Anda di halaman 1dari 7

KOLEKSI SPESIMEN

Oleh :
Nama : Femilia Hajar Ilhami
NIM : B10A015058
Rombongan : IV
Kelompok :1
Asisten : Gibran Muhammad Tri R.

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN I

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
III. MATERI DAN METODE

A. Insektarium

1.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan untuk pembuatan Insektarium adalah sterofoam, jarum,
killing bottle, jaring, kardus.
Bahan yang digunakan adalah Belalang (Valanga sp.), Jangkrik (Gryllus sp.),
Kecoa (Periplaneta americana), Capung (Orthetrum sabina), alkohol 70%, dan
kloroform.

1.2 Bagan Alir

Alat-alat disiapkan

Serangga disampling dan


dilemahkan dengan
memasukkan ke dalam killing
bottle

Tunggu beberapa saat, ambil


hewan dari dalam killing
bottle kemudian bagian
thoraxnya ditusuk
menggunakan jarum diatas

Sayap dibentangkan

Abdomen disuntikkan dengan


alkohol 70% khusus untuk
hewan-hewan yang
abdomennya besar

Keringanginkan selama
kurang lebih 3 hari lalu
masukkan ke dalam kotak
yang kedap udara

Diberi silica gel dan dilabeli


1.3 Deskripsi
1. Serangga ditangkap dengan cara penangkapan sesuai dengan ukuran dan
habitat serangga. Serangga yang terbang ditangkap dengan menggunakan jaring
serangga. Serangga yang tinggal di tanah ditangkap menggunakan pit fall trap.
2. Serangga yang telah ditangkap dimasukkan kedalam killing bottle kurang
lebih lima menit atau sampai serangga tidak aktif bergerak.
3. Serangga dikeluarkan dari killing bottle kemudian disimpan diatas styrofoam
yang telah disediakan.
4. Bagian thorax serangga ditusuk menggunakan jarum agar dapat berdiri tegak
dan bagian sayap dibentangkan dengan ditahan oleh kardus dan kertas agar sayap
terlihat tegak.
5. Bagian kaki serangga diatur dan ditahan menggunakan jarum dibeberapa sisi
agar kaki serangga dapat tegak.
6. Khusus untuk serangga yang memiliki abdomen yang besar, bagian abdomen
serangga disuntikkan alkohol 70% secukupnya.
7. Serangga dijemur selama kurang lebih tiga hari sampai benar-benar kering.
8. Serangga yang telah dijemur, dilepaskan kertas yang menyangga sayapnya,
kardus dan jarum yang dijadikan sebagai penahan kecuali bagian thorax dan
disimpan dalam kotak yang kedap udara.
9. Silica gel ditambahkan dan serangga yang sudah diawetkan dilabeli.
B. Koleksi Rangka
2.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk pembuatan Koleksi Rangka adalah pisau bedah,
pinset, kuas, kompor, baki, killing bottle, suntikkan.
Bahan yang digunakan adalah katak (Fejervarya cancrivora), kura-kura,
kodok, alkohol 70%, sunlight, bayclin atau NaOCl 10%, formalin, air, dan
kloroform.
2.2. Bagan Alir

Pembiusan (narcose)
hewan yang akan
diawetkan

Lapisan paling terluar


tubuh dilepas
(pengulitan)

Organ-organ viseral
dikeluarkan

Rangka yang masih


terdapat daging yang
menempel, direbus
Degreasing selama 24 jam
atau lebih
Hewan dibleaching
beberapa saat

Rangka di oven pada suhu


80oC selama 24 jam

Perakitan kembali rangka


(display)

2.3. Deskripsi
1. Alat-alat dan bahan disiapkan.
2. Proses narcose pada hewan terestrial dengan memasukkan hewan tersebut
terlebih dahulu baru ditambahkan kloroform dan kapas, sedangkan pada ikan dan
amfibi disuntikkan formalin pada kepalanya
3. Organ-organ viseral katak dikeluarkan hingga tersisa tulang, otot, dan daging
saja.
4. Spesimen rangka direbus dalam air panas agar daging-daging yang masih
tersisa hilang.
5. Daging-daging yang tersisa setelah perebusan dibersihkan lagi hingga bersih
menggunakan pisau bedah.
6. Rangka direndam dengan campuran alkohol dan bayclin dengan
perbandingan 1:9 (1 untuk sunlight dan 9 untuk alkohol).
7. Spesimen rangka direndam dengan bayclin lalu bersihkan tulang-tulang
menggunakan sikat gigi. Proses bleaching merupakan fungsi lanjutan dan
memutihkan, saat proses ini rangka tidak boleh ditinggal karena bisa merusak
tulang.
8. Spesimen rangka yang telah dibersihkan, di oven agar kandungan air habis.
9. Rangka yang telah di oven, disusun sesuai yang diinginkan. Proses display ini
dilakukan dengan merakit ulang rangka yang ditata di dalam wadah kedap udara
dan diberi silica gel.
C. Koleksi Basah
3.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk pembuatan Koleksi Basah adalah botol kaca,
suntikan, tissue, pinset, bak preparat.
Bahan yang digunakan adalah buaya, ular, cicak, kodok, alkohol 70%, dan
formalin
3.2. Bagan Alir

Alat-alat dan bahan-


bahan disiapkan
Sampling hewan yang
akan diawetkan
Hewan dibunuh dengan
cara disuntikkan bagian
otak menggunakan
alkohol
Hewan disimpan
sementara di ice box
Transportasi dari lokasi
sampling hewan ke
laboratorium

Preservasi

Perawatan selama 2 hari

Mengganti alkohol yang


lama dengan yang baru
Labeling

Perawatan secara
berkala

3.3. Deskripsi
1. Alat-alat dan bahan-bahan disiapkan.
2. Hewan yang akan diawetkan, disampling di alam terbuka. Sampling hewan
tergantung dari jenis hewan yang akan disampling. Beberapa jenis hewan ada
yang langsung diidentifikasi di lapangan karena cepat mengalami perubahan
ketika mati. Contohnya ular.
3. Spesimen dilemahkan dengan cara menyuntikkan alkohol dibagian otaknya.
4. Spesimen disimpan sementara di ice box agar mikroba tidak masuk.
5. Transportasi, yakni proses pemindahan spesimen yang telah didapat ke
laboratorium untuk diproses lebih lanjut.
6. Preservasi
a. Spesimen disuntik formalin dibagian otak, abdomen dan otot.
b. Spesimen diletakkan di bak preparat yang telah dilapisi tisu
berformalin 10% sambil disuntikkan kembali formalinnya ke bagian tubuh
spesimen.
c. Hewan vertebrata bisa langsung dicelupkan alkohol 70% sedangkan
untuk hewan invertebrata dimasukkan bertahap dalam alkohol 20%-70%
dengan durasi masing-masing 30 menit.
d. Spesimen yang telah direndam alkohol 70% selama 1-2 hari diganti.
7. Spesimen dilabeli. Ketentuan labelling setiap instansi berbeda, tergantung
pada ketetapan instansi tersebut.
8. Ketentuan tambahan : botol yang digunakan adalah terbuat dari kaca,
transparan, tutupnya berulir dan lebar serta kuat.
D. Taksidermi
4.1. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan untuk pembuatan Taksidermi adalah pinset, kawat,
dakron atau kapas, baki preparat, alat jahit, alat bedah.
Bahan yang digunakan adalah kelinci, bajing, burung hantu.
4.2. Bagan Alir

Alat dan Bahan disiapkan

Spesimen dimatikan
(narcose)
Bedah abdomen hingga
thorax dan keluarkan
viseral in situ
Spesimen dikuliti dan
apabila terjadi
pendarahan, taburkan
maizena
Kulit dan bagian tubuh
yang tersisa dipisahkan

Kulit disikat dan ditetesi


atau ditaburi borak

Kawat dibalut dengan


kapas dan susun kawat
mengikuti bentuk tubuh
hewan agar terlihat
tegak.
Bagian mulut hewan
dijahit dan dakron atau
kapas dimasukkan
menggunakan pinset

Mata hewan diganti


dengan mata palsu
Kulit hewan dijahit

Spesimen
dikeringanginkan

Spesimen dimasukkan
kedalam freezer 2 x 24
jam

Dikeringkan kembali
setelah itu disimpan di
laci kedap udara serta
tambahkan silica gel
4.3. Deskripsi
1. Alat-alat dan bahan-bahan disiapkan.
2. Spesimen dimatikan terlebih dahulu kemudian bagian abdomen hingga
thorax.disibakkan dan organ-organ viseral in situ nya di keluarkan.
3. Spesimen dikuliti, apabila terjadi pendarahan ditaburi maizena.
4. Kulit dan bagian tubuh yang tersisa dipisahkan.
5. Boraks diratakan pada kulit hewan untuk menghilangkan lemak.
6. Kawat dibalut dnegan kapas dan susun kawat mengikuti bentuk tubuh hewan
agar terlihat tegak.
7. Bagian mulut hewan dijahit.
8. Dakron atau kapas dimasukkan menggunakan pinset.
9. Mata hewan diganti dengan mata palsu kemudian jahit kulit hewan yang telah
dimasukkan dakron atau kapas.
10. Spesimen dikeringanginkan. Usahakan hindari sinar matahari langsung.
11. Spesimen dimasukkan ke dalam walk in freezer selama 2 x 24 jam agar
mikroba-mikroba mati.
12. Spesimen dikeringkan kembali.
13. Disimpan di laci kedap udara dan ditambahkan silica gel.

Anda mungkin juga menyukai