Anda di halaman 1dari 33

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG SEKOLAH

SANTA CLARA SURABAYA


DENGAN STRUKTUR KOMPOSIT
BAJA DAN BETON

Disusun
Oleh :

BUY ARYANTO
3107100604
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap sekolah dengan
fasilitas yang lengkap, maka dibangunlah Sekolah Santa Clara yang terletak di
Jalan Ngagel Madya No.1 Surabaya.
Gedung Sekolah Santa Clara ini merupakan gedung yang terdiri dari
5 lantai dengan struktur konvensional dan akan direncanakan ulang hingga 11
lantai dengan menggunakan struktur komposit baja dan beton
Dari berbagai penelitian, struktur komposit ternyata lebih efektif
dalam meningkatkan kapasitas pembebanan, kekakuan dan keunggulan
ekonomis. (Febriano Rinaldy dan Muh. Ruslailang, 2005)
Komposit balok baja dan pelat adalah suatu usaha dalam
mendapatkan suatu konstruksi yang baik dan efisien.
Keistimewaan yang nyata dalam sistem adalah :
(1) Penghematan berat baja,
(2) Penampang balok baja dapat lebih rendah,
(3) Kekakuan lantai meningkat,
(4) Panjang bentang untuk batang tertentu dapat lebih besar,
(5) Kapasitas pemikul beban meningkat. (Charles G. Salmon 1991).
Pedoman penulisan menggunakan SNI 03-2847-2002 tentang Tata
Cara Perhitungan Beton untuk bangunan gedung, SNI 03-1726-2002 tentang
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk bangunan gedung. SNI 03-
1729-2002 tentang Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.
1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang ditinjau dalam modifikasi dan perencanaan


struktur beton komposit untuk gedung Sekolah Santa Clara, antara
lain:
1. Bagaimana merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat,
balok anak dan tangga?
2. Bagaimana menganalisa struktur dengan menggunakan program
SAP 2000?
3. Bagaimana merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan
kolom?
4. Bagaimana merencanakan pondasi yang sesuai dengan besarnya
beban yang dipikul dan kondisi tanah dilapangan?
5. Bagaimana menuangkan hasil perencanaan dan
perhitungan dalam bentuk gambar teknik.
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang diharapkan dari perencanaan
struktur gedung ini adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan struktur sekunder yang meliputi pelat,
balok anak dan tangga
b. Menerapkan perhitungan struktur dengan
Komputerisasi, dalam hal ini menggunakan program
bantu SAP 2000
c. Merencanakan struktur utama yang meliputi balok dan
kolom komposit baja dan beton
d. Merencanakan pondasi yang sesuai dengan beban
besar yang dipikul dan kondisi tanah di lapangan
e. Menuangkan hasil perhitungan struktur kedalam
bentuk gambar teknik dengan menggunakan program
AutoCAD
1.4 Batasan Masalah

Dalam penulisan proposal tugas akhir ini, perencanaan struktur


gedung ini ditinjau dari segi teknis saja, yaitu:
a. Perencanaan tidak meliputi instalasi mechanical, electrical,
plumbing dan saluran air
b. Tidak merencanakan metode pelaksanaan
c. Tidak meninjau dari segi estetika, tetapi hanya dari segi
kekuatan struktur saja
1.5 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan Tugas Akhir dalam
Perencanaan Gedung Sekolah Santa Clara Surabaya yang
dimodifikasi dengan Struktur Komposit Baja dan Beton adalah:
a. Dapat meningkatkan ilmu penulis/perencana dalam hal
analisa bangunan mengenai Perhitungan Struktur
Komposit
b. Dapat meningkatkan pelayanan sekolah dalam hal
fasilitas yang lebih lengkap dengan kondisi bangunan
menjadi 11lantai
c. Penghematan berat baja (Charles G. Salmon, 1991)
Penampang balok baja dapat lebih rendah (Charles G.
Salmon, 1991)
d. Kondisi struktur yang kaku, panjang bentang yang lebih
besar (Charles G. Salmon, 1991)
e. Kapasitas pemikul beban meningkat (Charles G. Salmon,
1991)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Text book
Buku Ajar Dosen ITS

Jurnal
BAB III M U LA I

METODOLOGI Pengum pulan D ata

Studi L iteratur

Perencanaan Struktur Sekunder

Prelim inary D esain :


3.1 Bagan Alir - M enentukan tebal plat dack
- M enentukan profil tangga
- M enentukan profil balok kom posit
- M enentukan profil kolom kom posit

Perhitungan beban :
- B eban m ati
3.2 Mengumpulkan data yang berkaitan - B eban hidup
- B eban angin N ot O K
- B eban gem pa
dengan perencanaan
Pem odelan dan A nalisa Struktur
dengan Program bantu SA P 2000

A pakah dim ensi profil sudah


m em enuhi persyaratan yang digunakan?
3.3 Studi Literatur
K ontrol D esain
OK
Perencanaan
Sam bungan
3.4 Perencanaan Struktur Sekunder
Perencanaan Pondasi

Penggam baran H asil Perencanaan

Selesai
3.5 Preliminary Design dan Pembebanan

3.5.1 Preliminary Design Balok


3.5.2 Preliminary Design Kolom
3.5.3 Analisa Pembebanan

3.6 Pemodelan Struktur dan Analisa Struktur

3.7 Kontrol Design

3.8 Perencanaan Sambungan

3.9 Perencanaan Pondasi

3.10 Penggambaran Hasil Perhitungan dalam Gambar Teknik


BAB IV
HASIL PERENCANAAN
A. STRUKTUR SEKUNDER
1. Pelat Lantai 1 s/d 10
- Brosur bondek dari PT. Plantech Hokayu Indonesia
- Tebal bondek 0,85 mm
- Tebal beton 10 cm
- Tulangan tarik diameter 8mm 200 mm
2. Pelat Lantai 11
- Brosur bondek dari PT. Plantech Hokayu Indonesia
- Tebal bondek 0,85 mm
- Tebal beton 10 cm
- Tulangan tarik diameter 6mm 200 mm
3. Tangga
Tinggi antar lantai = 400 cm
Tinggi bordes = 200 cm
Panjang tangga = 510 cm
Panjang bordes = 300 cm
Lebar bordes = 150 cm
Tebal Bordes = 10 cm
Lebar injakan trap tangga = 30 cm
Tinggi injakan trap tangga = 20 cm
Tebal Plat trap tangga = 10 cm
Mutu Beton (fc) = 25 Mpa = 250 kg/cm2
Mutu Baja (fy) = 250 Mpa = 2500 kg/cm2

Sudut tangga = 28,81, tebal pelat beton 10 cm, sudah temasuk tebal
bondek 0,85 mm
Pelat bordes
Pelat bordes menggunakan pelat bondek. Data-data perencanaan
berdasarkan brosur PT.PLANTECH HOKAYU INDONESIA (PHI) Steel.
Dipakai pelat komposit bondek dengan tebal pelat = 0,85 mm
Bentang 1,5 m, tanpa penyangga
Bentang menerus dengan tulangan negatif, tebal pelat beton = 10 cm,
Beban berguna = 300 kg/m2
tulangan dengan = 8 mm (As = 50,24 mm2 = 0,5024 cm2)
dipasang tulangan tarik 8 200 mm
Balok tangga WF 150.150.7.10
Balok bordes WF 150.150.7.10
Balok tumpuan tangga WF 250.125.5.8
4. Balok anak struktur menggunakan WF 350.250.8.12

Balok anak WF 350.250.8.12

Balok anak WF 350.250.8.12

Balok anak WF 350.250.8.12


Sambungan balok anak dengan balok induk

WF 700.300.13.20
5. Balok Lift R1 dan R2 menggunakan WF 300.150.5,5.8

Potongan A-
A-A
Denah Lift
Penggantung Lift WF 300.150.5,5.8 Balok Penumpu Lift WF 350.175.6.9
B. STRUKTUR PRIMER

Mutu baja : Bj 41
Mutu beton (fc') : 25 Mpa
Tinggi tipikal lantai : 4m
Tebal pelat bondek lantai 1-10 : 10 cm
Tebal pelat bondek lantai atap : 10 cm
Profil balok induk : WF 700x300x13x20
Profil balok anak : WF 350x250x8x12
Profil kolom lantai 1-4 : KC 700x300x13x24 90x90 cm
Profil kolom lantai 5-8 : KC 588x300x12x20 80x80 cm
Profil kolom lantai 9-11 : KC 400x200x8x13 60x60 cm
wialyah gempa : WG3
Kategori tanah : Tanah lunak
I : 1
BAB V
PONDASI

Kriteria Design Tiang Pancang


Kekuatan dan Dimensi Tiang
Dipakai tiang pancang beton pratekan (Prestressed Concrete pile)
dengan bentuk penampang bulat berongga (Spun Piles).
Mutu beton tiang pancang K-600 (concrete cube compressive
strength is 600 kg/cm2 at 28 days).
Tiang pancang yang direncanakan adalah menggunakan alternatif
jenis
tiang dengan spesifikasi WIKA Pile sebagai berikut :
Diameter tiang = 600 mm
Tebal tiang = 100 mm
Class =C
Luas beton = 1571 cm2
Pbahan = 229,5 ton = 229.500 kg
Sumber WIKA beton
DENAH PONDASI
Daya Dukung Satu Tiang Pancang
Untuk daya dukung ini diambil nilai terkecil
antara daya dukung bahan dan daya dukung
tanah.
Daya dukung bahan :
Dari spesifikasi bahan tiang pancang (tabel
spesifikasi WIKA), didapat :
p1 tiang pancang = 229,5 ton

