Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

A.

Sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia

Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada hari Jumat, tanggal 17


Agustus 1945 tahun Masehi, atau tanggal 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang dan
tanggal 8 Ramadan 1364 menurut Kalender Hijriyah, yang dibacakan oleh Ir. Soekarno
dengan didampingi oleh Drs. Mohammad Hatta bertempat di Jalan Pegangsaan Timur 56,
Jakarta Pusat.
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo
besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara
tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara
Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17
Agustus 1950.
Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yang menganut sistem kabinet
parlementer di Indonesia. Kemudian muncullah pergantian Perdana Menteri selama 7 kali
dan hal tersebut sangat mempengaruhi perpolitikan di Indonesia.
Konstituante diberikan tugas untuk membuat undang-undang dasar yang baru
sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa membuat
konstitusi baru. Maka Presiden Soekarno menyampaikan konsepsi tentang Demokrasi
Terpimpin pada DPR hasil pemilu yang berisi ide untuk kembali pada UUD 1945. UUDS
1950 ditetapkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1950 tentang Perubahan
Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat menjadi Undang-Undang Dasar Sementara
Republik Indonesia, dalam Sidang Pertama Babak ke-3 Rapat ke-71 DPR RIS tanggal 14
Agustus 1950 di Jakarta. Konstitusi ini dinamakan sementara, karena hanya bersifat
sementara, menunggu terpilihnya Konstituante hasil pemilihan umum yang akan menyusun
konstitusi baru. Pemilihan Umum 1955 berhasil memilih Konstituante secara demokratis,
namun Konstituante gagal membentuk konstitusi baru sampai berlarut-larut. Pada tanggal 5
Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959, yang antara lain
berisi kembali berlakunya UUD 1945.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan Konstituante.
B. Masa Orde Lama

Orde Lama dalam sejarah politik Indonesia merujuk kepada masa pemerintahan
Soekarno (1945-1965). Istilah ini tentu saja tidak digunakan pada saat itu, dan baru
dicetuskan pada masa pemerintahan Soeharto yang disebut juga dengan Orde Baru.
Sebelum Republik Indonesia Serikat dinyatakan bubar, pada saat itu terjadi demo
besar-besaran menuntut pembuatan suatu Negara Kesatuan. Maka melalui perjanjian antara
tiga negara bagian, Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, & Negara
Sumatera Timur dihasilkan perjanjian pembentukan Negara Kesatuan pada tanggal 17
Agustus 1950. Sejak 17 Agustus 1950, Negara Indonesia diperintah dengan menggunakan
Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950 yg menganut sistem kabinet
parlementer.

Era 1950-1959 adalah di mana presiden Soekarno memerintah menggunakan


konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950. Periode ini
berlangsung mulai dari 17 Agustus 1950 sampai 6 Juli 1959.

1.3.1 Kabinet-kabinet Era Orde Lama

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yg tak
stabil. Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.

1. 1950-1951-Kabinet Natsir
2. 1951-1952-Kabinet Sukiman-Suwirjo
3. 1952-1953-Kabinet Wilopo
4. 1953-1955-Kabinet Ali Sastroamidjojo I
5. 1955-1956-Kabinet Burhanuddin Harahap
6. 1956-1957-Kabinet Ali Sastroamidjojo II
7. 1957-1959-Kabinet Djuanda

1.3.2 Sistem Politik Masa Orde Lama

1. Tahun 1945 1950

Terjadi penyimpangan dari ketentuan UUD 45 antara lain:

a) Berubah fungsi komite nasional Indonesia pusat dari pembantu presiden


menjadi badan yang diserahi kekuasaan legislatif dan ikut menetapkan
GBHN yang merupakan wewenang MPR.
b) Terjadinya perubahan sistem kabinet presidensial menjadi kabinet
parlementer.

Pada tahun 1945-1950, terjadi perubahan sistem pemerintahan dari presidentil


menjadi parlemen.Dimana dalam sistem pemerintahan presidentil, presien memiki
fungsi ganda, yaitu sebagai badan eksekutif dan merangkap sekaligus sebagai badan
legislatif.
2. Tahun 1950 1959

Sistem Pemerintahan yang dianut adalah parlementer kabinet dengan demokrasi


liberal. Ciri-ciri demokrasi liberal:

1) presiden dan wakil presiden tidak dapat diganggu gugat.


2) Menteri bertanggung jawab atas kebijakan pemerintahan.
3) Presiden berhak membubarkan DPR.
4) Perdana Menteri diangkat oleh Presiden.

Era 1950 - 1959 ialah era dimana presiden Soekarno memerintah menggunakan
konstitusi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia 1950, dimana periode
ini berlangsung dari 17 Agustus 1950 sampai 5 Juli 1959.

Dewan Konstituante diserahi tugas membuat undang-undang dasar yang baru


sesuai amanat UUDS 1950. Namun sampai tahun 1959 badan ini belum juga bisa
membuat konstitusi baru.
Akhirnya, Soekarno mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1959, yang membubarkan
Konstituante. Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 :

1. Pembentukan MPRS dan DPAS


2. Kembali berlakunya UUD 1945 dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950
3. Pembubaran Konstituante

Pada masa ini terjadi banyak pergantian kabinet diakibatkan situasi politik yang
tidak stabil.Tercatat ada 7 kabinet pada masa ini.

1950-1951 - Kabinet Natsir


1951-1952 - Kabinet Sukiman-Suwirjo
1952-1953 - Kabinet Wilopo
1953-1955 - Kabinet Ali Sastroamidjojo I
1955-1956 - Kabinet Burhanuddin Harahap
1956-1957 - Kabinet Ali Sastroamidjojo II
1957-1959 - Kabinet Djuanda
3. Tahun 1959 1968 (Demokrasi Terpimpin)

Sejarah Indonesia (1959-1968) adalah masa di mana sistem "Demokrasi


Terpimpin" sempat berjalan di Indonesia. Demokrasi terpimpin adalah sebuah sistem
demokrasi dimana seluruh keputusan serta pemikiran berpusat pada pemimpin negara,
yaitu Presiden Soekarno. Konsep sistem Demokrasi Terpimpin pertama kali diumumkan
oleh Presiden Soekarno dalam pembukaan sidang konstituante pada tanggal 10
November 1956.

Berbagai penyimpangan dalam Demokrasi terpimpin :

Pancasila diidentikkan dengan Nasakom


Produk hukum yang setingkat dengan undang-undang (UU) ditetapkan dalam
bentuk penetapan presiden (penpres) daripada persetujuan
MPRS mengangkat Soekarno sebagai presiden seumur hidup
Presiden membubarkan DPR hasil pemilu 1955
Presiden menyatakan perang dengan Malasya
Presiden menyatakan Indonesia keluar dari PBB
Hak Budget tidak jalan

Penyimpangan lain dalam demokrasi terpimpin adalah campur tangan presiden


dalam bidang Yudikatif seperti presiden diberi wewenang untuk melakukan intervensi
di bidang yudikatif berdasarkan UUD No.19 tahun 1964 yang jelas bertentangan dengan
Undang-Undang Dasar 1945 dan di bidang Legislatif berdasarkan Peraturan Presiden
No.14 tahun 1960 dalam hal anggota DPR tidak mencapai mufakat mengenai suatu hal
atau sesuatu rancangan Undang-Undang.
Selain itu terjadi penyimpangan di bidang perundang-undangan di mana berbagai
tindakan pemerintah dilaksanakan melalui Penetapan Presiden (Panpres) yang memakai
Dekrit 5 Juli 1959 sebagai sumber hukum. Didirikan pula badan-badan ekstra
kontitusional seperti front nasional yang ternyata dipakai oleh pihak komunis sebagai
arena kegiatan, sesuai denga taktik komunisme internasional yang menggariskan
pembentukan front nasional sebagai persiapan ke arah terbentuknya demokrasi rakyat.
Pada masa ini terjadi persaingan antara Angkatan Darat, Presiden, dan PKI.
Persaingan ini mencapai klimaks dengan meletusnya perisiwa Gerakan 30 September
1965 yang dilakukan oleh PKI.
C. Masa Orde Baru

Orde Baru adalah sebutan bagi masa pemerintahan Presiden Soeharto di


Indonesia. Orde Baru menggantikan Orde Lama yang merujuk kepada era pemerintahan
Soekarno. Lahirnya Orde Baru diawali dengan dikeluarkannya Surat Perintah 11 Maret
1966.[1] Orde Baru berlangsung dari tahun 1966 hingga 1998. Dalam jangka waktu tersebut,
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik
korupsi yang merajalela.

1.3.1 Landasan kehidupan Politik Orde Baru

a) Landasan Idil : Pancasila


b) Landasan Konstitusional: uud 1945
c) Landasan Operasional: Tap MPR

1.3.2 Kebijakan pemerintahan Orde Baru

Setelah berhasil menciptakan politik dalam negeri , maka pemerintahan berusaha


melakukan pembangunan nasional yang di relisasikan pada pembangunan jangka panjang
dan pembangunan jangka pendek.
Pembangunan yang dilakukan bertunpu pada Trilogi Pembangunan yakni:

a) Pembangunan yang dilakukan dan hasil-hassilnya yang menuju pada terciptanya


keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
b) Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
c) Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.

1.3.3 Ciri-ciri pokok pemerintahan Orde Baru

A. Bidang Politik
1) Lembaga kepresidenan terlalu dominana
2) Rendahnya kesetaraan diantara lembaga tinggi negara.
3) Rekruitmen politik yang tertutup
4) Birokrasi sebagai instrumen kekuasaan.
5) Kebijakan publik yang tidak transparan.
6) Sentralisasi kekuasaan.
7) Implementasi hak asasi yang masih rendah.

B. Bidang ekonomi
1) Kebijakan mengutamakan pertumbuhan ekonomi.
2) Pinjaman luar negeri.
3) Konglomerasi.Dwi fungsi ABRI
4) Politik Luar Negeri yang bebas aktif
1.3.4 Pengaruh menguatnya Peran Negara pada Masa Orde Baru

A. Bidang Politik
1) Pemerintahahn yang otoriter
2) Pemerintahan yang dominantif
3) Pemerintahan yang sentralisasi.
B. Bidang Ekonomi
1) Terjadi kesenjangan sosial
2) Konglomerasi.
3) Terjadi korupsi, kolusi, dan nepotisme.

1.3.5 Kelebihan sistem Pemerintahan Orde Baru

Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan
pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.565
Sukses transmigrasi
Sukses KB
Sukses memerangi buta huruf
Sukses swasembada pangan
Pengangguran minimum
Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun)
Sukses Gerakan Wajib Belajar
Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh
Sukses keamanan dalam negeri
Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia
Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri
1.3.6 Kekurangan Sistem Pemerintahan Orde Baru

Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme


Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan
pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan
daerah sebagian besar disedot ke pusat
Munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan
pembangunan, terutama di Aceh dan Papua
Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang
memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya
Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si
kaya dan si miskin)
Pelanggaran HAM kepada masyarakat non pribumi (terutama masyarakat
Tionghoa)
Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan
Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang
dibredel
Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program
"Penembakan Misterius"
Tidak ada rencana suksesi (penurunan kekuasaan ke pemerintah/presiden
selanjutnya)
Menurunnya kualitas birokrasi Indonesia yang terjangkit penyakit Asal Bapak
Senang, hal ini kesalahan paling fatal Orde Baru karena tanpa birokrasi yang
efektif negara pasti hancur
Menurunnya kualitas tentara karena level elit terlalu sibuk berpolitik sehingga
kurang memperhatikan kesejahteraan anak buah.
Pelaku ekonomi yang dominan adalah lebih dari 70% aset kekayaaan negara
dipegang oleh swasta

D. Mengenal Presiden Indonesia

Berikut pemimpin bangsa Indonesia sejak merdeka :

1. Ir. Soekarno
Adalah presiden pertama. Beliau mempunyai peranan penting dalam kemerdekaan
Indonesia dari penjajahan Belanda.
Masa jabatan 1945-1967

2. Soeharto
Seoharto adalah Presiden RI yang ke-2. Beliau dikenal sebagai Bapak Pembangunan.
Beliau terpilih sebagai Presiden ditahun 1967 setelah masa Pemberontakan PKI, dan
kemudian terpilih kembali melalui pemilu. Pada tahun 1998 beliau mengundurkan diri
dan digantikan oleh Wakil Presiden kala itu.
Masa Jabatan : 1867-1998
3. Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie
Prof. DR. Ing. H. Bacharuddin Jusuf Habibie adalah Presiden Republik Indonesia yang
ketiga. Ia menggantikan Soeharto yang mengundurkan diri dari jabatan presiden pada
tanggal 21 Mei 1998. Naiknya beliau menjadi Presiden sesuai dengan pasal 8
Pasal 8 ayat (1) Jika Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya, ia digantikan oleh Wakil Presiden
sampai habis masa jabatannya.
Masa jabatan : 1998-1999

4. KH. Abdurrahman Wahid


Kiai Haji Abdurrahman Wahid, akrab dipanggil Gus Dur adalah tokoh Muslim Indonesia
dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia yang keempat dari tahun 1999
hingga 2001. Ia menggantikan Presiden B. J. Habibie setelah dipilih oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat hasil Pemilihan Umum anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan
Dewan Perwakilan Daerah Indonesia 1999 Pemilu 1999.
Masa jabatan : 1999-2001

5. Megawati Soekarnoputri
Dyah Permata Megawati Setyawati Soekarnoputri atau umumnya lebih dikenal sebagai
Megawati Soekarnoputri atau biasa disapa dengan panggilan "Mbak Mega" adalah
Presiden Indonesia yang kelima yang menjabat sejak 23 Juli 2001 20 Oktober 2004. Ia
merupakan presiden wanita Indonesia pertama dan anak dari presiden Indonesia pertama,
Soekarno, yang kemudian mengikuti jejak ayahnya menjadi Presiden Indonesia.
Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001.
Ia dilantik pada 23 Juli 2001.
Masa Jabatan : 2001-2004

6. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono


Jend. TNI (Purn.) Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono adalah Presiden Indonesia ke-6
yang menjabat sejak 20 Oktober 2004. Ia, bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf
Kalla, terpilih dalam Pemilu Presiden 2004.Ia berhasil melanjutkan pemerintahannya
untuk periode kedua dengan kembali memenangkan Pemilu Presiden 2009, kali ini
bersama Wakil Presiden Boediono. Sejak era reformasi dimulai, Susilo Bambang
Yudhoyono merupakan Presiden Indonesia pertama yang menyelesaikan masa
kepresidenan selama 5 tahun dan berhasil terpilih kembali untuk periode kedua.

Karier militernya terhenti ketika ia diangkat Presiden Abdurrahman Wahid sebagai


Menteri Pertambangan dan Energi pada tahun 1999, dan tampil sebagai salah seorang
pendiri Partai Demokrat. Pada Pemilu Presiden 2004, keunggulan suaranya dari Presiden
Megawati Soekarnoputri membuatnya menjadi presiden pertama yang terpilih melalui
pemilihan langsung oleh rakyat Indonesia. Hal ini dimungkinkan setelah melalui
amandemen UUD 1945.
Masa Jabatan : 2004-2014
7. Ir. H. Joko Widodo
Ir. H. Joko Widodo atau yang akrab disapa Jokowi adalah Presiden Indonesia ke-7
periode 2014-2019. Ia terpilih bersama Wakil Presiden Muhammad Jusuf Kalla dalam
Pemilu Presiden 2014. Karier politiknya dimulai dengan menjadi Wali Kota Surakarta
pada tahun 2005.Namanya mulai dikenal setelah dianggap berhasil mengubah wajah kota
Surakarta menjadi kota pariwisata, budaya, dan batik.Pada tanggal 20 September 2012,
Jokowi berhasil memenangkan Pilkada Jakarta 2012, dan kemenangannya dianggap
mencerminkan dukungan populer untuk seorang pemimpin yang "baru" dan "bersih",
meskipun umurnya sudah lebih dari lima puluh tahun.
Masa Jabatan : 2014-2019

Anda mungkin juga menyukai