Anda di halaman 1dari 10

PENERAPAN ACTIVITY BASED COSTING SYSTEM (ABC SYSTEM) DALAM

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP)


(Studi Kasus pada Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang 2011)

Feni Siti Aisyah


Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
dfeniaisyah90@gmail.com

Dosen Pembimbing
Suhadak Devi Farah Azizah
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

ABSTRACT
Activity Based Costing System (ABC System) adalah salah satu metode yang digunakan dalam
menghitung biaya berdasarkan aktivitas. Perhitungan yang dihasilkan akan bermanfaat bagi manajemen untuk
menelusuri keterangan mengenai aktivitas apa saja yang diperlukan dan yang tidak diperlukan perusahaan
dalam proses produksi. Tujuan penelitian ini, yang pertama adalah untuk memberikan masukan kepada
managemen perusahaan mengenai adanya perbedaan perhitungan biaya produk yang dihitung berdasarkan
sistem akuntansi biaya tradisional dan dengan Activity Based Costing System (ABC System). Kedua adalah
membantu managemen perusahaan dalam menentukan biaya produk secara akurat sehingga perusahaan dapat
menentukan harga jual yang tepat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa perhitungan biaya dengan
sistem akuntansi biaya tradisional menghasilkan jumlah yang berbeda dibanding dengan hasil perhitungan biaya
menggunakan Activity Based Costing System (ABC System). Berdasarkan perhitungan Activity Based Costing
System (ABC System) kesemua produk yang dihasilkan oleh Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang
mengalami overcosting atau pembebanan biaya yang terlalu tinggi. Rokok djagung istimewa mengalami
overcosting sebesar Rp 46.863,91, rokok djaging premium mengalami overcosting sebesar Rp 95. 144,96,
demikian pula dengan rokok djagung hijau mengalami overcosting sebesar Rp 2.738.516,95.
Kata Kunci: Activity Based Costing System, Harga Pokok Produksi.

1. PENDAHULUAN pengambilan keputusan yang tepat. Berhasil


Lingkungan bisnis dari beberapa tahun terakhir tidaknya keputusan yang diambil oleh perusahaan
ini banyak mengalami perubahan yang bisnis ditandai dengan kecenderungan perolehan
menyebabkan adanya modifikasi yang signifkan tingkat keuntungan yang semakin meningkat dari
dalam praktik manajemen suatu perusahaan. waktu ke waktu. Manajemen khususnya bagian
Perusahaan memilih untuk melakukan perubahan akuntansi harus secara tepat mengelola data
disebabkan adanya suatu tekanan persaingan yang keuangan yang ada agar bisa diperoleh informasi
ketat dari kompetitornya. Perubahan secara yang akurat mengenai besarnya laba sesungguhnya.
revolusioner baik itu dalam peningkatkan kompetisi Sebelum menghitung besar kecilnya perolehan
global, kecanggihan teknologi informasi, dan keuntungan, maka terlebih dahulu perusahaan harus
reorganisasi manajeman kadang ditempuh oleh mengetahui harga pokok produksinya. Perhitungan
perusahaan demi terwujudnya stabilitas posisi harga pokok produksi ini di pandang penting karena
perusahaan. akan di jadikan pedoman dalam menentukan harga
Secara garis besar tujuan dari perusahaan adalah jual.
untuk memperoleh tingkat keuntungan yang Sehubungan dengan pentingnya penentuan harga
maksimal serta menjaga kelangsungan hidup pokok produksi agar diperoleh data yang akurat dan
perusahaan agar dapat bertahan dalam jangka waktu tidak terjadi kesalahan, maka diperlukan alat yang
yang panjang. Hal ini bisa terwujud jika manajemen tepat dalam menentukan harga pokok produksi. Alat
perusahaan dapat mengefisiensikan keseluruhan tersebut adalah akuntansi biaya. Akuntansi biaya
biaya yang dikeluarkan dan memanfaatkan sumber memberikan informasi penting bagi para manajer
daya yang ada dalam perusahaan secara maksimal, untuk merencanakan, mengendalikan, dan juga
serta harus di dukung pula oleh strategi menentukan biaya atas produk yang dihasilkan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 47
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Menentukan harga pokok produksi menggunakan biayanya, sehingga hasil perhitungan harga pokok
akuntansi biaya tradisional dinilai tidak sesuai produksi menjadi tidak akurat.
ketika diterapkan dengan perusahaan manufaktur 2. KAJIAN PUSTAKA
yang mempunyai keanekaragaman produk yang 1. Pengertian Biaya
tinggi. Biaya produk yang dihasilkan oleh sistem Pengertian biaya menurut Mulyadi (2005:23)
akuntansi biaya tradisional memberikan informasi adalah dalam arti luas biaya adalah pengorbanan
biaya yang terdistorsi. Dikatakan terdistorsi karena sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang,
dalam sistem akuntansi tradisional mengasumsikan yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan
bahwa produk individual menyebabkan timbulnya terjadi untuk tujuan tertentu. Pendapat tersebut
biaya dan kemudian menghitung biaya berdasarkan diperjelas kembali oleh Carter dan Usry (2009:30)
konsumsi biaya yang berhubungan dengan unit yang menyatakan bahwa Biaya sebagai nilai
produk. tukar, pengeluaran, dan pengorbanan untuk
Seiring dengan semakin kompleksnya memperoleh manfaat. Berdasarkan dua
perusahaan manufaktur serta didorong oleh pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan teknologi yang semakin maju, maka biaya adalah objek yang dicatat, digolongkan,
metode tradisional ini dianggap tidak mampu lagi diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya dan
untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam terdapat 4 unsur pokok dalam definisi biaya,
memperoleh informasi biaya secara relevan dan yaitu:
akurat. Pada tahun 1980-an metode Activity Based a. Biaya merupakan pengorbanan sumber
Costing System (ABC system) menjadi bahan ekonomi.
pembicaraan yang menarik oleh kalangan b. Pengorbanan yang dilakukan adalah untuk
akademik, konsultan dan para manajer karena memperoleh pendapatan atau barang dan jasa.
dianggap mampu menutupi kelemahan metode c. Diukur dalam satuan uang.
alokasi biaya tradisional yang pengalokasian d. Manfaatnya adalah untuk masa sekarang dan
overhead ke produk hanya menggunakan satu masa yang akan datang, serta untuk tujuan
pemicu volume sensitive (volume-sensitive driver) tertentu.
saja.
Activity Based Costing System (ABC system) 2. Akuntansi Biaya
merupakan sistem informasi biaya yang mengubah Akuntansi biaya mempunyai beberapa
cara yang digunakan oleh manajemen dalam pengertian, diantaranya menurut Bustami,
mengelola perusahaan bisnis. Activity Based Bastian, dan Nurlela (2007:2) yang
Costing System (ABC system) pengelolaan mengemukakan bahwa akuntansi biaya adalah
bisnisnya berdasarkan aktivitas. Informasi tentang suatu bidang akuntansi yang mempelajari
aktivitas diukur, dicatat, dan disediakan dalam bagaimana cara mencatat, mengukur dan
shared database. Penerapan sistem ini bersifat melaporkan tentang informasi biaya yang
kontemporer yang didesain untuk dapat diterapkan digunakan. Menurut Horngren, Foster, dan
dalam berbagai jenis perusahaan baik itu Datar (2006:3) akuntansi biaya mengukur,
manufaktur, jasa, maupun dagang yang memiliki menganalisis, dan melaporkan informasi
keanekaragaman jenis produk. keuangan dan non keuangan yang terkait dengan
Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang biaya perolehan atau penggunaan sumber daya
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang dalam suatu organisasi.
Industi Penghasil Rokok. Perusahaan ini berlokasi Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
di Jalan Ki Ageng Gribig No. 2, Kecamatan diambil kesimpulan bahwa akuntansi biaya
Kedungkandang, Kotamadya Daerah Tingkat II menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk
Malang. Alasan pemilihan Perusahaan Rokok akuntansi keuangan maupun manajemen dalam
Djagung Prima Malang sebagai obyek penelitian mengukur dan melaporkan setiap informasi
karena dalam pengalokasian biaya overhead pabrik yang terkait dengan biaya perolehan atau
masih menggunakan sistem tradisional, yaitu pemanfaatan sumber daya dalam suatu
dengan membebankan biaya overhead pabrik organisasi. Akuntansi biaya tidak hanya
berdasarkan jumlah unit yang diproduksi sebagai menyajikan perhitungan biaya persediaan dan
harga pokok penjualan dalam penyajian laporan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 48
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
laba rugi, tetapi merupakan pelengkap dalam Activity Based Costing System (ABC system)
manajemen. adalah sistem informasi biaya berbasis aktivitas
yang didesain untuk memotivasi personil dalam
3. Sistem Akuntansi Biaya Tradisional melakukan pengurangan biaya dalam jangka
Menurut Mulyadi (2003:149) akuntansi panjang melalui aktivitas.
tradisional adalah akuntansi biaya yang didesain Berdasarkan ketiga pengertian tersebut dapat
untuk perusahaan manufaktur dan yang disimpulkan bahwa Activity Based Costing
berorientasi ke penentuan kos produk dengan System (ABC system) adalah salah satu metode
fokus biaya pada tahap produksi, sedangkan yang digunakan dalam menghitung biaya
Erlina (2002:4) menerangkan bahwa dalam berdasarkan aktivitas. perhitungan yang
sistem biaya tradisional, untuk membebankan dihasilkan akan bermanfaat bagi manajemen
biaya ke produk digunakan penggerak aktifitas untuk menelusuri keterangan mengenai aktvitas
tingkat unit (unit level drivers), karena ini apa saja yang diperlukan dan yang tidak
merupakan faktor yang menyebabkan perubahan diperlukan perusahaan dalam proses produksi.
biaya sebagai akibat perubahan unit yang
diproduksi. Berdasarkan kedua pendapat 5. Komponen Dasar Activity Based Costing
tersebut dapat disimpulkan bahwa akuntansi System (ABC System)
biaya tradisional adalah sistem akuntansi yang Komponen dasar yang digunakan dalam
menggunakan pendekatan volume based costing, Activity Based Costing System (ABC
dimana biaya ditelusuri ke produk karena tiap system)adalah sebagai berikut :
unit produk diasumsikan mengkonsumsi sumber a. Aktivitas (activity)
daya yang digunakan. Metode konvensional b. Cost Pool
dapat mengukur penggunaan sumber daya yang c. Cost Driver
dikonsumsi oleh produk secara akurat, akan d. Objek Biaya (Cost Object)
tetapi beberapa sumber daya organisasi muncul e. Resource driver
untuk aktivitas yang tidak relevan dengan
jumlah fisik unit yang diproduksi, Jadi untuk 6. Tingkatan Biaya dan Pemicu
beberapa alokasi biaya produk yang diproduksi Cost driver atau pemicu biaya digunakan
tidak tepat karena beberapa produk tidak untuk membebankan biaya aktivitas kepada
mengkonsumsi sumber daya yang ada. output yang secara stuktural berbeda dengan
yang digunakan dalam system biaya
4. Activity Based Costing System (ABC system) konvensional. Sistem konvensional cost driver
Pengertian Activity Based Costing System hanya dilihat pada tingkat unit. Activity Based
(ABC system) menurut Garisson dan Noreen Costing System (ABC system) terdapat beberapa
(2006:342) adalah metode costing yang cost driver, yaitu :
dirancang untuk menyediakan informasi biaya a. Unit level cost
bagi manajer untuk keputusan strategik dan Menurut Carter dan Usry (2009:529) Biaya
keputusan lainnya yang mungkin akan tingkat unit (unit level cost) adalah biaya
mempengaruhi kapasitas dan juga biaya tetap. yang pasti akan meningkat ketika satu unit
ABC juga digunakan sebagai elemen activity- diproduksi. Biaya ini adalah satu-satunya
based management, yaitu pendekatan biaya yang selalu dapat dengan akurat
menejemen yang fokus pada aktivitas. Carter dibebankan secara proporsional terhadap
(2009:528) menerangkan bahwa Activity Based volume. Contoh-contoh dari biaya tingkat
Costing System (ABC system) merupakan suatu unit mencakup biaya listrik, biaya pemasaran,
sistem perhitungan biaya di mana tempat dan biaya petugas inspeksi.
penampungan biaya overhead yang jumlahnya b. Batch level cost
lebih dari satu dialokasikan menggunakan dasar Menurut Carter dan Usry (2009:530) biaya
yang mencakup satu atau lebih faktor yang tidak tingkat batch (batch level cost) adalah biaya
berkaitan dengan volume (non-volume related yang disebabkan oleh jumlah batch yang
factor). Menambahkan kedua pengertian diproduksi dan dijual. Contoh dari biaya
tersebut Mulyadi (2003:53) menjelaskan bahwa batch mencakup biaya persiapan dan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 49
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
sebagian besar dari biaya penanganan bahan data, jadi ia juga menyajikan data, menganalisis
baku. dan menginterpretasi. Pendekatan studi kasus
c. Product level cost adalah suatu usaha untuk menemukan gagasan-
Menurut Carter dan Usry (2009:531) biaya gagasan baru dengan menghubungkan
tingkat produk atau (product level cost) variabel-variabel yang kemudian diuji secara
adalah biaya yang terjadi untuk mendukung mendalam dalam panelitian yang bersifat
sejumlah produk berbeda yang dihasilkan. eksploratif. Pernyataan tersebut sesuai dengan
Biaya tersebut tidak harus dipengaruhi oleh pendapat Arikunto (2002:315) bahwa
produksi dan penjualan dari satu batch atau pendekatan studi kasus adalah penelitian yang
satu unit lebih banyak. Beberapa contoh dari dilakukan secara intensif, terperinci, dan
biaya tingkat produk adalah biaya desain mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga,
produk, biaya pengembangan produk, biaya atau gejala tertentu. Ditinjau dari wilayahnya
pembuatan prototipe. maka penelitian studi kasus ini meliputi daerah
d. Plant level cost atau subyek yang sempit, tetapi apabila ditinjau
Menurut Carter dan Usry (2009:531) biaya dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih
tingkat pabrik (plant level cost) adalah biaya mendalam.
untuk memelihara kapasitas dilokasi
produksi. Contoh dari biaya tingkat pabrik 2. Fokus Penelitian
mencakup sewa, penyusutan, pajak properti, Fokus penelitian bertujuan untuk membatasi
dan asuransi untuk bangunan pabrik. studi dalam penelitian, sehingga objek yang
diteliti tidak terlalu luas dan terkonsentrasi pada
7. Perbedaan antara Activity Based Costing elemen-elemen yang akan diteliti. Sesuai
System (ABC System) dengan Sistem Biaya dengan judul penelitian, maka fokus penelitian
Tradisional pada skripsi ini meliputi :
Activity Based Costing system (ABC a. Harga pokok produksi dengan metode
system) mengalokasikan biaya menurut tradisional yang meliputi keseluruhan biaya
aktivitasnya. Pengalokasian biaya overhead pada setiap jenis barang yang diproduksi.
pabrik dibebankan ke cost pool atau pusat b. Activity Based Costing System (ABC
aktivitas dan proses pembebanan biaya terdiri System) yang meliputi : Aktivitas, Resource
dari tiga tahap. Pertama biaya ditelusuri ke Driver, Activity Driver, Activity Cost pool,
driver sumber daya yang sifatnya sama atau Activity Driver Rate
serupa kemudian dibebankan ke cost pool atau c. Harga Pokok Produksi dengan Activity
yang biasa disebut pusat aktivitas. Kedua tarif Based Costing System (ABC System)
overhead pabrik dihitung untuk setiap aktivitas
berdasarkan driver aktivitasnya. Tahap yang 3. Lokasi Penelitian
ketiga yaitu biaya overhead pabrik dibebankan Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang
ke setiap produk dengan cara mengalikan tarif yang terletak di Jalan Ki Ageng Gribig No. 2,
overhead pabrik dengan kuantitas driver Kecamatan Kedungkandang Malang.
aktivitas yang digunakan untuk proses
produksi. Proses kedua dan ketiga inilah yang 4. Sumber Data
menjadi perbedaan utama antara sistem ABC Sumber data penelitian adalah faktor yang
dengan sistem perhitungan secara tradisional. perlu diperhatikan dalam menentukan metode
pengumpulan data. Data yang diperoleh dan
3. METODE PENELITIAN diteliti merupakan gambaran fokus penelitian
1. Jenis Penelitian dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan
Metode penelitian dalam penelitian adalah kebenarannya yang diperoleh langsung dari
metode deskriptif, dengan pendekatan studi narasumber atau dari sumber-sumber lain yang
kasus. Menurut Narbuko dan Ahmadi (2003:44) berkaitan dengan fokus penelitian yang akan
penelitian deskriptif yaitu penelitian yang dikaji. Penelitian ini menggunakan sumber data
berusaha untuk menuturkan pemecahan sekunder.
masalah yang ada sekarang berdasarkan data-
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 50
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
5. Teknik Pengumpulan Data melalui direct tracing, driver tracing, atau
Proses pengumpulan data merupakan hal alokasi. Dari proses pembebanan biaya ini
yang sangat penting dalam penelitian. Hal ini diperoleh informasi total biaya setiap
dikarenakan proses dan hasil dari penelitian aktivitas (activity cost). Informasi total
sangatlah tergantung pada kualitas dan biaya setiap aktivitas ini dimanfaatkan
kelengkapan dari data yang dikumpulkan. untuk penilaian kinerja personel dalam
Metode penggumpulan data dalam penelitian melakukan improvement terhadap proses
ini adalah dokumentasi. Menurut Efferin, yang digunakan oleh perusahaan untuk
Darmajdi, dan Tan (2004:101) dokumentasi menghasilkan produk/jasa bagi konsumen.
adalah salah satu metode pengumpulan data Untuk lebih ringkasnya berikut adalah
dengan cara melakukan analisis terhadap semua tahapan yang harus dilaksanakan untuk
catatan dan dukumentasi yang dimiliki oleh activity based process costing, yaitu:
organisasi yang terpilih sebagai objek 1) Mengidentifikasi berbagai macam
penelitian, atau data dari individu sebagai objek biaya.
penelitian. Pada intinya adalah metode yang 2) Mengalokasikan biaya berdasarkan
digunakan untuk menelusuri data historis, aktivitas
dokumentasi yang dilakukan peneliti yaitu 3) Menentukan kelompok-kelompok biaya
dengan cara mengumpulkan catatan-catatan (cost pool) yang homogeny.
yang menunjang proses penelitian. Data ini 4) Menetukan cost driver.
diperoleh langsung dari bagian personalia dan 5) Menetukan tarif kelompok (pool rate).
produksi. b. Activity based object costing
Activity based object costing merupakan
6. Instrumen Penelitian total biaya aktivitas yang dibebankan ke
Instrumen penelitian merupakan alat produk, rumus yang digunakan adalah
penggumpulan data dan informasi yang dengan mengalikan activity driver rate
diperlukan dalam penelitian. Adapun instrumen dengan activity driver quantity. Pada tahap
penelitian yang digunakan adalah pedoman kedua ini, langkah-langkah yang harus
dokumentasi, yaitu untuk memperoleh data dilakukan adalah sebagai berikut :
dokumen dan arsip laporan yang mendukung 1) Pembebanan biaya aktivitas ke produk.
penelitian seperti sejarah perusahaan, struktur Rumus yang digunakan untuk
organisasi, job description-nya, produksi, dan menghitung pembebanan biaya aktivitas
proses produksinya,maupun dokumen ke produk :
pengeluaran biayanya.
Biaya yang
7. Analisis Data dibebankan = activity driver rate x
Analisis data yang digunakan dalam driver quantity
penelitian ini adalah dengan mengolah data
kuantitatif, yaitu data berupa angka-angka akan 2) Menetapkan harga pokok produksi
dianalisis dengan menghitung dan diberi Menghitung harga pokok produksi
penilaian. Berikut adalah langkah-langkah yang caranya adalah menjumlahkan biaya
dilakukan untuk menerapkan Activity Based aktivitas tiap-tiap kelompok masing-
Costing System (ABC system) dalam masing jenis produk. Biaya tersebut
pengalokasian biaya overhead pabrik BOP ke meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja,
produk untuk menetukan harga pokok produksi, dan biaya overhead. Tahap selanjutnya
yaitu : peneliti membandingkan perhitungan
a. Activity based process costing harga pokok produksi yang dihasilkan
Activity based process costing yaitu berdasarkan metode ABC system dan
dilakukan pembebanan seluruh sumber metode akuntansi biaya tradisional yang
daya (employee resource dan expense digunakan oleh Perusahaan Rokok
resource) ke setiap aktivitas yang Djagung Prima Malang dan kemudian
mengkonsumsi sumber daya tersebut
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 51
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
menarik kesimpulan dari penelitian biaya ke dalam pusat aktivitas dan
yang dilakukan. menentukan cost driver dari pusat
aktivitas. Prosedur-prosedur tersebut
4. HASIL DAN PEMBAHASAN akan diterapkan pada data biaya
1. Gambaran Umum Perusahaan overhead pabrik Perusahaan Rokok
Perusahaan Rokok Djagung Prima Djagung Prima Malang sebagai berikut:
didirikan pada tanggal 1 Maret 1992 1) Mengidentifikasi berbagai macam
dengan ijin usaha dari Departemen biaya.
Perindustrian Nomor Langkah awal dalam menerapkan
530.08/236/428.113/1992. Perusahaan Activity Based Costing System
Rokok Djagung Prima merupakan (ABC system) adalah dengan
perusahaan perseorangan yang dipimpin mengidentifikasi berbagai macam
oleh Bapak H. Moch. Nawawi yang biaya yang terjadi pada Perusahaan
berlokasi di Jalan Ki Ageng Gribig No. 2, Rokok Djagung Prima Malang.
Kecamatan Kedungkandang Malang. Pengidentifikasian tersebut
Perusahaan Rokok Djagung Prima dilakukan dengan cara
memiliki hubungan kekeluargaan dengan mengklasifikasikan berbagai
Perusahaan Rokok Djagung Padi, maka macam biaya berdasarkan aktivitas-
perusahaan ini memiliki kebijaksanaan- aktivitas biaya.
kebijaksanaan sebagai berikut : 2) Mengalokasikan biaya berdasarkan
a. Perusahaan Rokok Djagung Prima aktivitas.
membeli tembakau olahan dari Terdapat dua tahap untuk
Perusahaan Rokok Djagung Padi yang membebankan sumber daya ke
kualitas dan kuantitasnya ditentukan aktivitas, yaitu identifikasi
oleh Perusahaan Rokok Djagung Padi. karakteristik sumber daya yang
b. Perusahaan Rokok Djagung Prima tidak akan dibebankan ke aktivitas dan
menjual produknya langsung kepada menentukan cara pembebanan
konsumen, tetapi melalui pihak sumber daya ke aktivitas.
distributor yaitu Perusahaan Rokok 3) Menentukan kelompok-kelompok
Djagung Padi. biaya (cost pool) yang homogen
c. Penentuan harga jual ditentukan 4) Mementukan Pemicu Biaya.
pimpinan Perusahaan Rokok Djagung Berikut ini akan disajikan informasi
Padi dengan memperhitungkan tentang cost driver yang dipilih
keuntungan yang telah disetujui oleh untuk Perusahaan Rokok Djagung
pimpinan Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang :
Prima. a) Jumlah unit produksi
b) Jumlah work order
2. Analisis dan Intepretasi Data c) Jumlah Jam TKL
Pembebanan biaya overhead pabrik pada 5) Menentukan Tarif Kelompok
produk dalam Activity Based Costing b. Activity Based Object Costing
System (ABC system) disesuaikan dengan Activity Based Object Costing
aktivitas terjadinya biaya. Berikut ini merupakan proses perhitungan harga
adalah prosedur yang digunakan dalam pokok produksi berdasarkan konsumsi
melakukan perhitungan harga pokok setiap produk terhadap aktivitas. Tahap
produksi berdasarkan Activity Based ini merupakan tahap terakhir dalam
Costing System (ABC system) : menetapkan harga pokok produksi
a. Activity Based Process Costing dengan menggunakan metode ABC
Prosedur awal dalam menerapkan system. Pembebanan biaya overhead
Activity Based Costing System (ABC pabrik ke masing-masing cost driver
system) adalah dengan menggolongkan sesungguhnya oleh masing-masing
berbagai aktivitas, menggolongkan jenis produk dikalikan dengan tarif
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 52
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
masing-masing kelompok biaya (cost Activity Based Costing System (ABC
pool), sehingga diperoleh biaya system) :
overhead pabrik untuk masing-masing
jenis produk. Berikut adalah penyajian
data mengenai proses perhitungan
a. Tabel 1 : Perhitungan HPP dengan menggunakan sistem akuntansi tradisional
Keterangan Rokok Djagung Istimewa Rokok Djagung Rokok Djagung Hijau
Premium
Biaya Bahan Baku 17.740.800 23.690.520 1.160.566.680
Biaya TKL 4.364.300 3.970.000 214.784.900
Biaya Overhead pabrik 32.466.240 45.993.840 2.483.261.532
Total Biaya Produksi 54.571.340 73.654.360 3.858.613.112
Persediaan awal BDP - - -
Persediaan akhir BDP (84.150) (119.200) (6.434.150)
Harga Pokok Produksi 54.487.190 73.535.160 3.852.178.962
Sumber : Data Diolah, 2011

b. Tabel 2 : Penggolongan Biaya ke dalam Pusat Aktivitas (cost pool) (dalam rupiah)
Penggelompokan Cost Pool Cost Driver Cost Pool
Aktivitas berlevel unit
Pool 1
Pemakaian Bahan Pembantu Jumlah unit produksi 245.667.990
Pemakaian Pita Cukai Jumlah unit produksi 2.153.876.750
Biaya PNBP Jumlah unit produksi 868.000
Aktivitas berlevel batch
Pool 2
Biaya Gaji Mandor Giling Jumlah work order 12.550.000
Biaya Gaji Mandor Packing Jumlah work order 11.980.000
Aktivitas berlevel fasilitas
Pool 1
Biaya BBM Jumlah unit produksi 7.458.000
Biaya Perbaikan Kendaraan Jumlah unit produksi 3.567.000
Biaya Penyusutan Kendaraan Jumlah unit produksi 19.601.550
Pool 3
Biaya Penyusutan Aktiva Tetap Jam TKL 78.406.200
Biaya Telp, Air, Listrik Jam TKL 3.000.000
Biaya THR Jam TKL 42.667.000
Jumlah 2.579.642.490
Sumber : Data Diolah, 2011

c. Tabel 3 : Menghitung Tarif Kelompok per Cost Driver


Cost Total Cost Pool Cost Driver Tarif Pool per Cost Driver (Rp)
Pool (Rp) Dasar pembebanan Jumlah Satuan

a b c d e f=b:d
1 245.667.990 Jumlah unit produksi 9.535 Ball 254.959,55
2.153.876.750
868.000 (Anggaran
7.4000 jumlah
3.567.000 produksi)
19.601.550
2.431.039.290

12.550.000
11.980.000

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 53


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
24.530.000

78.406.200 Jumlah work order 304


3.000.000
2 42.667.000 (Anggaran Kali 80.690,79
124.073.200 work order)

Jumlah jam TKL

53.012

(Anggaran jam
3 TKL) Jam 2.340,47

JML 2.579.642.490
Sumber : Data Diolah, 2011
d. Tabel 4 : Pembebanan Biaya overhead untuk Setiap Produk
Pusat Aktivitas Rokok Djagung Rokok Djagung Rokok Djagung
Istimewa (Rp) Premium (Rp) Hijau (Rp)
Jumlah unit produksi
120 x 254.959,55 30.595.146
170 x 254.959,55 43.343.123,5
9.178,5 x 254.959,55 2.340.146.229,67
(Realisasi jumlah produksi)
Jumlah work order
242.072,37
3 x 80.690,79
322.763,16
4 x 80.690,79
20.334.079,08
252 x 80.690,79
(Realisasi jumlah work order)
Jumlah jam TKL
676 x 2.340,47 1.582.157,72
954 x 2.340,47 2.232.808,38
51.290 x 2.340,47 120.042.706,3
(Realisasi jam TKL)
Jumlah biaya overhead 32.419.376,09 45.898.695,04 2.480.523.015,05
Sumber : Data Diolah, 2011
e. Perhitungan HPP dengan menggunakan Activity Based Costing System (ABC System)
Keterangan Rokok Djagung Rokok Djagung Rokok Djagung Hijau
Istimewa Premium

Biaya Bahan Baku 17.740.800 23.690.520 1.160.566.680


Biaya TKL 4.364.300 3.970.000 214.784.900
Biaya Overhead pabrik 32.419.376,09 45.898.695,04 2.480.523.015,05
Total Biaya Produksi 54.524.476,09 73.559.215,04 3.855.874.595,05
Persediaan awal BDP - - -
Persediaan akhir BDP (84.150) (119.200) (6.434.150)
Harga Pokok Produksi 54.440.326,09 73.440.015,04 3.849.440.445,05
Sumber : Data Diolah, 2011

Berdasarkan perhitungan beberapa tabel diatas Rp 54.487.190, rokok djagung premium sebesar
yang menunjukkan bahwa terdapat selisih hasil antara Rp.73.535.160, dan rokok djagung hijau sebesar
perhitungan akuntansi biaya tradisional dengan Rp.3.852.178.962, sedangkan hasil perhitungan harga
Activity Based Costing System (ABC System). Harga pokok produksi menurut Activity Based Costing
pokok produksi menurut akuntansi biaya tradisional System (ABC System) untuk produk rokok djagung
untuk produk rokok djagung istimewa adalah sebesar istimewa adalah sebesar Rp adalah sebesar
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 54
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Rp.54.440.326,09, rokok djagung premium sebesar pembebanan biaya overhead pabrik hanya
Rp.73.440.015,04, dan rokok djagung hijau sebesar menggunakan pemicu biaya tunggal. Sistem
Rp 3.849.440.445,05. Perbedaan hasil perhitungan tersebut apabila diterapkan akan
kedua sistem tersebut menghasilkan kesimpulan
mengakibatkan distorsi biaya dalam
bahwa semua produk rokok yang diproduksi oleh
Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang mengalami penetapan harga pokok produksi. Dampak
overcosting, artinya pembebebanan biaya yang dari distorsi biaya adalah terjadinya
dibebankan oleh parusahaan terlalu tinggi. rokok pembebanan biaya yang terlalu tinggi
djagung istimewa mengalami overcosting sebesar (overcosting) untuk kesemua produk yaitu,
Rp.46.863,91, rokok djagung premium mengalami rokok djagung istimewa, rokok djagung
overcosting sebesar Rp 95.144,96, demikian pula premium, dan rokok djagung hijau.
dengan rokok djagung hijau mengalami overcosting
b. Informasi yang diperoleh berdasarkan
sebesar Rp 2.738.516,95. Menurut teori bahwa
system akuntansi biaya tradisional yang
pembebanan biaya yang tidak tepat akan menimbulkan
biasa digunakan oleh perusahaan tidak lagi
terjadinya distorsi biaya. Hal ini dikarenakan
akurat dalam penetapan biaya overhead
penggunaan sistem akuntansi biaya tradisional hanya
pabrik. Ketidakakuratan ini dapat
menggunakan pemicu biaya tunggal dalam
menyebabkan kesalahan bagi managemen
pembebanan biaya overhead pabrik. Padahal dalam
perusahaan dalam mengambil keputusan
kenyataannya setiap produk mempunyai proporsi yang
yang dampaknya dapat mempengaruhi
berbeda dalam mengkonsumsi biaya overhead pabrik.
harga jual produk.
Kondisi seperti ini, apabila tetap dibiarkan atau tidak
c. Perusahaan perlu mengambil tindakan
ditangani dengan baik, maka perusahaan akan
mendapat resiko yang cukup serius. Resiko yang untuk menghindari terjadinya kesalahan
dimaksud adalah kesalahan dalam pengambilan dalam pengambilan keputusan dan solusi
keputusan mengenai pembebanan biaya overhead yang bisa diambil adalah dengan
pabrik untuk setiap produk yang dihasilkan oleh menerapkan sistem baru, yaitu Activity
perusahaan. Dampak domino selanjutnya adalah Based Costing System ( ABC system).
kesalahan dalam menetapkan harga jual yang terlalu Berdasarkan perhitungan yang telah
tinggi untuk keseluruhan produk terutama untuk
dilakukan oleh peneliti sesuai dengan bab
produk yang bervolume tinggi. Perhitungan biaya
dengan Activity Based Costing System (ABC system) IV, yaitu dengan membandingkan
menghasilkan perhitungan yang lebih akurat dalam perhitungan harga pokok produksi menurut
menentukan harga pokok produksi dibanding sistem sistem akuntansi biaya tradisional dengan
akuntansi biaya tradisonal. Hal ini dikarenakan Activity Based Costing System (ABC
pembenanan biaya berdasarkan aktivitas dan system) yang hasilnya adalah kesemua
menggunakan beberapa pemicu biaya. Informasi
produk rokok yang diproduksi oleh
mengenai Activity Based Costing System (ABC
system) ini diharapkan dapat menjadi bahan Perusahaan Rokok Djagung Prima Malang
pertimbangan perusahaan dalam mengambil keputusan mengalami overcosting. Rokok djagung
khususnya dalam menghitung harga pokok produksi. istimewa mengalami overcosting sebesar
Rp 46.863,91, rokok djagung premium
5. KESIMPULAN DAN SARAN mengalami overcosting sebesar Rp 95.
Kesimpulan 144,96, demikian pula dengan rokok
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab djagung hijau mengalami overcosting
sebelumnya, maka kesimpulan yang dapat sebesar Rp 2.738.516,95.
ditarik pada penelitian ini adalah :
a. Penetapan harga pokok produksi yang Saran
diterapkan oleh Perusahaan Rokok Djagung Adapun saran-saran yang diberikan oleh
Prima Malang masih menggunakan sistem peneliti untuk Perusahaan Rokok Djagung
akuntansi biaya tradisional, dimana dasar Prima Malang adalah sebagai berikut :
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 55
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
a. Sistem akuntansi biaya tradisional yang Teoritis pada Mahasiswa Tentang
selama ini digunakan perusahaan dalam Metodologi Penelitian Serta Diharapkan
menetapkan harga pokok produksi Dapat Melaksanakan Penelitian dengan
sebaiknya diganti dengan sistem akuntansi
langkah-langkah yang Benar. Jakarta :
yang baru, yaitu Activity Based Costing
System (ABC system). Bumi Aksara.
b. Perusahaan perlu melakukan sosialisasi Garrison, Ray H dan Norren, Eric W. 2006.
terlebih dahulu kepada karyawan kantor Akuntansi Manajerial. Diterjemahkan oleh
khususnya bagian akuntansi untuk A. Totok Budisantoso. Jakarta : Salemba
melakukan pengenalan dan selanjutnya Empat.
dipelajari lebih dalam tentang penerapan
Activity Based Costing System (ABC
system).

6. DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi IV. Jakarta : Rineka Cipta.
Bustami, Bastian dan Nurlela. 2007. Akuntansi
Biaya : Teori & Aplikasi. Edisi Pertama.
Yogyakarta : Graha Ilmu.
Carter, William K dan Usry, Milton F. 2009.
Akuntansi Biaya. Diterjemahkan oleh
Krista. Buku 1. Edisi Ketiga Belas.
Jakarta: Salemba Empat.
Efferin, Sujoko., Darmadji, S.H., dan Tan,
Yuliawati. 2004. Metode Penelitian untuk
Akuntansi : Sebuah Pendekatan Praktis.
Malang : Bayumedia.
Erlina. 2002. Fungsi dan Pengertian Akuntansi
Biaya. Digitized by USU digital Library.
Diakses 25 April 2012.
Horngren. Charles T., Foster, George, dan
Datar, Srikant M.. 2006. Akuntansi Biaya :
Deengan Penekanan Manajerial. Jilid 1.
Edisi Kedua Belas. Diterjemahkan oleh P.
A. Lestari. Jakarta : Erlangga.
Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System :
Sistem Informasi Biaya untuk
Pengurangan Biaya. Edisi Keenam.
Yogyakarta : UPP AMP YKPN.
___. 2005. Akuntansi Biaya. Edisi kelima.
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2003.
Metodologi Penelitian : Memberi Bekal

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 2 No. 1 Mei 2013| 56


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai