NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
1. PRE LAB
2. Jelaskan perbedaan satuan konsentrasi dalam molar (M), normal (N), %(b/v),
%(v/v), %(b/b), ppm,dan ppb !
Molar adalah banyaknya jumlah zat terlarut tiap 1000 gram zat pelarut. Normalitas
adalah jumlah ekivalen zat terlarut dalam tiap larutan. %volum menyatakan jumlah
ml volume / berat zat terlarut dalam 100 ml larutan. %berat menyatakan jumlah gram
berat zat terlarut dalam 100 gram larutan. Bagian per sejuta (part per million)
menyatakan jumlah gram berat zat yang terlarut dalam volume atau berat total
larutan. Bagian per miliar (part per billion) menyatakan jumlah mikro gram berat zat
yang terlarut dalm volume atau berat total larutan. (Herning, 2011).
3. Jelaskan perbedaan pengenceran larutan HCl dan H2SO4 dari larutan
pekatnya!
Dalam melakukan proses pengenceran, penambahan lebih banyak pelarut ke dalam
sejumlah tertentu larutan stok akan mengubah (mengurangi) konsentrasi larutan
tanpa mengubah jumlah mol zat terlarut yang terdapat dalam larutan sehingga, mol
zat terlarut sebelum pengenceran = mol zat terlarut sebelum pengenceran (Chang,
2007). Pada percobaan kali ini dilakukan pengenceran pada HCl sebanyak 10 mL
dan H2SO4 pekat. Asam klorida atau HCl merupakan asam kuat karena ia
terionisasi sempurna dalam air. Asam klorida adalah zat atau larutan yang sangat
korosif (Anonim, 2011). HCl akan bereaksi sangat kuat dengan logam, contohnya
Fe (Azizah, 2010). Asam sulfat banyak digunakan dalam industri, cairan kental, amat
korosif, bereaksi dengan jaringan tubuh dan berbahaya bila kontak dengan kulit dan
mata. Bereaksi hebat dengan air dan mengeluarkan panas (eksotermis). Bereaksi
pula dengan logam, kayu, pakaian, dan zat organik. Pada pengenceran H2SO4
berbeda dengan pengenceran pada HCl. Pada pengenceran ini, aquades sebanyak
dimasukkan ke dalam labu ukur. Setelah itu, barulah H2SO4 dituangkan secara
perlahan melalui dinding labu. H2SO4 dapat bercampur dengan air dalam segala
perbandingan dengan mengeluarkan panas (eksotermik) (Sutresna, 2007).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
2. TINJAUAN PUSTAKA
a) Pengertian dan Sifat Larutan
Larutan didefnisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih zat
yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan atau padatan. Larutan encer
adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil solute, relatif terhadap jumlah
pelarut. Sedangkan larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar solute. Solute adalah zat terlarut, sedangkan solvent (pelarut) adalah
medium dalam mana solute terlarut (Sutresna, 2007).
Sifat :
Tidak ada bidang bats antar komponen komponen penyusunnya. Antara
partikel solven (pelarut) dan solut (terlarut) tidak dapat dibedakan. Komponen
yang paling banyak dianggap sebagai pelarut. Jika larutan berbentuk cair,
maka air yang dianggap sebagai pelarut. Komposisi di seluruh bagian adalah
sama (Clarkson, 2008).
b) Pengertian Konsentrasi dan Perhitungan dalam Konsep Larutan.
Konsentrasi adalah ukuran jumlah suatu zat tertentu dalam volume tertentu.
Jadi, sebuah cara umum untuk menyatakan konsentrasi larutan adalah dalam
mol zat terlarut per liter larutan (Fried & Hademenos, 2006).
ekuivalen (ek)
Normalitas (N) = V
(Adelya, 2010)
massa zat terlarut (g)
Persen berat (% b/v) = x 100%
100
3. DIAGRAM ALIR
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Dihitung konsentrasi larutan yang akan dibuat
Aquades
secukupn
ya
Dilarutkan
Aquades
Dihomogenkan
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
NaCl 10 mg
Aquades
secukupn
Dilarutkan ya
Aquades
Dihomogenisasi
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Etanol 10%
Aquades
Dihomogenisasi
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Aquades
secukup
Aduk hingga larut nya
Hasil
Dihomogenkan
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
Aquades
Hasil
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
100 mL
Etanol 70% (v/v) 10,4 mL
5. PEMBAHASAN
1. Hal apakah yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan dari padatan
dan cairan (larutan pekat), sebutkan dan jelaskan !
Hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan larutan yang pertama adalah sifat
dari bahan-bahan yang akan digunakan, dalam hal ini harus melihat MSDS dari
setiap bahan. Selain itu, perhitungan konsentrasi, %berat, %volume, ppm
dilakukan dengan teliti. Jika tidak, maka akan mengagalkan pembuatan larutan
tersebut (Khopkar, 2007).
g
58,5 berat zat terlarut (mg)
10 = 0,1 L
100 = 0,1 L
g = 5,85 gram g = 10 mg
Setelah itu memasukkan kaca arloji kedalam timbangan analitik lalu kalibrasikan.
Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang
telah ada di dalam timbangan analitik sambil menimbangnya hingga mencapai
massa 5,85 gram untuk larutan NaCl 10 M dan 10 mg untuk larutan NaCl 100 ppm.
Lalu Mengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker. Menuangkan aquades ke dalam gelas
beker secukupnya. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan
menggunakan pengaduk hingga NaCl larut dan tidak terlihat oleh mata.
Menuangkan larutan NaCl 0,1 M dan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur
masing-masing larutan. Menambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke
dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes hingga meniskus
bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. Menutup labu ukur dengan
penutup. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 0,1 M di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl
100 ppm di dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Hasil
100 ml larutan NaCl 0,1 M dan 100 ml larutan NaCl 100 ppm.
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
M1V1 = M2V2
0,1*100 = 1*V2
V2 = 10 ml
Menuang 100 ml larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas beker 100 ml. Menuangkan
aquades ke dalam gelas beker secukupnya. Mengaduk larutan campuran
aquades dan NaCl dengan menggunakan pengaduk. Menuangkan larutan
NaCl 1 M dalam labu ukur 100 ml. Menambahkan kembali aquades sedikit demi
sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet ukur dan pipet tetes
hingga meniskus bawah mencapai tanda batas, yaitu tepat 100 ml. Menutup
labu ukur dengan penutup. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 1 M di
dalam labu ukur dengan proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Hasil 100 ml
larutan NaCl 1 M.
g = 10 mg
0,01 mg
58,5
M= 0,1
M = 0,001
Menghitung volume kedua menggunakan rumus pelarutan.
M1V1 = M2V2
0,001*100 = 1*V2
V2 = 0,1 ml
Mengurangi volume larutan hingga mencapa 0,1 ml. Menutup labu ukur dengan
penutup. Menghomogenkan 0,1 ml larutan NaCl 1 M di dalam labu ukur dengan
proses homogenisasi sebanyak 12 kali. Hasil 0,1 ml larutan NaCl 1 M (Rohman,
2007).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
3. Jelaskan cara pembuatan larutan 100 ml HCl 0,1 M dari larutan HCl pekat 32% !
Menghitung terlebih dahulu jumlah volume HCl 32% yang akan diencerkan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% dengan
menggunakan rumus konsentrasi dan pengenceran larutan.
% x 10 x
M1 = Mr
32% x 10 x 1,19
M1 = 36,5
M1 = 10,4
M1 . V1 = M2 . V2
10,4 . V1 = 0,1 . 100
0,1 x 100
V1 = 10,4
= 0,96 ml
Mengambil HCl sedikit demi sedikit dengan pipet ukur dan memasukkannya ke dalam
labu ukur. Menambahkan aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur hingga
mencapai 100 ml dengan tetap memperhatikan meniskus bawah. Menutup labu ukur
dengan penutup. Menghomogenkan 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32% di
dalam labu ukur sebanyak 12 kali. Hasil 100 ml larutan HCl 0,1 M dari larutan HCl 32%
(Rohman, 2007).
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
4. Jelaskan cara pembuatan larutan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dari kriStal garam
NaCl !
Menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 50 ml larutan NaCl 100 ppm dengan menggunakan rumus part
per million (ppm).
iii. berat = 5 mg
Mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas arloji yang telah
ada di dalam timbangan analitik dan setelah di nol kan sambil menimbangnya hingga
mencapai massa 5 mg.CMengambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan
analitik dan menuangkannya ke dalam gelas beker. Menuangkan aquades ke dalam
gelas beker. Mengaduk larutan campuran aquades dan NaCl dengan menggunakan
pengaduk . Menuangkan larutan NaCl 100 ppm ke dalam labu ukur. Menambahkan
kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam labu ukur dengan menggunakan pipet
tetes hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Menutup labu ukur dengan
penutup. Menghomogenkan 100 ml larutan NaCl 100 ppm di dalam labu ukur dengan
sebanyak 12 kali. Hasil 50 ml larutan NaCl 100 ppm (Gandjar, 2009).
6. ANALISA PROSEDUR
a) Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
adalah NaCl, aquades, neraca analitik, gelas arloji, spatula, pengaduk kaca, pipet
tetes, gelas beaker 100 ml, labu ukur 100 ml, corong kaca. Langkah pertama yaitu
menghitung terlebih dahulu jumlah massa NaCl yang akan dipergunakan dalam
percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M dengan menggunakan rumus
g
Mr
molaritas M= L
. sehingga di temukan massa yang dibutuhkan adalah 0,5 gr.
Kemudian mengambil NaCl sedikit demi sedikit dan menaruhnya di atas gelas
arloji yang telah ada di dalam timbangan analitik hingga mencapai massa 0,5
gram. Setelah itu ambil NaCl di atas gelas arloji dari dalam timbangan analitik dan
menuangkannya ke dalam gelas beker. Aduk dengan menggunakan pengaduk
kaca dengan di campur sedikit aquades hingga benar-benar terlaru. Kemudian
tuangkan kedalam labu ukur dengan bantuan corong kaca, tetapi dengan ujung
corong tidak menyentuh mulut labu, sehingga ada udara yang masuk kedalam
labu ukur. Kemudian tambahkan kembali aquades sedikit demi sedikit ke dalam
labu ukur hingga meniskus bawah mencapai tanda batas. Tutup labu dengan
penutup, dan homogenkan larutan di dalam labu ukur dengan proses
homogenisasi sebanyak 10-12 kali, sehingga menghasilkan 100 ml larutan NaCl
0,1 M.
7. ANALISA HASIL
1. Pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M
Percobaan pembuatan 100 ml larutan NaCl 0,1 M. Menggunakan rumus molaritas
M=
58,5
0,1 = 0,1
M1 = 10,43
M1 . V1 = M2 . V2
10,4 . V1 = 0,1 . 100
0,1 x 100
V1= = 0,96 ml (Suminar, 2011).
10,43
Nama Faizal Ariqi
NIM 175100300111052
Kelas F
Kelompok F2
8. KESIMPULAN
Tujuan dari praktikum pembuatan dan pengenceran larutan adalah mampu membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu, mampu mengencerkan larutan dengan
konsentrasi tertentu (Tim Pengampu Mata Kuliah Kimia Dasar, 2016).
Dalam melakukan praktikum haruslah sesuai prosedur dan budaya K3. Memperhatikan
MSDS dari setiap bahan yang digunakan dalam praktikum. Sesuai dengan prinsip dan
langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan NaCl
0,1 M dengan 0,5 gr NaCl. Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk
membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan NaCl 100 M dibutuhkan 0,01 gr NaCl.
Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan etanol 20% (v/v) dibutuhkan 20,83 ml => 21 ml etanol 96%.
Sesuai dengan prinsip dan langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan
prinsip 100 ml larutan gula 5% (b/v) dibutuhkan 5 gr gula. Sesuai dengan prinsip dan
langkah yang ditetapkan untuk membuat larutan dengan prinsip 100 ml larutan HCl
0,1 M dari larutan HCl 32% dibutuhkan 0,96 ml larutan HCl 32%.