Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FAJAR TULUS PURWANTO

NIM : 21080115120015

KELAS : TEKNIK LINGKUNGAN A

MATA KULIAH : PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR

BAB VII

KEBIJAKAN SUMBER DAYA AIR NASIONAL

7.1 PENDAHULUAN KEBIJAKAN SUMBER DAYA AIR NASIONAL

World Water Vision atau Visi Air Dunia, dimana konsep integrated water
resources management ( Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu ) merupakan
bagian penting dari visi tersebut, hal ini telah di presentasikan dalam the Second
World Water Forum (Forum Air Dunia Kedua) dan Ministerial Conference
(Konferensi Para Menteri) yang diadakan di Den Haag, Belanda pada 17-22 Maret
2000. Dalam forum tersebut para menteri yang hadir (termasuk Indonesia) telah
berhasil menandatangani Deglarasi Den Haag yang di sebut Ministerial
Declaration of the Hague on Water Security in the 21st Century. Dalam
kesepakatan tersebut Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu menjadi dasar dari
langkah pengembangan dan pengelolaan sumber daya air. Selanjutnya disepakati
bahwa masing-masing pemerintah negara penanda tangan Deklarasi Den Haag
berkewajiban menindak lanjutinya dengan melaksanakan kerjasama untuk
mengubah prinsip-prinsip dasar yang disepakati menjadi program dan tindakan
nyata berdasarkan kemitraan dan sinergi antara Pemerintah, Masyarakat dan
Stakeholder lainnya.

Pada bulan November 2000 Indonesia telah menyelenggarakan Forum Air


Indonesia 2000 (FAI-2000) yang melibatkan perwakilan pemerintah pusat dan
daerah, Lembaga Swadaya Masyarakat serta stakeholders lainnya. FAI-2000
berhasil mewujudkan : Deklarasi FAI-2000 yaitu Menuju Terwujudnya
Kemanfaatan Air yang Mantap, Berdayaguna, Berhasilguna dan Berkelanjutan
Bagi Kesejahteraan Seluruh Rakyat. Salah satu bagian penting dari deklarasi
tersebut merekomendasi perlunya prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya air
terpadu menjadi inspirasi dan mendasari reformasi kebijakan PSDA yang
sekarang sedang dalam proses pembahasan. Melalui FAI-2000, juga disepakati
untuk menindaklanjuti rekomendasi Forum Air Dunia kedua dan Deklarasi Para
Menteri di Den Haag tersebut.

Menyadari adanya tantangan dan permasalahan dalam pengembangan dan


PSDA yang telah dan akan kita hadapi di abad 21 serta tuntutan jiwa reformasi
seperti good governance, transparasi, demokratisasi, akuntabilitas public, otonomi
daerah dan pemberdayaan keuangan daerah sebagaimana diamanatkan oleh TAP
MPR maka perintah berketetapan untuk melaksanakan reformasi kebijakan sektor
PSDA secara bertahap baik secara structural, kelembagaan maupun substansial
sejak 1999.

Sebagai tindak lanjut dari Deklarasi Den Haag dan memanfaatkan


momentum pelaksanaan Program Reformasi Kebijakan SDA yang sedang
berjalan, maka Direktoral Jendral Sumber Daya Air Departemen Pemukiman dan
Prasarana Wilayah bekerjasama dengan South East Asia Technical Advisory
Committee (SEATAC) bermaksud menyelenggarakan lokakarya nasional tentang
pengelolaan sumber daya air terpadu. Tujuan lokakarya adalah untuk penyamaan
persepsi tentang konsep Integrated Water Resources Management, serta
aplikasinya dalam PSDA di Indonesia, khususnya dalam konteks Reformasi
Kebijakan Sektor Sumber Daya Air dan dalam rangka penyusunan Indonesia
Water Resources Vision to Action, yang menjadi kewajiban Indonesia untuk
menyiapkan sebagai salah satu penandatangan Deklarasi Den Haag, World Water
Forum II tahun 2000.

Tambahan :

Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945 Pasal 33 ayat 3 :

Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh
Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Anda mungkin juga menyukai