Anda di halaman 1dari 12

Menurut American Psychiatric Association (APA, 1994), gangguan mental adalah gejala

atau pola dari tingkah laku psikologi yang tampak secara klinis yang terjadi pada seseorang dari

berhubungan dengan keadaan distres (gejala yang menyakitkan) atau ketidakmampuan

(gangguan pada satu area atau lebih dari fungsi-fungsi penting) yang meningkatkan risiko

terhadap kematian, nyeri, ketidakmampuan atau kehilangan kebebasan yang penting, dan tidak

jarang respon tersebut dapat diterima pada kondisi tertentu.

Menurut Townsend (1996) mental illness adalah respon maladaptive terhadap stresor dari

lingkungan dalam/luar ditunjukkan dengan pikiran, perasaan, dan tingkah laku yang tidak sesuai

dengan norma lokal dan kultural dan mengganggu fungsi sosial, kerja, dan fisik individu.

Konsep Gangguan Jiwa dari PPDGJ II yang merujuk ke DSM-III adalah sindrom atau

pola perilaku, atau psikologi seseorang, yang secara klinik cukup bermakna, dan yang secara

khas berkaitan dengan suatu gejala penderitaan (distres) atau hendaya (impairment/disability) di

dalam satu atau lebih fungsi yang penting dari manusia (Maslim, 2002).

KOMUNIKASI TERAPEUTIK PADA KLIEN GANGGUAN JIWA

Komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan

kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan pasien (Purwanto,1994). Teknik komunikasi

terapeutik merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik dimana terjadi

penyampaian informasi dan pertukaran perasaan dan pikiran dengan maksud untuk

mempengaruhi orang lain (Stuart & sundeen,1995).


Adapun tujuan komunikasi terapeutik adalah:

Membantu pasien untuk memperjelas dan mengurangi beban perasaan dan pikiran serta

dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi yang ada bila pasien percaya pada hal yang

diperlukan;

Mengurangi keraguan, membantu dalam hal mengambil tindakan yang efektif dan

mempertahankan kekuatan egonya;

Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik dan dirinya sendiri.

Fungsi komunikasi terapeutik adalah untuk mendorong dan mengajarkan kerja sama

antara perawat dan pasien melalui hubungan perawat dan pasien. Perawat berusaha mengungkap

perasaan, mengidentifikasi dan mengkaji masalah serta mengevaluasi tindakan yang dilakukan

dalam perawatan (Purwanto, 1994).

Prinsip-prinsip komunikasi adalah:

Klien harus merupakan fokus utama dari interaksi

Tingkah laku professional mengatur hubungan terapeutik

Membuka diri dapat digunakan hanya pada saat membuka diri mempunyai tujuan terapeutik

Hubungan sosial dengan klien harus dihindari

Kerahasiaan klien harus dijaga

Kompetensi intelektual harus dikaji untuk menentukan pemahaman

Implementasi intervensi berdasarkan teori


Memelihara interaksi yang tidak menilai, dan hindari membuat penilaian tentang tingkah laku

klien dan memberi nasihat

Beri petunjuk klien untuk menginterprestasikan kembali pengalamannya secara rasional

Telusuri interaksi verbal klien melalui statemen klarifikasi dan hindari perubahan subyek/topik

jika perubahan isi topik tidak merupakan sesuatu yang sangat menarik klien.

Berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah teknik khusus, ada

beberapa hal yang membedakan berkomunikasi antara orang gangguan jiwa dengan gangguan

akibat penyakit fisik. Perbedaannya adalah :

penderita gangguan jiwa cenderung mengalami gangguan konsep diri, penderita gangguan

penyakit fisik masih memiliki konsep diri yang wajar (kecuali pasien dengan perubahan fisik, ex

: pasien dengan penyakit kulit, pasien amputasi, pasien pentakit terminal dll).

Penderita gangguan jiwa cenderung asyik dengan dirinya sendiri sedangkan penderita penyakit

fisik membutuhkan support dari orang lain.

Penderita gangguan jiwa cenderung sehat secara fisik, penderita penyakit fisik bisa saja jiwanya

sehat tetapi bisa juga ikut terganggu.

Sebenarnya ada banyak perbedaan, tetapi intinya bukan pada mengungkap perbedaan antara

penyakit jiwa dan penyakit fisik tetapi pada metode komunikasinya.


Komunikasi dengan penderita gangguan jiwa membutuhkan sebuah dasar pengetahuan tentang

ilmu komunikasi yang benar, ide yang mereka lontarkan terkadang melompat, fokus terhadap

topik bisa saja rendah, kemampuan menciptakan dan mengolah kata kata bisa saja kacau balau.

Ada beberapa trik ketika harus berkomunikasi dengan penderita gangguan jiwa :

Pada pasien halusinasi maka perbanyak aktivitas komunikasi, baik meminta klien berkomunikasi

dengan klien lain maupun dengan perawat, pasien halusinasi terkadang menikmati dunianya dan

harus sering harus dialihkan dengan aktivitas fisik.

Pada pasien harga diri rendah harus banyak diberikan reinforcement

Pada pasien menarik diri sering libatkan dalam aktivitas atau kegiatan yang bersama sama,

ajari dan contohkan cara berkenalan dan berbincang dengan klien lain, beri penjelasan manfaat

berhubungan dengan orang lain dan akibatnya jika dia tidak mau berhubungan dll.

Pasien perilaku kekerasan, khusus pada pasien perilaku kekerasan maka harus direduksi atau

ditenangkan dengan obat obatan sebelum kita support dengan terapi terapi lain, jika pasien

masih mudah mengamuk maka perawat dan pasien lain bisa menjadi korban.

Kesehatan jiwa sering berpijak pada beberapa komponen, beberapa komponen tersebut adalah:

Support system : dukungan dari orang lain atau keluarga membantu seseorang bertahan terhadap

tekanan kehidupan, stresor yang menyerang seseorang akan melumpuhkan ketahanan


psikologisnya, dengan dukungan dari sahabat, orang orang terdekat, suami, istri, orang tua

maka seseorang menjadi lebih kuat dalam menghadapi stressor.

Mekanisme Koping : bagaimana cara seseorang berespon terhadap stressor menjadi satu ciri khas

bagi setiap individu, jika responnya adaptif maka hasilnya tentu perlaku positif, jika responnya

negatif hasilnya adalah perilaku negatif.

Harga Diri : jika dia merasa lebih baik dari orang lain maka akan menjadi sombong, jika dia

merasa orang lain lebih baik dari dia maka dia akan mengalami Harga Diri Rendah.

Ideal Diri : Bagaimana cara seseorang melihat dirinya, bagaimana dia seharusnya : saya hanya

akan menikah dengan seorang wanita anak pengusaha comment tersebut adalah ideal diri tinggi,

saya hanya lulusan SD, menjadi buruh saja saya sudah maksimal comment ini adalah ideal

diri rendah.

Gambaran Diri : apakah seseorang menerima dirinya beserta semua kelebihan dan kekurangan,

meski cantik dia menerima kecantikannya tersebut satu paket dengan keburukan lain yang

menyertai kecantikan tersebut.

Tumbuh Kembang : Jika seseorang tidak pernah mengalami trauma maka dewasa dia tidak akan

mengalami memori masa lalu yang kelam atau yang buruk.

Pola Asuh : kesalahan mengasuh orang tua memicu perubahan dalam psikologis anak.

Genetika : Schizofrenia bisa secara genetis menurun ke anak, bahkan pada saudara kembar

peluang nya 50 %.

Lingkungan : Lingkungan yang buruk menjadi salah satu faktor pendukung munculnya

gangguan jiwa.
Penyalahgunaan Zat : penyalahgunaan zat memicu depresi susunan saraf pusat, perubahan pada

neurotransmitter sehingga terjadi perubahan pada fungsi neurologis yang berfungsi mengatur

emosi.

Perawatan Diri : jika seseorang tidak pernah mendapatkan perawatan, ex : lansia maka dia akan

mengalami suatu perasaan tidak berguna jika perasaan ini berlangsung lama bisa memicu

gangguan jiwa.