DENAH TIANG PANCANG


Daya dukung tanah :
Direncanakan menggunakan tiang pancang
60 cm, A = 2826 cm2
diambil tiang pancang dengan kedalaman (D)
= 13 m dari perhitungan yang ditabelkan
(terlampir), didapai nilai daya dukung satu
tiang pancang :
p1 tiang pancang = 72.849,7 kg
Poer
Dimensi Poer (B x L) = 5mx5m
Tebal poer = 100 cm
Diameter tulangan x = D25 mm
Diameter tulangan y = D25 mm
Tebal selimut beton = 70 mm
Mutu beton (fc) = 40 Mpa
Mutu baja (fy) = 400 Mpa
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN :
Dari hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan antara lain :
Dilakukan perhitungan struktur sekunder terlebih dahulu seperti
perhitungan tangga, pelat lantai, dan balok anak terhadap
beban-beban yang bekerja baik beban mati, beban hidup
maupun beban terpusat.
Analisa balok dihitung terhadap kontrol lendutan, kontrol
penampang (local buckling), kontrol lateral buckling dan kontrol
geser.
Dilakukan kontrol terhadap balok utama dengan anggapan
balok adalah balok baja dianggap sebagai struktur komposit
dengan pelat pada saat komposit. Dimana balok menerima
beban dari struktur sekunder yang harus dilakukan kontrol
meliputi: kontrol lendutan, kontrol penampang (local buckling),
kontrol lateral buckling dan kontrol geser.
Dilakukan kontrol kekuatan struktur kolom komposit yang
meliputi kontrol luas minimum beton pada kolom komposit,
perhitungan kuat tekan aksial kolom, perhitungan kuat lentur
kolom, dan kontrol kombinasi aksial dan lentur.
Dari hasil pehitungan didapatkan data-data perencanaan
sebagai berikut :
Tebal Pelat Atap : 10 cm
Tebal Pelat Lantai : 10 cm

Dimensi Kolom beton lantai 1 s/d 4 :


90 x 90 cm, KC 700.300.13.24
Dimensi Kolom beton lantai 5 s/d 8 :
80 x 80 cm, KC 588.300.12.20
Dimensi Kolom beton lantai 9 s/d 11:
60 x 60 cm, KC 400.200.8.13
Profil Balok Induk : WF 700.300.13.20
Profil Balok Anak : WF 350.250.8.12
Struktur bawah bangunan menggunakan tiang pancang
pracetak dengan diameter 60 cm.
B. SARAN

Pelaksanaan struktur dengan sistem komposit baja


dan beton harus dilakukan dengan pengawasan yang
ketat sebab pada bangunan baja, keakuratan
pemasangan sangat penting, agar dapat diperoleh hasil
sesuai dengan yang direncanakan.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1726-2002):


Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung.
Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-2847-2002):
Tata Cara Perhitungan Beton Untuk Bangunan Gedung.
Departemen Pekerjaan Umum. Standar Nasional Indonesia (SNI 03-1729-2002):
Tata Cara Perhitugan Baja Untuk Bangunan Gedung.
Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan.1983. Peraturan Pembebanan
Indonesia Untuk Gedung. Jakarta: Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah
Bangunan.
Lubis, Enni Lisda. & Marta, Proid Kontura, 1991. Kajian Analitis dan
Eksperimental Dek Baja Bergelombang Sebagai Elemen Pembentuk Pelat
Komposit.
Mulyanto, Rakhmat, 2002. Pelat Lantai Komposit Isotropis Tanpa Perancah
(Profree Deck).
Widiarsa, Ida Bagus Rai. & Deskarta, Putu, 2007. Kuat Geser Baja Komposit
dengan Variasi Tinggi Penghubung Geser Type-T Ditinjau Dari Uji
Geser Murni.
Salmon, Charles. G. & Johnson, John. E. 1991. Struktur Baja Desain dan Perilaku.
Alih bahasa Wira. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Isdarmanu, Marwan. 2006. Buku Ajar Struktur Baja I.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut
teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya.
Soewardojo. Buku Ajar Struktur Baja II. Fakultas Teknik
Sipil dan Perencanaan. Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya.
Sidharta Ananta Sigit, Ir.,MSc.,PhD. 2009. Buku Ajar
Pondasi Beban Dinamis. Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan. Institut teknologi Sepuluh Nopember,
Surabaya.
Djoko Untung, Buku Ajar Pondasi Tiang Pancang.
S. Sudjanarko Ir. M.Eng. 2003. Buku Ajar Mekanikah
Tanah & Teknik Pondasi.
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan. Institut teknologi
Sepuluh Nopember, Surabaya.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai