Anda di halaman 1dari 13

PERANAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT DALAM

PEMBANGUNAN
(Makalah Responsi Pengembangan Masyarakat)

Oleh

Kelompok 8

Atika Kusuma Dewi 1414071015


Dedek Suherdiyanto 1414071025
Irvan Kirniawan 1414071049
Rizky Legowo 1414071087

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembangunan partisipasi masyarakat penting dan perlu diwujudkan.


partisipasi masyarakat semakin meningkat setelah terjadi perubahan besar
dalam sistem pemerintahahan dan kenegaraan sejak tahun 1997,yang di tandai
dengan bangkitnya era reformasi. Banyak gerakan yang telah mendesak
kesadaran untuk mewujudkan demokrasi, keadilan, keterbukaan dan
kesempatanyang luas bagi masyarakat untuk turut mengambil bagian dalam
berbagai proses pembangunan di segala aspek kehidupan.

Pemberdayaan masyarakat dikembangkan untuk memfasilitasi terwujudnya


kedaulatan rakyat yang mampu mengatasi permasalahan-pemasalahan
masyarakat secara partisipatif,aspiratif dan berkelanjutan untuk kepentingan
masyarakat. Meskipun demikian, dalam kenyataannya upaya tersebut belum
begitu menggembirakan. Program pemberdayaan, belum sepenuhnya diikuti
dengan menguatkan kelompok komunitas atau institusi yang benar-benar
dapat menyalurkan aspirasi dan mengembangkan inisiatif masyarakat lokal.
keikutsertaan masyarakat dalam proses kebijakan masih belum jelas dan
masih ditempatkan sebagai sasaran program yang kadang-kadang tersisihkan
oleh desakan kepentingan kelompok tertentu yang berorientasi pada suatu
tujuan.

Dengan demikian dalam makalah ini akan di bahas pengembangan masyarakat


dalam pembangunan untuk menambah wawasan tentang pengembangan
masyarakat.
B. Tujuan

Tujuan pembuatan makalah ini antara lain sebagai berikut:


1. Memahami pengertian pengembangan masyarakat.
2. Mengetahui peran pengembangan masyarakat dalam pembagunan.
3. Mengetahui pengembangan masyarakat yang dijalankan oleh Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung di Pulau Sebesi.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Pada makalah ini, peranan pengambangan masyarakat yang dilakukan oleh Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung di pulau Sebesi. Balai
Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung adalah Unit Pelaksana
Teknis di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya yang
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jenderal Perlindungan
Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) - Kementrian Kehutanan yang beralamatkan
di Jl. Z. A. Pagar Alam IB - Bandar Lampung.

Visi misi Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) adalah sebagai berikut:

Visi:
" Tanggap dan Tangguh dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam Hayati dan
Ekosistemnya di Provinsi Lampung Mendukung Kelestarian yang Berkeadilan ".

Misi:
1. Memantapkan pengelolaan kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
Kepulauan Krakatau sebagai kawasan konservasi insitu sesuai fungsi
kawasannya;
2. Memantapkan pengelolaan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya di
Provinsi Lampung sebagai bentuk konservasi eksitu berdasarkan prinsip
kelestarian;
3. Memantapkan perlindungan hutan dan penegakan hukum;
4. Mengoptimalkan potensi jasa lingkungan dan wisata alam yang bermanfaat
bagi kesejahteraan masyarakat;
5. Mengembangkakn kelembagaan dan kemitraan dalam rangka pengelolaan,
perlindungan dan pemanfaatan sumber daya alam hayati dan ekosistemnya.
Sasaran strategis:
1. Terwujudnya kelestarian kawasan Cagar Alam dan Cagar Alam Laut
Kepulauan Krakatau dengan mengoptimalkan kegiatan pengelolaan kawasan;
2. Terwujudnya pengelolaan kawasan konservasi ekosistem esensial dan bina
hutan lindung di Provinsi Lampung sekaligus mendukung upaya pemberdayaan
dan kesejahteraan masyarakat;
3. Tercapainya peningkatan kajian potensi keanekaragaman hayati baik di
kawasan insitu maupun eksitu di Provinsi Lampung untuk mendukung
pelestarian dan pemanfaatan SDAH dan ekosistemnya;
4. Tercapainya penurunan tindak pidana kehutanan dalam kasus peredaran dan
perdagangan TSL secara illegal;
5. Tercapainya penurunan jumlah hotspot di daerah rawan kebakaran;
6. Terwujudnya pengelolaan jasa lingkungan dan wisata alam dengan menggali
potensi jasa lingkungan serta meningkatnya pemanfaatan jasa lingkungan dan
wisata alam;
7. Terwujudnya kelembagaan yang mantap untuk mendukung pengelolaan sumber
daya alam hayati dan ekosistemnya di Provinsi Lampung.

Peraturan Perundang-undangan BKSDA Provinsi Lampung:

Undang-undang RI
1. No. 5 Tahun 1990 - KSDAH & Ekosistemnya
2. No. 41 Tahun 1999 - Kehutanan

Peraturan Pemerintah
1. No. 68 Tahun 1998 - Kawasan Suaka Alam & Kawasan Pelestarian Alam
2. No. 7 Tahun 1999 - Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa
3. No. 8 Tahun 1999 - Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar
III. ISI DAN PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Masyarakat

Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif


dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja
sasma yang setara. Pengembangan masyarakat mengekspresikan nilai-
nilai keadilan, kesetaraan, akuntabilitas, kesempatan, pilihan , partisipasi,
kerjasama, dan proses belajar keberlanjutan.

B. Peran Pengembangan Masyarakat dalam Pembangunan

Dalam pembangunan partisipasi masyarakat penting dan perlu diwujudkan.


Namun sekarang ini, partisipasi dalam masyarakat dapat dikatakan melemah.
Dalam hal ini bentuk pengembangam masyarakat perlu dilakukan. Sesuai
dengan perngertiannya, pengembangan masyarakat dilakukan untuk penguatan
mas yarakat secara aktif dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial,
partisipasi dan kerja sasma yang setara. Jadi dengan pengembangan
masyarakat, diharapkan masyarakat dapat berfikir lebih kreatif, partisipatif, dan
aktif dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Jika masyarakatnya sudah
bisa memanfaatkan sumber daya yang ada dengan baik dan benar, maka
dengan sendirinya akan mengacu kepada pembangunan yang baik.
C. Pengembangan Masyarakat yang di Lakukan oleh Balai Konservasi
Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung di Desa Tejang pulau Sebesi

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Lampung adalah Unit


Pelaksana Teknis di bidang konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) - Kementerian
Kehutanan. Salah satu yang menjadi daerah konservasi adalah Krakatau yaitu
Cagar Alam Krakatau.

Ada beberapa program kerja yang telah dijalankan oleh BKSDA, salah satunya
yang sedang dijalankan sekarang dan berkaitan dengan pengembangan
masyarakat adalah program MDK (Model Desa Konservasi) yang sudah dijal
ankan sejak tahun 2009. MDK (Model Desa Konservasi) adalah kegiatan
pemberdayaan masyarakat pesisir, karena berdekatan dengan wilayah
konservasi yaitu Cagar Alam Krakatau. MDK (Model Desa Konservasi)
sebagai wujud untuk menyikapi ketergantungan masyarakat pesisir terhadap
kawasan konservasi, yaitu Cagar Alam Krakatau. Wilayah pesisir yang yang
menjadi sasaran program MDK ini adalah Desa Tejang pulau Sebesi.
Pemberdayaan yang di lakukan BKSDA dalam program ini adalah
pemberdayaan dari segi ekonomi. Jadi BKSDA menawarkan bentuk ekonomi
alternatif supaya masyarakat di Desa Sebesi dapat mandiri secara ekonomi
tanpa harus bergantung pada wilayah konservasi. Karena jika ketergantungan
masyarakat terhadap wilayah konservasi dilakukan secara terus-menerus,
nantinya akan menggangu keseimbangan alam pada daerah konservasi dan
terjadilah kerusakan.

Sasaran dalam program MDK (Model Desa Konservasi) ini adalah kaum ibu,
bapak, dan pemuda. Kaum ibu di Desa Sebesi dilatih membuat tapis yang
melambangkan ciri khas lampung dan membuat kirang (kerajinan tangan
berbahan dasar lidi). Bahan-bahan yang digunakan pun tidak boleh di ambil
dari wilayah konservasi, melainkan dari Desa Tejang pulau Sebesi itu sendiri.
Jadi, masyarakat diharapkan dapat memanfaatkan sumber daya yang ada di
wilayahnya sendiri. Nantinya, hasil kerajinan tersebut bisa di jual kepada
wisatawan yang berkunung ke daerah Cagar Alam Krakatau. Untuk kaum
bapak, BKSDA melalui program MDK (Model Desa Konservasi) mengadakan
pelatihan rehabilitasi karang, dengan membuat zona konservasi di laut yang
tujuannya untuk wisata. Jadi, wisatawan yang ingin melihat karang tidak perlu
pergi ke Cagar Alam Krakatau melainkan ke Desa Tejang pulau Sebesi.
Sedangkan pemuda di Desa Tejang pulau Sebesi dilatih untuk menjadi guide.
Di Desa Tejang pulau Sebesi terdapat wisata berburu babi dan hiking, jadi
pemuda-pemuda di Desa Tejang pulau Sebesi diharapkan mampu menjadi
guide bagi para wisa tawan.

Dengan demikian, sumer daya alam yang ada di Desa Tejang pulau Sebesi
dapat dimanfaatkan secara optimal oleh masyarakatnya, mulai dari ibu-ibu,
bapak-bapak sampai pada pemudanya. Peranan pengembangan masyarakat
disini penting dalam pembangunan Desa Tejang pulau Sebesi tanpa merusak
kawasan konservasi milik Provinsi Lampung. Sesuai dengan peranan
pengembangan msyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan
berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja sama yang setara.
IV. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan dalam makalah ini, didapatkan beberapa kesimpulan


antara lain sebagai berikut:
1. Pengembangan masyarakat adalah proses penguatan masyarakat secara aktif
dan berkelanjutan berdasarkan prinsip keadilan sosial, partisipasi dan kerja
sama yang setara.
2. Pengembangan masyarakat sangat mempengaruhi pembangunan karena jika
masyarakat sudah berkembang maka pembangunan akan berjalan lancar
dengan sendirinya.
3. Salah satu pengembangan masyarakat yang dilakukan oleh BKSDA Lampung
adalah MDK (Model Desa Konservasi) yang diterapkan di Desa Tejang pulau
Sebesi.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Pengembangan Masyarakat. id.wikipedia.org. Diakses pada


tanggal 3 April 2017.

BKSDA Lampung. 2013. Balai Konservasi Sumber Daya Alam.


http://www.krakatau.or.id. Diakses pada tanggal 3 April 2017.

Setiawan, Hendri. 2015. Pengembangan Masyarakat dalam Pembangunan.


orghendrisetiawan95.blogspot.co.id. Diakses pada tanggal 8 Oktober 2015.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai