Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luka bakar dapat dialami oleh siapa saja, dan dapat terjadi di mana saja
baik di rumah, di tempat kerja bahkan di jalan. Anak-anak kecil dan orang tua
merupakan populasi yang beresiko tinggi untuk mengalami luka bakar. Penyebab
luka bakar pun bermacam-macam bisa berupa api, cairan panas, uap panas, bahan
kimia, aliran listrik dan lain-lain.
Luka bakar yang terjadi, akan menimbulkan kondisi kerusakan kulit selain
itu juga dapat mempengaruhi berbagai sistem tubuh. Perawatan luka bakar
disesuaikan dengan penyebab luka bakar, luas luka bakar dan bagian tubuh yang
terkena. Luka bakar yang lebih luas dan dalam memerlukan perawatan lebih
intensif dibandingkan dengan luka bakar yang hanya sedikit dan superfisial. Luka
bakar yang terjadi karena tersiram air panas dengan luka bakar karena terkena zat
kimia atau radiasi membutuhkan penanganan yang berbeda meskipun luas luka
bakarnya sama.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini adalah:
1. Apa saja yang dapat menyebabkan luka bakar pada kulit ?
2. Apa saja macam-macam luka bakar ?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar ?
4. Bagaimana cara perawatan luka bakar ?

1.3 Tujuan penulisan


Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
1. Mendiskripsikan penyebab luka bakar
2. Mendiskripsikan macam-macam luka bakar
3. Mendiskripsikan cara mengidentifikasi derajat keparahan luka bakar
4. Mendiskripsikan cara perawatan luka bakar
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENYEBAB LUKA BAKAR PADA KULIT


Luka bakar adalah kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan
oleh energi panas atau bahan kimia atau benda-benda fisik yang menghasilkan
efek baik memanaskan atau mendinginkan. Secara garis besar ada lima
mekanisme penyebab timbulnya luka bakar, yaitu terutama adalah sebagai
berikut:
1. Api : kontak dengan kobaran api.
2. Luka bakar cair : kontak dengan air mendidih, uap panas, dan
minyak panas.
3. Luka bakar kimia : asam akan menimbulkan panas ketika kontak
dengan jaringan organik.
4. Luka bakar listrik : Bisa timbul dari sambaran petir atau aliran listrik.
Luka bakar listrik memiliki karakteristik yang
unik, sebab sekalipun sumber panas (listrik)
berasal dari luar tubuh, kebakaran/kerusakan yang
parah justru terjadi di dalam tubuh.
5. Luka bakar kontak : kontak langsung dengan obyek panas, misalnya
dengan wajan panas atau knalpot sepeda motor.

The national institut of burn medicine yang mengumpulkan data-data


statistik dari berbagai pusat luka bakar diseluruh amerika serikat mencatat bahwa
sebagian besar pasien (75%) merupakan korban dari perbuatan meraka sendiri.
Tersiram air mendidih pada anak-anak yang baru belajar berjalan, bermain dengan
korek api pada anak usia sekolah, cedera karena arus listrik dan penggunaan obat
bius, alkohol, serta sidarat pada orang dewasa semuanya turut memberikan
kontribusi pada angka tersebut. Cobb, Max Well dan Siver Stain (1992)
menemukan bahwa 13% pasien luka bakar yang diraawat di rumah sakit ataupun
anggota keluarganya sudah pernah dirawat sebelumnya karena luka bakar.
Perawat harus menjadi alat untuk memutuskan rantai luka bakar ini.
Ada empat tujuan utama yang berhubungan dengan luka bakar :
1. Pencegahan
2. Implementasi tindakan untuk penyelamatan jiwa pada pasien-pasien luka
bakar yang berat
3. Pencegahan ketidakmampuan dan kecacatan melalui penanganan dini serta
individual
4. Pemulihan pasien melalui pembedahan rekonstruksi dan program rehabilitasi.

2.2 KLASIFIKASI LUKA BAKAR


Luka bakar dapat diklasifikasikan menurut dalamnya jaringan yang rusak
dan disebut sebagai luka bakar superfisial partial thickness, deep partial thickness
dan full thickness.
Kedalaman dan Bagian
Perjalanan
penyebab luka kulit yang Gejala Penampilan luka
kesembuhan
bakar terkena
Derajat satu Epidermis Kesemutan, Memerah, menjadi Kesembuhan
(superfisial): hiperestesia putih ketika ditekan lengkap dalam
tersengat (supersensivitas), minimal atau tanpa waktu satu
matahari, rasa nyeri mereda edema minggu,
terkena api jika didinginkan terjadi
dengan pengelupasan
intensitas kulit
rendah

Derajat-dua Epidermis Nyeri, Melepuh, dasar luka Kesembuhan


(partial- dan hiperestesia, berbintik-bintik dalam waktu
thickness): bagian sensitif terhadap merah, epidermis 2-3 minggu,
tersiram air dermis udara yang dingin retak, permukaan pembentukan
mendidih, luka basah, terdapat parut dan
terbakar oleh edema depigmentasi,
nyala api infeksi dapat
mengubahnya
menjadi
derajat-tiga
Derajat-tiga Epidermis Tidak terasa Kering, luka bakar Pembentukan
(full- , nyeri, syok, berwarna putih eskar,
thickness): keseluruh hematuria seperti bahan kulit diperlukan
terbakar nyala an dermis (adanya darah atau gosong, kulit pencangkokan
api, terkena dan dalam urin) dan retak dengan bagian , pembentukan
cairan mendidih kadang- kemungkinan lemak yang tampak, parut dan
dalam waktu kadang pula hemolisis terdapat edema hilangnya
yang lama, jaringan (destruksi sel kontur serta
tersengat arus subkutan darah merah), fungsi kulit,
listrik kemungkinan hilangnya jari
terdapat luka tangan atau
masuk dan keluar ekstrenitas
(pada luka bakar dapat terjadi
listrik)

Gambar klasifikasi luka bakar


2.3 LUAS LUKA BAKAR
Berbagai metode dalam menentukan luas luka bakar :
a. Rumus Sembilan (Rule of Nines)
Estimasi luas permukaan tubuh yang terbakar disederhanakan
dengan menggunakan Rumus Sembilan. Rumus Sembilan merupakan
cara yang cepat untuk menghitung luas daerah yang terbakar. Sistem
tersebut menggunakan persentase dalam kelipatan sembilan terhadap
permukaan tubuh yang luas.

b. Metode Lund and Browder


Metode yang lebih tepat untuk memperkirakan luas permukaan
tubuh yang terbakar adalah metode Lund dan Browder yang mengakui
bahwa persentase luas luka bakar pada berbagai bagian anatomik,
khususnya kepala dan tungkai, akan berubah menurut pertumbuhan.
Dengan membagi tubuh menjadi daerah-daerah yang sangat kecil dan
memberikan estimasi proporsi luas permukaan tubuh untuk bagian-
bagian tubuh tersebut, kita bisa memperoleh estimasi tentang luas
permukaan tubuh yang terbakar. Evaluasi pendahuluan dibuat ketika
pasien tiba di rumah sakit dan kemudian direvisi pada hari kedua serta
ketiga paska luka bakar karena garis demarkasi biasanya baru tampak
jelas sesudah periode tersebut.

c. Metode Telapak Tangan


Pada banyak pasien dengan luka bakar yang menyebar, metode
yang dipakai untuk memperkirakan persentase luka bakar adalah
metode telapak tangan (palm method). Lebar telapak tangan pasien
kurang lebih sebesar 1% luas permukaan tubuhnya. Lebar telapak
tangan dapat digunakan untuk menilai luas luka bakar.
gambar rumus sembilan (rule of nines) pada orang dewasa

gambar rumus sembilan (rule of nines) pada anak-anak


2.4 DERAJAT KEPARAHAN LUKA BAKAR
1. Luka bakar minor
Cidera luka bakar minor adalah cidera ketebalan partial yang
kurang dari 15% LPTT (luas pemukaan tubuh total) pada orang
dewasa dan 10% LPTT pada anak-anak, atau cedera ketebalan penuh
kurang dari 2% LPTT. Klien dengan luka minor biasanya
mendapatkan perawatan awal di unit gawat darurat, kemudian
dipulangkan dengan intruksi tindak lanjut di bagian rawat jalan.
2. Luka bakar sedang
Cedera luka bakar sedang tak terkomplikasi adalah cedera
ketebalan partial dengan 15% sampai 25% dari LPTT pada orang
dewasa atau 10% sampai 20% LPTT pada anak-anak, atau cedera
dengan ketebalan penuh kurang dari 10% LPTT yang tidak
berhubungan dengan komplikasi. Klien dengan luka bakar sedang
umumnya ditangani di bagian rawat inap.
3. Cedera luka bakar mayor
Klien dengan luka bakar mayor biasanya dibawa ke fasilitas
perawatan luka bakar khusus, setelah mendapatkan perawatan
kedaruratan di tempat kejadian. Cedera luka bakar mayor adalah
setiap dari yang berikut ini:
a. Cedera ketebalan partial lebih dari 25% LPTT pada orang
dewasa atau 20% LPTT pada anak-anak.
b. Cedera ketebalan penuh 10% LPTT atau lebih.
c. Luka bakar yang mengenai tangan, wajah, mata, telinga, kaki
dan perineum.
d. Cedera inhalasi dan cedera listrik.

2.5 Pertolongan Pertama Pada Luka Bakar


a. Perawatan untuk luka bakar derajat 1
1. Dinginkan luka bakar dengan air dingin sampai bagian yang
terbakar tidak lagi terasa nyeri (sekurang-kurangnya 10 menit).
2. Setelah luka bakar mendingin oleskan gel lidah buaya pelembap
kulit untuk menjaga kulit tetap lembap dan mengurangi rasa
gatal dan terkelupas.
3. Jika ada berikan ibuprofen untuk menghilangkan nyeri dan
inflamasi, Untuk anak-anak dapat diberikan asetaminofen.

b. Perawatan untuk luka bakar derajat 2


1. Lepaskan pakaian dan perhiasan dari area tubuh yang terbakar.
2. Dinginkan luka bakar dengan air dingin sampai bagian yang
terbakar tidak lagi terasa nyeri (sekurang-kurangnya 10 menit).
3. Setelah luka bakar didinginkan oleskan salep antibiotic.
4. Tutup luka bakar secara longgar dengan kassa streril atau bersih
yang kering atau tidak lengket untuk menjaga agar luka bakar
tetap bersih, mencegah kehilangan kelembapan yang menguap
dan mengurangi nyeri.
5. Jika ada berikan ibuprofen untuk menghilangkan nyeri dan
inflamasi, Untuk anak-anak dapat diberikan asetaminofen.

c. Perawatan untuk luka bakar derajat 3


1. Pantau pernafasan
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan dari area tubuh yang terbakar.
3. Tutup luka dengan kassa steril atau bersih yang kering dan tidak
lengket.
4. Lakukan perawatan untuk syok.
5. Cari pertolongan medis.

d. Perawatan untuk luka bakar kimiawi


1. Segera siram tubuh yang terbakar dengan air yang banyak
selama kurang lebih 20 menit, jika bahan kimia berupa serbuk
kering maka hilangkan serbuk dengan cara menyikat dari kulit
sebelum di menyiram dengan air.
2. Lepaskan pakaian dan perhiasan korban yang terkontaminasi
sambil dengan menyiram korban dengan air.
3. Tutup luka dengan kassa steril atau bersih yang kering dan tidak
lengket.
4. Cari pertolongan medis.

e. Perawatan untuk luka bakar listrik


1. Amankan area sekitar korban dan kumparan listrik.
Lepaskan,cabut atau matikan arus listrik. Jika tidak
memungkinkan untuk mencabut atau mematikan arus listrik
telepon 118 atau layanan medis darurat terdekat.
2. Pantau pernafasan.
3. Jika korban jatuh, periksa kemungkinan cidera medula spinalis.
4. Lakukan perawatan untuk syok.
5. Telepon untuk memperoleh pertolongan medis.

2.6 PERAWATAN LUKA BAKAR


Fase perawatan luka bakar:
1. Fase Resusitasi (Darurat) : dari awitan cedera hingga selesainya
resusitasi cairan.
2. Fase Akut : dari dimulainya deuresis hingga hampir
selesainya proses penutupan luka.
3. Fase rehabilitasi : dari penutupan luka yang besar hingga
kembalinya kepada tingkat penyesuaian
fisik dan psikososial yang optimal.

Fase Durasi Prioritas


Fase Resusitasi yang Dari awitan cedera hingga Pertolongan pertama,
darurat atau segera selesainya resusitasi pencegahan syok,
cairan pencegahan gangguan
pernafasan, deteksi dan
penanganan cedera yang
menyertai, penilaian
luka dan perawatan
pendahuluan
Fase akut Dari dimulainya diuresis Perawatan dan
hingga hampir selesainya penutupan luka,
proses penutupan luka pencegahan atau
penangan komplikasi
(termasuk infeksi),
dukungan nutrisi
Fase rehabilitasi Dari penutupan luka yang Pencegahan parut dan
besar hingga kembalinya kontraktur, rehabilitasi
kepada tingkat fisik, oksupasional dan
penyesuaian fisik dan fokasional, rekonstruksi
psikososial yang optimal fungsional dan
fokasional, konseling
psikososial
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Luka bakar tak boleh dianggap sepele, meskipun terdapat luka
kecil penanganan harus cepat diusahakan. Penderita luka bakar
memerlukan penanganan secara holistik dari berbagai aspek dan disiplin
ilmu. Perawatan luka bakar didasarkan pada luas luka bakar, kedalaman
luka bakar, faktor penyebab timbulnya luka dan lain-lain. Pada luka bakar
yang luas dan dalam akan memerlukan perawatan yang lama dan mahal.
Dampak luka bakar yang dialami penderita dapat menimbulkan berbagai
masalah fisik, psikis dan sosial bagi pasien dan juga keluarga. Dengan
makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka makin
berkembang pula teknik/cara penanganan luka bakar sehingga makin
meningkatkan kesempatan untuk sembuh bagi penderita luka bakar.

B. SARAN
Dalam menangani korban luka bakar harus tetap memegang prinsip
steril dan sesuai medis, tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa
mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua,
muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati
setiap kali melakukan kegiatan/aktivitas terutama pada hal-hal yang dapat
memicu luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, Suzanne C. Buku ajar keperawatan medikal-bedah Burnner & Suddarth


? editor, Suzanne C. Smeltzer, Brenda G. Bare ; alih bahasa, Agung
Waluyo, dkk; editor edisi bahasa indonesia, Monica Ester. Ed.8. Jakarta :
EGC, 2001
Arif, Muttaqin dan Kumala Sari. 2011. Asuhan Keperawatan
Gangguan sistem Integumen. Jakarta: Salemba Medika

Rendy, Clevo & Margareth. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal


Bedah Penyakit dalam. Yogyakarta: Nuha Medika

Thygerson, Alton & dkk. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta:


Erlangga

http://archive.kaskus.us/thread/6290568

http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=45%3Apenyebab-a-pppk-luka-bakar&option=com_content&Itemid=29

http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=19%3Aidentifikasi-kategori-
lukabakar&option=com_content&Itemid=29

http://www.lukabakar.net/index.php?view=article&catid=35%3Aartikel-luka-
bakar&id=48%3Atipspengobatan&option=com_content&Itemid=29

http://id.wikipedia.org/wiki/Luka_bakar

Anda mungkin juga menyukai