Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PEMBEKALAN MATERI PEMBEKALAN PLPG

TAHUN 2017

Nama Peserta : Hamzah, S.Pd.


NUPTK : 1744764664120002
Nomor Peserta PLPG : 17316015610056
Bidang Studi Sertifikasi : Bahasa Indonesia
Sekolah Asal : SMK Negeri 2 Kota Batam

LAPORAN KEMAJUAN BELAJAR MANDIRI KEDUA


Sumber Belajar Modul Profesional
A. Ringkasan Materi
I. BERBAGAI ALIRAN LINGUISTIK
1. Aliran Linguistik Struktural
1.1. Konsep dan Kajian Telaah
Linguistik struktural adalah pendekatan dalam penyelidikan bahasa yang
menganggap bahasa sebagai sistem bebas (Kridalaksana,2008:146). Ferdinand De
Saussure melalui bukunya memaparkan pandangan-pandangannya mengenai:
1. Telaah sinkronik dan telaah diakronik. Telaah sinkronik adalah telaah bahasa
dalam kurun waktu tertentu, sedangkan telaah diakronik adalah telaah bahasa
sepanjang waktu.
2. Pembedaan langue dan parole. Langue adalah keseluruhan sistem tanda yang
bersifat abstrak yang berfungsi sebagai alat komunikasi verbal antarsuatu
anggota masyarakat. Sedangkan parole adalah bahasa yang digunakan oleh
individu penuturnya dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3. Pembedaan signifiant dan signifie. Signifiant adalah citra bunyi atau kesan
psikologis bunyi yang timbul dalam pikiran. Sedangkan signifie adalah
pengertian atau kesan makna yang ada dalam pikiran.
4. Hubungan sintagmatik dan paradigmatik. Sintagmatik adalah satuan yang
terdapat dalam tuturan yang terbentuk dari dua unsure atau lebih secara
horizontal. Sedangkan paragdimatik adalah hubungan antara unsure-unsur
yang terdapat dalam tuturan sejenis.

Aliran linguistik struktural sangat berkembang di Amerika pada 1930-an


yang kemudian melahirkan Tata Bahasa Struktural Amerika (TSA) yang
dipelopori oleh Chaerles F. Hockett, Edward Sapir, dan Leonrd Blomfield.
Menurut Bloomfield (dalam Wasillah, 1985:79) ilmu linguistik bergerak
mengikuti tahapan-tahapan:

1. observasi
2. laporan observasi
3. pernyataan hipotesis
4. penghitungan
5. prediksi
6. uji coba prediksi melalui observasi lanjut.

1.2. Tata Bahasa Struktural


Tata bahasa struktural mengaji dua aspek penting struktur bahasa yaitu
morfologi dan sintaksis.
1. Morfologi adalah cabang tata bahasa yang membicarakan seluk-beluk
pembentukan kata. Berdasarkan bentuknya kata dapat dibedakan atas dua
golongan yaitu kata asal adalah kata yang belum mengalami proses
morfologis dan kata kompleks adalah kata yang telah mengalami proses
morfologis. Kata kompleks dikelompokkan menjadi tiga, kata berimbuhan,
kata ulang, dan kata majemuk.
2. Sintaksis adalah membicarakan seluk-beluk frasa dan kalimat.
a. Frasa adalah bentuk linguistik yang terdiri atas dua kata atau lebih yang tidak
melebihi satu batas fungsi dalam kalimat seperti subjek, predikat, objek, dan
keterangan.
b. Kalimat adalah bentuk ketatabahasaan yang maksimal tidak merupakan
bagian dari sebuah kontruksi ketatabahasaan yang lebih besar dan lebih luas
(Pateda, 1988:87).
1.3. Keunggulan Aliran Struktural
a. Aliran ini sukses membedakan konsep grafem dan fonem.
b. Metode drill and practice membentuk keterampilan berbahasa berdasarkan
kebiasaan.
c. Kriteria gramatikal berdasarkan keumuman sehingga mudah diterima
masyarakat awam.
d. Level kegramatikalan sistematis mulai dari morfem, kata, frase, klausa dan
kalimat.
e. Berpijak pada fakta, tidak mereka-reka data.

