Indonesia adalah suatu negara yang terdiri dari beribu-ribu pulau, dimana
setiap pulau memiliki suku, etnis, budaya, kepercayaan dan bahasa yang berbeda.
Adanya keberagaman tersebut dapat menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi
bangsa Indonesia, tapi juga sebaliknya, bisa menjadi bumerang bagi persatuan dan
kesatuan bangsa. Negara yang multikultural tersebut sangat rawan akan terjadinya
suatu konflik yang diakibatkan karena perbedaan-perbedaan seperti halnya negara
kita. Dalam kehidupan multikultural di Indonesia ini sering menjadi penyebab
terjadinya konflik dalam berbagai hal, baik antar individu maupun antar kelompok,
karena akibat dari perbedaan-perbedaan di atas dan kesalah pahaman. Dimana
konflik tersebut dapat mengancam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan konflik
yang sering muncul adalah konflik yang berbau SARA. Nah, konflik-konflik tersebut
sangat merugikan baik fisik maupun psikis masyarakat.
Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi konflik-konflik yang terjadi
akibat pluralisme ini. Karena sebagai negara yang menganut Bhinneka Tunggal
Ika,sudah sepantasnya kita saling menghargai perbedaan-perbedaan yang terjadi di
sekitar kita guna mempertahankan persatuan dan kesatuan bangsa. Oleh karena itu
kelompok kami mencoba untuk mengidentifikasi pluralitas sosial, dampak-dampak
yang ditimbulkannya baik positif maupun negatif, serta solusi untuk mencegah dan
menyelesaikannya.
Komunikasi, perbedaan bahasa, perbedaan sudut pandang, perbedaan persepsi,
cara penyampaian yang salah, dan lain sebagainya. Dari masalah tersebut dapat
menimbulkan berbagai dampak negatif diantaranya terjadi konflik, dendam,
prasangka buruk antar individu atau masyarakat.
Maka dari itu dalam setiap komunikasi diperlukan etika komunikasi yang baik
sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai kepada penerima komunikasi. Etika
tersebut dapat berupa kemampuan mendengar dan berbicara yang baik, pemahaman
psikologi, berpikir progresif bukan regresif, sikap menghargai kepada orang lain.
Oleh karena itu, disini kami akan membahas masalah-masalah beserta
penyelesaiannya dalam berkomunikasi.
1.2 Skenario
Mahasiswa yang ada di Fakultas Kedokteran Gigi berasal dari berbagai daerah dan
mempunyai latar belakang status sosial-ekonomi, agama dan latar belakang etnis yang
berbeda. Perbedaan itu rawan menimbulkan konflik sehingga pihak universitas
berusaha mencegah dengan cara memberikan pendidikan multikultural dalam
program Orientasi Kampus. Akan tetapi, ada saja kasus berbau SARA. Pada suatu
hari Galang, mahasiswa dari salah satu daerah berkelahi dengan Baban, mahasiswa
dari daerah lain. Perkelahian tersebut dipicu saling ejek mengenai latar belakang etnik
masing-masing. Ada pula Via, seorang mahasiswi yang dikenal suka pilih-pilih
teman. Ia hanya mau bergaul dengan teman-teman dari kelas sosial-ekonomi tinggi
dan enggan berkomunikasi dengan teman-teman lain. Ia pun sering pergi menghindar
teman-teman dengan latar belakang budaya tertentu dan berprasangka bahwa mereka
adalah orang-orang miskin kasar. Apabila ia berada dalam satu kelompok dengan
mereka, tak segan-segan ia minta dipindahkan ke kelompok lain. Jika tetap harus
berada di kelompok itu, ia tak mau bekerja sama.
1.3 Step 1
1.4 Step 2