Anda di halaman 1dari 3

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

NAMA : AMMONIAN MAULA M.ZIKRI


NIM : 03071381520036
KELAS : TEKNIK GEOLOGI PALEMBANG 2015

Mata Kuliah : Manajemen Lingkungan Tambang Batuara


Jumlah Beban Studi : 3SKS
Pertemuan ke- :4
Tanggal : 19 September 2017
Pokok Bahasan :
Pengajar : DR. IR. DWI SETYAWAN, M.SC.

MATERI KULIAH DAN PENDALAMAN PENGETAHUAN

Pertambangan merupakan suatu industri yang mengolah sumber daya alam dengan
memproses bahan tambang untuk menghasilkan berbagai produk akhir yang dibutuhkan
umat manusia. Bersamaan dengan itu, eksploitasi besar-besaran terhadap batubara
secara ekologis sangat memprihatinkan karena menimbulkan dampak yang mengancam
kelestarian fungsi lingkungan hidup dan menghambat terselenggaranya sustainable eco-
development. Kegiatan penambangan khususnya Batubara dan lain-lain dikenal sebagai
kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan
dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut
diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan
di tempat penambangannya. Seperti halnya aktifitas pertambangan lain di Indonesia,
Pertambangan batubara juga telah menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup
yang cukup besar, baik itu air, tanah, Udara, dan hutan.
Salah satu perusahaan yang bergerak pada bidang pertambangan terkhususnya
tambang batubara yaitu PT. Bukit Asam, tbk. perusahaan tambang batubara yang telah
melakukan kegiatan pengelolaan lingkungan secara berkelanjutan untuk mengurangi
dampak kegiatan pertambangan terhadap lingkungan dan masyarakat.dimana PTBA telah
melakukan pengolahan lingkungan, pemantauan lingkungan serta penelitian dan
pengembangan lingkungan dalam memenejemen lingkungan melalui kegiatan reklamasi,
revegetasi dan pasca tambang. Dimana komponen-komponen lingkungan tambang seperti
treatment sludge, Use of mine wastes for Construction, ponds dan pumps, tailings
ipoundment, concentrate, waste rock dumps, dithes and sumps to collected darinage, small
underground and pits telah direalisasikan PT Bukit Asam melalui berbagai program, berikut
upaya-upaya yang telah dilakukan dalam penanganan lingkungan tambang:
Konservasi air seperti permasalahan air asam tambang batubara, Upaya yang
dilakukan adalah perusahaan menggunakan air tambang untuk kegiatan penyemprotan
batubara batubara di stockpile dan areal kegiatan untuk mengurangi debu serta untuk
keperluan MCK di lapangan dan di kantor operasional perusahaan juga melakukan upaya-
upaya untuk memperbaiki kualitas air di sekitar areal kegiatannya. Salah satu upaya yang
dilakukan untuk memperbaiki kualitas air adalah melakukan pengolahan air asam tambang
(AAT) di kolam pengendap lumpur baik secara aktif dengan penambahan kapur maupun
secara pasif dengan metoda wetland. Metoda wetland dilakukan dengan memanfaatkan
jenis-jenis tumbuhan penyerap logam yang terbukti berhasil menurunkan kandungan
logam, khususnya Fe dan Mn, sehingga kualitas air memenuhi baku mutu lingkungan
(BML) sebelum dialirkan ke perairan umum. Untuk menjaga ketersediaan air permukaan
dan memelihara kelestarian sumber air, Perusahaan juga melakukan kegiatan konservasi
sumber daya air melalui beberapa kegiatan, yakni :
Pemanfaatan air tambang untuk penyiraman jalan dan sarana produksi.
Pemanfaatan air hujan untuk pencucian unit alat berat.
Penggunaan air dengan sistem tertutup (closed loop).
Pembuatan embung-embung air untuk konservasi air dan lubang-lubang biopori di
perkantoran dan permukiman.
Kualitas Udara seperti debu yang di akibatkan oleh kegiatan pertambangan
berlangsung, Pemantauan kualitas udara (salah satu parameternya adalah debu) di sekitar
kegiatan penambangan dilakukan secara berkala sebulan sekali. Upaya- upaya yang
dilakukan Perusahaan untuk menekan polusi debu :
- Penyiraman front tambang saat operasi penggalian dan pemuatan batubara
- Melakukan penyiraman jalan produksi secara teratur
- Melakukan revegetasi dan membuat daerah penyangga (buffer zone)
- Melakukan penyemprotan debu (dust suppression system) di lokasi stockpile secara
reguler dan pemantauan emisi genset serta Incinerator.
- Pembatasan muatan dan kecepatan truk
- Perawatan peralatan alat berat dan truk secara teratur untuk mengurangi gas polutan.
Revegetasi dan rehabilitasi lahan/areal penimbunan tambang, Kegiatan revegetasi
ini harus di lakukan guna untuk meningkatkan kesuburan tanah di areal penimbunan dan
penghijauan di areal tambang yang masih memiliki prospek dalam jangka waktu panjang.
Perusahaan melakukan tahapan revegetasi dalam rangka pengelolaan keanekaragaman
hayati dengan cara:
- Melakukan penanaman tanaman penutup untuk mengurangi erosi.
- Melakukan penanaman tanaman cepat tumbuh untuk membentuk naungan (canopy).
- Penanaman tanaman hutan hujan tropis (rain forest species).
Pengelolaan Bioderversitas, Pemerintah telah menetapkan area-area kawasan
hutan tertentu sebagai daerah konservasi atau daerah hutan lindung, dimana satwa
maupun fauna endemik dapat hidup dan tumbuh dengan baik, bebas dari pengaruh
aktivitas manusia, termasuk kegiatan penambangan. Dalam kawasan konservasi tersebut
satwa yang dilindungi tidak boleh ditangkap, maupun diburu. Diluar kawasan hutan lindung
yang terlarang bagi aktivitas tambang terbuka tersebut, sebagian kawasan hutan telah
ditetapkan sebagai kawasan hutan produksi, yang memungkinkan adanya kegiatan
pertambangan maupun perkebunan dengan status Izin pinjam pakai kawasan hutan
produksi (IPPKH). Upaya yang dilakukan perusahaan adalah melaksanakan beberapa
kegiatan untuk menjaga biodiversitas area kelolaan, melalui:
- Pelaksanaan tanaman lokal (pengambilan dengan sistem puteran).
- Pelaksanaan pengkayaan tanaman dengan tanaman-tanaman langka/ekonomis.
- Pembudidayaan tanaman endemik di fasiltas pembibitan yang dikelola Perseroan.
Kualitas Tanah di bekas areal tambang, Umumnya lahan bekas tambang keadaan
tanah nya kurang subur maka perlu upaya di lakukan peningkatan kualitas fisik tanah dan
kualitas kimia tanah. Apabila ph asam pada tanah terlalu tinggi makan tumbuhan tidak akan
tumbuh khususnya tanaman pangan. Untuk upaya penanggulangan apabila ph asam
tanah tinggi perlu dilakukan Pemberian kapur mutlak untuk menurunkan derajat
kemasaman agar lahan tersebut dapat digunakan untuk jenis tanaman pangan. Untuk
peningkatan kualitas fisik tanah dilakukan dengan cara revegetasi karena tanah bekas
tambang umumnya padat setelah di revegatasi tingkat kepadatan tanah akan berkurang
sehingga sesuai untuk pertumbuhan jenis tanaman lain khususnya tanaman pangan
karena apabila tanah terlalu padat tumbuhan/tanaman pangan tidak tumbuh dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai