Anda di halaman 1dari 10

Protozoa

Fifi Handayani

140410140041

Program Studi Biologi

Fakultas MIPA

Universitas Padjadjaran

2014-2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari
bahasa Yunani, yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi,Protozoa adalah
hewan pertama. Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara
algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya. Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di
bawah mikroskop. Beberapa organisme mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai
contoh algae hijau Euglenophyta, selnya berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil,
tetapi dapat mengalami kehilangan klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesa. Semua spesies
Euglenophyta yang mampu hidup pada nutrien komplek tanpa adanya cahaya, beberapa ilmuwan
memasukkannya ke dalam filum protozoa.
Contohnya strain mutan algae genus Chlamydomonas yang tidak berklorofil, dapat dimasukkan
ke dalam kelas Protozoa genus Polytoma. Hal ini merupakan contoh bagaimana sulitnya
membedakan dengan tegas antara algae dan protozoa. Protozoa dibedakan dari prokariot karena
ukurannya yang lebih besar, dan selnya eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak
berklorofil, dibedakan dari jamur karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta
dibedakan dari jamur lendir karena tidak dapat membentuk badan buahProtozoa adalah
organisme uniseluler, hidup di bebas atau parasit, beberapa diantaranya sudah bersimbiosis
dengan makhluk hidup lainnya. Pencernaan secara intraseluler di dalam vakuola makanan. Alat
gerak berupa pseudopodium, ciliate atau flagella.Pengambilan makanan secara holozoik,
saprofit,saprozoik dan holophitik. Umumnya berkembang biak melalui pembelahan sel dan
konyugasi.
BAB II

Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Protozoa

Protozoa secara umum dapat dijelaskan bahwa protozoa adalah berasal dari bahasa Yunani,
yaitu protos artinya pertama dan zoon artinya hewan. Jadi, Protozoa adalah hewan pertama.
Protozoa merupakan kelompok lain protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan
protozoa kurang jelas perbedaannya. Protozoa termasuk kelompok protista yang mirip
hewan. Protozoa dibedakan dari prokariot karena ukurannya yang lebih besar, dan selnya
eukariotik. Protozoa dibedakan dari algae karena tidak berklorofil, dibedakan dari jamur
karena dapat bergerak aktif dan tidak berdinding sel, serta dibedakan dari jamur lendir karena
tidak dapat membentuk badan buah (Budirahayu, 2014). Protozoa merupakan kelompok lain
protista eukariotik. Kadang-kadang antara algae dan protozoa kurang jelas perbedaannya.
Kebanyakan Protozoa hanya dapat dilihat di bawah mikroskop. Beberapa organisme
mempunyai sifat antara algae dan protozoa. Sebagai contoh algae hijau Euglenophyta, selnya
berflagela dan merupakan sel tunggal yang berklorofil, tetapi dapat mengalami kehilangan
klorofil dan kemampuan untuk berfotosintesis (Heryahyadi, 2013).

2. Karakteristik Protozoa
Protozoa termasuk microorganisme (micros=kecil, organisme= makhluk hidup), besarnya
antara 3 mikron sampai 100mikron. Protozoa merupakan penghuni tempat berair/ tempat
basah, bila keadaan jadi kering, akan membuat ciste (Kristal). Kegiatan hidup di lakukan oleh
sel itu sendiri. Didalam sel terdapat alat-alat yang melakukan kegiatan hidup. Alat-alat itu
misalnya: inti (nucleus) butir inti (nucleolus), Rongga (vakuola), mitokondria.
Pada umumnya protozoa bersel satu, tetapi ada beberapa spesis yang membentuk koloni.
Umumnya didalam satu sel terdapat satu inti, tetapi dari beberapa spesis secara generative
berkonyugasi karena individu jantan dan betina belum jelas perbedaannya. Sesuai dengan
sifat sel binatang, umumnya protozoa berdinding selaput plasma tipis. Bentuknya bermacam-
macam, ada yang tidak tetap dan ada yang tetap. Yang terakhir disebabkan telah memiliki
pelliculus (kulit) dan beberapa mempunyai cangkang kapur, berflagella, bersilia, dan
berspora. Sitoplasma protozoa sebagian besar tidak berwarna, tetapi beberapa spesies kecil,
misalnya stentor coerelus berwarna biru , dan bleprusma lateria berwarna merah, atau merah
muda. Dua bagian sitoplasma biasanya di bedakan atas bagian pinggiran yang
disebut Ectoplasma dan bagian sentral yang lebih padat dan
bergranula Endoplasma. Nukleus protozoa umumnya hanya sebuah, tetapi ada juga yang
lebih,stuktur nucleus pada prinsipnya ada yang vasikular dan granular. Pada nucleus
vesicular khromatin terkonsentrasi dalam massa atau butir (Arcella), sedang yang granular
berkhromatin tersebar secara merata dalam butir melalui seluruh
nucleus (Amoeba). Vakuola yang terdapat dalam protozoa dapat di bedakan atas vakuola
kontraktil, vakuola makanan, dan vakuola stasionari.vakuola yang terakhir itu mengandung
cairan yang terdapat dalam tubuh protozoa. Sebagai aturan umum vakuola makanan dan
vakuola kontraktil terdapat pada protozoa air tawar,tetapi tidak terdapat pada sebagian besar
protozoa yang hidup parasit dan hidup dalam air laut. Fungsi vakuola kontraktil kecuali
sebagai alat ekskresi juga berfungsi sebagai pengatur osmosis tubuh. Mitokondria terdapat
dalam protozoa pada bagian yang melakukan pernafasan secara airobik. Pada sebagian besar
mitokondria mempunyai tubulus pada bagian dalamnya. Mitokondria erat hubungannya
dengan penggunaan energy untuk alat gerak ,vakuola kontraktil. Alat gerak pada protozoa
bermacam-macam dari yang sederhana berupa pseudopodia sampai flagella dan cilia.
Flagella dan cilia merupakan cirri dari Mastigophora dan ciliata mempunyai kemiripan
dalam ultrastuktur. Keduanya merupakan benang bergetar (Budirahayu, 2014).

3. Reproduksi Protozoa
Reproduksi Protozoa secara aseksual (ameba dan flagelata penginfeksi manusia. Reproduksi
aseksual umum adalah pembelahan biner). Sebagian lagi Protozoa melakukan reproduksi
seksual dengan penyatuan sel generatif (sel gamet) atau dengan penyatuan inti sel vegetatif.
Reproduksi seksual dengan penyatuan inti vegetatif disebut konjugasi. Pembelahan
longitudinal dan transversal masing-masing terjadi pada flagelata dan ciliata. Endodiogeni
adalah pembelahan aseksual dan terjadi di dalam sel dan terlepas menghasilkan dua anakan.

a. Endodiogeni terjadi pada Toxoplasma. Pada apicomplexa pembelahan aseksual disebut


schizogoni. Schizogoni adalah pembelahan nukleus menjadi beberapa anakan diikuti
pembelahan sitoplasma, sehingga menghasikanmerozit bernukleus tunggal kecil. Pada
Palsmodium, Toxoplasma dan apicompexa lainnya siklus seksual meliputi produksi
gamet, fertilisasi gamet menghasilkan zigot, kistasisasi zigot menjadi oosit, dan
pembentukan sporozoit dalam oosit.
b. Beberapa protozoa memiliki siklus hidup kompleks dan memerlukan 2 inang berbeda,
beberapa protozoa hanya melibatkan 1 inang untuk menyelesaikan siklus hidupnya.

4. Ciri-ciri Protozoa

Protozoa adalah mikroorganisme menyerupai hewan yang merupakan salah satu filum
dari Kingdom Protista. Seluruh kegiatan hidupnya dilakukan oleh sel itu sendiri dengan
menggunakan organel-organel antara lain membran plasma, sitoplasma, dan mitokondria.
Ciri-ciri umum :

Organisme uniseluler (bersel tunggal)

Eukariotik (memiliki membran nukleus)

Hidup soliter (sendiri) atau berkoloni (kelompok)

Sifat hidupnya kosmopolit artinya dapat hidup di tempat atau habitat apapun.

Umumnya tidak dapat membuat makanan sendiri (heterotrof)

Hidup bebas, saprofit atau parasit

Protozoa merupakan bagian plankton di air tawar atau air laut dan berperan penting sebagai
indikator polusi

Sejumlah protozoa dapat menimbulkan penyakit.

Dapat membentuk sista untuk bertahan hidup

Alat gerak berupa pseudopodia, silia, atau flagella

Ciri-ciri prozoa sebagai hewan adalah gerakannya yang aktif dengan silia atau . Memiliki
membran sel dari zat lipoprotein, dan bentuk tubuhnya ada yang bisa berubah-ubah.
Adapun yang bercirikan sebagai tumbuhan adalah ada jenis protozoa yang hidup autotrof.
Ada yang bisa berubah-ubah. Adapun yang mencirikan sebagai sebagai tumbuhan adalah
ada jenis protozoa yang hidup autotrof. Perkembangbiakan bakteri dan amuba.
Perkembangbiakan amuba dan bakteri yang biasa dilakukan adalah dengan membelah
diri. Dalam kondisi yang sesuai mereka mengadakan pembelahan secara setiap 15 menit.
Peristiwa ini dimulai dengan pembelahan inti sel atau bahan inti menjadi dua. Kemudian
diikuti dengan pembelahan sitoplasmanya, menjadi dua yang masing-masing
menyelubungi inti selnya. Selanjutnya bagian tengah sitoplasma menggenting diikuti
dengan pemisahan sitoplasma. Akhirnya setelah sitoplasma telah benar-benar terpisah,
maka terbentuknya dua sel baru yang masing=masing mempunyai inti baru dan
sitoplasma yang baru pula. Pada amuba bila keadaan kurang baik, misalnya udara terlalu
dingin atau panas atau kurang makan, maka amuba akan membentuk kista. Didalam kista
amuba dapat membelah menjadi amuba-amuba baru yang lebih kecil. Bila keadaan
lingkungan telah baik kembali, maka dinding kista akan pecah dan amuba-amuba baru
tadi dapat keluar. Selanjutnya amuba ini akan tumbuh setelah sampai pada ukuran
tertentu, dia akan membelah diri seperti semula.

5. Morfologi Protozoa

Semua protozoa mempunyai vakuola kontraktil. Vakuola dapat berperan sebagai pompa
untuk mengeluarkan kelebihan air dari sel, atau untuk mengatur tekanan osmosis. Jumlah
dan letak vakuola kontraktil berbeda pada setiap spesies. Protozoa dapat berada dalam
bentuk vegetatif (trophozoite), atau bentuk istirahat yang disebut kista. Protozoa pada
keadaan yang tidak menguntungkan dapat membentuk kista untuk mempertahankan
hidupnya. Saat kista berada pada keadaan yang menguntungkan, maka akan berkecambah
menjadi sel vegetatifnya. Protozoa tidak mempunyai dinding sel, dan tidak mengandung
selulosa atau khitin seperti pada jamur dan algae. Kebanyakan protozoa mempunyai
bentuk spesifik, yang ditandai denganfleksibilitas ektoplasma yang ada dalam membran
sel. Beberapa jenis protozoa seperti Foraminifera mempunyai kerangka luar sangat keras
yang tersusun dari Si dan Ca. Beberapa protozoa seperti Difflugia, dapat mengikat
partikel mineral untuk membentuk kerangka luar yang keras. Radiolarian dan Heliozoan
dapat menghasilkan skeleton. Kerangka luar yang keras ini sering ditemukan dalam
bentuk fosil. Kerangka luarForaminifera tersusun dari CaO2 sehingga koloninya dalam
waktu jutaan tahun dapat membentuk batuan kapur. Protozoa merupakan sel tunggal,
yang dapat bergerak secara khas menggunakan pseudopodia (kaki semu), flagela atau
silia, namun ada yang tidak dapat bergerak aktif. Berdasarkan alat gerak yang dipunyai
dan mekanisme gerakan inilah protozoa dikelompokkan ke dalam 4 kelas.

6. Fisiologi Protozoa

Protozoa umumnya bersifat aerobik nonfotosintetik, tetapi beberapa protozoa dapat hidup
pada lingkung anaerobik misalnya pada saluran pencernaan manusia atau hewan
ruminansia. Protozoa aerobik mempunyai mitokondria yang mengandung enzim untuk
metabolisme aerobik, dan untuk menghasilkan ATP melalui proses transfer elektron dan
atom hidrogen ke oksigen. Protozoa umumnya mendapatkan makanan dengan memangsa
organisme lain (bakteri) atau partikel organik, baik secara fagositosis maupun pinositosis.
Protozoa yang hidup di lingkungan air, maka oksigen dan air maupun molekul-molekul
kecil dapat berdifusi melalui membran sel. Senyawa makromolekul yang tidak dapat
berdifusi melalui membran, dapat masuk sel secara pinositosis. Tetesan cairan masuk
melalui saluran pada membran sel, saat saluran penuh kemudian masuk ke dalam
membrane yang berikatan denga vakuola. Vakuola kecil terbentuk, kemudian dibawa ke
bagian dalam sel, selanjutnya molekul dalam vakuola dipindahkan ke sitoplasma. Partikel
makanan yang lebih besar dimakan secara fagositosis oleh sel yang bersifat amoeboid
dan anggota lain dari kelompok Sarcodina. Partikel dikelilingi oleh bagian membran sel
yang fleksibel untuk ditangkap kemudian dimasukkan ke dalam sel oleh vakuola besar
(vakuola makanan). Ukuran vakuola mengecil kemudian mengalami pengasaman.
Lisosom memberikan enzim ke dalam vakuola makanan tersebut untuk mencernakan
makanan, kemudian vakuola membesar kembali. Hasil pencernaan makanan
didispersikan ke dalam sitoplasma secara pinositosis, dan sisa yang tidak tercerna
dikeluarkan dari sel. Cara inilah yang digunakan protozoa untuk memangsa bakteri. Pada
kelompok Ciliata, ada organ mirip mulut di permukaan sel yang disebut sitosom. Sitosom
dapat digunakan menangkap makanan dengan dibantu silia. Setelah makanan masuk ke
dalam vakuola makanan kemudian dicernakan, sisanya dikeluarkan dari sel melalui
sitopig yang terletak disamping sitosom. Pada umumnya Protozoa membutuhkan suhu
optimum untuk tumbuh antara 16-25C, dengan suhu maksimumnya antara 36-40C.
Adapun pH (derajat keasaman optimum) untuk proses metabolismenya adalah antara pH
6-8.

7. Adaptasi Protozoa

Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggang, bakteri, dan
microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di
decomposer link dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam
mengendalikan populasi bakteri dan biomas. Protozoa dapat menyerap makanan melalui
membran sel mereka, beberapa, misalnya amoebas, mengelilingi dan menelan makanan
itu, dan yang lain lagi memiliki bukaan atau "mulut pori-pori" ke mana mereka menyapu
makanan. Semua protozoa yang mencerna makanan di perut mereka seperti kompartemen
disebut vakuola.

Sebagai komponen dari mikro-dan meiofauna, protozoa merupakan sumber makanan


penting bagi microinvertebrates. Dengan demikian, peran ekologis protozoa dalam
transfer bakteri dan ganggang produksi ke tingkat trophic berurutan adalah penting.
Protozoa seperti parasit malaria (Plasmodium spp.), Dan Leishmania trypanosomes juga
penting sebagai parasit dan symbionts dari hewan multisel.

Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif


(misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup
kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya,
atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu
tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan
rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa
adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka
secara aktif memberi makan dan tumbuh. Proses mana protozoa yang mengambil bentuk
kista disebut encystation, sedangkan proses mentransformasikan kembali ke trophozoite
disebutexcystation.

Protozoa dapat mereproduksi dengan pembelahan biner atau beberapa fisi. Beberapa
protozoa bereproduksi secara seksual, beberapa aseksual, sementara beberapa
menggunakan kombinasi, (mis. Coccidia). Seorang individu protozoon adalah
hermaphroditic.

Nama lain untuk protozoa adalah Acrita (R. Owen, 1861). Mereka dapat menyebabkan
malaria atau disentri amuba.

8. Peranan Protozoa bagi Kehidupan

a. Peran menguntungkan :
1. Mengendalikan populasi Bakteri, sebagian Protozoa memangsa Bakteri sebagai
makanannya, sehingga dapat mengontrol jumlah populasi Bakteri di alam.
2. Sumber makanan ikan, Di perairan sebagian Protozoa berperan
sebagai plankton(zooplankton) dan benthos yang menjadi makanan hewan air, terutama
udang, kepiting, ikan, dll.
3. Indikator minyak bumi, Fosil Foraminifera menjadi petunjuk sumber minyak,
gas, dan mineral.
4. Bahan penggosok, Endapan Radiolaria di dasar laut yang membentuk tanah
radiolaria, dapat dijadikan sebagai bahan penggosok.
b. Peran Merugikan :
Protozoa menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan ternak. Penyakit-penyakit yang
disebabkan Protozoa antara lain :
Jenis penyakit Protozoa
Disentri Entamoeba histolytica
Diare (Balantidiosis) Balantidium coli
Penyakit tidur (Afrika) Trypanosoma gambiense
Toksoplasmosis (kematian janin) Toxoplasma gondii
Malaria tertiana Plasmodium vivax
Malaria quartana Plasmodium malariae
Malaria tropika Plasmodium falciparum
Kalaazar Leishmania donovani
Surra (hewan ternak) Trypanosoma evansi
Daftar Pustaka

Budirahayu, Ni Luh Eka. 2014. Makalah Zoologi Invertebrata Filum Protozoa. www.e-
jurnal.com. Diakses 2 Maret 2015

Juli, Ahmad. (tanpa tahun). Reproduksi Protozoa. www.academia.edu. Diakses 1 Maret 2015

Purnomo, Bambang. 2005. Pengenalan Sifat-sifat Umum Mikroorganisme. http://www.


geocities.ws/bpurnomo51/mik_files/mik3.pdf

Wibowo, Marlia Singgih. 2013. Protozoa. http://download.fa.itb.ac.id/filenya/


Handout%20Kuliah /Mikrobiologi%20Farmasi%20STF/PROTOZOA.pdf Diakses 1
Maret 2015

Wasetiawan. 2010. Protozoa. http://blog.unila.ac.id/wasetiawan/files/2010/01/protozoa/pdf


Diakses pada 28 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai