah penyusun
Kabupaten Kudus
3
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penulisan Usulan Karya Tulis Ilmiah ini adalah Asuhan
C. Tujuan Penyusunan
1. Tujuan Umum.
asuhan keperawatan pada Tn. S dengan Peritonitis di Ruang ICU RSUD Kab.
Kudus
2. Tujuan Khusus.
Peritonitis.
dengan Peritonitis.
D. Metode Penyusunan.
Metode yang digunakan dalam penyusunan karya tulis ini adalah metode
1. Wawancara.
4
2. Observasi.
Mengamati keadaan klien dan respon klien, untuk memperoleh data objektif
3. Pemeriksaan Fisik.
4. Studi Dokumentasi.
Membaca catatan perawat dan catatan medis yang berhubungan dengan klien,
5. Studi kepustakaan.
relevan dengan kasus yang diambil sebagai bahan dalam pembuatan karya
tulis.
5
E. Sistematika Penyusunan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. PENGERTIAN
pankreatitis, dan lain-lain) ruptur saluran cerna dan luka tembus abdomen.
(Padila, 2012).
bakteri ( misalnya dari perforasi usus ) atau akibat pelepasan iritan kimiawi,
B. ETIOLOGI
a. Infeksi bakteri
4) Tukak thypoid.
7) Salpingitis
6
7
adalah clostrdiumwechii.
C. KLASIFIKASI
a. Peritonitis Primer
b. Peritonitis Sekunder
cukup banyak.
D. KOMPLIKASI
2012)
E. MANIFESTASI KLINIS
a. Distensi abdomen
a. Rigiditas abdomen
d. Demam
f. Takikardia
g. Takipnea
9
F. PATOFISIOLOGI
dan pertambahan eksudat. Cairan dalam rongga abdomen menjadi keruh dengan
bertambahnya sejumlah protein, sel-sel darah putih, sel-sel yang rusak dan
oleh ileus paralitik dengan penimbunan udara dan cairan didalam usus besar.
dikoreksi secara cepat dan agresif, maka dapat menimbulkan kematian sel.
G. PATHWAYS
Mikroorganisme, apenddiksitis, tukak Inflamasi pada
peptik, disentri, divertilikus, dan operasi peritonium
yg tidak steril
peritonitis
Depolarisasi bakteri dan Pelepasan berbagai mediator kimiawi (histamine, Perangsangan pirogen di
virus kesistem GE bradikinin, serotonin) hipotalamus
(Padila, 2012)
12
H. PENATALAKSANAAN
sebagai terapi untuk mual dan muntah. Terapi oksigen dengan kanul nasal atau
hemodinamik untuk paru dan ginjal, terapi nutrisi dan metabolik dan terapi
dada bagian bawah atau abdomen berbeda-beda namun semua ahli bedah
eksplorasi bedah, tetapi hal ini tidak pasti bagi pasien tanpa tanda-tanda sepsis
hilangnya bising usus, terdapat darah dalam lambung, buli-buli dan rektum,
adanya udara bebas intraperitonel dan lavase peritoneal yang positif juga
I. PENGKAJIAN FOCUS
a. Riwayat Kesehatan:
1) Keluhan Utama
pasien berobat atau keluhan saat awal dilakukan pengkajian pertama kali
sebelah kanan.
cerna, komplikasi post operasi, operasi yang tidak steril dan akibat
pembedahan, trauma pada kecelakaan seperti ruptur limpa dan ruptur hati.
Gordon:
klien, dan tindakan apa yang dilakukan sebelum masuk rumah sakit.
2) Pola Nutrisi-Metabolik
3) Pola Eliminasi
5) Pola Aktivitas/Latihan
karena nyeri.
selama sakit.
terhadap diri mulai dari peran, ideal diri, konsep diri, gambaran diri,
tingkat berat
d. Pemeriksaan Fisik
spoor, koma dan delirium, dan status gizinya, GCS (Glasow Coma
Skala).
2) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
kemih
Pemeriksaan Radiologi
(2) USG
18
edema dan pembentukan gas dalam usus halus dan usus besar
J. Diagnosa Keperawatan
individu, keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan yang aktual atau
K. Perencanaan Keperawatan
1) Tujuan
2) Kriteria hasil
normal
menurun
Intervensi Rasional
NANDA, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
1) Tujuan:
2) Kriteria hasil:
Data objektif: tidak terjadi mual dan muntah, trugor kulit baik
Intervensi Rasional
2. Menghindarkan terjadinya
2. Atur posisi semi fowler selama muntah.
pemberian nutrisi.
3. Untuk meningkatkan intake dan
21
NANDA, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
1) Tujuan:
2) Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
komplikasi
pemberian analgetik
5. Nyeri biasanya berat dan
menutupi gejala.
NANDA, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
1) Tujuan:
2) Kriteria hasil:
Intervensi Rasional
1. Monitor warna dan suhu kulit 1. Tindakan ini sebagai dasar untuk
menentukan intervensi
tubuh.
pemberian antipiretik
NANDA, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
Kriteria hasil :
Intervensi Rasional
NANDA, 2006, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
Daftar Pustaka
Gosyen Publishing.
Jakarta: EGC.
Dahlan. M., Jusi. D., Sjamsuhidajat. R., 2000, Gawat Abdomen dalam Buku Ajar Ilmu
Kowalak, J. P., & Hughes, A. S. (2010). Buku Saku Tanda dan Gejala: Pemeriksaan
Kowalak, j. P., Welsh, W., & Mayer, B. (2012). Buku Ajar Patofisiologi. Jakarta:
EGC.
NANDA, (2006). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, Alih Bahasa Budi Santosa,
Prima Medika,
27
BAB III
TINJAUAN KASUS
Nim : XIII.11.1043
A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.S
Umur : 22Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : tani
Suku/Bangsa : Jawa
No. RM :
Nama : Tn. K
27
28
Umur : 32 Tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Buruh
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
sebelumnya.
29
e. Riwayat alergi
f. Genogram
pasien
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Meninggal
3. Pola Fungsional
a. Pola pernafasan
Selama sakit
cepat.
b. Pola nutrisi
Selama sakit
Minum : -
Antropometri :
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
c. Pola eliminasi
Selama sakit
Selama sakit
Pasien tidur malam 9 jam sehari, tidur malam dari pukul 21.00 -
05.00 WIB tapi sering terbangun pada malam hari, pasien tidur
Selama sakit
f. Kebutuhan berpakaian
Selama sakit
Selama sakit
Selama sakit
nacl+betadine.
32
Selama sakit
Keterangan 0 1 2 3 4
Mandi
Toileting
Berpakaian
Mobilisasi
Selama sakit
k. Kebutuhan spiritual
Selama sakit
l. Kebutuhan bekerja
Selama sakit
Selama sakit
dideritanya.
33
n. Kebutuhan belajar
Selama sakit
4. Pemeriksaan Fisik
b. Kesadaran : Sopor E2 M3 V1
c. TTV :
Nadi : 141x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 3780 C
Spo2 : 89%
tidak bercabang, rambut tipis, tidak ada kutu, rambut mudah rontok,
kulit kepala.
ki/ka
dengan normal, bisa membedakan bau (minyak kayu putih dan kulit
jeruk)
34
l. Dada :
Paru-paru :
sama
tekan
Pe : sonor
Jantung :
Pe : pekak
S4
m. Abdomen
I : perut datar, tidak ada bekas operasi, tidak ada lesi, tidak ada
jejas
35
Pe : Tympani
o. Ekstermitas :
Bawah : kaki kanan dan kiri bergerak bebas tapi lemah, tidak
2 2
2 2
5. Data Penunjang
1) Injeksi :
Cefotaxime 2 x 1000 mg
Ranitidine 2 x 100 mg
2) Ifus
Rexamin
Triopusin
36
Pemeriksaan laborat
Clinik
Diet
Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2500 cc
2800 cc
37
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2800 cc
= - 850 cc
B. ANALISA DATA
Tgl DS&DO
urine kuning
141x/mnit.
Input :
38
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2500 cc
2800 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2800 cc
= - 850 cc
septe DO : kebutuhan
2 2
2 2
Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,3 g/dl
Albumin : 2 g/dl
Clinical
Diet
kulit
mber keadaanya karena sakit yang di
M4 V1
TTV :
Nadi : 141x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 3780 C
Spo2 : 99%
41
C. Diagnosa Keperawatan
3780 C, N : 141x/mnit.
Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2500 cc
2800 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2800 cc
42
= - 850 cc
2 2
2 2
Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,3 g/dl
43
Albumin : 2 g/dl
Clinical
jelek
Diet
lembab.
TTV :
Nadi : 141x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 3780 C
Spo2 : 99%
D. Intervensi Keperawatan
44
No.
Hari/Tgl Tujuan Intervensi Rasional
Dx
WIB KH : keefektipan
membaik. terhadap
normal.
dehidrasi ( tersebut
kelembaban meunukan
adekuat. kan
keseimbangan
elektrolit.
hilang.
46
1. BB meningkat
2. Fases padat
hangat. n mual.
nutrisi yang
KH: mungkin.
aliran darah
menonjol
4. Lakukan massage
posisi. kerusakan
48
kapiler-kapiler
pelunakan jaringan
6. Mempertahank
6. Jaga kebersihan kulit
an keutuhan
dan seminimal
kulit
mungkin hindari
trauma, panas
terhadap kulit
49
E. Implementasi Keperawatan
No.
Hari/Tgl Implementasi Respon TTD
Dx
septemb mmHg
Suhu : 3780 C
Spo2 : 99%
pasien. DO:
Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
50
Hb : 7,3 g/dl
Albumin : 2 g/dl
Clinical
KU : Lemah, Kesadaran
kulit jelek
Diet
18x/menit
merubah posisi.
750 cc
menonjol.
12.30 I DS:-
Kolaborasi untuk pemberian
DO: Cefotaxime 2 x 1000 mg
cairan IV.
Ranitidine 2 x 100 mg
12.40 II DS:-
Klaborasi dengan ahli gizi
DO: pasien mendapatkan
dalam diet
nutrisi cair dari NGT
Input :
- Infus Rexamin
- Infus RL/NS 1200 cc
- Infus Triopusin 1950 cc
Output :
- Urin = 2500 cc
2800 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
53
Balance Cairan
= input output
= 1950 cc 2800 cc
= - 850 cc
septemb mmHg
Suhu : 3780 C
Spo2 : 78%
pasien. DO:
Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,3 g/dl
Albumin : 2gr/dl
Clinical
KU : Lemah, Kesadaran
kulit jelek
Diit
18x/menit
merubah posisi.
55
Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2800 cc
2950 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
Balance Cairan
= input output
= 1950 cc 2950 cc
= - 1000 cc
tidak muntah
56
12.15 I DS:-
Pertahankan intake dan
DO:pasien hanya mendapatkan
output yang adekuat.
asupan nutrisi cair dari
750 cc
12.40 II DS:-
Tingkatkan intake pemberian
DO: nutrisi cair dari NGT
nutrisi (susu) sajikan dalam
3x/hari jumlah 750 cc
kondisi hangat.
dalam keadaan hangat.
DS:-
Gunakan bantal air atau
13.00 III DO:pasien terlihat nyaman,
pengganjal yang lunak di
menonjol.
Ranitidine 2 x 100 mg
berubah posisi.
septemb mmHg
Suhu : 370 C
Spo2 : 89%
pasien. DO:
Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
58
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,7 g/dl
Clinical
KU : Lemah, Kesadaran
kulit jelek
Diit
18x/menit
59
merubah posisi.
10.15 I
Monitor status dehidrasi (
DS: -
kelembaban membran
DO: mukosa bibir kering,
mukosa, Tugor kulit dan
tugor kulit jelek,
balance cairan)
Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2550 cc
2850 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
Balance Cairan
= input output
= 1950 cc 2850 cc
60
= - 800 cc
750 cc
menonjol.
Ranitidine 2 x 100 mg
Klaborasi dengan ahli gizi
61
berubah posisi.
F. Evaluasi Keperawatan
No.
Hari/Tgl Evaluasi TTD
Dx
Kamis 19 I S :-
september
13.45 Input :
Output :
- Urin = 2500 cc
- BAB 2 x 150= 300 cc
2800 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2800 cc
= - 850 cc
Nadi : 141x/menit
Respirasi : 18x/menit
Suhu : 3780 C
Spo2 : 99%
S:-
O:
Antropometri
II
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
63
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,3 g/dl
Albumin : 2 g/dl
Clinical
Diet
S: -
III abnormal.
A ; Masalah teratasi
Jumat 20 I S :-
2013 Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2800 cc
2950 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2950 cc
= - 1000 cc
P :lanjutkan intervensi
S:-
O:
II Antropometri
65
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,7 g/dl
Clinical
Diit
S:-
A: masalah teratasi
Sabtu I S :-
Spo2 : 89%
Input :
- Infus Rexamin
Output :
- Urin = 2550 cc
2850 cc
IWL = 15xBB/24
= 15x47/24
= 29,37 cc
= 1950 cc 2850 cc
= - 800 cc
67
II S:-
O : Antropometri
BB : 47 kg
TB : 165 cm
Lila : 23 cm
IMT : BB(kg)/TB(m)2
: 47/1.62
: 17,4
: 65 6,5
Biocemical
Hb : 7,7 g/dl
Clinical
Diit
III S :-
A: masalah teratasi
BAB IV
PEMBAHASAN
69
70
tekanan pada waktu berubah posisi. observasi terhadap eritema dan kepucatan
dan palpasi area sekitar terhadap kehangatan dan pelunakan jaringan tiap
merubah posisi, jaga kebersihan kulit dan seminimal mungkin hindari trauma,
panas terhadap kulit
Evaluasi pada tanggal 21 september 2013 di dapatkan data
subjektif : data subjektif tidak dapat di temukan oleh penulis karena
pasien dalam keadaan soporocoma. Sedangkan data objektif :punggung
teraba hangat, lemabab, kemerahan, Pasien terlihat nyaman.
Bedasarkan data di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa
masalah teratasi dan melanjutkan untuk mempertahankan semua
intervensi.
Sedangkan diagnosa yang ada tetapi tidak diangkat di antaranya :
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera fisik
Nyeri merupakan pengalaman sensori dan emosional yang tidak
menyenangkan yang muncul akibat kerusakan jaringan aktual atau
potensial atau digambarkan dalam hal kerusakan sedemikian rupa awitan
yang tiba tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dan akhir
yang dapat di antisipasi atau diprediksi dan berlangsung kurang dari 6
bulan.(Nanda, 2013).
Diagnosa ini tidak di angkat karena tidak ada data yang menunjang dari
pasien.
2. Hipertemi berhubungan dengan penyakit
Hipertermi merupakan penigkatan suhu tubuh di atas kisaran
normal (Nanda, 2013).
Diagnosa ini tidak diangkat oleh penulis karena suhu tubuh pasien masih
dalam keadaan normal.
73
BAB V
PEMBAHASAN
Pada BAB ini penulis menarik kesimpulan dari uraian BAB terdahulu yang
berkaitan dengan tujuan yang ditetapkan.
A. KESIMPULAN
1. Peritonitis merupakan suatu masalah pada sistem pencernaan, dalam
menerapkan proses keperawatan pada TnS penulis bekerja sama
dengan perawat yang bertugas di ruangan tersebut. Masalah
keperawatan dapat muncul saat pengkajian dan sering kali masalah
baru muncul pada saat intervensi, implementasi, dan evaluasi. Untuk
itu perawat atau penulis harus memantau Tn S secara intensif dengan
cara apabila diluar jam dinas atau praktek melakukan pendelegasian
dengan perawat jaga.
2. Pada asuhan keperawatan pada Tn S yang telah dilaksanakan selama
3 hari dari tanggal 19 21 september 2013 muncul 3 masalah
keperawatan yaitu : Kekurangan volume cairan berhubungan dengan
out put cairan berlebih, Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh berhubuga dengan ketidak mampuan
mencerna makanan, Resiko gangguan integritas kulit berhubungan
dengan tirah baring lama. Sedangkan diagnosa yang tidak diangkat
oleh penulis antara lain : Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera
fisik, Hipertemi berhubungan dengan penyakit
3. Penulis melakukan evaluasi yaitu : Respon pasien secara formatif
Merupakan evaluasi yang di lakukan pada saat memberikan intervensi
dengan respon segera dan evaluasi sumatif Merupakan rekapitulasi dari
hasil observasi dan analisis status pasien pada saat tertentu berdasarkan
tujuan rekapitulasi dari hasil yang direncanakan pada tahap
perencanaan.
untuk mengetahui perkembangan dan kemungkinan adanya masalah
baru yag timbul.
73
74