Anda di halaman 1dari 25

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

(Tugas Metodologi Penelitian)

Oleh:
1. Dian Anggraini (1313022016)
2. Riky Ardiyansyah (1313022060)
3. Sundari (1313022072)

Program Studi : Pendidikan Fisika/B


Mata Kuliah : Metodologi Penelitian
Dosen : Dr. Undang Rosidin, M.Pd.

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bandarlampung
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah memberikan
rahmat, taufik, hidayah serta karunia-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas makalah yang diberikan yang berjudul Validitas dan Reliabilitas
Instrumen.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Metodologi Penelitian


dan untuk mempelajari kembali serta memahami mengenai verifikasi instrumen,
uji validitas instrumen serta reliabilitas instrumen yang digunakan dalam
penelitian.

Kami berharap makalah ini dapat memberikan manfaat pada kita semua.
Kami menyadari masih terdapat banyak kekurangan pada makalah ini oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca.

Bandarlampung, 1 Mei 2016

ii
DAFTAR ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI ..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Kompetensi Dasar .1
B. Indikator ....1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas Instrumen .....2

B. Jenis-Jenis Validitas Instrumen .....3

C. Teknik Menghitung Validitas Instrumen ...4

D. Pengertian Reliabilitas Instrumen .9

E. Jenis-Jenis Reliabilitas Instrumen 10

F. Teknik Menghitung Reliabilitas Instrumen .10

G. Penetapan Instrumen sebagai Alat Ukur yang Valid dan Reliabel 19

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .20

3.2 Saran 21

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Kompetensi Dasar
Pengertian verifikasi, jenis-jenis verifikasi, teknik menghitung reliabilitas
dan penetapan instrumen sebagai alat ukur yang valid dan reliabel.

B. Indikator
Adapun indikator dalam penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Menyebutkan uji yang dilakukan untuk instrumen.
2. Menjelaskan pengertian validitas dan reliabilitas instrumen.
3. Menjelaskan jenis-jenis validitas dan reliabilitas instrumen.
4. Menganalisis teknik menghitung validitas dan reliabilitas.
5. Menganalisis penetapan instrumen yang baik.
2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Validitas Instrumen


Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid memiliki validitas
rendah (Arikunto: 2012).
Validitas berasal dari kata validity yang memiliki arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Saiffudin: 2011). Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak
relevan dengan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan
sebagai tes yang memiliki validitas rendah.
Pengertian valid tidaknya suatu pengukuran tergantung pada mampu
tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki
dengan tepat. Suatu tes yang dimaksudkan untuk mengukur atribut A
kemudian memang menghasilkan informasi mengenai atribut A, dikatakan
sebagai alat ukur yang memiliki validitas tinggi. Suatu tes yang dimaksud
untuk mengukur atribut A akan tetapi menghasilkan data mengenai atribut A
atau bahkan B dikatakan sebagai alat ukur yang memiliki validitas rendah
untuk mengukur atribut A walaupun tinggi validitasnya untuk mengukur
atribut A atau B.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran.
Suatu alat ukur yang valid, tidak sekedar mampu mengungkapkan data
dengan tepat akan tetapi juga harus memberikan gambaran yang cermat
3

mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa pengukuran tersebut mampu


memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di antara
subjek yang satu dengan yang lain.

B. Jenis-Jenis Validitas Instrumen


Terdapat beberapa jenis validitas diantaranya yaitu:
1. Validitas logis
Istilah "validitas logis" mengandung kata "logis" berasal dari kata
"logika", yang berarti penalaran. Validitas logis untuk sebuah instrumen
evaluasi yang menunjuk pada kondisi bagi sebuah instrumen yang
memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil penalaran. Validitas logis
dapat dicapai apabila instrumen disusun mengikuti ketentuan yang ada
berdasarkan teori penyusunan instrumen. Validitas logis terbagi menjadi
dua macam yaitu validitas isi dan validitas konstrak/konstruksi.
a. Validitas isi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan
khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang
diberikan.
b. Validitas konstruksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas konstruksi apabila butir-
butir soal yang membangun tes tersebut mengukur setiap aspek berpikir
seperti yang disebutkan dalam Tujuan Instruksional Khusus.

2. Validitas empiris
Istilah validitas empiris memuat kata empiris yang artinya
pengalaman. Sebuah instrumen dapat dikatakan memiliki validitas
empiris apabila sudah diuji dari pengalaman. Validitas empiris terbagi
menjadi dua yaitu validitas ada sekarang dan validitas prediktif/prediksi.
a. Validitas ada sekarang
Validitas ini lebih umum dikenal dengan validitas empiris. Sebuah
tes dikatakan memiliki validitas empiris jika hasilnya sesuai dengan
pengalaman.
4

b. Validitas prediksi
Sebuah tes dikatakan memiliki validitas prediksi atau validitas
ramalan apabila mempunyai kemampuan untuk meramalkan apa yang
akan terjadi pada masa yang akan datang

C. Teknik Menghitung Validitas Instrumen


Berdasarkan cara pengujiannya terdapat dua macam validitas yaitu:
1. Validitas eksternal
Instrumen yang dicapai apabila data yang dihasilkan dari instrumen
tersebut sesuai dengan data atau informasi lain mengenai variabel
penelitian yang dimaksud. Sebagai contoh, misalnya: peneliti ingin
mengetahui validitas tes IPA. Caranya adalah dengan mencobakan tes
tersebut kepada siswa yang diambil sebagai subjek uji coba. Hal yang
diperoleh kemudian dikorelasikan dengan nilai IPA anak-anak tersebut,
misalnya dari nilai tes submatif atau nilai lapor. Nilai rapor ini dijadikan
sebagai ukuran atau kriterium. Oleh karena letaknya ada diluar instrumen
maka menghasilkan validitas eksternal.
Rumus kolerasi yang dapat digunakan adalah yang dikemukakan oleh
Pearson, yang dikenal dengan rumus kolerasi product moment sebagai
berikut:

Rumus 1: dengan nilai simpangan



=
( )2 ( )2

dengan pengertian :

x=X

y=Y
= skor rata-rata dari X

= skor rata-rata dari Y

5

Rumus 2: dengan angka kasar

( )( )
=
{ 2 ( )2 }{ 2 ( )2 }

Harga rxy menunjukkan indeks korelasi antara dua variabel yang


dikorelasikan. Setiap nilai korelasi mengandung tiga makna yaitu:

a. Ada tidaknya korelasi, ditunjukkan oleh besarnya angka yang terdapat


dibelakang koma. Jika angka tersebut terlalu kecil sampai empat angka
dibelakang koma, misal: 0,0002 maka dianggap antara variabel X dan
Y tidak ada korelasi, kalau ada pun angkanya terlalu kecil lalu
diabaikan.
b. Arah kolerasi, arah kolerasi yaitu arah yang menunjukkan kesejajaran
antara nilai variabel X dan Y. Arah dari kolerasi ini ditunjukkan oleh
tanda hitung yang ada di depan indeks. Jika tandanya plus (+) maka
arah kolerasinya positif, sedangkan jika tandanya minus (-) maka
arahnya negatif.
c. Besarnya kolerasi, yaitu angka yang menunjukkan kuat dan tidaknya,
atau mantap dan tidaknya kesejajaran antara dua variabel yang diukur
kolerasinya. Dalam hal menentukan besarnya kolerasi ini tidak perlu
memperhitungkan tanda hitung yang terdapat di depan indeks. Oleh
karena adanya makna positif dan negatif juga diartikan sebagai besaran
dalam garis bilangan dengan tanda (-) atau (+) maka tidak sedikit kita
yang terkecoh mengartikan besarnya korelasi.

Contoh:

Dari perhitungan kolerasi diperoleh indeks r = -0,875. Cara memberikan


makna dari indeks tersebut adalah demikian:

a. Dari ada tidaknya kolerasi: ada korelasi karena angkanya besar yaitu
langsung dibelakang koma tanpa ada nol.
b. Dari arah kolerasinya: arahnya negatif karena di depannya terdapat
tanda (-).
6

c. Dari besarnya kolerasi: indeks korelasi besar karena mendekati 1,000.


Kesimpulan dari korelasi tersebut adalah demikian : Ada korelasi yang
besar antara variabel X dengan variabel Y tetapi arahnya negatif.

Koefisien kolerasi selalu terdapat diantara -1,000 sampai 1,000. Namun


karena dalam menghitung sering dilakukan pembulatan angka sangat
mungkin memperoleh nilai korelasi lebih dari 1,000. Koefisien negatif
menunjukkan hubungan kebalikan sedangkan koefisien positif
menunjukkan adanya kesejajaran. Interprestasi mengenai besarnya
koefisian kolerasi adalah sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah

2. Validitas internal
Validitas internal dicapai apabila terdapat kesesuaian antara bagian-
bagian instrumen dengan keseluruhan instrumen. Dengan kata lain sebuah
instrumen dikatakan memiliki validitas internal apabila setiap bagian
instrumen mendukung misi instrumen secara keseluruhan, yaitu
mengungkap data dari variabel yang dimaksud.
Adapun yang dimaksud dengan bagian instrumen dapat berupa butir-
butir pertanyaan dari angket atau butir-butir soal tes, tetapi dapat pula
kumpulan dari butir-butir tersebut yang mencerminkan suatu faktor.
Sehubungan dengan ini maka dikenal dengan adanya validitas butir dan
validitas faktor.
a. Sebuah instrumen memiliki validitas yang tinggi apabila butir-butir
yang membentuk instrumen tersebut tidak menyimpang dari fungsi
instrumen.
7

b. Sebuah instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila


faktor-faktor yang merupakan bagian dari instrumen tersebut tidak
menyimpang dari fungsi instrumen.

Kesalahan umum yang sering dijumpai dalam bimbingan penyusunan


instrumen, peneliti melakukan 2 kesalahan, yaitu:

1) Memasukkan butir yang sebetulnya bukan indikator dari variabel yang


diteliti
Contoh:
Variabel : kemampuan guru dalam membuat persiapan mengajar
Indikator : persiapan mengajar
- Kelengkapan
- Ketepatan rumusan tiap komponen
- Keserasian isi antar komponen
Kekeliruan : peneliti mencantumkan indikator frekuensi atau
keseringan guru membuat persiapan mengajar

Indikator tersebut tidak menunjuk pada kemampuan guru dalam


membuat persiapan mengajar tetapi kerajinan atau kedisiplinan guru
dalam melaksanakan tugas mengajar.

2) Membuat pertanyaan yang jawabannya tidak bervariasi.


Indikator : kualitas persiapan mengajar seutuhnya.

Butir benar :

Apakah kepala sekolah menegur persiapan mengajar Anda kalau ada


kekeliruan?

a. Ya, beberapa kali


b. Ya pernah tetapi kurang dari 3 kali
c. Tidak pernah
Jawaban a, b, atau c merupakan variasi yang mungkin dipilih oleh
responden.
8

Butir salah :

Apakah waktu membuat persiapan mengajar, Anda menggunakan TIK?

a. Ya
b. Tidak

Dari uraian mengenai validitas internal ini dapat disimpulkan bahwa


pengujian sebuah instrumen dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Melakukan analisis faktor


Analisis faktor dilakukan dengan didahului oleh asumsi bahwa
instrumen dapat dikatakan valid jika setiap faktor yang membentuk
instrumen tersebut sudah valid. Analisis faktor dapat dilakukan apabila
faktor yang satu dengan faktor yang lainnya terdapat kesamaan,
kesinambungan atau timpang tindih. Hal ini dapat diuji dengan
mengkorelasikan skor-skor yang ada dalam satu faktor dijumlah dulu
dengan jumlahnya skor pada faktor lain. Apabila faktor-faktor itu
berkorelasi rendah maka dapat dikatakan bahwa butir-butir tersebut
mengukur hal yang khusus, tidak mengukur hal sama atau yang hampir
sama dengan yang ada pada faktor lain.

Contoh:
Guru akan mengevaluasi penguasaan siswa untuk tiga pokok
bahasan yaitu: bunyi, cahaya, dan listrik. Untuk keperluan ini guru
membuat 30 butir soal untuk bunyi 8 butir, untuk cahaya 12 butir dan
untuk listrik 10 butir.
Apabila guru ingin mengetahui validitas faktor maka ada 3 faktor
dalam soal ini. Butir-butir soal dikatakan valid dalam faktor apabila
mempunyai dukungan yang besar terhadap soal secara keseluruhan.
Apabila jumlah skor untuk butir-butir tersebut menunjukkan adanya
kesejajaran dengan skor total.
Cara mengetahui kesejajaran tersebut digunakan juga rumus kolerasi
product moment.
9

b. Melakukan analisis butir

Prosedur untuk melakukan analisis butir sebenarnya sama dengan


prosedur untuk melakukan analisis faktor. Untuk menguji validitas yang
ada pada butir soal maka skor yang ada pada butir soal yang dimaksud
dikolerasikan dengan skor total. Dengan diketahuinya indeks validitas
setiap butir dapat diketahui dengan pasti butir manakah yang tidak
memenuhi syarat ditinjau dari validitasnya. Berdasarkan informasi
tersebut peneliti dapat mengganti ataupun merevisi soal tersebut.

D. Pengertian Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik (Arikunto: 2012).
Reliabilitas merupakan penerjemahan dari kata reliability yang memiliki
asal kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi
disebut pengukuran yang reliabel (reliable) (Saifuddin: 2011).
Walaupun reliabilitas memiliki berbagai nama antara lain seperti
keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, konsistensi dan
sebagainya. Namun, ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas
merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.
Hasil pengukuran dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali
pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh
hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang
belum berubah. Dalam hal ini, relatif sama berarti tetap adanya toleransi
terhadap perbedaan kecil di antara hasil beberapa kali pengukuran. Jika
perbedaan tersebut sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran
tidak dapat dipercaya dan dapat dikatakan tidak reliabel.
Pengertian reliabilitas alat ukur dan reliabilitas hasil ukur biasanya
dianggap sama. Namun penggunaannya masing-masing perlu diperhatikan.
Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas alat ukur erat kaitannya dengan
masalah eror pengukuran. Eror pengukuran sendiri menunjukkan sejauh mana
inkonsistensi hasil pengukuran terjadi apabila pengukuran dilakukan ulang
10

pada kelompok subjek yang sama. Konsep reliabilitas dalam arti reliabilitas
hasil ukur erat kaitannya dengan eror dalam pengambilan sampel yang
mengacu pada inkonsistensi hasil ukur apabila pengukuran dilakukan ulang
pada kelompok inividu yang berbeda.

E. Jenis-Jenis Realibilitas Instrumen


Secara garis besar ada dua jenis reliabilitas, yaitu reliabilitas eksternal dan
reliabilitas internal.
1. Reliabilitas eksternal
Reliabilitas eksternal yaitu kekonsistensian instrumen yang diperoleh
dengan cara mengolah hasil pengetesan yang berbeda, baik dari instrumen
yang berbeda maupun yang sama.
2. Reliabilitas internal
Reliabilitas internal yaitu kekonsistensian instrumen yang diperoleh
dari menganalisis data dari satu kali hasil pengetesan.

F. Teknik Menghitung Realibilitas Instrumen


Cara menghitung reliabilitas, yaitu:

a. Reliabilitas Eksternal

Ada dua cara untuk menguji reliabilitas eksternal sesuatu instrumen


yaitu dengan teknik paralel dan teknik ulang.

1. Teknik paralel

Peneliti mau tidak mau harus menyusun dua stel instrumen. Kedua
instrumen tersebut sama-sama diujicobakan kepada sekelompok
responden saja (responden mengerjakan dua kali) kemudian hasil dari
dua kali tes uji coba tersebut dikorelasikan dengan teknik korelasi
product moment atau korelasi person. Dari data dua kali uji coba dari
dua instrumen, yang satu dipandang sebagai nilai X dan yang satu nilai
Y. Tinggi rendahnya indeks korelasi inilah yang menunjukkan tinggi
rendahnya instrumen. Oleh karena dalam menggunakan teknik ini
11

peneliti mempunyai dua instrumen dan melakukan dua tes maka disebut
teknik doubel tes/double trial.

2. Teknik Ulang

Dengan menggunakan teknik ini peneliti hanya menyusun satu


perangkat instrumen-instrumen. Instrumen-instrumen tersebut
diujicobakan kepada sekelompok responden, hasilnya dicatat. Pada kali
lain instrumen tersebut diberikan kepada sekelompok yang semula
untuk dikerjakan lagi, dan hasil yang kedua juga dicatat. Kemudian
kedua hasil tersebut dikorelasikan. Dengan teknik ini peneliti hanya
menggunakan satu tes tetapi dilaksanakan dua kali uji coba. Maka
teknik ini juga disebut sebagai teknik single test double trial.

b. Reliabilitas internal

Kalau reliabilitas eksternal diperoleh dengan cara mengolah hasil


pengetesan yang berbeda, baik dari instrumen yang berbeda maupun yang
sama, reliabilitas internal diperoleh dengan cara menganalisis data dari
satu kali hasil pengetesan. Ada bermacam-macam cara untuk mengetahui
reliabilitas internal. Pemilihan sesuatu teknik didasarkan atas bentuk
instrumen maupun selera peneliti. Kadang-kadang penggunaan teknik
yang berbeda menghasilkan indeks reliabilitas yang berbeda pula. Hal ini
wajar saja karena kadang-kadang dipengaruhi oleh sifat atau karakteristik
datanya sehingga dalam penghitungan diperoleh angka berbeda sebagai
akibat pembulatan angka. Namun demikian untuk beberapa teknik,
diperlukan persyaratan-persyaratan tertentu sehingga peneliti tidak begitu
saja memilih teknik-teknik tersebut.
Berbagai teknik mencari reliabilitas yang akan diuraikan yaitu:

1. Dengan rumus Spearman-Brown


2. Dengan rumus Flanagan
3. Dengan rumus Rulon
4. Dengan rumus K-R 20
12

5. Dengan rumus K-R 21


6. Dengan rumus Hoyt
7. Dengan rumus Alpha

1. Mencari reliabilitas dengan rumus Spearman-Brown


Dalam menghitung reliabilitas dengan teknik ini peneliti harus
melalui langkah membuat tabel analisis butir soal atau butir pertanyaan.
Dari analisis ini skor-skor dikelompokkan menjadi dua berdasarkan
belahan bagian soal. Ada dua cara membelah yaitu belah ganjil-genap
dan belah awal-akhir. Oleh karena inilah maka teknik Spearman-Brown
dalam mencari reliabilitas juga disebut teknik belah dua.
Dengan teknik belah dua ganjil-genap peneliti mengelompokkan
skor butir bernomor ganjil sabagai belahan pertama dan kelompok skor
butir bernomor genap sebagai belahan kedua. Langkah selanjutnya
adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan
kedua, dan akan diperoleh harga rxy. Oleh karena indeks korelasi yang
diperoleh baru menunjukkan hubungan antara dua belahan instrumen,
maka untuk memperoleh indeks reliabilitas soal masih harus
menggunakan rumus Spearman-Brown, yaitu :
2
11 =
(1 + )
Dengan keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
r = rxy yang disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua belahan
instrumen
Contoh perhitungan misalnya rxy dua belahan instrumen adalah 0,576.
2 x 0,576
r11 = (1+0,576)
1,152
= 1,576 = 0,7309 dibulatkan menjadi 0,731
13

Apabila peneliti ingin membelah butir-butir instrumen atas belahan awal dan akhir, maka yang dimaksud dengan belahan
pertama adalah skor butir nomor 1 sampai dengan nomor ke n, dan belahan kedua adalah skor butir-butir separuh nomor-
nomor terakhir. Setelah skor belahan pertama dikorelasikan dengan skor belahan kedua lalu dihitung reliabilitas instrumen
dengan rumus Spearman-Brown.

