Anda di halaman 1dari 33

TUGAS RADIOLOGI

FILM TEACHING

Oleh :
Anita Rahayu, S.Ked
1318011016

Perceptor :
dr. Karyanto, Sp.Rad

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN RADIOLOGI


RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
SOAL

1) Gambarkan secara skematis pankreas dan sistem biliaris !


2) Kelainan apa saja yang dapat terjadi pada pankreas dan sistem biliaris dan
sertakan gambaran radiologinya !
3) DD dan ciri-ciri radiologi bayangan semi opak pada foto polos abdomen !
4) Derajat OA (Osteo Artritis) dan gambaran radiologinya
5) Terangkan indikasi, kontraindikasi, persiapan dan pelaksanaan Colon in Loop
dan IVP !
6) Sebutkan kelainan-kelainan yang dapat di nilai pada pemeriksaan IVP sertakan
gambaran radiologinya !
7) Beda gambaran radiologi pada
a. Ileus Obstruktif
b. Ileus Paralitik

JAWABAN
1) Gambarkan secara skematis pankreas dan sistem biliaris !

Pankreas
adalah organ meruncing yang terletak di belakang perut. Sisi kanan pankreas
yang disebut kepala, adalah bagian terluas dari pankreas dan terletak di
lekukan duodenum, bagian pertama dari usus kecil. Sisi kiri meruncing dan
meluas sedikit ke atas, disebut tubuh pankreas, dan berakhir di dekat limpa,
yang disebut ekor pankreas.
Pankreas terdiri dari 2 jenis kelenjar:
Kelenjar Eksokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim
ini disekresikan ke jaringan dari saluran yang bergabung dengan saluran
utama pankreas.
Kelenjar Endokrin. Kelenjar endokrin terdiri dari pulau Langerhans dan
mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah.
Sebuah pankreas normal panjangnya sekitar 12 sampai 15 cm dan berat sekitar
110 gram. Lokasi Pankreas adalah di belakang lambung dan terletak kurang
lebih melintang di dinding posterior abdomen; memiliki duodenum di sebelah
kanan dan limpa di sebelah kiri. Pankreas memiliki kepala yang terletak di
dalam lengkungan duodenum, leher yang menghubungkan kepala ke tubuh
dan tubuh yang menumpulkan ke ekornya menyentuh limpa.

Sistem bilier
Terdiri dari kandung empedu dan saluran yang berasal dari hepar dan
vesicafellea. Fungsi primernya adalah sebagai organ yang memproduksi,
menyimpan dan mengalirkan empedu duodenum melalui saluran-saluran
empedu.

Kandung empedu berbentuk bulat lonjong seperti buah alpukat dengan


ukuran 5x7cm dan berisi 30-60 ml empedu. Bagian fundus umumnya
menonjol sedikit keluar tepi hati, di bawah lengkun iga kanan, di tepi lateral
musculus Rektus Abdominis. Sebagian besar korpus menempel dan tertanam
di dalam jaringan hati. Masing-masing sel hati juga terletak dekat dengan
beberapa kanalikulus yang mengalir ke dalam duktus biliaris intralobules dan
duktus-duktus ini bergabung melalui duktus biliaris antar lobules membentuk
duktus hepatikus kanan dan kiri. Diluar hati duktus ini bersatu dan membentuk
duktus hepatikus komunis. Panjang duktus hepatikus kanan dan kiri masing-
masing antara 1-4 cm sedangkan panjang duktus hepatikus komunis sangat
bervariasi bergantung pada letak muara duktus sistikus.

Duktus sistikus berjalan keluar dari kandung empedu. Panjangnya 30-37mm


dengan diameter 2-3 mm. Dinding lumennya mengandung katup berbentuk
spiral Heister, yang memudahkan cairan empedu mengalir masuk ke dalam
kandung empedu tapi menahan aliran keluarnya. Duktus hepatikus komunis
akan bersatu dengan duktus sistikus dan membentuk duktus koledokus yang
panjangnnya 7,5 cm dengan diameter 6 mm. Duktus koledokus berjalan di
belakang duodenum menembus pankreas, bergabung dengan duktus
pankreatikus mayor dan bersatu pada bagian medial dinding duodenum
desenden. Ujung distalnya dikelilingi oleh otot sfingter oddi. Dinding duktus
biliari sekstra hepatik dan kandung empedu mengandung jaringan fibrosa dan
otot polos. Membran mukosa mengandung kelenjar-kelenjar mukosa dan
dilapisi oleh selapis sel kolumnar.
Sistem bilier esktrahepatik terdiri atas
a) Vesica Fellea = Gallbladder
Vesica fellea merupakan suatu kantong berbentuk memanjang, berjalan dari
caudo-anterior pada fossa vesica fellea ke cranio-posterior sampai porta
hepatis. Mempunyai dua facies, yaitu facies anterior yang berhubungan
dengan dasar fossa vesica fellea, dan facies posterior yang ditutupi oleh
peritoneum.
Morfologi vesica fellea terdiri dari corpus, collum dan fundus. Fundus
vesica fellea terletak pada tepi costa 8 9 dextra, di sebelah lateral m.rectus
abdominis, yaitu pada arcus costarum dextra. Berbatasan di dorso-caudal
dengan colon transversum dan pars descendens duodenum. Mucosa vesica
fellea berlipat-lipat membentuk villi, disebut plica tunica mucosa. Kadang-
kadang fundus vesica fellea seluruhnya dibungkus oleh peritoneum
sehingga seakan-akan mempunyai mesenterium, dan kelihatan fundus
tergantung pada hepar.
Vascularisasi : a.cystica, suatu cabang dari a.hepatica propria
dexter; vena cystica bermuara ke dalam ramus dexter yang portae.
Innervasi : cabang-cabang dari plexus coeliacus.
Lymphe drainage : menuju ke lymphonodi hepatica.

a. Ductus Cysticus
Merupakan lanjutan dari vesica fellea, terletak pada porta hepatis.
Panjangnya kira-kira 3 4 cm. Pada porta hepatis ductus cysticus mulai dari
collum vesica fellea, kemudian berjalan ke postero-caudal di sebelah kiri
collum vesicae felleae. Lalu bersatu dengan ductus hepaticus communis
membentuk ductus choledochus. Mucosa ductus ini berlipat-lipat terdiri dari
3 12 lipatan, berbentuk spiral yang pada penampang longitudional terlihat
sebagai valvula, disebut valvula spiralis (Heister).
b. Ductus Hepaticus
Ductus hepaticus berasal dari lobus dextra dan lobus sinistra bersatu
membentuk ductus hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada
processus papillaris lobus caudatus. Panjang ductus hepaticus communis
kurang lebih 3 cm. Terletak di sebelah ventral a.hepatica propria dextra dan
ramus dextra vena porta. Bersatu dengan ductus cysticus menjadi ductus
choledochus.

c. Ductus Choledochus
Mempunyai panjang kira-kira 7 cm, dibentuk oleh persatuan ductus cysticus
dengan ductus hepaticus communis pada porta hepatis. Di dalam
perjalanannya dapat di bagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
1. bagian yang terletak pada tepi bebas ligamentum hepatoduodenale,
sedikit
di sebelah dextro-anterior a.hepatica communis dan vena portae;
2. bagian yang berada di sebelah dorsal pars superior duodeni, berada di
luar lig.hepatoduodenale, berjalan sejajar dengan vena portae, dan tetap
di sebelah dexter vena portae;
3. bagian caudal yang terletak di bagian dorsal caput pancreatis, di sebelah
ventral vena renalis sinister dan vena cava inferior.

Pada caput pancreatis ductus choledochus bersatu dengan ductus


pancreaticus Wirsungi membentuk ampulla, kemudian bermuara pada
dinding posterior pars descendens duodeni membentuk suatu tonjolan ke
dalam lumen, disebut papilla duodeni major.
2) Kelainan apa saja yang dapat terjadi pada pankreas dan sistem biliaris sertakan
gambaran radiologinya !

Pankreatitis akut
adanya dilatasi dari usus
kecil yang
berdekatan.sentinel loop
gambaran ini merupakan
gambaran yang ppaling
sering dijumpai pada
pankreatitis akut meskipun
tidak dilaporkan dijumpai
pada penderita ankreatitis
akut.

Karsinoma kaput pancreas


Pelebaran lengkung
duodenum,
double contour, dan
gambaran Cangka 3
terbalikD karena
pendorongan kanker
pankreas yang besar pada
duodenum, di atas dan di
ba$ah papila vateri

Pankreatitis kronik
Foto rontgen
memperlihatkan kalsifikasi
merupakan patognomonik
pada pankreatitis kronik.
Kalsifikasi primer muncul
pada kalkuli intraduktal
baik pada duktus
pankreatikus mayor
maupun minor.
3). DD dan ciri-ciri radiologi bayangan semi opak pada foto polos abdomen !

1. Abdomen bagian atas


a. kalsifikasi cartilago costalis
b. kalsifikasi tlg vertebra
c. batu empedu
d. batu ginjal
e. nephrokalsinosis
f. phlebolith pd ginjal
g. tumor ginjal
h. kalsifikasi pankreas
i. kalsifikasi vaskuler
j. kista hidatid
k. granuloma hepar/ limpa
l. kelenjar limfe
2. Abdomen bagian tengah
a. batu ureter
b. batu kandung empedu
c. kalsifikasi vaskuler terutama aorta
d. kista hidatid
e. kelenjar limfe mesenterika
3. Daerah pelvis
a. fibroid
b. kelenjar limfe
c. batu ureter / buli-buli
d. kista dermoid
e. kasifikasi vaskuler

Jenis batu dan radioopasitas

a. Batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium pospat)


Gambaran radiologis : radioopak

b. Batu magnesium amonium pospat


Gambaran radiologis : semiradioopak

c. Batu asam urat (sisitin)


Gambaran radiologis : radiolusen

d. Corpus alienum memberikan gambaran radioopak

Gambaran radiologi kelainan pada foto polos abdomen:

Didapatkan ground glass appearance: pada kasus asites


Gambaran air fluid level: pada kasus ileus atau obstruksi
Gambaran gaster yang membesar: pada post operative gastricatony / gastric
outlet obstruction
Caecum yang membesar ( 10-12cm): bisa karena cecal perforation,
dibutuhkan tindakan segera
Hal lain yang perlu dilihat adalah distended dari saluran GIT,apakah ada
gambaran udara di colon, tanda dari volvulus, coiledspring (intususepsi),
dan sentinel loop ( pancreatitis)
Kelainan-kelainan yang biasa terjadi pada colon adalah keganasan,
divertikel, megacolon, obstruksi atau ileus, stenosis, volvulus, atresia dan
colitis.
Air fluid level

Foto polos abdomen dengan posisi terlentang dan tegak (lateral


dekubitus) memperlihatkan dilatasi lengkung usus halus disertai adanya
batas antara air dan udara atau gas (air-fluid level) yang membentuk pola
bagaikan tangga.

Hearing bone

Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm.
Jarak ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi
usus halus, maka valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama
dengan valvula conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di
foto sebagai gambaran sirip ikan yang disebut herringbone appearance.
A B C

D E

Gambar. Bowler hat signpada divertikel (A) danpolip (B) sertaapple coresignpadaca
colon (C), Hirscprung disease (D),lead pipe appearance pada colitis ulseratif (E).

Batu pada traktus urinarius biasanya bersifat multilayer dan permukaannya


dapat kasar atau halus. Batu pada vesica urinaria lebih bulat dengan
permukaan regular sedangkan batu pada ureter atau uretra biasanya berbentuk
irregular. Kadang-kadang dijumpai batu yang mengisi dan menyerupai
pelviocalices ginjal yang disebut staghorn stone. Batu kecil dan halus yang
dijumpai pada calices minores kedua ginjal dijumpai pada kelainan yang
disebut nephrocalcinosis.

Bayangan radioopak pada nefrolithiasis dan vesicolithiasis

Kelainan-kelainan yang dapat ditemukan dengan pemeriksaan IVP antara lain


hidronefrosis, pielonefritis, batu saluran kemih, keganasan,

A B C
D E
Gambar. Gambaran radiologis hidronefrosis (A), pielonefritis kronik (B),
nefrolitiasis (C), ureterolitiasis (D), vesicolitiasis (E)
Kalsifikasi abdomen yang terpenting adalah :
a. Menentukan lokasi kalsifikasi
b. Pola tau bentuk kalsifikasi akan membantu diagnoisis ke hanya satuatau
dua pilihan

Kalsifikasi dalam abdomen mungkin :


a. Flebolit vena pelvis
Kalsifikasi vascular. Sering terdapat dalam dinding aneurisma aorta
abdominalis

b. Fibroid uterus mengadung banyak kalsifikasi berbatas jelas berbentuk tak


teratu.

Gambar 46. kalsifikasi leiomyoma pada uterus


c. Massa ovarium maligna, biasanya yang terlihat kalsifikasi adalah kista
dermoid

d. Kalsifikasi glandula adrenalis, timbul setelah perdarahan adrenalis, setelah


TBC dan kadang-kadang pada tumor adrenalis.
Gambar 47. Adanya perdarahan dan kalsifikasi pada adrenal

e. Kalsifikasi hati terjadi pada hepatoma

Gambar 48. Tumor pada liver


f. Kalsifikasi limpa

Gambar 49. Tumor pada spleen/lien

g. Kalsifikasi pancreas
h. Fekalit
Terlihat dalam divertikula colli atau dalam apendik. Fekalit apendik
penting karena merupakan indikasi kuat appendicitis akut.

Gambar 50. Fekalit pada apendiks


i. Kalsifikasi jaringan lunak
j. Kalsifikasi traktus urinarius

Gambar 51. Kalsifikasi menandakan batu ginjal dekstra

Gambar 52. Adanya kalsifikasi pada ureter dekstra menandakan batu ureter
Gambar 53. Menandakan kalsifikasi yang berarti batu pada vesica urinaria

Gambar 54. Adanya kalsifikasi pada uretra


4). Derajat OA (Osteo Artritis) dan gambaran radiologinya !

Klasifikasi osteoartritis menurut Kellgren dan Flawrence


Tingkatan Klasifikasi Deskripsi Gambaran Radiologis
radiografi
0 Normal Tanpa osteofit

1 Ragu-ragu Tanpa osteofit

2 Ringan Osteofit yang pasti,


tetapi tidak terdapat
ruang antar sendi

3 Sedang Osteofit yang


berukuran sedang,
dan terdapat ruang
antar sendi yang
cukup besar
4 Berat Osteofit yang besar,
ruang antar sendi
yang lebar, dengan
sklerosis pada tulang
subkondral

American College of Rheumatology (1987) mendeskripsikan kesehatan seseorang


berdasarkan derajat keparahan. Antara lain sebagai berikut:

Derajat 0 : Tidak merasakan tanda dan gejala

Derajat 1 : Terbentuk taji kecil, nyeri dirasakan ketika beraktifitas cukup


berat, tetapi masih bisa dilokalisir dengan cara mengistirahatkan
sendi yang terkena OA

Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri
hampir selalu dirasakan, kaku sendi pada pagi hari, krepitasi,
membutuhkan bantuan dalam menaiki tangga, tidak mampu
berjalan jauh, memerlukan tenaga asisten dalam menyelesaikan
pekerjaaan rumah.

Derajat 3-4 : Osteofit sedang-berat, terdapat celah antar sendi, kemungkinan


terjadi perubahan anatomis tulang, nyeri disetiap hari, kaku sendi
pada pagi hari, krepitasi pada gerakan aktif sendi, ketidak
mampuan yang signifikan dalam beraktivitas.
5) Terangkan indikasi, kontraindikasi, persiapan dan pelaksanaan Colon in Loop
dan IVP !
a. Colon in loop
Indikasi
Untuk melihat adanya kelainan pada colon, :
Colitis : Peradangan / Imflamasi pada mucosa colon.
Polyp,lesi,tumor,carcinoma.
Diverticulitis.
Megacolon.
Invaginasi yaitu masuknya lumen usus bagian proximal ke dalam lumen
usus bagian lebih distal yang diameternya lebih besar, pemeriksaan ini
dilakukan pada pasien anak-anak, sifatnya sebagai tindakan terapi.
Kontraindikasi

Kontra-indikasi, tidak boleh dilakukan saat perdarahan intestinal aktif,


adanya perforasi (usus bocor), diarrhea profuse/berlebihan, atau panas
tinggi.

Metode Pemeriksaan
Metoda Kontras Tunggal
Metoda Kontras ganda
Satu tahap
Dua Tahap

Kontras Media:
Kontras media positif Barium Sulfat dengan viscositas 1:8, Kontras media
negative (Udara).
Metoda satu tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media poitif tanpa evacuasi terlebih dahulu.
Metoda dua tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media positif setelah evacuasi terlebih dahulu.

Alat dan bahan yang digunakan

Pesawat dengan fluoroscopy yang dapat dilengkapi image intensifier dan TV


monitor, dan meja pemeriksaan tilting table.
Irigator set atau disposable soft plastic enema tips and enema bags.
Receiver.
Vaseline.
Rectal canule/tube.
Sarung tangan
Laken/kain penutup meja pemeriksaan.
Kontras Ba Sulfat encer (3/4:10) sebanyak 2 liter

Persiapan

Sebelum dilakukan pemeriksaan perlu dilakukan persiapan supaya tidak ada


sisa makanan/kotoran. (Prinsipnya colon harus dikosongkan dari feses dan
fecal mass, serta udara dalam colon harus sesedikit mungkin).
2 hari sebelum pemeriksaan os makan bubur kecap (kaldu ayam)
Hari pertama os minum tablet Dulcolax 2x
Hari kedua os minum garam inggris 30mg
Dianjurkan agar os banyak minum agar buang air besar lancer
Sebelumnya dilakukan foto maksudnya adalah untuk melihat apakah
persiapannya baik atau tidak (ada kotoran dalam usus besar)

Dua hari sebelum dilakukan pemeriksaan colon inloop, pasien diberitahu untuk
melakukan persiapan yang nantinya akan membantu kelancaran pelaksanaan
pemeriksaan.

Hari Pertama:

Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 2 biji + minum air banyak.
Siang : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.
Malam : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Pukul 24.00 WIB masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1 biji.

Hari Kedua:

Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

Siang : - Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.

- Pukul 20.00 WIB minum 1 botol fleet phosphosoda dibagi


dalam 3 dosis. (15 ml fleet phosphosoda + 1 gelas air 240
ml).

- 3 gelas ini diminum habis dalam waktu 20 menit.

- Selanjutnya pasien puasa sampai selesai di foto.

- Pukul 05.00 WIB masukkan dulcolax melalui lubang dubur 1


biji.
- Pukul 06.00 WIB pasien di klisma tinggi ( untuk pasien di
opname).

- Pukul 07.00 WIB pasien datang ke bagian radiologi untuk di


foto ( dalam keadaan puasa).

Teknik Pemberian Bahan Kontras

Pasien ditempatkan di atas meja pemeriksaan.


Bahan kontras Barium Sulfat (BaSO4) dicampur dengan air di dalam blender
kemudian di aduk.
Sebelum bahan kontras dimasukkan terlebih dahulu pasien diinjeksi dengan
obat anti peristaltik yaitu buskopan.
Untuk memasukkan bahan kontras pasien diinstruksikan untuk berbaring
miring ke kiri.
Selang irrigator diklem, kemudian campuran Barium Sulfat dan air
dimasukkan ke dalam irrigator.
Ujung kateter diolesi dengan jelly kemudian dimasukkan ke dalam rectum
kira-kira 5 cm.
Irrigator dipasang pada standar infus dengan ketinggian kira-kira 75 cm dari
permukaan meja pemeriksaan kemudian Barium Sulfat dimasukkan dengan
membuka klem.
Setelah kontras Barium Sulfat masuk ke dalam colon kemudian pasien
dikocok-kocok perutnya agar kontras merata ke seluruh colon.
Pasien di ubah posisinya menjadi terlentang dan kateter dikuatkan letaknya.
Selanjutnya dilakukan pemotretan.

b) Intra Venous Pyelography


Indikasi

1. Renal agenesis
2. Polyuria
3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
4. Congenital anomali :
o duplication of ureter n renal pelvis
o ectopia kidney
o horseshoe kidney
o malroration
5. Hydroneprosis
6. Pyelonepritis
7. Renal hypertention
Kontra Indikasi

Alergi terhadap media kontras


Pasien yang mempunyai kelainan atau penyakit jantung
Pasien dengan riwayat atau dalam serangan jantung
Multi myeloma
Neonatus
Diabetes mellitus tidak terkontrol/parah
Pasien yang sedang dalam keadaan kolik
Hasil ureum dan creatinin tidak normal

Persiapan Pemeriksaan

Persiapan Pasien

Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum
pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.
Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran
yang berserat.
Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat),
dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air
putih 1-2 gelas, terus puasa.
Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak
bicara guna meminimalisir udara dalam usus.
Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta
buang air kecil untuk mengosongkan blass.
Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed
consent.

Persiapan Media Kontras

Media kontras yang digunakan adalah yang berbahan iodium,


dimana jumlahnya disesuaikan dengan berat badan pasien, yakni 1-
2 cc/kg berat badan.

Persiapan Alat dan Bahan

Wings needle No. 21 G (1 buah)


Spuit 20 cc (2 buah)
Kapas alcohol atau wipes
Plester
Marker R/L dan marker waktu
Media kontras Iopamiro ( 40 50 cc)
Obat-obatan emergency (antisipasi alergi media kontras)
Baju pasien
Tourniquet
Prosedur Pemeriksaan BNO-IVP

Lakukan pemeriksaan BNO posisi AP, untuk melihat persiapan pasien


Jika persiapan pasien baik/bersih, suntikkan media kontras melalui
intravena 1 cc saja, diamkan sesaat untuk melihat reaksi alergis.
Jika tidak ada reaksi alergis penyuntikan dapat dilanjutkan dengan
memasang alat compressive ureter terlebih dahulu di sekitar SIAS kanan
dan kiri
Setelah itu lakukan foto nephogram dengan posisi AP supine 1 menit
setelah injeksi media kontras untuk melihat masuknya media kontras ke
collecting sistem, terutama pada pasien hypertensi dan anak-anak.
Lakukan foto 5 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan
ukuran film 24 x 30 untuk melihat pelviocaliseal dan ureter proximal terisi
media kontras.
Foto 15 menit post injeksi dengan posisi AP supine menggunakan film 24
x 30 mencakup gambaran pelviocalyseal, ureter dan bladder mulai terisi
media kontras
Foto 30 menit post injeksi dengan posisi AP supine melihat gambaran
bladder terisi penuh media kontras. Film yang digunakan ukuran 30 x 40.
Setelah semua foto sudah dikonsulkan kepada dokter spesialis radiologi,
biasanya dibuat foto blast oblique untuk melihat prostate (umumnya pada
pasien yang lanjut usia).
Yang terakhir lakukan foto post void dengan posisi AP supine atau erect
untuk melihat kelainan kecil yang mungkin terjadi di daerah bladder.
Dengan posisi erect dapat menunjukan adanya ren mobile (pergerakan
ginjal yang tidak normal) pada kasus pos hematuri.
6) Sebutkan kelainan-kelainan yang dapat di nilai pada pemeriksaan IVP sertakan
gambaran radiologinya !

Kelainan Gambaran Radiologis

Horseshoe kidney Tampak perubahan konfigurasi sistem pelviokalices. Bayangan ginjal


tampak seperti massa di sisi kanan dan kiri garis tengah yang
Merupakan anomali
dihubungkan oleh ismus
dari fusi ginjal

Agenesis renal Tampak tidak adanya bayangan ginjal, baik unilateral atau bilateral.

Bila unilateral, akan tampak hipertrofi ginjal yang ada.

Tampak lying down adrenal sign, yaitu adrenal tampak memanjang


karena tidak adanya ginjal.

Striktur uretra Tampak bagian uretra yang striktur dan tidak terisi kontras
Pyelonefritis Tampak seperti obstruksi traktus urinarius, dan seringkali disertai
adanya gas pada sistem pelviokalices

BPH Tampak indentasi prostat ke arah vesika urinaria. Dapat berbentuk


seperti angka 3 yang telungkup (three prone sign)

Hidronefrosis Tampak dilatasi sistem pelviokalices


Grade 1 (blunting)
Grade 2 (flattening)

Grade 4 (ballooning)
Grade 3 (clubbing)
Tumor Grawitz Tampak massa yang meluas (ekspansi), berbentuk tonjolan (contour
bulge).

Adanya displacement dari kaliks ginjal.

Akibat efek massa dan kebutuhan perfusi vaskular yang meningkat:


pembesaran ureter dan pelvis ginjal, obstruksi duktus koligentes dan
penurunan fungsi ginjal.

Dapat tampak gambaran hidronefrosis pada massa yang besar, akibat


kompresi dari kaliks mayor, pelvis renalis dan ureter

Angiomyolipoma Tampak massa yang memiliki bagian lemak, otot polos, dan vaskular.
ginjal Bila terdapat hemoragi, sulit dibedakan dengan karsinoma ginjal.
7). Bedakan gambaran radiologis, dari:

1. Ileus obstruktif

2. leus paralitik

ILEUS
Ileus: gangguan pasase di Ileu obstruksi: gangguan Ileus paralitik:
usus sehingga usus tidak pasase di usus karena gangguan pasase di usus,
mampu mengeluarkan adanya sumbatan karena tidak terjadinya
isinya kebagian distal kontraksi peristaltik usus
Etiologi: Etiologi:
Dapat disebabkan oleh a. Neurogenik: pasca
a. Adhesi (perlekatan operasi, kerusakan
usus) salah satu medulla spinalis,
penyebab tersering keracunan timbal,
ileus obstruksi iritasi persarafan,
b. Hernia inkarserata splanknicus
c. Neoplasma b. Metabolik: gangguan
d. Intususepsi keseimbangan
e. Volvulus elektrolit
f. Batu empedu ke usus c. Obat-obatan: narkotik,
g. Penekanan oleh tumor, antiklinergik,
abses, hematom, katekolamin
penumukan cairan d. Infeksi: peritonitis,
h. Benda asing urosepsis, pneumonia
i. Divertikulum meckel dan lain-lain
j. Kelainan kongenital e. Iskemia usus
Anatomik, fungsional

Ileus: - Letak tinggi


- Letak rendah
(dibatasi oleh
ligamentum Treitz)

Ileus: - obstruksi total


- Obstruksi parsial

Obstruksi Paralitik
Anamnesis
a. Muntah (+) (+)
Frekuensi dan warna Obstruksi di atas pars 2:
warna muntah sama
dengan yang dimakan
Obtruksi di bawah pars 2
duodenum: warna
muntah kehijauan

Obstruksi letak tinggi:


onset muntah cepat,
segera setelah makan
Obstruksi letak rendah:
onset muntah lambat

b. Kembung/ Distensi Letak tinggi: (-) (+)


abdomen Letak rendah: (+)

c. Nyeri abdomen (+) (+)


Lokasi, kualitas Nyeri kolik (perasaan Nyeri tajam seperti
nyeri yang tertusuk, perih
intermitten/hilang timbul
mengikuti kontraksi usus.
Pasien mengeluh mulas,
lokasi nyeri tidak
terlokalisasi dengan baik

d. BAB - Obstruksi total: warna (-)


putih, seperti lendir
(Mukous)
- Obstruksi parsial: sama
seperti warna feses/
mdomenekonium
normal
Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi - Distensi: - Distensi (+)


(-) (letak tinggi) - Lesi/jejas/hematom:
(+) (letak rendah) curiga trauma
- Bekas jahitan operasi: - Hiperemis: curiga
curiga adhesi inflamasi (peritonitis)
- Benjolan: curiga ada
neoplasma, hernia
- Darm contour (bowel
contour)
Bentuk usus yang
terlihat di permukaan
dinding abdomen
karena kontraksi hebat
usus
- Darm steifung (Bowel
movement)
Pergerakan usus
terlihat di permukaan
dinding abdomen
- Pada obstruksi letak
tinggi, bentuk
abdomen bisa normal/
schapoid (seperti
kapal)/ cekung

b. Auskultasi: - Bising usus meningkat - Bising usus menurun/


Bising usus (BU), (pada fase awal) (-)
suara pergerakkan - Bu dapat (-) pada late
usus abnormal phase
- Borborygmy (suara
pergerakan cairan usu
yng terguncang karena
peristaltik yang
meningkat
- Metalic sound (suara
dengan nada tinggi
yang timbul pada ileus
obstruksi yang menjadi
tanda akan perforasi
usus

c. Perkusi Hipertimpani Hipertimpani

d. Palpasi - Nyeri tekan (-) - Nyeri tekan (+)


- Rebound tenderness
(+)
Pemeriksaan
Penunjang
- Rontgen abdomen - Herring bone
appearance
- Air fluid level

Anda mungkin juga menyukai