Kesehatan Fisik : gangguan pada sistem saraf mampu merubah fungsi neurologis, dampak

jangka panjangnya jika yang terkena adalah pusat pengaturan emosi akan memicu gangguan

jiwa.

Seharusnya ada banyak faktor yang memicu gangguan jiwa, jika semua faktor bisa direduksi dan

di minimalisir maka ke depan jumlah penderita gangguan jiwa dapat ditekan sekecil mungkin.

ROLE PLAY

PADA PASIEN YANG MENGALAMI GANGGUAN JIWA KARENA HARGA DIRI

RENDAH

Tn. ronggo berusia 30 tahun,pekerjaan sebelumnya kuli bangunan. Ia mengalami kecelakaan,

yaitu terjatuh dari bangunan dengan ketinggian 10 meter. Oleh keluarganya klien dibawa ke

rumah sakit.Karena kondisi tangan kanannya yang tidak memungkinkan dan keadaan lukanya

cukup parah maka tangan kanannya harus diamputasi.


Pagi itu ada dua orang perawat datang ke ruangan pak Ronggo

Perawat 1 : Selamat pagi pak..

Tn. Ronggo : (hanya terdiam menatap perawat)

Perawat 1 : Bapak kan belum makan pagi,mari saya bantu untuk makan ya pak?

Tn. Ronggo : (memalingkan wajahnya dari perawat)

Perawat 2 : Bapak kenapa? Bapak kan harus makan agar bapak tidak lemas.

Tn. Ronggo : (tetap terdiam dan tiba-tiba menangis)

Perawat1 : Kenapa bapak menangis? Bapak cerita saja apa yang bapak rasakan sekarang.

Tn. Ronggo : Kamu tidak mengerti perasaan saya,kamu tidak tahu kan betapa menderitanya

saya sekarang ini,hidup dengan satu tangan seperti saya !!!!!

Perawat 2 : Iya pak,saya paham dengan apa yang bapak rasakan.

Tn. Ronggo : (masih tetap menangis)

Perawat1 : Sabar ya pak.. semua pasti ada hikmahnya.

Tn. Ronggo : saya sedih sus, saya hanya jadi beban untuk keluarga saya. Saya benar-benar

tidak berguna.
Perawat 2 : Bapak tidak boleh seperti itu. Bapak itu kepala rumah tangga, bapak harus tegar

untuk menghadapi semua itu. Saya yakin bapak dapat melakukannya dan melewati cobaan ini.

Sekarang saya bantu untuk makan ya pak.

Tn.Ronggo : Baiklah sus.

Tiba-tiba istri pasien datang untuk menjenguk pasien.

Istri : Pagi Sus, bagaimana keadaan suami saya sekarang?

Perawat 2 : Sudah lebih membaik saat ini.

Istri : Sus, tolong berikan pengarahan pada suami saya, agar dia semangat kembali.

Perawat 2 : Iya kami akan berusaha tapi kami juga butuh bantuan dari anda dan keluarganya

untuk memberi support untuk pak Ronggo.

Istri : Baik Sus, terima kasih.

Sus,bisa saya bicara sebentar?

Perawat 2 : Ya bisa bu,mari bicara diluar bu.

Perawat 2 segera keluar dan berbicara dengan Istri pak Ronggo di luar ruangan

Istri : Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya sus? Akhir-akhir ini dia sangat

sensitif dan sering murung?

Perawat 2 : Maaf bu, bukan kewenangan saya untuk memberi tahu keadaan pasien. Nanti

akan saya diskusikan dulu dengan dokter ya bu.

Istri : Ya sudah sus,terima kasih.


Istri pak Ronggo kembali masuk ke ruangan.

Perawat 1 : Baiklah bu,sekarang bapak sudah selesai makan. Nanti siang saya akan kembali

untuk mengantarkan makan siang ya bu.

Istri : Ya sus,terima kasih.

Sementara itu perawat segera ke ruang dokter untuk mendiskusikan keadaan pak Ronggo

Perawat 2 : Selamat siang dok,

Dokter : Selamat siang,

Perawat 2 : Saya akan melaporkan kondisi pak Ronggo dok,sejauh ini kondisinya

baik,namun kejiwaannya masih belum stabil. Dia masih sering diam dan masih sensitif.

