DOSEN PENGAMPU :
ANGGOTA KELOMPOK 3 :
NI KADEK DESI DWI ANGGRENI PUTRI 1504205065
ANAK AGUNG MANIK GENDARININGSIH 1504205066
NI WAYAN FORTUNA NINGSIH 1504205071
DIMAS MUCHSIN RADIXIA 1504205046
FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS UDAYANA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rakhmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Sistem
Perlindungan Dan Pengamanan Bangunan Terhadap Bahaya Petir tepat pada
waktunya dan sesuai dengan harapan.
Makalah ini disusun berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber
seperti : dari media elektronik yaitu internet, serta media cetak berupa buku
referensi.
Penyusunan makalah ini dapat diselesaikan dengan baik tentunya tidak
terlepas dari bantuan para dosen pengajar. Oleh karena itu kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada seluruh tim dosen pengajar Mata Kuliah Studi
Ekskursi. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa
yang juga sudah memberi kontribusi baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih jauh dari
kesempurnaan, banyak terdapat kekurangannya baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Untuk itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari pembaca, guna menuju ke arah yang lebih baik. Akhir
kata penulis berharap semoga makalah Sistem Perlindungan Dan Pengamanan
Bangunan Terhadap Bahaya Petir ini dapat memberikan manfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Tim Penulis
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ...............................................................................................v
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | iii
BAB III PENUTUP ...............................................................................................50
3.1. Kesimpulan .....................................................................................................50
3.2. Saran ................................................................................................................50
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | iv
DAFTAR GAMBAR
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | vi
BAB I
PENDAHULUAN
Adapun tujuan dari penulisan paper ini terbagi kedalam dua jenis tujuan,
yaitu:
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen pengajar mata kuliah
Studi Ekskursi kepada mahasiswa.
c Efek Termal
d Efek Mekanis
2.2 Sistem Penangkal Petir dan Pentingnya Proteksi Petir pada Bangunan
2.2.1. Pengertian Sistem Penangkal Petir
Sistem penangkal petir adalah suatu sistem untuk menangkal petir
atau menyalurkanpetir agar tidak membahayakan bangunan/
gedung tinggi.
Peraturan mengenai sistem penangkal petir ini terdapat dalam pasal
35 ayat (1) PP Nomor 36 tahun 2005 kepada para pemilik
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 10
Peraturan umum Instalasi Penangkal Petir besarnya kebutuhan
tersebut mengacu kepada penjumlahan indeks-indeks tertentu yang
mewakili keadaan bangunan di suatu lokasi dan dituliskan sebagai
berikut (kemudian disebut dengan Faktor Resiko Bangunan) :
R = A+B+C+D+E
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 11
Instalasi gas minyak atau bensin, dan 5
rumah sakit
Bangunan yang mudah meledak dan 15
menimbulkan bahaya yang tak terkendali
bagi sekitarnya misalnya instalasi nuklir.
Sumber : Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan. Peraturan Umum
Instalasi Penangkal Petir untuk Bangunan di Indonesia. Hal 17.
6 0
12 2
17 3
25 4
35 5
50 6
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 12
70 7
100 8
140 9
200 10
2 0
4 1
8 2
16 3
32 4
64 5
128 6
256 7
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 13
Standar Nasional Indonesia (SNI 03-7015- 2004)
Dimana Td adalah jumlah hari guruh per tahun yang diperoleh dari
data isokeraunic level di daerah tempat struktur yang akan di proteksi
yang dikeluarkan oleh Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG).
Frekuensi rata-rata tahunan sambaran petir langsung Nd ke bangunan
dapat dihitung :
Ae = ab + 6h (a+b) + h2 (3)
Dimana :
a : panjang dari bangunan tersebut (m)
b : lebar dari bangunan tersebut (m)
h : tinggi bangunan yang di proteksi (m)
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 14
Pengambilan keputusan perlu atau tidaknya memasang sistem
proteksi petir pada bangunan berdasarkan perhitungan Nd dan Nc
dilakukan sebagai berikut :
E = 1 - Nc / Nd (4)
I 0,98
II 0,95
III 0,90
IV 0,80
II 30 35 25 * * 10
III 45 45 35 25 * 15
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 15
IV 60 55 45 35 25 20
* Hanya menggunakan metode bola bergulir dan jala dalam kasus ini
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 16
Apapun bahan, type & merek sistem penangkal petir yang
dipasang tidak boleh melebihi yang disyaratkan dalam ketentuan
standard tersebut. Jadi ketinggian tiang, dan penempatannya sangat
mempengaruhi radius proteksi, sehingga tidak cukup hanya membuat
perkiraan lingkaran maksimum radius proteksi dari tampak atas dalam
membuat design sistim penangkal petir.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 17
struktur bangunan atau fisik maupun melindungi peralatan dari
sambaran langsung dengan di pasangnya penangkal petir eksternal
(Eksternal Protection) dan sambaran tidak langsung dengan di
pasangnya penangkal petir internal (Internal Protection) atau yang
sering di sebut surge arrester serta pembuatan grounding sistem yang
memadai sesuai standar yang telah di tentukan.
Sampai saat ini belum ada alat atau sistem proteksi petir yang
dapat melindungi 100 % dari bahaya sambaran petir, namun usaha
perlindungan mutlak dan wajib sangat di perlukan. Selama lebih dari
60 tahun pengembangan dan penelitian di laboratorium dan lapangan
terus dilakukan, berdasarkan usaha tersebut suatu rancangan sistem
proteksi petir secara terpadu telah di kembangan oleh Flash Vectron
Lightning Protection "SEVEN POINT PLAN".
Tujuan dari "SEVEN POINT PLAN" adalah menyiapkan
sebuah perlindungan efective dan dapat di andalkan terhadap
serangan petir, "Seven Point Plan' tersebut meliputi :
a Menangkap Petir
Dengan cara menyediakan system penerimaan (Air Terminal
Unit) yang dapat dengan cepat menyambut sambaran arus petir,
dalam hal ini mampu untuk lebih cepat dari sekelilingnya dan
memproteksi secara tepat dengan memperhitungkan besaran petir.
b Menyalurkan Arus Petir
Sambaran petir yang telah mengenai terminal penangkal
petir sebagai alat penerima sambaran akan membawa arus yang
sangat tinggi, maka dari itu harus dengan cepat disalurkan ke bumi
(grounding) melalui kabel penyalur sesuai standar sehingga tidak
terjadi loncatan listrik yang dapat membahayakan struktur
bangunan atau membahayakan perangkat yang ada di dalam sebuah
bangunan.
c Menampung Petir
Dengan cara membuat grounding sistem dengan resistansi
atau tahanan tanah kurang dari 5 Ohm. Hal ini agar arus petir dapat
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 18
sepenuhnya diserap oleh tanah tanpa terjadinya step potensial.
Bahkan dilapangan saat ini umumnya resistansi atau tahanan tanah
untuk instalasi penangkal petir harus dibawah 3 Ohm.
d Proteksi Grounding Sistem
Selain memperhatikan resistansi atau tahanan tanah, material
yang digunakan untuk pembuatan grounding juga harus
diperhatikan, jangan sampai mudah korosi atau karat, terlebih lagi
jika didaerah dengan dengan laut. Untuk menghindari terjadinya
loncatan arus petir yang ditimbulakn adanya beda potensial
tegangan maka setiap titik grounding harus dilindungi dengan cara
integrasi atau bonding system.
e Proteksi Jalur Power Listrik
Proteksi terhadap jalur dari power muntak diperlukan untuk
mencegah terjadinya induksi yang dapat merusah peralatan listrik
dan elektronik.
f Proteksi Jalur PABX
Melindungi seluruh jaringan telepon dan signal termasuk
pesawat faxsimile dan jaringan data
g Proteksi Jalur Elektronik
Melindungi seluruh perangkat elektronik seperti CCTV,
mesin dan lain-lain dengan memasang surge arrester elektronik.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 19
2.3.1. Sistem Penangkal Petir Eksternal
Perlindungan ekternal penyalur petir berfungsi untuk menerima
sambaran petir langsung/ Direct Strike, sambaran tersebut berakibat
langsung pada fisik struktur ataupun aset luar, sangat berbahaya
karena dapat menimbulkan kerusakan seperti kebakaran dan korban
jiwa manusia. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan didala
merencanakan sistem proteksi petir eksternal adalah:
Macam, fungsi, dan bagan dari bangunan, ukuran denah
bangunan, bentuk, dan kemiringan atap.
Terminasi udara (air terminal) dimana jumlahnya haruslah
cukup untuk memberikan daerah proteksi yang diinginkan
Konduktor penyalur (down conductor) haruslah mampu
manyalurkan arus petir yang diterima dari terminasi udara
menuju bumi.
Pembumian (grounding) dimana resistensi pembumian <10
Ohm.
Sistem penangkal petir eksternal ini kemudian terbagi lagi ke
dalam sistem penangkal petir konvensional dan non konvensional.
A. Penangkal Petir Konvensional
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 20
Sistem penangkal petir konvensional terbagi menjadi 3 jenis
(Franklin, Faraday, Thomas) dengan penjelasan sebagai berikut :
1 Sistem Franklin
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 21
a. Komponen Komponen
Batang Penangkal Petir
Kabel konduktor
Tempat pembumian
Sistem perlindungan dengan bentuk sudut 45.
b. Cara Kerja
Saat muatan listrik negatif di bagian bawah awan sudah
tercukupi, maka muatan listrik positif di tanah akan segera
tertarik. Muatan listrik kemudian segera merambat naik
melalui kabel konduktor , menuju ke ujung batang penangkal
petir. Ketika muatan listrik negatif berada cukup dekat di atas
atap, daya tarik menarik antara kedua muatan semakin kuat,
muatan positif di ujung-ujung penangkal petir tertarik ke arah
muatan negatif. Pertemuan kedua muatan menghasilkan
aliran listrik. Aliran listrik itu akan mengalir ke dalam tanah,
melalui kabel konduktor, dengan demikian sambaran petir
tidak mengenai bangunan.
c. Kelebihan
Sistem proteksi instalasi penangkal petir konvensional
lebih cocok diterapkan pada daerah yang bangunannya
padat dan tidak dari bahan logam semua. Misalnya untuk
daerah pemukiman penduduk yang padat dan jarak antar
bagunan sangat rapat.
Sistem ini cukup praktis dan biayanya murah
Sistem ini cocok diterapkan pada bangunan yang beratap
kerucut/kubah atau selisih tinggi bumbungan dan
lisplang lebih dari 1 meter.
d. Kekurangan
Jangkauannya terbatas
Untuk gedung yang dipenuhi peralatan elektronik sistem
Franklin tidak dianjurkan karena medan yang ditimbulkan
ketika terjadi sambaran dapat memperpendek waktu kerja
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 22
perangkat elektronik terutama untuk perangkat yang
memakai sinyal.
2 Sistem Faraday / Bentuk Instalasi Sangkar
a. Komponen Komponen
Batang Penangkal Petir
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 23
Kabel konduktor
Tempat pembumian
b. Instalasi
Batang yang runcing ( bahan copper spit ) dipasang paling
atas bangunan dan batang tembaga elektroda yang
ditanamkan ke tanah. - Batang elektroda pentanahan tersebut
dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan
pengetesan nilai grounding
c. Cara kerja
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 24
atas bangunan dan grounding dengan sistem perlindungan yang
dihasilkan ujung penerima/ Splitzer adalah pada rentang 30-45.
Hanya saja pada sistem Faraday, kabel penghantar terletak pada sisi
luar bangunan dengan pertimbangan bahwa kabel penghantar juga
berfungsi sebagai penerima sambaran, berupa sangkar elektris atau
biasa disebut sangkar Faraday.
3 Sistem Thomas
Penangkal petir Thomas disalurkan ke tiang penangkal
petir lalu di salurkan ke tempat pembumian.
a. Komponen Komponen:
Batang Penangkal Petir
Tiang penangkal petir
Tempat pembumian
Instalansi Penangkal Petir
b. Cara Kerja
Penangkal Petir Thomas Sistem menghasilkan streamer
positif ketika menjadi subjek di area listrik. Ketika
dihasilkan, streamer tidak berlanjut berkembang menuju
awan. Sehingga Streamer yang dihasilkan oleh penangkal
petir Thomas sistem tidak mengundang Petir menyambar,
lebih tepatnya menghasilkan jalur yang memudahkan petir
untuk disambar apabila dalam radius jangkauan proteksi.
Streamer yang dihasilkan Penangkal Petir Thomas
System dan Gent Menunggu dengan sabar dan meluas ketika
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 25
terdapat Leader dari petir yang mendekat. Setelah petir dan
streamer bertemu, dengan jalur terbentuk lengkap, arus
mengalir antara penangkal petir dan awan. Peyaluran arus
listrik merupakan jalan alamiah untuk menetralkan perbedaan
potensial yang terjadi.
c. Kelebihan
Merupakan Penangkal Petir yang sangat aman dan ramah
Lingkungan.
Penggunaanya Hanya membutuhkan satu down conductor.
sehingga tidak mengganggu estetika.
Mempunyai radius protection yang luas.
d. Kekurangan
Down conductor memiliki fungsi sebagai penyalur arus
listrik dari sambaran petir yang tertangkap oleh Penangkal
Petir Thomas sytem menuju ke tanah untuk dinetralisasi,
untuk itu down conductor yang baik harus langsung
terkoneksi dengan elektrode yang di bumikan dengan jarak
seminimal mungkin.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 26
dan tentunya melalui berbagai penelitian dengan
mempertimbangkan hasil penelitian dari Mller Hillebrand
(1962) dianggap lebih tidak berbahaya dibanding sumber
ionisasi lain seperti Cobalt, Krypton, Radium dan Plutonium.
a. Komponen Komponen:
Elektrode
Udara disekeliling elektrode akan di ionisasi, akibat
pancaran partikel alpa dari isotop (americum 241).
Elektrode akan terus menerus menciptakan arus ion (Min.
108 ion/det).
Coaxial cabel
Untuk menghindari kerusakan benda-benda akibat muatan
listrik petir yang menuju tanah maka coaxial cabel
dibungkus pipa isolasi. Metode tahanan langsung dari
muatan listrik petir ke dalam tanah menyebabkan seluruh
unit mempunyai potensial yang sama dengan bumi
Sehingga benda-benda yang berada disekitar sistem akan
aman.
Pentanahan (Grounding)
Perlu test lokasi geografis dari pentanahan untuk
mendapat resistansi dibawah 5 ohm. Tahanan bumi
maksimum yang terbaik untuk system grounding ini harus
lebih kecil dari 5 ohm untuk proteksi sebuah bangunan.
Sedang untuk proteksi perangkat listrik dan elektronik
sebaiknya jauh dibawah resistansi 1 ohm.
b. Cara kerja
Pada prinsipnya, sistem penangkal petir diatas sama
dengan sistem penangkal petir Franklin, hanya dikembangkan
lebih lanjut yaitu dengan memperlengkapi kepala dari batang
penangkal petirnya dengan unsur radioaktif yang
memancarkan sinar alpha dengan intensitas yang cukup besar
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 27
sehingga mampu mengionisasi udara di sekitar kepala batang
penangkal petir tersebut.
c. Penggunaan
Sistem proteksi instalasi penangkal petir sistem radius
lebih cocok diterapkan pada daerah yang bangunannya agak
jarang, baik dari bahan logam maupun bukan logam.
Misalnya untuk daerah yang jarang ada pemukiman
penduduk dan jarak antar bagunan cukup jauh. Instalasi
penangkal petir sistem radius dapat melindungi sambaran
langsung petir terhadap bangunan dan dapat memproteksi
wilayah yang jauh lebih luas akibat serangan petir. Instalasi
penangkal petir sistem radius ini terdiri dari sejumlah elemen,
yang bekerja bersama-sama untuk mencegah bahaya petir.
d. Kelebihan
Sistem ini cocok untuk bangunan tinggi.
Satu bangunan cukup menggunakan sebuah penangkal
petir.
e. Kekurangan
Alat proteksi yang disebut Preventor, bekerja berdasarkan
reaksi netralisasi ion dengan menggunakan bahan
radioaktif. Keseluruhan kebocoran pada alat ini dapat
mengakibatkan radiasi. Oleh karena itu, alat ini dilarang
untuk digunakan.
2 Sistem Early Streamer Emission ( E.S.E )/Elektrostatis
Penangkal petir elektrostatis merupakan penangkal petir
modern dengan menggunakan sistem E.S.E (Early Streamer
Emision), yang bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion
dalam jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran
petir. Pelepasan ion ke lapisan udara secara otomatis akan
membuat sebuah jalan untuk menuntun petir agar selalu
memilih ujung terminal penangkal petir elektrostatis ini dari
pada area sekitarnya. Dengan sistem E.S.E ini akan
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 28
meningkatkan area perlindungan yang lebih luas dari pada
sistem penangkal petir konvensional.
Untuk penangkal petir elektrostatis jenis ini akan memiliki
radius perlindungan yang lebih besar dan berbentuk seperti
payung, kemampuan radius ini dihasilkan dari penyerapan
energi yang disebabkan oleh awan hujan oleh unit ini. Kedua
jenis penangkal petir tersebut bisa di pasang dan diaplikasikan
dimana saja, tergantung dari kebutuhan dari sebuah bangunan
dan tergantung keefektifannya.
Untuk bangunan dengan area yang tidak begitu
luas/sempit (rumah tinggal) pemasangan penangkal petir
konvensional sistem Faraday atau franklin cone (jalur tunggal)
sudah memadai tetapi untuk bangunan yang mempunyai area
yang cukup luas misalnya seperti gedung pada kawasan industri,
daerah perkebunan, padang Golf, pemasangan jenis Elektrostatis
system sangatlah ideal dan cocok untuk bangunan seperti ini.
a. Komponen Komponen
Penangkal Petir.
Kabel konduktor.
Tempat pembumian.
Instalansi Penangkal Petir.
b. Instalasi
Batang yang runcing (bahan copper spit) dipasang
paling atas bangunan dan batang tembaga elektroda yang
ditanamkan ke tanah. Batang elektroda pentanahan tersebut
dibuatkan bak kontrol untuk memudahkan pemeriksaan dan
pengetesan nilai grounding.
c. Cara Kerja
Prinsip kerja penangkal petir elektrostatis mengadopsi
sebagian sistem penangkal petir Radioaktif, yakni menambah
muatan pada ujung finial/splitzen agar petir selalu memilih
ujung ini untuk disambar atau dengan kata lain dapat
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 29
dikatakan bahwa sistem kerja penangkal petir ini yaitu
dengan berusaha untuk menarik lidah petir dari awan, dimana
penangkal petir akan menciptakan kondisi lebih positif dari
objek di sekitarnya (seperti pohon, bangunan, mahluk hidup)
sehingga luncuran petir akan menuju ke penangkal petir
tersebut, bukan objek lain disekitarnya.
. Perbedaan dari sistem Radioaktif dan Elektrostatis ada
pada energi yang dipakai. Untuk penangkal petir Radioaktif
muatan listrik dihasilkan dari proses hamburan zat beradiasi
sedangkan pada penangkal petir Elektrostatis energi listrik
dihasilkan dari Listrik Awan yang menginduksi permukaan
bumi.
d. Kelebihan
Terbukti dalam tingkat keamanan dan kecepatan dalam
menangkap dan mengalirkan arus petir ke sistem
grounding.
Optimal dalam discharge ion positive dan negative
Mudah dalam pemasangan dan perawatan (tidak
dibutuhkan perawatan atau cara pemasangan yang
spesifik)
Tahan terhadap tegangan tinggi (arus petir yang sangat
tinggi)
Cocok dipakai pada iklim indonesia yang memiliki
kelembaban udara tinggi karena terbuat dari bahan 100%
stainless steel.
Dapat dipasang pada pabrik, area terbuka seperti lapangan
golf, gedung lapangan golf, gedung-gedung perkantoran
dan gedung perkantoran dan apartement serta sektor
apartement serta sektor-sektor properti lainnya. sektor
properti lainnya.
e. Kekurangan
Biaya mahal
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 30
Gambar 2.7 Penangkal Petir Elektrostatis
Sumber : google images
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 31
Hanya membutuhkan 1 terminal untuk radius tertentu.
Perawatan dan pemasangan pada bangunan yang mudah.
Merupakan pilihan yang tepat dan tidak mengganggu estetika
bangunan anda.
Bertindak sebagaipencegah interferensi perangkat
komunikasi anda.
Lebih aman bagi pekerja yang akan melakukan
perawatan.
Dari perbandingan diatas maka untuk area perlindungan luas
antara radius 50-150 m penangkal petir elektrostatis merupakan
pilihan yang tepat dan lebih murah dibandingkan penangkal petir
konvensional.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 32
rendah, maka kemampuan awan untuk melepas muatan juga
berkurang sebab kuat medannya berkurang. Untuk membuat beda
potensial tersebut berkurang, sistem penangkal petirnya dibuat
sedemikian rupa sehingga mempunyai kemampuan untuk
melepaskan muatan dari benda yang di proteksi ke udara
sekitarnya. Sistem penangkal petir (lightning preventor) sepert ini
dikenal dengan sebutan Dissipation Array System (DAS) atau
Charge Transfer System (CTS), contoh kostruksinya diperlihatkan
pada gambar di bawah :
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 33
membuat medan yang seragam disekitar penangkal petir atau
dibawah awan badai dengan memanfaatka efek elektrostatik
lingkungan sekitar titik-titik atau ujung runcing tersebut. Jika
semua titik berada pada posisi yang tepat dengan sudut pandang
medan E yang keluar, maka seluruh medan disekitar tiik-titik
tersebut akan merata tersebar sehingga efek yang timbul pada saat
step leader mendekat menjadi tidak ada.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 34
One point earthing system : pemasangan potensial aqualization
busbar yang berfungsi sebagai terminal pembumian
Penggunaan kabel optic sebagai pengganti kabel tembaga pada
instalasi listrik. Kabel optic tidak menyebabkan percikan antar
kabel dan tidak terinduksi elektromagnetik
Penggunaan trafo isolasi untuk mentransformasikan arus besar
yang terjadi akibat sambaran petir ke jala-jala menjadi arus yang
sangat kecil
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 35
Gambar 2.10 Air Terminal Penangkal Petir konvensional
Sumber : http://ahlipenangkalpetir.blogspot.co.id
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 36
B. Batang Penangkal Petir
C. Kabel Penghantar
Kabel penghantar/konduktor penangkal petir terbuat dari jalinan
kawat tembaga. Diameter jalinan kabel konduktor sekitar 1 cm hingga 2
cm . Kabel konduktor penangkal petir berfungsi meneruskan aliran
muatan listrik dari batangpenangkal petir bermuatan listrik ke tanah atau
bumi. Kabel konduktor penangkal petir tersebut dipasang pada dinding di
bagian luar bangunan sebagai alat proteksi penangkal petir.
Berikut beberapa jenis kabel penghantar petir :
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 37
Out Door Instalasi Kabel
Kawat Tembaga Terbuka
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 38
jauh dari jangkauan aktifitas penghuni minimal 2 meter maka kabel
bisa menggunakan NYY (Double Isolated) dengan pertimbangan
kabel ini sudah berisolasi dan cukup mampu menahan induksi petir
(side flashing) walaupun sifat anti sideflashingnya dapat
diminimalkan. Penggunaan Conduit Cable PVC di posisi yang dekat
aktifitas juga sangat disarankan sebagai bentuk tambahan estetika dan
keamanan.
Indoor High Instalasi Kabel
HVSC Coaxial Cable
Dan bila jalur instalasi tidak bisa dihindarkan dari instalasi lain
(listrik, data, kontrol dll) atau kata lain harus berdekatan dan berjajar
bersebelahan, maka kabel jenis HVSC (High Voltage Single Core)
yang harus digunakan karena hanya kabel inilah yang mampu
menahan tegangan yang besar kemungkinan akan menembus
isolasi/induksi arus petir istilah mudahnya antiside flashing.
D. Tiang Penyangga
Ujung Penangkal Petir perlu batang Penegak / Tiang penyangga
agar berposisi lebih tinggi dari sekitarnya bermanfaat memfokuskan
sambaran petir kedalam satu titik tuju. Hal ini pada akhirnya akan
mengurangi efek sambaran liar yang timbul.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 39
Gambar 2.15 Contoh tiang penyangga
Sumber : www.zonapetir.com
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 40
ditopang rangkaian sling (kawat sling) untuk menegakkannya. Berikut
beberapa konstruksi tiang penyangga penangkal petir :
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 41
hal ini sangat ideal untuk penangkal petir elektrostatik, sebab
penangkal petir elektrostatik memanfaatkan energi ini dalam sistem
kerjanya.