Contoh perhitungan dengan rumus Spearman-Brown


Nomor-Nomor Butir Skor Cara I Cara II
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Total Gj Gn Aw Ak
1 Ani 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 14 6 8 7 7
2 Bobby 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16 9 7 7 9
3 Citra 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 11 9 2 5 6
4 Devi 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 0 0 10 5 5 6 4
5 Evita 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 12 6 6 8 4
6 Fitri 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 9 5 4 7 2
7 Gati 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 0 10 9 1 5 5
8 Heni 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 8 4 4 4 4
9 Ita 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 14 7 7 8 6
10 Joko 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 7 4 3 2 5
14

Berdasarkan atas data pada tabel tersebut diketahui hasil


perhitungannya sebagai berikut :
Cara 1
X = 64 Y = 47
X2 = 446 Y2 = 269
XY = 296
Cara 2
X = 59 Y = 52
X2 = 381 Y2 = 304
XY = 311

Selanjutnya sesudah diketahui data diatas, dihitung korelasi antara


belahan pertama dengan belahan kedua lalu dimasukkan ke rumus
Spearman-Brown :
Dengan cara 1 (belahan ganjil-genap)
( )()
rxy =
{( ) (2 )} {2 (2 )}
2

10 29664 47
=
(10 446 642 ) (10 269472 )

29603008
=
(4460 4096) (2690 2209)

48
= 364 481
48
= 175084
48
= 418,83 = 0,1147

2
r11 = 1+

2 (0,1147)
= 1+(0,1147)
0,2294
= 0,8853

= -0,2591
Reliabilitas angket dengan rumus belahan dua ganjil-genap adalah -
0,2591. Angket ini tidak reliabel.
15

Dengan cara II (belah dua awal-akhir)


( )() 20,1263
rxy = 11 = 1+0,1263
2 2 2 2
{( ) ( )} { ( )}

10 31159 52 0,2526
= = 1,1263
2 2
(10 381 59 ) (10 304 52 )

31103068
= = 0,2358
(3810 3481) (3040 2704)

42
= 329 336
42
= 110544
42
= 332,48 = 0,1263

Reliabilitas angket dengan rumus belah dua awal-akhir adalah


0,2358. Dari dua perhitungan reliabilitas berdasarkan data yang sama di
atas tampak bahwa hasilnya berbeda. Yang satu negatif, yang lain
positif. Hal seperti ini memang bisa terjadi. Lalu bagaimanakah kita
mengambil kesimpulan? Dalam melaksanakan penelitian tentu saja kita
menggunakan salah satu teknik, mana yang kita pandang memberikan
hasil lebih baik.
Jika kita sudah memperoleh angka reliabilitas, langkah selanjutnya
adalah mengkonsultasikan harga tersebut dengan tabel r product
moment. Dari tabel diketahui bahwa N = 10, harga r = 0,632 dan r =
0,765. Dengan begitu maka instrumen tersebut tidak reliabel karena
harga rxy hanya 0,1263. Harga rxy negatif, berapa pun besarnya
menunjukkan bahwa instrumen yang bersangkutan tidak reliabel.

2. Mencari reliabilitas dengan rumus Flanagan


Untuk mencari reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus
Flanagan, kita juga harus melakukan analisis butir dahulu dan
menggunakan teknik belah dua ganjil-genap. Rumusnya adalah sebagai
berikut:
1 2
11 = 2 (1 )

16

Dengan keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
V1 = varians belahan pertama (varians skor butir-butir ganjil)
V2 = varians belahan kedua (varians skor butir-butir genap)
Vt = varians skor total
Untuk semua varians rumusnya adalah:
()
2
V=

Kadang-kadang V ditulis dengan S, karena varians adalah strandar
deviasi kuadrat.
Dengan menggunakan tabel analisis butir yang sudah disajikan untuk
perhitungan dengan rumus Spearman-Brown diketahui harga :
V1 = 3,6399
V2 = 4,8099
Vt = 7,4899
Maka data tersebut dimasukkan ke rumus :
3,6399 4,8099
11 = 2 (1 )
7,4899
1,1109
= 2 (1 - 7,4899
)

= 2 {1 (-0,1483)}
= 2 (1,1483)
= 2,2966

Apabila harga rxy ini dikonsultasikan dengan tabel product moment


ternyata lebih kecil dari harga r yang diharapkan, maka dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.

3. Mencari reliabilitas dengan rumus Rulon


Menguji reliabilitas menggunakan rumus Rulon juga harus melalui
analisis butir


11 = 1

17

Dengan keterangan :

r11 reliabilitas instrumen

Vt varians total atau varians skor total

Vd varians (varians difference)

d skor pada belahan awal dikurangi skor pada belahan akhir.

Tabel kerja untuk rumus Rulon

No Nama Skor Belahan Skor Belahan Selisih (d)


Awal Akhir
1 Ani 7 7 0
2 Bobby 7 9 -2
3 Citra 5 6 -1
4 Devi 6 4 2
5 Evita 8 4 4
6 Fitri 7 2 5
7 Gati 5 5 0
8 Heni 4 4 0
9 Ita 8 6 2
10 Joko 2 5 -3

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa :

d 7

d2 63

Dengan rumus varians dapat dicari Sd2, yaitu :


()
2

Vd =

49
6310 634,9
10
10
= 5,81

Dari perhitungan terdahulu diketahui bahwa varians total (Vt)


7,4899, maka reliabilitas instrumennya 11 = 0,2243.

Apabila harga 11 apabila dikonsultasikan dengan tabel r product


moment, dapat diketahui bahwa lebih kecil dari harga r yang ada.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak
reliabel.
18

4. Mencari reliabilitas dengan rumus K-R 20


Apabila peneliti memiliki instrumen dengan jumlah butir pertanyaan
ganjil, maka peneliti harus menggunakan rumus K-R 20, yaitu :

11 = ( ) ( )
1

Dengan keterangan :

11 = reliabilitas instrumen

k banyaknya butir pertanyaan

Vt varians total

p proporsi subyek yang menjawab betul pada suatu butir (proporsi


subyek yang mendapat skor 1)
banyaknya subyek yang skornya 1
N

q proporsi subyek yang menjawab salah pada suatu butir (proporsi


subyek yang mendapat skor 0)
banyaknya subyek yang skornya 0
N

Apabila harga 11 lebih kecil dari r product moment maka dapat


disimpulkan bahwa instrumen tersebut tidak reliabel.

5. Mencari reliabilitas dengan rumus K-R 21


Salah satu teknik mencari reliabilitas instrumen adalah dengan
menggunakan rumus K-R 21 yaitu:
( )
11 = ( ) (1 )
1

Dengan keterangan :

11 = reliabilitas instrumen

k banyaknya butir pertanyaan

Vt varians total
19

6. Mencari reliabilitas dengan rumus Hoyt


Rumus Hoyt digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen yang
penyekorannya 1 dan 0. Rumusnya yaitu:

11 = 1
atau 11 =

Dengan keterangan :

11 = reliabilitas instrumen

Vr varians responden

Vs varians sisa

7. Mencari reliabilitas dengan rumus Alpha


Rumus Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang
skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau soal bentuk uraian.
Rumusnya:
2
11 = ( )( 2 )
( 1)
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
= jumlah varians butir
2 = varians total

G. Penetapan Instrumen sebagai Alat Ukur yang Valid dan Reliabel

Validitas dan reliabilitas dilakukan sebelum penelitian. Dalam validitas


dan reliabilitas instrumen ini digunakan sebagai panduan dalam membuat
kuisioner. Menurut Ibnu Hajar (1996), kualitas instrumen penelitian
ditentukan oleh dua kriteria utama yaitu validitas dan reliabilitas. Instrumen
yang baik memiliki validitas yang tinggi dan reliabilitas yang tinggi,
berdasarkan kriterian dari tiap-tiap pengujian instrumen yang dilakukan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dapat disimpulkan bahwa:


1. Validitas merupakan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat
ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
2. Jenis-jenis validitas yaitu: validitas logis dan validitas empiris. Dimana
validitas logis terbagi menjadi dua yaitu validitas isi dan validitas
konstruksi, serta validitas empiris terbagi menjadi dua yaitu, validitas ada
sekarang dan validitas prediksi.
3. Validitas dapat dihitung rumus kolerasi product moment sebagai berikut:
Rumus 1: dengan nilai simpangan

=
( )2 ( )2

Rumus 2 dengan angka kasar

( )( )
=
{ 2 ( )2 }{ 2 ( )2 }

4. Reliabilitas merupakan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat


dipercaya.
5. Jenis-jenis reliabilitas yaitu reliabilitas eksternal dan reliabilitas internal.
6. Cara menghitung reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
Spearman-Brown, Flanagan, Rulon, K-R 20, K-R 21, Hoyt dan Alpha.
7. Penetapan instrumen sebagai alat ukur yang valid dan reliabel jika
instrumen tersebut memiliki validitas yang tinggi dan reliabilitas tinggi.
21

B. Saran

Sebelum menggunakan instumen sebaiknya peneliti lebih dulu


memverifikasi apakah instrumen tersebut layak digunakan atau tidak dengan
cara menguji validitas dan reliabilitas instrumen tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi


Aksara.

. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2011. Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sujarweni, Wiratna. 2014. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru


Press.

Anda mungkin juga menyukai

  • Contoh Template 1knjbjklbl
    Contoh Template 1knjbjklbl
    Dokumen2 halaman
    Contoh Template 1knjbjklbl
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Materi 1 Fluida
    Materi 1 Fluida
    Dokumen3 halaman
    Materi 1 Fluida
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Contoh Template 1
    Contoh Template 1
    Dokumen2 halaman
    Contoh Template 1
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Tekanan Word
    Tekanan Word
    Dokumen6 halaman
    Tekanan Word
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • RPP Zat Aditif
    RPP Zat Aditif
    Dokumen15 halaman
    RPP Zat Aditif
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Contoh Template 1
    Contoh Template 1
    Dokumen2 halaman
    Contoh Template 1
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Absensi Privat
    Absensi Privat
    Dokumen1 halaman
    Absensi Privat
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Lingkaran
    Lingkaran
    Dokumen36 halaman
    Lingkaran
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Evolusi Bintang
    Evolusi Bintang
    Dokumen10 halaman
    Evolusi Bintang
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Soal HOTS
    Soal HOTS
    Dokumen11 halaman
    Soal HOTS
    DianNur
    83% (6)
  • Bab 4 Ipba
    Bab 4 Ipba
    Dokumen4 halaman
    Bab 4 Ipba
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Turunin Rumus
    Turunin Rumus
    Dokumen1 halaman
    Turunin Rumus
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Penilaian
    Penilaian
    Dokumen7 halaman
    Penilaian
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Evolusi Bintang
    Evolusi Bintang
    Dokumen10 halaman
    Evolusi Bintang
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Bonus Demografi
    Bonus Demografi
    Dokumen3 halaman
    Bonus Demografi
    Dwi Ratna 'Nanako'
    Belum ada peringkat
  • Rangkuman Ipba
    Rangkuman Ipba
    Dokumen13 halaman
    Rangkuman Ipba
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • HTTP
    HTTP
    Dokumen1 halaman
    HTTP
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Astrofisika 1
    Astrofisika 1
    Dokumen12 halaman
    Astrofisika 1
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Essay Reklamasi Jakarta
    Essay Reklamasi Jakarta
    Dokumen6 halaman
    Essay Reklamasi Jakarta
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen4 halaman
    Cover
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Bonus Demografi
    Bonus Demografi
    Dokumen3 halaman
    Bonus Demografi
    Dwi Ratna 'Nanako'
    Belum ada peringkat
  • Cover Rencana Studi
    Cover Rencana Studi
    Dokumen1 halaman
    Cover Rencana Studi
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Kompetensi Dasar Dan Indikator
    Kompetensi Dasar Dan Indikator
    Dokumen13 halaman
    Kompetensi Dasar Dan Indikator
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen3 halaman
    Cover
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • SILABUS Yg Bener
    SILABUS Yg Bener
    Dokumen12 halaman
    SILABUS Yg Bener
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat
  • Bab 1,2,3
    Bab 1,2,3
    Dokumen12 halaman
    Bab 1,2,3
    D'ferti Anggraeni
    Belum ada peringkat