Dokter : Baik sus,tentunya keadaan kejiwaan seperti itu merupakan hal yang wajar.

Nanti saya akan memberikan penjelasan lebih kepada keluarga pasien. Untuk itu, tolong hubungi

salah satu keluarga pasien untuk ke ruangan saya sus,

Perawat 2 : Baik dok,

Dokter : Terima kasih sus,

Perawat 2 : Ya dok..

Akhirnya perawat kembali ke ruangan pak Ronggo untuk menghubungi istrinya agar datang ke

ruangan dokter.
Perawat 2 : Bu,maaf sekarang ibu diminta untuk ke ruang dokter..

Istri : Ya sus..

Perawat mengantar Istri pak Ronggo ke ruangan dokter.

Istri : Selamat siang dok

Dokter : Selamat siang bu,silakan duduk..

Istri : Ya dok,terima kasih. Sebenarnya apa yang terjadi pada suami saya Dok? Akhir-

akhir ini dia sangat sensitif dan sering terdiam ?

Dokter : Ibu tidak perlu khawatir,tentunya itu hal yang wajar ketika seseorang kehilangan

salah satu anggota tubuhnya. Hal itu membuat harga diri rendah yang dialami pak Ronggo.

Beliau sering sensitif karena beliau merasa sudah tidak berguna,terlebih beliau sebagai kepala

keluarga,sehingga merasa menjadi beban untuk keluarga.

Istri : Ooohhh

Baik Dok,lalu apa yang harus kami lakukan ??

Dokter : Ibu dan keluarga cukup membuat bapak nyaman dan selalu memberikan

dukungan agar pak Ronggo menjadi lebih semangat dan bangkit untuk tidak berputus asa.

Istri : Baiklah dok,terima kasih.

Dokter : Ya bu,semoga pak Ronggo lekas membaik ya bu..

Istri : Ya dok..
Keesokan harinya, di dalam ruangan ditunggui oleh istri dan keluarganya sementara itu perawat

masuk lagi ke ruangan Tn. Ronggo untuk memberi sarapan lagi.

Perawat 2 : Selamat pagi pak, bagaimana keadaan bapak pagi ini?

Tn.Ronggo : Alhamdulillah sudah semakin membaik,sus.

Istri : Ya sus,alhamdulillah sekarang suami saya sudah semakin membaik dan

memiliki semangat lagi.

Perawat 2 : Syukurlah

Saya senang mendengar kabar ini,semoga dengan keadaan yang sudah semakin membaik,

membuat bapak semakin bangkit dan tidak putus asa.

Perawat 1 : Saya datang kesini untuk memberikan makan pagi bu..

Mungkin bapak akan lebih nyaman apabila ibu yang menyuapi bapak ya bu,

Istri : Baik sus,

Ibu Ronggo : Lalu apa yang harus kami lakukan jika saat di rumah, bapak kembali berputus

asa?

Perawat 1 : Ibu tenang saja, tentunya hal itu tidak akan terjadi jika Ibu dan keluarga selalu

memberikan semangat dan selalu membuat nyaman pak Ronggo.

Ayah Ronggo : Iya,benar itu sus..

Semampunya kami akan terus memberikan dukungan agar dia bisa semangat seperti dulu.
Perawat 1 : Ya pak,itu usaha yang sangat bagus.

Adik Ronggo : Lalu kapan kakak saya boleh pulang?

Perawat 1 : Menurut catatan kami,pak Ronggo sudah boleh pulang,tetapi lebih jelas lagi

menunggu pengarahan dan ijin dari dokter bu,karena dokter yang lebih bertanggung jawab dan

memiliki kewenangan untuk memutuskan kepulangan pasien.

Adik Ronggo : Baiklah sus,terima kasih..

Perawat 2 : Baik bu,saya pamit dulu. Nanti siang saya akan datang lagi untuk mengantar

makan siang.

Istri : Ya sus,terima kasih.

Perawat 2 : Ya bu, selamat pagi.

Istri : Selamat pagi.

Anda mungkin juga menyukai