Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PARTOGRAF
Oleh :
I11111075
Pembimbing
SINGKAWANG
2017
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
yaitu Ecuador, Jamaica, dan Rwanda menyatakan bahwa hanya 57,7% tenaga
kesehatan (dokter, bidan dan perawat) yang melakukan pertolongan persalinan
dengan mengisi partograf.5
Dokter dan bidan yang hanya mampu dan dikenal sebagai skill attendant
dalam penggunaan partograf. Dokter umum diharapkan mampu mengadakan
persalinan secara normal, mengidentifikasi secara dini penyulit persalinan dan
mampu merujuk ibu hamil tersebut secara tepat waktu dengan keputusan klinik
yang benar. Untuk dapat mencapai semua kompetensi dan tujuan tersebut,
diperlukan pengetahuan yang cukup tentang partograf.6
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Penggunaan partograf merupakan indikasi untuk semua ibu dalam fase
aktif kala satu persalinan sebagai elemen penting asuhan persalinan. Secara rutin
oleh semua tenaga penolong persalinan yang memberikan asuhan kepada ibu
selama persalinan dan kelahiran. Kontraindikasi dari partograf tidak boleh
digunakan untuk memantau persalinan yang tidak mungkin berlangsung secara
normal seperti; plasenta previa, panggul sempit, letak lintang dan lain-lain. Untuk
mencegah terjadinya partus lama, APN mengandalkan penggunaan partograf
sebagai salah satu praktek pencegahan dan deteksi dini. Menurut WHO (1994)
pengenalan partograf sebagai protokol dalam manjemen persalinan terbukti dapat
mengurangi persalinan lama dari (6,4%) menjadi (3,4%). Kegawatan bedah
sesaria turun dari (9,9%) menjadi (8,3%), dan lahir mati intrapartum dari (0,5%)
menjadi (0,3%). Kehamilan tunggal tanpa komplikasi mengalami perbaikan,
kejadian bedah sesaria turun dari (6,2%) menjadi (4,5%).8
5
fase laten dihilangkan dan penggambaran partograf dimulai dari fase aktif, pada
saat pembukaan serviks 4 cm. Pada fase aktif persalinan, grafik pembukaan
dihubungkan dengan waktu yang biasanya dimulai di sebelah kiri garis waspada,
dan apabila grafiknya memotong garis ini, itu merupakan tanda peringatan bahwa
persalinan mungkin akan berlangsung lama. Garis tindakan adalah 4 jam ke
sebelah kanan garis waspada, jika grafik mencapai garis tindakan harusnya
diambil keputusan tentang penyebab kemajuan persalinan yang lambat dan mesti
diambil tindakan yang tepat, kecuali wanita sudah menjelang melahirkan
partograf ini tidak diindikasikan. Pada akhirnya, partograf WHO yang
dimodifikasi inilah yang menjadi acuan dari partograf APN.9,10
Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan sampai dengan
kelahiran bayi dan merupakan elemen penting dari asuhan persalinan.
Selama persalinan dan kelahiran bayi di semua tempat (rumah, puskesmas,
klinik bidan swasta, rumah sakit, dan lain-lain).
Secara rutin oleh semua penolong persalinan yang memberikan asuhan
persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya (spesialis obstetri dan
ginekologi, bidan, dokter umum, PPDS obgin dan mahasiswa kedokteran).
2.4 Cara Pengisian Partograf APN
Menurut WHO (2000) dan Depkes (2004) cara pengisian partograf
modifikasi WHO atau yang dikenal dengan partograf APN meliputi :
6
2.4.1 Halaman Depan Partograf11
Informasi tentang ibu
A. Identitas pasien.
7
Gambar 1. Halaman Depan Partograf
8
1. Denyut jantung janin
Dengan menggunakan metode seperti yang diuraikan pada bagian
pemeriksaan fisik, nilai dan catat denyut jantung janin (DJJ) setiap 30
menit (lebih sering jika ada tanda-tanda gawat janin). Setiap kotak
pada bagian ini, menunjukkan waktu 30 menit. Skala angka di sebelah
kolom paling kiri menunjukkan DJJ. Catat DJJ dengan memberi tanda
titik pada garis yang sesuai dengan angka yang menunjukkan DJJ.
Kemudian hubungkan titik yang satu dengan titik lainnya dengan garis
yang tidak terputus. Kisaran normal DJJ terpapar pada partograf di
antara garis tebal angka 180 dan 100. Akan tetapi, penolong harus
sudah waspada bila DJJ di bawah 120 atau di atas 160. Catat tindakan-
tindakan yang dilakukan pada ruang yang tersedia di salah satu dari
kedua sisi partograf.
9
J : ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
10
2 : tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih, tapi masih dapat
dipisahkan
3 : tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat
dipidahkan.
C. Kemajuan persalinan11
Kolom dan lajur kedua pada partograf adalah untuk pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 yang tertera di tepi kolom paling kiri adalah
besarnya dilatasi serviks. Setiap angka/kotak menunjukkan besarnya
pembukaan serviks. Kotak yang satu dengan kotak yang lain pada lajur di
atasnya, menunjukkan penambahan dilatasi sebesar 1 cm. Skala angka 1-5
menunjukkan seberapa jauh penurunan kepala janin. Masing-masing kotak
di bagian ini menyatakan waktu 30 menit. Kemajuan persalinan meliputi:
1) Pembukaan serviks,
11
2) Penurunan bagian terbawah atau presentasi janin
Setiap kali melakukan pemeriksaan dalam atau setiap 4 jam, atau lebih
sering jika ada tanda-tanda penyulit, nilai dan catat turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin. Pada persalinan normal, kemajuan
pembukaan serviks umumnya diikuti dengan turunnya bagian
terbawah atau presentasi janin. Namun kadangkala, turunnya bagian
terbawah/presentasi janin baru terjadi setelah pembukaan serviks
sebesar 7cm. Penurunan kepala janin diukur secara palpasi bimanual.
Penurunan kepala janin diukur seberapa jauh dari tepi simfisis pubis.
Dibagi menjadi 5 kategori dengan simbol 5/5 sampai 0/5. Simbol 5/5
menyatakan bahwa bagian kepala janin belum memasuki tepi atau
simfisis pubis, sedangkan simbol 0/5 menyatakan bahwa bagian kepala
janin sudah tidak dapat lagi dipalpasi di atas simfisis pubis. Kata-kata
turunnya kepala dan garis terputus dari 0 5, tertera di sisi yang
sama dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda (O) pada garis
waktu yang sesuai. Sebagai contoh, jika kepala bisa dipalpasi 4/5,
tuliskan tanda (O) di nomor 4. Hubungkan tanda (O) dari setiap
pemeriksaan dengan garis terputus.
12
harus dimulai di garis waspada. Jika pembukaan serviks mengarah ke
sebelah kanan garis waspada (pemubukaan <1 cm per jam), maka
harus dipertimbangkan pula adanya tindakan intervensi yang
diperlukan, misalnya amniotomi, infus oksitosin atau persiapan-
persiapan rujukan (ke rumah sakit atau puskesmas) yang mampu
menangani penyulit kegawatdaruratan obstetrik. Garis bertindak tertera
sejajar dengan garis waspada, dipisahkan oleh 8 kotak atau 4 jalur ke
sisi kanan. Jika pembukaan serviks berada di sebelah kanan garis
bertindak, maka tindakan untuk menyelesaikan persalinan harus
dilakukan.
D. Pencatatan jam dan waktu11
Meliputi:
13
E. Kontraksi Uterus11
Di bawah lajur waktu partograf terdapat lima lajur kotak dengan tulisan
kontraksi per 10 menit di sebelah luar kolom paling kiri. Setiap kotak
menyatakan satu kontraksi. Setiap 30 menit, raba dan catat jumlah
kontraksi dalam 10 menit dan lamanya kontraksi dalam satuan detik.
Nyatakan jumlah kontraksi yang terjadi dalam waktu 10 menit dengan
mengisi angka pada kotak yang sesuai. Sebagai contoh jika ibu mengalami
3 kontraksi dalam waktu satu kali 10 menit, isi 3 kotak. Nyatakan lamanya
kontraksi dengan :
Di bawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oksitosin, obat-obat lainnya, dan cairan IV.
Oksitosin
Jika tetesan (drip) oksitosin sudah dimulai, dokumentasikan setiap 30
menit jumlah unit oksitosin yang diberikan per volume cairan IV dan
dalam satuan tetesan per menit.
Obat-obatan lain dan cairan IV
Catat semua pemberian obat-obatan tambahan dan/atau cairan IV
dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
14
G. Kesehatan dan kenyamanan ibu11
- Nilai dan catat nadi ibu setiap 30 menit selama fase aktif persalinan
atau lebih sering jika dicurigai adanya penyulit. Beri tanda titik pada
kolom waktu yang sesuai ().
- Pencatatan tekanan darah ibu dilakukan setiap 4 jam selama fase aktif
persalinan atau lebih sering jika dianggap akan adanya penyulit. Beri
tanda panah pada partograf pada kolom waktu yang sesuai ().
- Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika meningkat atau
dianggap adanya infeksi) setiap 2 jam dan catat temperatur tubuh
dalam kotak yang sesuai.
Catat semua asuhan lain, hasil pengamatan dan keputusan klinik di sisi
luar kolom partograf, atau buat catatan terpisah tentang kemajuan
persalinan. Cantumkan juga tanggal dan waktu saat membuat catatan
persalinan.11
15
Asuhan, pengamatan dan keputusan klinik mencakup:11
- Data dasar
- Kala I
- Kala II
- Kala III
- Bayi baru lahir
- Kala IV
16
Cara Pengisian Lembar Belakang Partograf
Berbeda dengan halaman depan yang harus diisi pada akhir setiap
pemeriksaan, lembar belakang partograf ini diisi setelah seluruh proses
peersalinan selesai. Adapun cara pengisian catatan persalinan pada lembar
belakang partograf secara lebih rinci disampaikan sebagai berikut.11
Data Dasar
Data dasar terdiri atas tanggal, nama bidan, tempat persalinan, alamat
tempat persalinan, catatan, alasan merujuk, tempat rujukan dan
pendamping pada saat merujuk. Isi data pada tiap tempat yang telah
disediakan atau dengan cara memberi tanda pada kotak di samping
jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no.5, lingkari jawaban yang
sesuai dan untuk pertanyaan no.8, jawaban bisa lebih dari satu.11
Kala I
Kala I terdiri atas pertanyaan-pertanyaan tentang partograf saat
melewati garis waspada, masalah-masalah yang dihadapi,
penatalaksanaan, dan hasil penatalaksanaan tersebut. Untuk pertanyaan
no.9, lingkari jawaban yang sesuai. Pertanyaan lainnya hanya diisi jika
terdapat masalah lainnya dalam persalinan.11
Kala II
Kala II terdiri atas episiotomy persalinan, gawat janin, distosia bahu,
masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Beri tanda pada
kotak disamping jawaban yang sesuai. Untuk pertanyaan no.13, jika
jawabannya Ya, tulis indikasinya, sedangkan untuk no.15 dan 16
jawabannyaYa, isi jenis tindakan yang telah dilakukan. Untuk
pertanyaan no.14, jawaban bias lebih dari satu, sedangkan untuk
masalah lain hanya diisi apabila terdapat masalah lain pada kala II.11
17
Kala III
Kala III terdiri atas lama kala III, pemberian oksitosin, penegangan tali
pusat terkendali, pemijatan fundus, plasenta lahir lengkap, plasenta
tidak lahir > 30 menit, laserasi, atonia uteri, jumlah perdarahan,
masalah penyerta, penatalaksanaan dan hasilnya. Isi jawaban pada
tempat yang disediakan dan beri tanda pada kotak di samping jawaban
yang sesuai. Untuk no. 25, 26, dan 28 lingkari jawaban yang benar.11
18
Gambar 5. Halaman Belakang Partograf
19
Bayi Baru Lahir
Informasi bayi baru lahir terdiri atas berat dan panjang badan, jenis
kelamin, penilaian kondisi bayi baru lahir, pemberian ASI, masalah
penyerta, tatalaksana terpilih dan hasilnya. Isi jawaban pada tempat
yang disediakan serta beri tanda pada kotak disamping jawaban yang
sesuai. Untuk pertanyaan no.36 dan 37 lingkari jawaban yang sesuai,
sedangkan untuk no. 38 jawaban bisa lebih dari satu.11
Kala IV
Kala IV berisi tentang tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus,
kontraksi uterus, kandung kemih, dan perdarahan. Pemantauan kala IV
ini sangat penting terutama untuk menilai apakah terdapat resiko atau
terjadi perdarahan pascasalin. Pengisian pemantauan kala IV dilakukan
setiap 15 menit pada satu jam pertama setelah melahirkan dan setiap
30 menit pada satu jam berikutnya. Isi setiap kolom sesuai dengan
hasil pemeriksaan dan jawab pertanyaan mengenai masalah kala IV
pada tempat yang telah disediakan. Bagian digelapkan tidak usah
diisi.11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Partograf adalah catatan grafik mengenai kemajuan persalinan untuk
memantau keadaan ibu dan janin, untuk menentukan adanya persalinan
abnormal yang menjadi petunjuk untuk tindakan bedah kebidanan dan
20
menemukan disproporsi kepala panggul (CPD) jauh sebelum persalinan
menjadi macet.
Tahun 2000 partograf WHO dimodifikasi, fase laten dihilangkan dan
penggambaran partograf dimulai dari fase aktif, pada saat pembukaan
serviks 4 cm.
Partograf APN dapat digunakan untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu
persalinan sampai dengan kelahiran bayi, selama persalinan dan kelahiran
bayi di semua tempat, secara rutin oleh semua penolong persalinan yang
memberikan asuhan persalinan kepada ibu dan proses kelahiran bayinya.
DAFTAR PUSTAKA
21
3. Lavender, T, Hart A, Smyth RMD. Effect of partogram use on outcomes for
women in spontaneous labour at term (Review). The Cochrane collaboration.
2012
4. JNPK-KR, POGI, dan JHPIEGO Coorporation. Pelatihan Asuhan Persalinan
Normal Ed.3 (Revisi). Jakarta : Jaringan Nasional Pelatihan Klinik. 2007
5. Khan, Khalid S. Daniel Wojdyla, Lale Say, A Metin Gulmezoglu, Paul F A
Van Look. WHO analysis of causes of maternal death : a systematic review.
Lancet 2006; 367:106674
6. World Health Organization. Partograph in Management of Labour. Lancet.
1994 Jun4;343(8910):1399-404
7. Family and Community Health Department of Reproductive Health and
Research WHO. Global Action for Skilled Attendants for Pregnant Women.
Geneva : Publications of the World Health Organization. 2002
8. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompetensi Dokter. Jakarta : Konsil
Kedokteran Indonesia. 2008
9. World Health Organization. The Partograph, A managerial tool for the
prevention of prolonged labour. Section IV. Guidelines for operations research
on the application of the partograph. Geneva : World Health Organization.
1989
10. Maternal and Neonatal Health. The Partograph : An Essential Tool Decision-
Making during Labor. 2002.
11. Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo. 2009
22