Jenis kontruksi ini memiliki Istilah teknis beragam mulai dari
Tiang Mono Pole, Tiang tunggal, Free Standing, yang jelas secara
bentuk bahwa kontruksi ini Berdiri Tegak tanpa ada penopang, baik
berupa pipa atau kawat baja/Sling. Bentuknya bisa pipa (bulat) atau
Polygon. Bahan material yang dimungkinkan untuk membuat
Tiang Tunggal/ monopole adalah pipa, Galfanise, Staenles Steel,
Scedule. Dengan nimimal ketebalan untuk pipa terbawah 4 mm bila
akan membuat tiang setinggi +/- 20 Meter, atau mengikuti tinggi
tiang yang akan di buat Semakin tinggi sebaiknya semakin tebal
(lebih dari 4 mm).
Ketinggian ideal untuk tiang tunggal disesuaikan dengan
kondisi situasi tempat pemasangan, hembusan angin menjadi acuan
utama, mulai hembusan angin harian sampai pada saat angin ribut.
Bila mendapati kondisi angin yang extrim di suatu tempat kami
menyarankan untuk membangun tiang tunggal setinggi 20 meter
saja dengan pipa bawah 6 inci atau lebih besar, dan bila kondisi
angin yang hanya berhembus ringan silahkan saja membuat tiang
monopole lebih dari 25 meter.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 42
Batang batang besi ringan dan kecil dengan 3 bagian kaki
yang di susun dan di las, kemudian di susun tinggi yang sebagai
peopang tegaknya triangle ini adalah kawat baja (sling).
Tiang Penangkal Petir Triangle adalah jenis menara yang
dirancang ringan, lentur dan bongkar pasang (knock down) dengan
sifat konstruksi semi permanen dengan usia layak pakai dari
menara ini relatif panjang, kisaran 10 tahun dan bisa lebih
tergantung dari perawatannya. Kelebihan dari jenis menara triangle
ini adalah murah dan cepat pemasangannya, dan kekurangannya
adalah kurang stabil bila terkena Gerakan Puntir, misal terkena
angin puting beliung, akan sangat riskan bisa roboh.
Untuk menjaga kestabilan tegak menara ini ditopang dengan
tali penguat atau seling ke tiga atau empat sudut agar bisa berdiri
dengan baik mengurangi goyangan karena angin atau yang lain.
Penggunaan menara triangle ini sering dimanfaatkan sebagai
antena komunikasi beserta perangkat atau peralatan lainnya dan
sifatnya semi permanen disebuah lokasi.
c) Menara Triangle
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 43
diperhatikan. Bila tiang triangle dimanfaatkan sebagai antena
komunikasi/LINK jenis wifi maka perlu kiranya di pahami sbb :
Sistem WIFI / hotspot menggunakan frekwensi 2.0 GHz dan
5.0 GHz, pada dasarnya di frekwensi ini akan bisa menembus
penghalang apapun alias bisa diletakkan di bawah/permukaan
tanah. akan tetapi bila menginginkan koneksi yang super bagus
maka perangkat ini dipasang diatas berhadapan dengan yang
lain tanpa penghalang. Acap kali kami menemukan desain
pemasangan seperti ini maka perletakan perangkat diletakkan di
ujung antena, bila hal ini dilakukan resiko kerusakan bila ada
sambaran akan semakin besar, perangkat radio wireless rusak dan
bisa merembet di perangkat yang menggunakan jalur datanya.
E. Grounding
Pembumian atau Grounding adalah benda logam yang ditanam
dalam tanah berfungsi sebagai pelepasan muatan listrik. Tanah atau bumi
adalah sebuah masa yang bersifat netral dan memiliki volume yang luar
biasa besar sehingga mampu untuk menyerap dan menetralkan muatan
listrik sebesar apapun. Sebuah grounding dinilai dari konduktifitas logam
terhadap tanah yang ditancapinya, semakin konduktif tanah terhadap
benda logam maka semakin baik. Grounding/pembumian harus bisa
mendapatkan nilai Tahanan sebaran Maksimal 5 Ohm (bila bibawah 5
Ohm lebih baik) dengan menggunakan Ohm Meter khusus (Eart Tester
Meter). Untuk mendapatkan nilai tahanan sebaran grounding dibawah 5
ohm, tidak semua area bisa dengan mudah memenuhi nilai grounding
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 44
yang diinginkan, tergantung oleh berbagai macam faktor yang
mempengaruhinya, misal :
Kadar Air
Bila air tanah dangkal/penghujan maka nilai tahanan sebaran
mudah didapatkan sebab sela-sela tanah mengandung cukup air bahkan
berlebih, sehingga konduktifitas tanah akan semakin baik. Acuan
standart nilai tahanan tanah berdasarkan PUIL adalah kurang dari 5 Ohm
tanpa menyebutkan musim. Berarti bahwa nilai dibawah 5 ohm adalah
saat musim apa saja asal dibawah 5 ohm.
Mineral/garam
Kandungan mineral tanah sangat mempengaruhi tahanan karena
semakin berlogam dan bermineral tinggi maka tanah semakin mudah
menghantarkan listrik. Daerah pantai kebanyakan memenuhi ciri khas
kandungan mineral dan garam tinggi, sehingga tanah sekitar pantai akan
jauh lebih mudah untuk mendapatkan tahanan tanah yang rendah.
Keasaman
Semakin asam PH tanah maka arus listrik semakin mudah
menghantarkan dan sebaliknya PH tanah tinggi (basa) maka listrik juga
sulit mengalir. Ciri tanah dengan PH tinggi (basa) biasanya berwarna
terang misalnya Bukit Kapur.
Tekstur tanah
Semakin kecil tekstur tanah akan bersifat Liat dan akan semakin
mudah mengikat air atau sebaliknya. Ikatan air didalam tanah akan
memudahkan pembuatan grounding dengan hasil tahanan yang baik.
Untuk daerah yang bertekstur pasir dan porous akan sulit untuk
mendapatkan tahanan sebaran yang baik karena untuk jenis tanah ini, air
dan mineral akan mudah hanyut dan tanah mudah kering. Tanah liat
sebagai media grounding penangkal petir yang baik.
Berdasarkan jenis tanah di atas maka ada berbagai teknis
pembuatan grounding yang bisa dipakai :
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 45
Single Rod Grounding
Ground yang hanya terdiri dari satu buah titik penancap Stik Rod,
arus pelepas di dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misal 6 meter).
Untuk daerah yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif tentu
mudah untuk didapatkan tahanan sebaran tanah dibawah 5 ohm hanya
dengan satu buah rod.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 46
Gambar 2.20 Teknis pembuatan gourding berdasarkan jenis tanah
Sumber : www.zonapetir.com
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 47
Gambar 2.21 Instalasi Penyalur Petir
Sumber : http://www.slideshare.ne
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 48
2 Setelah selesai membuat grounding, langkah berikutnya adalah
memasang kabel penyalur (Down Conductor) dari titik grounding
sampai keatas bangunan, tentunya dengan mempertimbangkan jalur
kabel yang terdekat dan hindari banyak belokan/tekukkan 90 derajat
sehingga kebutuhan material dan kualitas instalasi dapat efektif dan
efisien. Kabel penyalur petir yang biasa di gunakan antara lain BC
(Bare Copper), NYY atau Coaxial. Untuk tempat - tempat tertentu
sebaiknya di beri pipa pelindung (Conduite) dengan maksud kerapihan
dan keamanan.
3 Bila kabel penyalur petir telah terpasang dengan rapih, maka tahap
selanjutnya pemasangan head terminal/air terminal petir tentunya harus
terhubung dengan kabel penyalur tersebut sampai ke grounding system.
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 49
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 50
DAFTAR PUSTAKA
Hutagaol, Soli Akbar. 2010. Studi Tentang Sistem Penangkal Petir Pada BTS
(Base Transceiver Station). Makalah Fakultas Teknik, Universitas Sumatera
Utara. Medan : tidak diterbitkan
Ano, dkk. 2012. Proteksi Penangkal Petir Pada Gedung. Makalah Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta : tidak diterbitkan
Arinata, Made Endy, dkk. 2017. Sistem Penangkal Petir. Makalah Fakultas
Teknik, Universitas Udayana. Badung : tidak diterbitkan
S i s t e m P e n a n g k a l P e t i r - 2 0 1 7 | 51