Anda di halaman 1dari 7

I.

Konsep Dasar oleh Paton dan Littleton


Konsep dasar dalam akuntansi merupakan suatu konsep yang berlaku
secara umum tentang suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat
dalam menyajikan informasi keuangan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Ada berbagai versi mengenai konsep dasar diantaranya dari
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI), Paul Grady, Walk, Tearney dan Dodd,
Antony, Hawkins dan Merchant, terakhir yaitu Paton dan Littleton.
Konsep konsep yang diuraikan oleh Paton dan Littleton cukup
lengkap karena dapat menjelaskan tentang faktor lingkungan dan praktik
akuntansi yang berjalan pada jamannya. Paton dan Littleton juga menunjukkan
kaitan antara konsep dasar yang satu dengan yang lain secara koheren. Oleh
karena itu, konsep dasar Paton dan Littleton dijadikan bahan bahasan utama
untuk menjelaskan konsep dasar lain yang merupakan turunannya dengan
menunjukkan hubungan dengan konsep dasar Paton dan Littleton.
Menurut Paton dan Littleton konsep dasar akuntansi terdiri dari :
1.1 Entitas bisnis atau kesatuan usaha (The business entity)
Dalam konsep ini bisnis perusahaan sebagai suatu organisasi bisnis
diperlakukan berbeda atau secara hukum terpisah dengan pemilik
dari bisnis tersebut. Hal ini termasuk bahwa transaksi-transaksi
dalam bisnis tersebut harus dijaga secara keseluruhannya agar
terpisah dari urusan pribadi dari seorang pemiliknya. Namun,
diperbolehkan bagi seorang pemilik untuk dapat memperoleh
informasi yang benar mengenai kondisi perusahaannya. Meskipun
antara perusahaan dengan pemiliknya terpisah, namun pemilik tetap
berhak atas keuntungan yang harus diberikan oleh perusahaan dalam
bentuk dividen.
1.2 Konsep Kelangsungan Usaha (Going Concern)
Konsep ini menyatakan bahwa jka tidak ada tanda-tanda atau
rencana pasti di masa datang bahwa kesatuan usaha akan dibubarkan
atau dilikuidasi maka akuntansi menganggap bahwa kesatuan usaha
tersebut akan terus menerus sampai waktu yang tidak terbatas.
1.3 Penghargaan Sepakatan
Konsep ini meyatakan bahwa jumlah rupiah/ agregat-harga atau
penghargaan sepakatan yang tidak terlibat dalam tiap transaksi atau
kegiatan pertukaran merupakan bahan olah dasar akuntansi yang
paling objektif terutama dalam menukur sumber ekonomikyang
keluar.
1.4 Kos Melekat
Bahwa kos melekat pada objek yang dipresentasinya hingga kos
bersifat mudah bergerak dan dapat dipecah-pecah atau digabung-
gabungkan kembali mengikuti objek yang didekati. Berbagai kos
mempunyai daya saling mengikat antara yang satu dan yang lainnya
ikatan objek-objek yang disimbolkannya. Bila berbagai komponen
digabungkan menjadi suatu objek atau barang baru, gabungan kos
yang baru semata-mata merupakan penggabungan berbagai kos yang
melekat pada tiap komponen tanpa memperhatikan nilai ekonomik
baru yang melekat pada barang baru.
1.5 Upaya Dan Hasil
Konsep ini meyatakn bahwa biaya merupakan upaya dalam rangka
memperoleh hasil berupa pendapatan. Dengan kata lain tidak ada
hasil (pendapatan) tanpa upaya biaya.
1.6 Bukti Terverifikasi dan Objektif
Konsep ini menyatakan bahwa informasi keuangan akun mempunyai
tingkat kebermanfaatan dan tingkat keterandalan yang cukup tinggai
apabila terjadinya data keungan didukung oleh bukti bukti yang
objektif dan dapat diuji kebenarannya. Setiap transaksi keuangan
harus didukung oleh bukti transaksi yang kuat dan sah.
1.7 Asumsi
Contoh asumsi yang menjadi landasan penalaran dalam memilih
konsep yang relevan.
Kontinuitas usaha. Penerapan konsep ini harus tetap
mempertimbangkan dalam proses pelaporan
Perioda satu tahun. Pelaporan periodik dengan waktu sebgai
wadah pengukuran adalah salah satu kebiasaaan penting
dalam akuntansi
Kos sebagai bahan olah. Penghargaan sepakatan yang
menjadi bahan oleh akuntansi didasarkan atas asumsi bahwa
kos factor produksi yang diperolah perusahan menunjukkan
nilai wajar pada saat terjadinya.
Daya beli uang usaha. Konsep bahwa kumlah rupiah yang
terlcatat adakn tetap menunjukkan nilai dilandasi
asumsi bahwa daya beli uang adalah stabil sepanjang waktu.
Tujuan mencari laba. Konsep pendapatan dan biaya sebagai
aliran jumlah rupiah yang ditandingkan sebenarnya
mengandung asumsi bahwah pendapatan adalh objek yang
dituju oleh upaya yang diukur dengan kos.
II. Gambaran Umum Konsep dasar oleh FASB

Tujuan Pelaporan Keuangan (SFAC No 1 dan SFAC No 4)

Kriteria Kualitas Informasi (SFAC No 2)

Pengukuran dan Pengakuan (SFAC No 5 dan SFAC No 7)

Memenuhi
kriteria

Elemen statemen Keuangan (SFAC No 6)

Informasi lain-lain
Media pelaporan Statemen keuangan Informasi
keuangan pelengkap
Catatan statemen keuangan
Berdasarkan gambar diatas, tujuan pelaporan keuangan merupakan
proses yang paling menentukan dalam perekayasaan akuntansi. Tujuan
pelaporan keuangan menentukan konsep dan prinsip yang relevan dalam
penyusunan statemen laporan keuangan. Selaian itu tujuan pelaporan
keuangan diharapkan mampu memberikan informasi kepada para pemakai
dengan berbagai kepentingan, serta mencapai tujuan ekonomik sosial
negara. Sehingga, dengan adanya informasi tersebut dapat mempengaruhi
pengambilan keputusan oleh pihak yang berkepentingan.
Informasi tentunya akan dipakai bila terdapat kebermanfaatan
keputusan bagi si pemakai. FASB telah merumuskan kualitas mengenai
kriteria informasi yang terdiri dari dua unsur utama yaitu keberpautan
(relevance) keterandalan (reliability). Kualitas informasi akan jauh lebih
bernialai lagi apabila terdapat unsur-unsur (1) keterpahaman,
(2)keberpautan, (3) nilai prediktif, (4) nilai balikan, (5) ketepatwaktuan, (6)
keterandalan, (7) ketepatan penyimbolan, (8) keterujian, (9) kenetralan, (10)
keterbandingan, dan (11) materialitas.
Elemen statemen keuangan merupakan bahan pembentuk informasi
yang dikandung dalam statemen keuangan. Penyajian elemen statemen
keuangan tidak cukup hanya memenuhi definisi tetapi harus memenuhi
kriteria pengakuan dan pengukuran. Terdapat sepuluh elemen pelaporan
keuangan yang didefinisikan dalam rerangka konseptual yaitu aset,
kewajiban, ekuitas, investasi, distribusi ke pemilik, laba komprehensif,
pendapatan, biaya, untung dan rugi.
Pelaporan keuangan dan statemen keuangan meruapakan dua
definisi yang memiliki tujuan yang sama, namun memiliki komponen yang
berbeda. Pelaporan keuangan (financial reporting) adalah penyampaian
informasi yang wajib dan suka rela. Wajib disini mempunyai implikasi
bahwa pelaporan harus mengandung statemen keuangan (financial
statement) yaitu media utama pelaporan keuangan serta suka rela mencakup
segala informasi yang yang diberikan oleh manajer agar bermanfaat bagi
pemakai pelaporan keuangan.
Elemen dalam statemen keuangan tersebut kemudian akan menjadi
lingkup pengukuran dan pengakuan. Atribut pengukuran yang harus
dilekatkan pada suatu elemen untuk merepresenatsikan secara tepat yang
ingin diungkapakan dalam pelaporan keuangan misalnya penggunaan kos
historis, kos sekarang, nilai pasar sekarang, nilai terealisasi, nilai diskunan.
Sedangkan pengakuan berarti bahwa pencatatan resmi (penjurnala) suatu
entitas (jumlah rupiah) hasil pengukuran dalam sautu sistem akuntansi,
sehingga jumlah rupiah tersebut dapat mempengaruhi statemen keuangan.
FASB menetapkan empat criteria pengakuan meliputi definis, keterukuran,
keberpautan dan keterandalan.

III. Joint Project FASB IASB


FASB dan IASB memulai proyek agenda baru bersama, untuk meninjau
kembalikerangka konseptual mereka untuk akuntansi keuangan dan pelaporan,
dimana setiap dasar keputusan standar akuntansi sebagian besar didasarkan
atas tujuan, karakteristik, definisi, dankriteria yang ditetapkan pada kerangka
konseptula yang ada.Tujuan dari proyek baru ini adalah untuk membangun
kerangka kerja dengan cara mempersempit, memperbaharui, menyelesaikan
dan mengkonvergenkan ke dalam kerangka kerja umum. Tujuan lain dari FASB
dan IASB adalah untuk menyatukan standar mereka diantaranya:
1. Alasan standar berbasis prinsip memerlukan kerangka kerja konseptua
karena untuk menjadi standar berbasis prinsip tidak hanya dapat
mengumpulkan konversi melainkan harus berakar pada dasar.
2. Pentingnya IASB dan FASB berbagi kerangka konseptual umum adalah
dengan terciptanya konvergensi berarti bahwa FASB dan IASB akan terus
bekerja sama untuk mengembangkan kualitas tinggi, kompatibel standar
akuntansi dari waktu ke waktu. Konvergensi juga bermanfaat dalam cara
sebagai berikut :
Meningkatkan efisiensi pasar modal global dengan cara
meningkatkan perbandingan dan transparansi dari satu Negara ke
Negara lain.
Mengurangi beban administrasi pada MNE yang saat ini diperlukan
untuk menyiapkan laporan keuangan dalam beberapa metode
akunting.
Memungkinkan perusahaan untuk mengakses pasar modal di luar
amerika serikat tanpa memerlukan pertimbangan pelaporan
keuangan standar internasional US GAAP.
3. Karena kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan
kenyataan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan
menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan.
4. Cross-cutting issue adalah isu-isu yang berdampak lebih dari suatu bidang,
karena kekayaan suatu Negara umumnya dipengaruhi oleh serangkaian
faktor yang saling berhubungan. Cross-cutting issue yang ditetapkan dalam
sejumlah konvensi internasional deklarasi, dan perjanjian pembangunan
yang mengikat Negara-negara terkait.
DAFTRA PUSTAKA

https://student.unud.ac.id/1406305057/news/5651

Anda mungkin juga menyukai