PENDAHULUAN
Di era seperti sekarang ini, era dimana perkembangan bisnis begitu cepat
dan tidak terkendali, kebutuhan akan laporan keuangan sangat diperlukan oleh
pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti yang telah diketahui bahwa tujuan dari
akan penyampaian laporan keuangan yang cepat sangat didambakan oleh pihak-
penting.
untuk menentukan nilai yang harus disajikan pada beberapa pos tertentu, seperti
pos persediaan dan penyusutan aset tetap. Manajemen sebagai pelaksana operasi
memiliki fleksibilitas dalam memilih metode yang sesuai untuk pos tersebut
yang penting diketahui oleh para pengguna laporan keuangan, terutama analis
data laporan keuangan seharusnya memang lebih berhati-hati dan bersikap kritis
dalam menilai kualitas sebuah laporan keuangan. Pasalnya, bisa saja laporan
bisa dilakukan dengan cara yang legal maupun ilegal, baik mengikuti maupun
(BEI) memiliki lebih banyak pos pos dalam laporan keuangan yang
manajer dan juga sebagai ukuran dalam mengukur kinerja manajemen dan laba.
management. Faktor faktor tersebut adalah audit partner tenure, audit firm
2015.
Kantor Akuntan Publik (KAP) dengan audite yang sama. Kecemasan akan
kehilangan sejumlah fee yang cukup besar akan menimbulkan keraguan bagi
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kualitas audit adalah audit
tenure. Audit tenure adalah lamanya jangka waktu pemberian jasa audit terhadap
klien tertentu oleh suatu Kantor Akuntan Publik (Shockley, 1981). Semakin lama
hubungan auditor dengan klien akan menyebabkan hubungan yang dekat sehingga
lamanya audit tenure. Namun hal ini tidak sejalan dengan penelitian Deis dan
Giroux (1992) menemukan bahwa semakin lama audit tenure, kualitas audit
semakin menurun.
menyatakan bahwa there is a good side to it. Artinya, masih terdapat sisi
informasi yang lebih baik. Sebagai contoh, metode penyusutan yang dipakai
adalah metode garis lurus, tetapi berdasarkan evaluasi atas pola penggunaan aset
merupakan suatu bentuk manipulasi atas laporan keuangan yang menjadi sasaran
motivasi manajemen laba, yaitu: (1) hipotesis program bonus (the bonus plan
hypotesis), (2) hipotesis perjanjian hutang (the debt covenant hypotesis), dan (3)
hipotesis biaya politik (the political cost hypotesis) (Watts dan Zimmerman,
1986).
melaporkan laba yang diperolehnya untuk memperoleh bonus yang dihitung atas
dasar laba tersebut. Manajer perusahaan dengan rencana bonus lebih mungkin
dilaporkan pada periode berjalan. Alasanya adalah tindakan seperti itu mungkin
akan meningkatkan persentase nilai bonus jika tidak ada penyesuaian untuk
bonus secara positif ketika laba berada di antara batas bawah (bogey) dan batas
atas (cap). Ketika laba berada di bawah bogey manajer tidak mendapatkan bonus,
dan ketika laba berada diatas cap manajer hanya mendapatkan bonus tetap.
Motivasi regulasi politik merupakan motivasi manajemen dalam
praktik pelanggaran terhadap regulasi anti trust dan anti monopoli, manajernya
1992; Jogiyanto dan Ainun, 1998). Perusahaan juga melakukan manajemen laba
1997). Selain itu Income taxation juga merupakan motivasi dalam manajemen
laba (Lilis, 2001). Pemilihan metode akuntansi dalam pelaporan laba akan
memberikan hasil yang berbeda terhadap laba yang dipakai sebagai dasar
perhitungan pajak.
oleh auditor untuk dinilai kewajarannya. Lamanya hubungan auditor dengan klien
hubungan auditor, baik pada tingkat partner maupun Kantor Akuntan Publik
akuntansi dan cara penyusunan laporan keuangan yang dipilih oleh klien. Hal
ini dikarenakan auditor terlampau dekat dengan klien dan ingin tetap berbisnis
dengan mereka. Selain itu, Myers et al. (2003) juga berpendapat bahwa semakin
Sarbanes-Oxley Act pada tahun 2002 untuk membatasi jangka waktu penugasan
audit dalam rangka meningkatkan independensi auditor dan kualitas audit.
partner (audit partner tenure) dan tingkat KAP (audit firm tenure). Sarbanes-
Oxley Act pada section 203 menyebutkan bahwa seorang partner audit tidak
boleh mengaudit perusahaan yang sama selama lebih dari lima tahun berturut-
turut dan ia tidak boleh mengaudit kembali perusahaan tersebut selama lima
tahun setelah rotasi (Manry, Mock, dan Turner, 2005:). Peraturan ini kemudian
Pasar Modal yang mulai diberlakukan pada tahun 2003. Dalam aturan tersebut,
pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan klien hanya dapat dilakukan
oleh KAP paling lama lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan
paling lama tiga tahun buku berturut-turut. Bapepam juga mengatur hahwa KAP
tersebut setelah tiga tahun buku berturut-turut tidak mengaudit klien tersebut.
Chung (2004) dan Carey dan Simnett (2006) berpendapat bahwa adanya
meningkat karena kualitas laba yang rendah dapat menyesatkan investor dalam
Efek Indonesia (BEI) pada periode tahun 2011 2015 dan juga tahun penelitian
yaitu pada periode tahun 2011 2015. Sedangkan dalam penelitian sebelumnya
metode penelitian yang digunakan yaitu metode data panel, metode penelitian ini
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2007
Berdasarkan uraian diatas maka penelitian ini akan meneliti pengaruh dari
Audit Partuner Tenure dan Audit Firm Tenure terhadap Earnings Management
1. Tujuan Penelitian
adalah untuk menguji pengaruh audit Pertner Tenure dan audit firm tenure
bursa efek Indonesia (BEI) pada periode 2011 2015. Perusahaan manufaktur
dipilih karena lebih banyak pos pos dalam laporan keuangan yang
2. Kegunaan Penelitan
a. Kegunaan Teoritis
b. Kegunaan Paktek
hubungan kerja sama dengan partner dan juga firm dengan baik.
penelitian.
BAB III Berisikan tentang populasi, sampel dan teknik pengambilan data,
management