Anda di halaman 1dari 3

A.

PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing


PSAK 10 tentang Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing telah disahkan oleh Dewan
Standar Akuntansi Keuangan pada tanggal 23 Maret 2010. PSAK 10 ini merevisi PSAK 10
tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing yang telah dikeluarkan pada tanggal 7 September
1994. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur yang tidak material. Dewan Standar
Akuntansi Keuangan telah mengesahkan penyesuaian atas PSAK 10 tentang Pengaruh
Perubahan Kurs Valuta Asing pada tanggal 27 Agustus 2014.
Tujuan dari Pernyataan ini menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi dalam valuta
asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan entitas dan bagaimana
menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.
Pernyataan ini diterapkan pada:
a) Akuntansi transaksi dan saldo dalam valuta asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif yang
termasuk dalam ruang lingkup PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran;
b) Penjabaran hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam
laporan keuangan entitas dengan cara konsolidasi atau metode ekuitas; dan
c) Penjabaran hasil dan posisi keuangan suatu entitas ke dalam mata uang penyajian.
Definisi
08. Berikut adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini :
Investasi neto dalam kegiatan usaha luar negeri adalah jumlah kepentingan entitas pelapor dalam
aset neto dari kegiatan usaha luar negeri tersebut; Kegiatan usaha luar negeri adalah entitas yang
merupakan entitas anak, asosiasi, ventura bersama atau cabang dari entitas pelapor yang
aktivitasnya dilaksanakan di negara yang mata uangnya menggunakan mata uang selain mata
uang pelapor; Kelompok usaha adalah suatu entitas induk dan seluruh anaknya; Kurs adalah
rasio pertukaran dua mata uang; Kurs Penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan;
Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera; Mata uang fungsional adalah mata uang pada
lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi; Mata uang penyajian adalah mata
uang yang digunakan dalam penyajian laporan keuangan.
Mata Uang Fungsional
09. Lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi adalah lingkungan entitas tersebut utamanya
menghasilkan dan mengeluarkan kas. Entitas mempertimbangkan faktor berikut dalam
menentukan mata uang fungsionalnya :
(a) mata uang :

1
(i) yang paling mempengaruhi harga jual (seringkali menjadi mata uang dimana harga jual
untuk barang dan jasa didenominasikan dan diselesaikan); dan
(ii) dari negara yang kekuatan persaingan dan peraturan sebagian besar menentukan harga
jual barang dan jasa entitas.
(b) mata uang yang paling mempengaruhi biaya tenaga kerja, bahan baku, dan biaya lain dari
pengadaan barang atau jasa (biaya didenominasikan dan diselesaikan).
Pengakuan Awal
21. Pada pengakuan awal, transaksi valuta asing dicatat dalam mata uang fungsional. Jumlah
valuta asing dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata uang
fungsional dan valuta asing pada tanggal transaksi.
Pelaporan pada Akhir Periode Pelaporan Berikutnya
23. Pada akhir setiap periode pelaporan:
a) Pos moneter valuta asing dijabarkan menggunakan kurs penutup;
b) Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
c) Pos nonmoneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar diukur.
Pengakuan selisih kurs
28. Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan, pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya, diakui dalam
laba atau rugi dalam periode pada saat terjadinya, kecuali sebagaimana dijelaskan dalam paragraf
32.
Perubahan dalam Mata Uang Fungsional
35. Ketika terdapat perubahan dalam mata uang fungsional suatu entitas, entitas menerapkan
prosedur penjabaran untuk mata uang fungsional yang baru secara prospektif sejak tanggal
perubahan itu
Pengungkapan
52. Entitas mengungkapkan:
a) Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba rugi, kecuali untuk selisih kurs yang timbul
pada instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi sesuai dengan
PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran; dan

2
b) Selisih kurs neto yang diakui dalam penghasilan komprehensif lain dan diakumulasikan
dalam komponen ekuitas yang terpisah, serta rekonsiliasi selisih kurs tersebut pada awal
dan akhir periode.
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau
setelah tanggal 1 Januari 2012. Penerapan dini diperkenankan. Jika entitas menerapkan
Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai sebelum tanggal 1 Januari 2012, maka
fakta tersebut diungkapkan.
Entitas menerapkan paragraf 47 secara prospektif untuk seluruh akuisisi yang terjadi
setelah awal periode laporan keuangan ketika Pernyataan ini pertama kali diterapkan. Penerapan
secara retrospektif paragraf 47 untuk akuisisi terdahulu diperkenankan. Untuk akuisisi kegiatan
usaha luar negeri yang diperlakukan secara prospektif tetapi terjadi sebelum tanggal Pernyataan
ini pertama kali diterapkan, entitas tidak menyajikan kembali tahun-tahun sebelumnya.
Entitas menerapkan penyesuaian paragraf 3(b), 8, 11, 18, 33, 39, 4446, 48A secara
retrospektif dan definisi nilai wajar dalam paragraf 8 dan 23 secara prospektif untuk periode
tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015.

Sumber :
Standar Akuntansi Keuangan Per Efektif 1 Januari 2015
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-14-psak-10-pengaruh-
perubahan-kurs-valuta-asing. Diakses pada tanggal 8 November 2016

Anda mungkin juga menyukai