FILM TEACHING
Oleh :
Anita Rahayu, S.Ked
1318011016
Perceptor :
dr. Karyanto, Sp.Rad
JAWABAN
1) Gambarkan secara skematis pankreas dan sistem biliaris !
Pankreas
adalah organ meruncing yang terletak di belakang perut. Sisi kanan pankreas
yang disebut kepala, adalah bagian terluas dari pankreas dan terletak di
lekukan duodenum, bagian pertama dari usus kecil. Sisi kiri meruncing dan
meluas sedikit ke atas, disebut tubuh pankreas, dan berakhir di dekat limpa,
yang disebut ekor pankreas.
Pankreas terdiri dari 2 jenis kelenjar:
Kelenjar Eksokrin. Kelenjar eksokrin mengeluarkan enzim pencernaan. Enzim
ini disekresikan ke jaringan dari saluran yang bergabung dengan saluran
utama pankreas.
Kelenjar Endokrin. Kelenjar endokrin terdiri dari pulau Langerhans dan
mengeluarkan hormon ke dalam aliran darah.
Sebuah pankreas normal panjangnya sekitar 12 sampai 15 cm dan berat sekitar
110 gram. Lokasi Pankreas adalah di belakang lambung dan terletak kurang
lebih melintang di dinding posterior abdomen; memiliki duodenum di sebelah
kanan dan limpa di sebelah kiri. Pankreas memiliki kepala yang terletak di
dalam lengkungan duodenum, leher yang menghubungkan kepala ke tubuh
dan tubuh yang menumpulkan ke ekornya menyentuh limpa.
Sistem bilier
Terdiri dari kandung empedu dan saluran yang berasal dari hepar dan
vesicafellea. Fungsi primernya adalah sebagai organ yang memproduksi,
menyimpan dan mengalirkan empedu duodenum melalui saluran-saluran
empedu.
a. Ductus Cysticus
Merupakan lanjutan dari vesica fellea, terletak pada porta hepatis.
Panjangnya kira-kira 3 4 cm. Pada porta hepatis ductus cysticus mulai dari
collum vesica fellea, kemudian berjalan ke postero-caudal di sebelah kiri
collum vesicae felleae. Lalu bersatu dengan ductus hepaticus communis
membentuk ductus choledochus. Mucosa ductus ini berlipat-lipat terdiri dari
3 12 lipatan, berbentuk spiral yang pada penampang longitudional terlihat
sebagai valvula, disebut valvula spiralis (Heister).
b. Ductus Hepaticus
Ductus hepaticus berasal dari lobus dextra dan lobus sinistra bersatu
membentuk ductus hepaticus communis pada porta hepatis dekat pada
processus papillaris lobus caudatus. Panjang ductus hepaticus communis
kurang lebih 3 cm. Terletak di sebelah ventral a.hepatica propria dextra dan
ramus dextra vena porta. Bersatu dengan ductus cysticus menjadi ductus
choledochus.
c. Ductus Choledochus
Mempunyai panjang kira-kira 7 cm, dibentuk oleh persatuan ductus cysticus
dengan ductus hepaticus communis pada porta hepatis. Di dalam
perjalanannya dapat di bagi menjadi tiga bagian, sebagai berikut :
1. bagian yang terletak pada tepi bebas ligamentum hepatoduodenale,
sedikit
di sebelah dextro-anterior a.hepatica communis dan vena portae;
2. bagian yang berada di sebelah dorsal pars superior duodeni, berada di
luar lig.hepatoduodenale, berjalan sejajar dengan vena portae, dan tetap
di sebelah dexter vena portae;
3. bagian caudal yang terletak di bagian dorsal caput pancreatis, di sebelah
ventral vena renalis sinister dan vena cava inferior.
Pankreatitis akut
adanya dilatasi dari usus
kecil yang
berdekatan.sentinel loop
gambaran ini merupakan
gambaran yang ppaling
sering dijumpai pada
pankreatitis akut meskipun
tidak dilaporkan dijumpai
pada penderita ankreatitis
akut.
Pankreatitis kronik
Foto rontgen
memperlihatkan kalsifikasi
merupakan patognomonik
pada pankreatitis kronik.
Kalsifikasi primer muncul
pada kalkuli intraduktal
baik pada duktus
pankreatikus mayor
maupun minor.
3). DD dan ciri-ciri radiologi bayangan semi opak pada foto polos abdomen !
Hearing bone
Jarak valvula conniventes satu sama lain yang normal adalah 14 mm.
Jarak ini akan melebar pada keadaan distensi usus halus. Akibat distensi
usus halus, maka valvula conniventes agak teregang dan bersama-sama
dengan valvula conniventes dari loop yang bertetangga, akan tampak di
foto sebagai gambaran sirip ikan yang disebut herringbone appearance.
A B C
D E
Gambar. Bowler hat signpada divertikel (A) danpolip (B) sertaapple coresignpadaca
colon (C), Hirscprung disease (D),lead pipe appearance pada colitis ulseratif (E).
A B C
D E
Gambar. Gambaran radiologis hidronefrosis (A), pielonefritis kronik (B),
nefrolitiasis (C), ureterolitiasis (D), vesicolitiasis (E)
Kalsifikasi abdomen yang terpenting adalah :
a. Menentukan lokasi kalsifikasi
b. Pola tau bentuk kalsifikasi akan membantu diagnoisis ke hanya satuatau
dua pilihan
g. Kalsifikasi pancreas
h. Fekalit
Terlihat dalam divertikula colli atau dalam apendik. Fekalit apendik
penting karena merupakan indikasi kuat appendicitis akut.
Gambar 52. Adanya kalsifikasi pada ureter dekstra menandakan batu ureter
Gambar 53. Menandakan kalsifikasi yang berarti batu pada vesica urinaria
Derajat 2 : Osteofit yang pasti, mungkin terdapat celah antar sendi, nyeri
hampir selalu dirasakan, kaku sendi pada pagi hari, krepitasi,
membutuhkan bantuan dalam menaiki tangga, tidak mampu
berjalan jauh, memerlukan tenaga asisten dalam menyelesaikan
pekerjaaan rumah.
Metode Pemeriksaan
Metoda Kontras Tunggal
Metoda Kontras ganda
Satu tahap
Dua Tahap
Kontras Media:
Kontras media positif Barium Sulfat dengan viscositas 1:8, Kontras media
negative (Udara).
Metoda satu tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media poitif tanpa evacuasi terlebih dahulu.
Metoda dua tahap : Pemasukan kontras media negative dilakukan setelah
pemasukan kontras media positif setelah evacuasi terlebih dahulu.
Persiapan
Dua hari sebelum dilakukan pemeriksaan colon inloop, pasien diberitahu untuk
melakukan persiapan yang nantinya akan membantu kelancaran pelaksanaan
pemeriksaan.
Hari Pertama:
Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 2 biji + minum air banyak.
Siang : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.
Malam : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.
Hari Kedua:
Pagi : Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.
Siang : - Makan bubur kecap + telur rebus 1 biji + minum air banyak.
1. Renal agenesis
2. Polyuria
3. BPH (benign prostatic hyperplasia)
4. Congenital anomali :
o duplication of ureter n renal pelvis
o ectopia kidney
o horseshoe kidney
o malroration
5. Hydroneprosis
6. Pyelonepritis
7. Renal hypertention
Kontra Indikasi
Persiapan Pemeriksaan
Persiapan Pasien
Pasien makan bubur kecap saja sejak 2 hari (48 jam) sebelum
pemeriksaan BNO-IVP dilakukan.
Pasien tidak boleh minum susu, makan telur serta sayur-sayuran
yang berserat.
Jam 20.00 pasien minum garam inggris (magnesium sulfat),
dicampur 1 gelas air matang untuk urus-urus, disertai minum air
putih 1-2 gelas, terus puasa.
Selama puasa pasien dianjurkan untuk tidak merokok dan banyak
bicara guna meminimalisir udara dalam usus.
Jam 08.00 pasien datang ke unit radiologi untuk dilakukan
pemeriksaan, dan sebelum pemeriksaan dimulai pasien diminta
buang air kecil untuk mengosongkan blass.
Yang terakhir adalah penjelasan kepada keluarga pasien mengenai
prosedur yang akan dilakukan dan penandatanganan informed
consent.
Agenesis renal Tampak tidak adanya bayangan ginjal, baik unilateral atau bilateral.
Striktur uretra Tampak bagian uretra yang striktur dan tidak terisi kontras
Pyelonefritis Tampak seperti obstruksi traktus urinarius, dan seringkali disertai
adanya gas pada sistem pelviokalices
Grade 4 (ballooning)
Grade 3 (clubbing)
Tumor Grawitz Tampak massa yang meluas (ekspansi), berbentuk tonjolan (contour
bulge).
Angiomyolipoma Tampak massa yang memiliki bagian lemak, otot polos, dan vaskular.
ginjal Bila terdapat hemoragi, sulit dibedakan dengan karsinoma ginjal.
7). Bedakan gambaran radiologis, dari:
1. Ileus obstruktif
2. leus paralitik
ILEUS
Ileus: gangguan pasase di Ileu obstruksi: gangguan Ileus paralitik:
usus sehingga usus tidak pasase di usus karena gangguan pasase di usus,
mampu mengeluarkan adanya sumbatan karena tidak terjadinya
isinya kebagian distal kontraksi peristaltik usus
Etiologi: Etiologi:
Dapat disebabkan oleh a. Neurogenik: pasca
a. Adhesi (perlekatan operasi, kerusakan
usus) salah satu medulla spinalis,
penyebab tersering keracunan timbal,
ileus obstruksi iritasi persarafan,
b. Hernia inkarserata splanknicus
c. Neoplasma b. Metabolik: gangguan
d. Intususepsi keseimbangan
e. Volvulus elektrolit
f. Batu empedu ke usus c. Obat-obatan: narkotik,
g. Penekanan oleh tumor, antiklinergik,
abses, hematom, katekolamin
penumukan cairan d. Infeksi: peritonitis,
h. Benda asing urosepsis, pneumonia
i. Divertikulum meckel dan lain-lain
j. Kelainan kongenital e. Iskemia usus
Anatomik, fungsional
Obstruksi Paralitik
Anamnesis
a. Muntah (+) (+)
Frekuensi dan warna Obstruksi di atas pars 2:
warna muntah sama
dengan yang dimakan
Obtruksi di bawah pars 2
duodenum: warna
muntah kehijauan