1.4. Kelemahan Aliran Struktural


a. Bidang morfologi dan sintaksis dipisahkan secara tegas.
b. Metode drill and practice sangat memerlukan ketekunan, kesabaran, dan
sangat menjemukan.
c. Proses berbahasa merupakan proses rangsang-tanggap yang berlangsung
secara fisis dan mekanis, padahal manusia bukan mesin.
d. Kegramatikalan berdasarkan kriteria keumuman sehingga kaidah yang salah
pun bisa benar jika dianggap umum.
e. Faktor historis sama sekali tidak diperhitungkan dalam analisis bahasa.
f. Objek kajian terbatas sampai level kalimat tidak menyentuh aspek.

2. Aliran Linguistik Deskriptif


2.1. Konsep Linguistik Deskriptif
Linguistik deskriptif lahir pada penghujung abad XIX di Amerika dengan
tokoh utamanya Franz Boas. Aliran linguistik deskriptif bertujuan merumuskan
teori linguistik yang abstrak sebagai alat untuk menyelesaikan deskripsi bahasa-
bahasa tertentu dengan praktis dan sukses. Ide Boas tentang ciri struktural suatu
bahasa: a. kategori gramatikal, b. pronominal, c. verba.

2.2. Keunggulan Aliran Linguistik Deskriptif


a. Memerikan bahasa Indian dengan cara yang baru secara sinkronis.
b. Menolak aliran linguistik mentalistik Karen tidak sejalan dengan iklim
filsafat.
c. Sudah mengelompkkan kategori gramatikal, verbal, dan pronominal kata
ganti.
d. Terjalinnya hubungan yang baik antarsesama linguis.
e. Memiliki cara kerja yang sangat menekan pada pentingnyta data objektif
untuk memerikan suatu bahasa.

2.3. Kelemahan Aliran Linguistik Deskriptif


a. Tidak memperhatikan aspek makna atau semantik karena sangat dipengaruhi
oleh psikologi behaviorisme.
b. Makna diabaikan karena dianggap sangat subjektif, tidak konkret.

3. Aliran Linguistik Fungsional


3.1. Konsep Aliran Linguistik Fungsional
Secara umum aliran linguistik fungsonal dipahami sebagai gerakan linguistik
yang beranggapan bahwa struktur fonologis, gramatikal, dan semantik ditentukan
oleh fungsi yang dijalankannya di dalam masyarakat (Kridalaksana, 2008:68).
Jejak aliran fungsional sudah terlihat pada masa berkembangnya aliran Praha.
Trubeckoj seorang aliran praha sudah berupaya mewujudkan gagasan fungsional
ini. Trubeckoj sudah membatasi fonem menurut fungsinya. Fungsi inilah yang
mendasari gagasan fungsional Jakobson dan Martinet. Menurut jakabson ada
enam fungsi bahasa manusia:
1. Fungsi ekspresif
2. Fungsi konotatif
3. Fungsi denotatif
4. Fungsi fatik
5. Fungsi metalinguistik
6. Fungsi puitik
Keenam fungsi bahasa ini dihubungkan oleh Jakobson dengan enam factor
bahasa laiinnya yaitu: pembicara, konteks, pesan, hubungan, kode, dan pendengar.
3.2. Pentingnya Kajian Diakronik
Jakobson mengatakan dengan tegas bahwa tidak ada kajian sinkronik tanpa
adanya kajian diakronik. Menurut jakobson perubahan bahasa merupakan bagian
dari sistem bahasa dalam bentuk kecendrungan stilistik atau kecendrungan ciri
khas anak muda dan tua atau ciri khas kaum tradisional dan modern dan
kecendrungan modifikasi dari tuturan individu. Penafsiran perubahan kata
menurut Jakobson harus bersifat teleologis atau segala sesuatu dirancang untuk
memenuhi tujuan tertentu. Jakobson juga memberikan sumbangan yang penting
bagi penderita afasia yang dikelompokkan dalam dua: yaitu similarity dan
contiguity disorders. Menurut Jakobson unsur bahasa itu bersifat simultan.
Andre Maertinet mengembangkan teori-teori mengenai fonologi deskriptif.
fonologi diakronik, dan sintaksis. Kemunnculan aliran fungsional dalam bidang
linguistik merupakan kontribusi dari berbagai bidang ilmu diantaranya
antropologi, sosiologi, dan psikologi yang menganut strukturalisme.
Fungsionalisme adalah gerakan dalam linguistik yang berusaha menjelaskan
fenomena bahasa dengan segala manifestasinya dan beranggapan bahwa
mekanisme bahasa dijelaskan dengan konsekuensi-konsekuensi yang muncul dari
mekanisme itu sendiri. Sikap fungsionalisme terhadap fungsi bahasa adalah:
a. Analisis bahasa mulai dari fungsi ke bentuk.
b. Sudut pandang pembicara menjadi perspektif analisis.
c. Deskripsi yang sistematis dan menyeluruh tentang hubungan antara fungsi
dan bentuk.
d. Pemahaman atas kemampuan komunikatif sebagai tujuan analisis bahasa.
e. Perhatian yang cukup pada bidang interdisipliner.

3.3. Keunggulan Aliran Linguistik Fungsional


a. Sangat mempengaruhi tata bahasa dalam perkembangan linguistik
sebelumnya. Sekaligus membuka cakrawala baru agar aspek fungsional
menjadi pertimbangan penelitian bahasa. Aliran ini juga telah berhasil
melihat setiap komponen bahasa berdasarkan fungsi dan menginspirasi
gagasan adanya relasi aantara struktur dan fungsi bahasa.
b. Dalam dunia sastra gagasan Jakobson tentang enam fungsi bahasa menjadi
pijakan dalam menelaah karya sastra.

3.4. Kelemahan Aliran Linguistk Fungsional


a. Gagasan fungsional tidak menyentuh komponen makna secara tajam dalam
pengkajian bahasa.
b. Fungsi bahasa jakobson kurang mengena ketika diterapkan dalam
menganalisis karya sastra.

II. HAKIKAT BAHASA DAN PEMEROLEHAN BAHASA


1. Hakikat Bahasa
Menurut keraf (1984:16) bahasa adalah alat komunikasi antar-anggota
masayrakat, berupa lambing bunyi suara, yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Tiap bahasa memiliki aturannya sendiri yang menguasai hal-hal bunyi dan urutan-
urutannya, hal-hal kata, dan susunannya. Jadi bahasa itu adalah kumpulan kaidah
yang kemudian disebut sistem. Hakikat bahasa dicirikan oleh empat hal, yakni:
pertama bahasa adalah bunyi-bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia.
Kedua bahasa adalah system tanda, ketiga bahasa itu arbitrer atau mana suka,
keempat bahasa bersifat konvensional.

2. Pemerolehan Bahasa
2.1 Konsep Pemerolehan Bahasa
Simanjutak (1987:157) mengatakan pemerolehan bahasa adalah proses-
proses yang berlaku didalam otak seorang kanak-kanak (bayi) sewaktu
memperoleh bahasa ibundanya dan prose situ berlangsung tanpa disadari.
Menurut Kiparsky (dalam Tarigan, 1985:243) pemerolehan bahasa adalah suatu
proses yang dugunakan kanak-kanak untuk menyesuaikan seperangkan hipotesis
yang makin bertambah rumit, ataupun teori-teori yang masih terpendam, dengan
ucapan-ucapan orang tuanya sampai dia memilih, berdasarkan ukuran atau takaran
penilaian tata bahasa yang paling baik serta yang paling sederhana dari bahasa
tersebut. Yang dimaksud dengan pemerolehan bahasa adalah suatu siasat yang
digunakan anak-anak untuk menyusun tata bahasa yang tepat bagi bahasanya-
untuk mempelajari bahasanya berdasarkan suatu sampel data linguistik utama
yang terbatas.

2.2 Pemerolehan Bahasa Anak


Seorang anak yang mampu belajar bahasa haruslah memeiliki:
1. Teknik untuk menggambarkan tanda-tanda input.
2. Cara menggambarkan informasi structural mengenai tnda-tanda ini.
3. Metode untuk menentukan apa yang dinyatakan secara tidak langsung atau
diimplikasikan oleh setiap hipotesis serupa mengenai kalimat.
4. Metode untuk memilih salah satu dari hipotesis-hipotesis yang sesuai dengan
data linguistik utama tertentu (Trigan, 1985:234-247).

2.3 Teori Pemerolehan Bahasa Anak


1. Teori Behaviorisme
Teori behaviorisme menyoroti aspek prilaku kebahasaan yang dapat diamati
langsung dalam hubungan antara rangsangan (stimulus) dan reaksi (response).
Prinsip behaviorisme:
a. Teori belajar behaviorisme bersifat empiris berdasarkan data yang diamati.
b. Kaum behaviorisme menganggap bahwa (a) proses belajar pada manusia
sama dengan proses belajar pada binatang, (b) manusia tidak mempunyai
potensi bawaan untuk belajar bahasa, (c) pikiran anak merupakan tabula rasa
yang akan diiisi dengan asosiasi S-R, (d) semua prilaku merupakan respon
terhadap stimulus dan prilaku terbentuk dalam rangkaian asosiatif.
c. Belajar bagi kaum behavioris adalah pembentukan hubungan asosiatif antara
stimulus dan respon yang berulang-ulang sehingga terbentuk kebiasaan.
d. Pengkondisian selalu disertai ganjaran sebagai penguatan asosiasi antara S-R.
e. Bahasa adalah perilaku manusia yang kompleks diantara perilaku-perilaku
lain
f. Anak menguasai bahasa melalui peniruan.
g. Perkembangan bahasa seseorang ditentukan oleh frekuensi dan intensitas
latihan yang disodorkan.
2. Teori Nativisme
Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya bahasa hanya dapat
dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia.
Menurut aliran ini bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit. Nativisme
juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat
untuk memperoleh bahasa (langue acquisition device, disingkat LAD).
3. Teori Kognitivisme
Teori kognitivisme menjelaskan bahwa bahasa bukanlah suatu ciri alamiah
yang terpisah, melainkan salah satu diantara beberapa kemampuan yang berasal
dari kematangan kognitif. Menurut teori kognitivisme yang paling utama yang
harus dicapai adalah perkembngan kognitif, barulah pengetahuan dapat keluar
dalam bentuk keterampilan berbahasa.
4. Teori Interaksionisme
Teori ini beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi
antara kemampuan mental pembelajar dengan lingkungan bahasa. Setiap anak
sudah memiliki LAD sejak lahir. Namun tanpa adanya masukan yang sesuai tidak
mungkin anak dapat menguasai bahasa secara otomatis. Serta dalam pemerolehan
bahasa pertama anak sangat dipengaruhi moleh faktor internak dan eksternal.

2.4 Jenis-Jenis Pemerolehan Bahasa


Darjowidjojo (2003:244) membagi jenis-jenis pemerolehan bahasa dalam
empat tataran:
a. Pemerolehan Fonologi
Pada umur enam minggu anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip
dengan bunyi konsonan atau vokal. Proses pengeluaran bunyi-bunyi ini
dinamakan cooling yang telah diterjemahkan menjadi dekutan. Pada umur enam
bulan anak mulai mencampur konsonan dengan vokal sehingga dalam bahasa
Inggris dinamakan babbling yang telah diterjemahkan menjadi celotehan.
Celotehan dimulai dengan konsonan pertama adalah konsonan bilabial hambat
dan bilabial nasal.
b. Pemerolehan Morfologi
Afiksasi merupakan salah satu aspek morfologi yang kompleks. Karena satu
kata dapat berubah maknanya karena proses afiksasi (prefik, sufiks, simulfiks).
Proses anak ini biasanya dimulai anak pada periode prasekolah dan terus
berlangsung sampai pada masa adolesen.
c. Pemerolehan Semantik
Clark secara umum menyimpulkan perkembangan pemerolehan semantik ke
dalam empat tahap, yakni:
1. Tahap penyempitan makana (1,0-1,6 tahun)
2. Tahap generalisasi berlebihan (1,6-2,6 tahun)
3. Tahap medan semantik (2,6-5,0 tahun)
4. Tahap generalisasi, setelah anak-anak berusia lima tahun.
d. Pemerolehan sintaksis
Dalam bidang sintaksis anak memulai berbahasa dengan mengucapkan satu
kata atau bagian kata. Kata bagi anak adalah kalimat penuh tetapi dia belum bisa
mengatakan lebih dari satu kata. Ujaran yang disampaikan oleh anak dinamakan
ujaran satu kata atau USK (One Word Utterance). Dari segi sintaksis USK
sangatlah sederhana karena hanya terdiri dari satu kata. Sekitar umur 2 tahun anak
mulai mengeluarkan ujaran dua kata atau UDK (Two Word Utterance) yang
diselingi jeda seolah-olah dua kata terpisah.
e. Pemerolehan Pragmatik
Jakobson menyatakan pemerolehan pragmatik anak dipengaruhi oleh
lingkungan. Dardjowidjojo (2003:266) membagi pemerolehan pragmatik dalam
dua teori yaitu, pemerolehan niat komunikatif, dan pemerolehan kemampuan
kecakapan. Pada minggu-minggu pertama sesudah lahir anak mulai menunjukkan
niat komunikatifnya dengan tersenyum, menoleh bila dipanggil, menggapai bila
diberi sesuatu, dan memberikan sesuatu kepada orang lain. Pemerolehan
kemampuan percakapan di tandai dengan struktur percakapan yang terdiri atas
tiga komponen yaitu, pembukaan, giliran, dan penutup.
B. Materi yang sulit dipahami
Materi yang sulit dipahami menurut penulis pada meteri BAB I ada pada
materi Aliran Linguistik Fungsional. Pada materi ini banyak sekali penggunaan
kosakata dan istilah yang sulit dipahami. Dapat kita lihat pada poin fungsi bahasa
dan faktor bahasa, pada poin tersebut hanya menyebutkan pengertiannya saja
sedangkan contohnya tidak ada. Berbeda dengan materi yang lain, keseluruhan
materinya lebih mudah dimengerti didukung penggunaan kosakata dan istilah
yang mudah dipahami. Selanjutnya, pada BAB II tersebut penulis sangat
memahami setiap penjelasan yang dipaparkan dikarenakan rincian didukung bukti
dan contoh yang disajikan.

C. Materi esensial tetapi tidak dijelaskan dalam sumber belajar


Menurut penulis semua materi sudah dijelaskan secara lengkap tentang
aliran linguistik dan hakikat serta pemerolehan bahasa.

D. Materi yang tidak esensial namun ada dalam sumber belajar


Materi yang tidak esensial menurut penulis terdapat pada BAB I mengenai
Fonologi. Pada kisi-kisi terdapat indikator pembelajaran mengenai
Mengidentifikasi materi pembelajaran fonologi bahasa Indonesia berdasarkan
aliran struktural dengan tepat dan Mengidentifikasi materi pembelajaran
fonologi bahasa Indonesia berdasarkan aliran deskriptif dengan tapat tetapi pada
modul pembelajaran hanya dijelaskan pemerolehan fonologi saja.

E. Jawaban Latihan Soal Uraian


Bab 1
Berikan responsi Anda dengan tepat untuk tugas-tugas berikut ini!
1. Siapa pun yang sedang menuju ke rumah itu, dia berada dalam keadaan
bahaya.
Tentukan jumlah frasa pada kalimat di atas dengan menggunakan prinsip-unsur-
langsung menurut aliran linguistik struktural!
Jawaban:
Uraian kalimat tesebut terdiri dari Uraian Langsung (UL) sebagai berikut:
Siapa pun (UL);
yang sedang menuju ke rumah itu (UL) ;
dia (UL);
berada dalam keadaan bahaya (UL).

Dengan demikian, berdasarkan prinsip unsur langsung, dari kalimat di atas


diperoleh frasa-frasa berikut:
Frasa pada klausa 1
yang sedang menuju (UL)
ke rumah itu (UL)
dengan rincian satuan ke rumah (UL) dan rumah itu (UL),

Frasa pada klausa 2


berada dalam (UL)
keadaan bahaya (UL).

2. Pemutarbalikan fakta oleh beberapa saksi dalam proses pengadilan perkara


semakin menjauhkan orang-orang kecil dari harapan memeroleh keadilan.
Deskripsikanlah proses morfologis terbentuknya kata-kata yang bercetak miring
pada kalimat di atas!
Jawaban
Kata pemutarbalikan merupakan contoh kata kompleks yang terbentuk melalui
dua tahapan atau dua tingkatan karena kata pemurtabalikan ini terdiri dari dua
kata dasar yakni putar dan balik dengan mendapatkan tambahan konfiksasi pe
(N)- + putar (pemutar) dan balik + -an (balikan).
Tahapan atau tingkatan kata pemutarbalikan dapat dideskripsikan sebagai
berikut:
pe (N)- putar pemutar
balik an balikan
sehingga menghasilkan kata pe (N)- putar + balik an pemutarbalikan

Sedangkan, kata pengadilan adalah kata yang terbentuk melalui satu tahapan
saja dikarenakan kata pengadilan tersebut bersumber dari kata dasar adil yang
telah mendapatkan afiks awalan pe (N)- dan akhiran an yang menempel pada
kata dasar adil sehingga menghasilkan kata konfiksasi pengadilan.
Tahapan atau tingkatan kata pengadilan dapat dideskripsikan sebagai berikut:
pe (N)- adil an pengadilan

3. Menurut aliran linguistik deskriptif, pengkajian bahasa harus memusatkan


perhatian pada data bahasa empirik (sinkronik); bukan data bahasa yang
digunakan masyarakat bahasa pada masa lalu (diakronik). Sebaliknya, aliran
linguistik fungsional meletakkan kajian diakronik bahasa pada posisi yang sangat
penting. Jelaskanlah perbedaan pandangan kedua aliran linguistik tersebut
mengenai studi diakronik bahasa!
Jawaban
Menurut pandangan aliran linguistik deskriptif bahwa bahasa sebagai sarana
komunikasi manusia bersifat dinamis dengan artian bahwa bahasa yang hidup
dalam satu kurun waktu tertentu tidak lagi persis sama dengan keadaan bahasa
itu pada kurun waktu yang lain karena bahasa mengalami evolusi mengikuti
perkembangan masyarakat pendukungnya. Kemungkinan berevolusinya bahasa
ini membawa pengaruh terhadap kajian atau studi linguistik. Bahkan muncul
masalah-masalah praktis untuk menghasilkan bentuk atau struktur yang ada
dalam berbagai bahasa yang diucapkan penuturnya.

Pada intinya, llinguistik deskriptif berhubungan dengan pemerian dan analisis


tentang cara-cara bahasa beroperasi dan digunakan oleh kelompok penutur
tertentu pada waktu tertentu. Studi deskriptif ini tidak memuat acuan banding
kepada pemerian bahasa pada periode sebelumnya. Penelitian yang dilakukan
semata-mata berdasarkan pada fakta yang ada atau fenomena yang memang
secara empiris hidup di tengah tengah kehidupan para penuturnya sehingga
yang dihasilkan atau yang dicatat berupa perian bahasa yang biasa dikatakan
atau digunakan dalam percakapan dari para penutur

Secara umum, aliran linguistik fungsional merupakan paham linguistik yang


beranggapan bahwa struktur bahasa ditentukan oleh fungsi yang dijalankannya
di dalam masyarakat.

Jakobson adalah orang pertama yang mengatakan pentingnya studi fonologi


diakronik. Misalkan, bahasa yang digunakan oleh orang muda dan orang tua tentu
berbeda dari biasanya karena adanya pengaruh perkembangan zaman dan
kemajuan budaya yang terjadi. Hal yang sama tentu terjadi juga pada masyarakat
tradisional dengan masyarakat modern yang tentu memiliki perbedaan tingkat
penguasaan dan gaya bahasa.

Aliran linguistik fungsional paling membuka pikiran dan hal itu tidak mesti
dipelajari secara terpisah dari yang lain karena merupakan satu kesatuan yang
berkaitan dengan masa sebelumnya. Linguistik fungsional sangat memengaruhi
tata bahasa dalam perkembangan linguistik sebelumnya.

Perbedaan pandangan kedua aliran linguistik deskriptif dengan aliran linguistik


fungsional adalah pada linguistik deskriptif hanya mengaji bahasa pada zaman
atau masa (waktu) itu saja, sedangkan zaman linguistik fungsional mengaji antar
kaitan bahasa dahulu dengan bahasa sekarang.

Bab II
Berikan responsi Anda dengan tepat untuk tugas-tugas berikut!
1. Bahasa adalah sistem bunyi. Berikanlah penjelasan serta contoh konkret
mengenai pernyataan ini!

Jawaban

Dalam berkomunikasi kita menggunakan bahasa. Bahasa harus menghasilkan


bunyi. Maka dari itu bahasa dengan bunyi saling berkesinambungan. Dalam
tatanan berkomunikasi bahasa dan bunyi juga harus searah, bayangkan jika dalam
berkomunikasi kita dengan lawan bicara tidang saling mengerti maksud dari bunyi
yang di sampaikan. Jadi, bahasa adalah sistem bunyi maksudnya adalah hal yang
pertama kali kita ketahui dari bahasa adalah bunyi karena kita bisa memahami
bahasa seseorang dengan mendengarkan orang itu berbicara.
Misalnya kita mendengarkan seseorang berbicara dengan bahasa yang tidak
kita mengerti maka yang pertama kita dengar adalah bunyi-bunyi yang sangat
rumit dari bahasa orang tersebut. Ketika seseorang mengucapkan suatu benda
misalnya, maka tanpa sengaja atau disengaja pikiran kita akan membayangkan
benda tersebut. Contoh ketika kita mengucapkan kata meja maka urutan
fonemisnya adalah m/e/j/a/ dan tentu pikiran kita akan langsung tertuju
membayangkan bentuk meja itu adalah benda yang terdiri dari 4 kaki yang
berbentuk pesegi atau kadang berbentuk bulat serta pada bagian atas biasanya
terbuat dari bahan kayu atau kaca bening.

2. Pada tahap awal pemerolehan kalimat, anak menggunakan kalimat satu kata.
Kata yang dipilih anak untuk mewakili maksud seluruh kalimat yang
diinginkannya adalah kata yang memberi informasi baru. Jelaskan maksud
pernyataan ini!
Jawaban
Setiap anak akan mengalami perkembangan dalam bahasa. Dalam
mengucapkan bahasa anak-anak pada tahap awal akan tidak begitu jelas bunyi
yang dihasilkan. Begitu juga dalam menyampaikan kalimat, anak cenderung
hanya satu kata yang tersampaikan karena kemampuan anak masih terbatas. Pada
tahap awal inilah, anak menggunakan satu kata yang dipilih untuk memberikan
informasi untuk menyampaikan keinginannya kepada orang tua atau orang yang
ada didekatnya karena pada masa itu hanya satu kata itu yang bisa diucapkan oleh
anak. Contoh Kalimat saya mau minum, oleh anak akan diambil satu kata yaitu
num atau nenen.

3. Pemerolehan bahasa adalah penguasaan bahasa yang terjadi tanpa disadari


oleh anak, sedangkan pembelajaran bahasa adalah hal sebaliknya. Berikan
penjelsan Anda mengenai hal ini!
Jawaban
Pada tahap pemerolehan bahasa, anak akan mendapatkannya secara tidak
langsung karena adanya reaksi dan komunikasi antara anak dengan orangtua serta
lingkungan sangat berperan besar juga dalam memengaruhi pemerolehan bahasa
tersebut. Maka melalui proses tersebut anak akan belajar berkomunikasi.
Penggunaan bahasa melalui bunyi akan direalisasikan dalam pengucapannya.
Sedangkan pembelajaran bahasa anak diperoleh melalui tahap pembelajaran. Pada
dasarnya tahap pembelajaran ini anak akan mendapatkan ilmu bahasa di mana
anak mulai mempelajari bunyi bahasa dengan mencoba melafalkan secara benar
sehingga akan membentuk kaidah dan susunan bahasa yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai