Anda di halaman 1dari 11

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di lakukan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

kuantitatif. Penelitian ini hanya menggunakan data sekunder yang didapat dari BEI

(www.idx.co.id). Menurut Kuncoro (2001:23), Data kuantitatif adalah data yang

diukur dalam suatu skala numerik (angka). Sedangkan data sekunder menurut

Kuncoro (2001:25) adalah data yang diperoleh dengan pengumpulan data original

oleh pihak lain yang digunakan untuk penelitian.

Data sekunder yang penulis gunakan dalam penelitian ini berupa laporan

keuangan dari seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

selama periode 2011-2015.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah semua perusahaan manufaktur yang terdaftar

di BEI. Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listing

selama 5 tahun berturut turut dan juga yang memiliki laporan keuangan yang di

publikasikan di BEI selama 5 tahun berturut turut.

Perbedaan mendasar dalam pengertian antara populasi dan sampel dalam

penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan

sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu,

jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya

orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan

sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi

keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan

sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan

akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus

betul-betul representatif (Prof. Dr. Sugiyono, 2010).

3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling. Purposive

sampling digunakan karena informasi yang akan diambil berasal dari sumber yang

dipilih berdasarkan kriteria yang ditetapkan. Berikut ini adalah penentuan kriteria

yang digunakan:

1. Perusahaan manufaktur yang listening berturut turut selama periode tahun

2011 2015

2. Laporan keuangan perusahaan manufaktur periode tahun 2011 2015

tersedia di BEI.

3.4 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara

(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan

atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan. Data sekunder diperoleh dari internet

dengan mendownload berkas dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).

Merumuskan analisis data sekunder (ASD) itu sebagai a research strategy

which makes use of pre-existing quantitative data or pre-existing qualitative data for

the purposes of investigating new questions or verifying previous studies. Jadi,

analisis data sekunder, menurut Heaton, merupakan suatu strategi penelitian yang

memanfaatkan data kuantiatif ataupun kualitatif yang sudah ada untuk menemukan

permasalahan baru atau menguji hasil penelitian terdahulu. Sebutan strategi penelitian

itu setara dengan sebutan metode penelitian ( Heaton 2004:16; dinukil Andrews,

et.al., 2012:12).

3.5 Variabel Penelitian

Variabel dependen menggunakan Earnings Management yang diproposikan

dengan discretionary accruals (DA). DA merupakan penyesuaian arus kas oleh

manajer dari serangkaian kesempatan prosedur akuntansi yang disusun badan

pembuat standar. Dechow et al. (1995) dan Belkaoui (2004:459) mengemukakan

bahwa perhitungan discretionary accruals dilakukan menggunakan model modified

Jones karena mengasumsikan nondiscretionary accruals dapat berubah, tidak

mengelompokkan perusahaan berdasarkan industry, dan persamaan regresi harus

tidak terkontaminasi oleh item item yang dimanipulasi. nondiscretionary accruals

dihitung dengan:

DAt = TAt - NDAt


= ( NIt CFOt) [1 (1/At-1)+ 2[(REVt ARt) / At-1] + 2 (PPEt /

At-1) + t]

Keterangan:

TAt = total accrual pada tahun t

NDAt = nondiscretionsry sccruals pada tahun t

DAt = discretionary accruals pada tahun t

NIt = laba bersih pada tahun t

CFOt = arus kas bersih dari aktivitas operasi pada tahun t

At-1 = total aset pada tahun t-1

REVt = selisih pendapatan pada tahu t dan t-1

ARt = selisih piutang usaha pada tahun t dan t-1

PPEt = aset tetap (grass) pada tahun t

1 2 3 = konstanta

t = error term perusahaan pada tahun t

Variabel independen meliputi:

1. Audit partner tenure

Audit partner tenure diukur dengan jumlah tahun penandatanganan (signing

partner) pada laporan keuangan auditan. Pendekatan ini juga mencakup kondisi
apabila terjadi pergantian auditor dalam suatu tahun, maka jumlah tahun akan

ditambahkan saat partner audit yang bersangkutan kembali menandatangani klien

tersebut.

2. Audit firm tenure

Pengukuran audit firm tenure menggunakan jumlah tahun penugasan

dimulai pada tahun 2011. Karena di Indonesia terdapat KAP yang berafiliasi

dengan kantor akuntan publik internasional yang termasuk dalam "Big Four",

maka dalam menghitung jumlah tahun dalam audit firm tenure hal tersebut

turut dipertimbangkan. Apabila terdapat perubahan KAP tetapi afiliasinya tetap

sama, maka dianggap hubungan KAP dengan klien tetap berlanjut.

Beberapa penelitian sebelumnya (Myers et aI., 2003; Chen et al.,

2008; dan Esa, 2009) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan, ukuran KAP,

pertumbuhan perusahaan, arus kas bersih dari aktivitas operasi memiliki

pengaruh terhadap earnings management, baik signifikan maupun tidak

signifikan, sehingga dalam penelitian ini variabel-variabel tersebut dijadikan

sebagai variabel kontrol.

a. Ukuran perusahaan (SIZE)

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Semakin

besar perusahaan, semakin banyak informasi yang tersedia bagi investor untuk

pengambilan keputusan. Hal ini membuat investor semakin sulit mengawasi

kinerja manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasi perusahaan. Hal ini

memicu manajemen untuk melakukan earnings management. Semakin kecil


ukuran perusahaan, maka semakin besar kecenderungan manajer untuk memilih

metode akuntansi yang menghasilkan laba tinggi. Sebaliknya, semakin besar

ukuran perusahaan, maka semakin besar kecenderungan manajer untuk memilih

metode akuntansi yang menghasilkan laba rendah. Marberya dan Suaryana (2009)

berpendapat bahwa ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural dari nilai

buku aset pad a akhir tahun karena nilai aset relatif lebih stabil dibandingkan

penjualan dan kapitalisasi pasar,

SIZE = In (ASSETt)

Ket:

SIZE = ukuran perusahaan

In (ASSETt) = logaritma natural dan nilai buku aset pada akhir tahun t

b. Ukuran KAP (BIG4)

KAP di dunia dibagi menjadi 2, yaitu Big Four dan non-Big Four.

Pembagian ini didasarkan pada kualitas audit yang dihasilkan, di mana menurut

Sire gar dan Utama (2005), perusahaan yang diaudit oleh KAP Big Four

memiliki kualitas audit yang tinggi karena KAP Big Four diakui di seluruh

dunia sehingga memiIiki pengalaman audit lebih banyak, sedangkan perusahaan

yang diaudit oleh KAP non-Big Four kualitas auditnya rendah. Ukuran KAP

menggunakan dummy variable, di mana KAP dikodekan 1 jika berafiliasi

dengan KAP Big Four, sedangkan lainnya O.


c. Pertumbuhan Perusahaan (GROWTH)

Drucker (2007, Seperti dikutip oleh Setiawan, 2010) mengernukakan

bahwa pertumbuhan perusahaan adalah hasil yang sukses, yang menawarkan yang

diinginkan oleh pasar, menggunakan sumber daya secara ekonomis dan efektif,

dan membentuk laba untuk ekspansi dan penanganan risiko di masa mendatang.

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan rasio pertumbuhan penjualan. Weston dan

Copeland (1992, dalam Solikah, 2007) berpendapat bahwa rasio pertumbuhan

penjualan mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi

ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara

keseluruhan. Pertumbuhan penjualan perusahaan menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk dapat bertahan dalam menghadapi kondisi persaingan yang ada.

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan:

1
GROWTH = 100%
1

Keterangan :

GROWTH = pertumbuhan perusahaan

SALESt = penjualan pada tahunt

SALESt-1 = penjualan pada tahunt-1

d. Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi (CFO)

IAI (2009) mengungkapkan dalam pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No. 2 bahwa arus kas dari aktifitas operasi adalah arus kas masuk dan arus

keluar atau setara kas yang berasal dari aktivitas penghasilan utama pendapatan
perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas

pendanaan. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator

yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat menghasilkan arus kas untuk

melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden,

dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus

kas bersih dari aktivitas operasi diukur dari nilai arus kas bersih dari aktivitas operasi

yang disajikan dalam laporan arus kas perusahaan.

3.6 Teknik Analisis

Dengan menggunakan model regresi berganda, persamaan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. DA = 0 + 1PT + 2BIG4 + 3SIZE + 4GROWTH + 5 +

2. DA = 0 + 1PT + 2FT + 3BIG4 + 4SIZE + 5GROWTH + 6CFO +

Keterangan:

DA = discretionary accruals

= konstanta

PT = audit partner tenure

FT = audit firm tenure

BIG4 = ukuran KAP

SIZE = ukuran perusahaan


GROWTH = pertumbuhan perusahaan

CFO = arus kas bersih dari aktivitas operasi

= error term

3.7 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik yang dilakukan ada 3, meliputi:

a. Uji Normalitas

Uji asumsi ini dimaksud untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen keduanya berdistribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati

normal. Untuk menguji apakah distribusi data normal atau tidak , maka dapat

dilakukan dengan analisis grafik histogram maupun grafik normal plot. Jika data

menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik

histogramnya menujukan pola distribusi normal (atau mendekati normal), maka

model regresi memenuhi asumsi normalitas (Imam Ghozali, 2002).

b. Uji Autokorelasi

Uji asumsi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model

regresiter ada tidaknya korelasi antara data dalam variable pengamatan. Apabila

terjadi korelasi maka ada masalah korelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Autokorelasi

sering terjadi pada sampel dengan data bersifat time series. Uji Durbin Watson
adalah cara untuk mendeteksi autokorelasi, dimana model regresi linear berganda

terbebas dari autokorelasi jika nilai Durbin Watson hitung terletak di daerah Tidak

Ada Autokorelasi Positif dan Negatif atau mendekati angka 2 (Rietveld dan

Sunaryanto,1994). Pengujian autokorelasi penelitian ini menggunakan uji Durbin-

watson (DW test).

c. Uji Heterokedastisitas

Uji asumsi ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi

terjadi ketidak samaan varian dari residual dan observasi yang satu dengan observasi

lainnya. Jika residual mempunyai varian yang sama, disebut homoskedastisitas. Dan

jika variannya tidak sama disebut heteoskedastisitas. Persamaan regresi yang baik

jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.8 Uji Hiotesis

1. Uji F

Uji F digunakan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama

terhadap variabel dependen (Ghozali, 2016). Uji satatistik F merupakan uji model

yang menunjukkan apakah model regresi fit untuk diolah lebih lanjut. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 ( = 5%). Uji F digunakan

untuk uji ketepatan model, apakah nilai prediksi mampu menggambarkan kondisi

sesungguhnya:

H0 : Diterima jika F hitung < F table

H0 : Diterima jika F hitung >F table


2. Uji t

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel idependen

secara individual berpengaruh terhadap variabel dependen. Adapun ketentuan

penerimaan atau penolakan pengujian ini yaitu apabila angka signifikan kurang dari

0,05 maka hipotesis alternative diterima dan hipotesis nol ditolak (Ghozali, 2005).

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan menggunakan

perbandingan antara t hitung dengan t table dengan ketentuan:

- Jika T hitung > T table, maka H0 ditolak (ada pengaruh yang

signifikan).

- Jika T hitung < T table, maka H0 diterima (tidak ada pengaruh yang

signifikan)

- Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.

- Jika signifikasnsi < 0,05 maka H0 ditolak.

Anda mungkin juga menyukai