Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL TRANSLATE

LINEAR ENAMEL HYPOPLASIA

Hipoplasia Enamel Linier

Sumber : Cheranjeevi Jayam; et al. 2013. Linear Enamel Hypoplasia. Journal of


Advanced Oral Research,Vol 4; Issue 3: SeptDec2013. www.joaor.org.

Disusun Oleh :

Nurdiani R. 160112130522

Pembimbing :
Anie, drg.
Sjarif Hidajat Effendi, drg, Sp.KGA (K).

DEPARTEMEN KEDOKTERAN GIGI ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2014
Abstrak

Hipoplasia enamel adalah kelainan dalam sintesis enamel yang dapat terjadi

secara kuantitatif atau kualitatif. Hipoplasia enamel terlihat sebagai alur atau depresi

pada permukaan enamel karena penurunan ketebalan lapisan enamel. Hipoplasia

enamel linier adalah salah satu jenis hipoplasia spesifik yang disebabkan oleh

etiologi lingkungan dan berbeda dari bentuk genetik dari hipoplasia enamel. Lesi

biasanya simetris dan defek yang terlihat berbentuk seperti cincin yang melibatkan

beberapa gigi. Beberapa faktor lingkungan ikut terlibat dalam setiap periode yang

berbeda dari waktu keterlibatan dan lamanya waktu untuk memproduksi berbagai

hipoplasia. Hipoplasia enamel linear memiliki beberapa predisposisi lain dan

membutuhkan perhatian yang cepat. Banyaknya gigi yang terlibat dan keparahan lesi

ini membuat pengobatan menjadi semakin kompleks, maka membutuhkan deteksi

dini untuk pencegahan kerusakan enamel yang lebih lanjut dan pengobatan yang

tepat untuk mencegah morbiditas berat terkait dengan kelainan ini.

Kata kunci: Hipoplasia enamel linier, hipoplasia akibat etiologi lingkungan,

Diagnosis, Pencegahan.

Pendahuluan

Enamel merupakan jaringan dalam tubuh dengan kadar kalsium dan mineral

yang tinggi. Pembentukan enamel membutuhkan interaksi dari beberapa faktor,

dapat berupa faktor genetik dan juga lingkungan. Faktor-faktor ini harus berjalan

secara sinkron dengan baik untuk menghasilkan enamel yang baik secara kuantitatif

dan kualitatif. Adanya gangguan yang terjadi pada sinkronisasi ini dapat
menyebabkan hypoplasia. Faktor-faktor yang umumnya terlibat dalam hipoplasia

enamel adalah kekurangan mineral seperti kalsium, defisiensi vitamin, kekurangan

gizi; penyakit sistemik seperti hypothyroidism, penyakit ginjal hypoparathyroidism;

obat-obatan seperti tetrasiklin, polusi lingkungan seperti fluoride, logam berat, dan

beberapa penyebab lainnya. Beberapa faktor lingkungan bertindak pada periode yang

berbeda dari waktu keterlibatan dan lamanya waktu sehingga menghasilkan berbagai

tipe hypoplasia. Pembentukan enamel gigi terjadi pada interval waktu yang berbeda

dan pada tingkat yang berbeda. Gangguan yang terjadi pada periode waktu tertentu

akan terlihat secara fisik di bagian enamel yang terbentuk pada waktu tersebut. Oleh

karena itu perbedaan hipoplasia akibat faktor lingkungan dari hypoplasia karena

faktor genetik (seperti amelogenesis imperfecta) adalah tidak semua bagian dari gigi

terlibat pada hipoplasia akibat faktor lingkungan.

Hipoplasia enamel linier adalah jenis hipoplasia spesifik akibat faktor

lingkungan yang ditandai dengan beberapa defek simetris dan seperti cincin yang

melibatkan semua permukaan gigi pada banyak gigi. Amelogenesis adalah salah satu

proses yang berjalan dalam satu waktu, setiap malformasi yang terjadi dapat

menyebabkan kelainan permanen pada enamel. Satu kali enamel yang rusak telah

terbentuk maka tidak dapat diperbaiki seperti jaringan tubuh lainnya; maka setiap

defek yang terbentuk memiliki dampak yang kuat terhadap kesehatan dan kualitas

hidup seseorang. Konsekuensi hipoplasia tergantung pada tingkat keparahan

hipoplasia yang terjadi, interaksi agen etiologi dan usia pasien datang memeriksakan

giginya dengan keluhan hipoplasia. Berbagai keluhan yang bervariasi dapat muncul

terkait dengan hipoplasia enamel linier, yang meliputi rasa sensitif terhadap stimulus

udara, dingin, hangat dan mekanik, ketidakmampuan untuk mengunyah makanan,


karies gigi, dan seterusnya. Pasien mungkin juga merasakan keluhan kegagalan

restorasi yang berulang ulang. Oleh karena itu diagnosis awal dan rencana perawatan

serta penentuan hipoplasia enamel linier sangat diperlukan.

Presentasi Kasus

Anak laki-laki berusia 14 tahun, datang dengan keluhan adanya goresan pada

permukaan banyak gigi. Sejarah lebih lanjut mengungkapkan bahwa goresan tersebut

telah ada sejak gigi tumbuh dalam rongga mulut. Tidak ada riwayat trauma yang

ditemukan. Dilaporkan bahwa gigi sulung tidak memiliki kelainan yang serupa.

Orang tua yang datang menyertai anaknya tersebut ditanyakan mengenai riwayat

pre-natal dan post-natal. Orang tua pasien menjelaskan bahwa anaknya sempat

dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang signifikan, sekitar 1 tahun pada usia

2-3 tahun. Alasan yang disebutkan untuk rawat inap tersebut yaitu kekurangan gizi.

Pemeriksaan umum yang dilakukan juga mengungkapkan bahwa pasien menderita

kekurangan gizi.

Pemeriksaan intraoral menunjukkan gigi yang telah tumbuh sesuai dengan

usia erupsi kronologis untuk anak berusia 12 tahun. Beberapa lesi hipoplasia
1/
(kuantitatif) terlihat pada beberapa gigi. Deformitas hipoplasia terlihat di 3 servikal

dari gigi 12, 13, 22, 23, 33, 43; 1/3 tengah dari gigi 14, 24, 34 dan 44, serta puncak

cusp gigi 15, 25, 35 dan 45. (Gambar 1-5) (Pada gambar 2 dan 3 ditandai dengan

pensil untuk membedakan hipoplasia dari enamel normal untuk kepentingan

fotografi dan representasi yang lebih baik bagi pembaca). Keunikan dari lesi ini

adalah bahwa lesi yang nampak berupa garis linier, seperti cincin (semua
permukaan gigi terlibat), simetris (gigi di kontralateral rahang memiliki lesi yang

sama pada posisi gigi yang sama) dan yang paling penting kronologis (area gigi

berhubungan dengan mineralisasinya pada titik waktu tertentu). Dengan demikan,

berdasarkan posisi dapat disimpulkan bahwa hipoplasia terjadi sekitar usia 2- 2

tahun. Temuan ini sesuai dengan riwayat medis pasien, di mana anak tersebut

dirawat di rumah sakit untuk jangka waktu yang signifikan.

Gambar 1. Aspek labial

Gambar 2. Aspek lateral kanan

Gambar 3. Aspek lateral kiri


Gambar 4. Aspek palatal

Gambar 5. Aspek lingual

Orangtua pasien tidak menyetujui untuk dilakukan prosedur perawatan

dengan restorasi estetik. Oleh karena itu yang akan dilakukan hanya prosedur

perawatan preventif seperti fluoride topikal untuk mengurangi gejala yang

diakibatkan dari hipoplasia. Pasien disarankan untuk melakukan follow-up.

Diskusi

Hipoplasia enamel linier dapat menyebabkan beberapa masalah pada gigi

seperti estetika yang buruk, gigi sensitif, maloklusi dan kecenderungan untuk

terjadinya karies. Dalam bentuk paling ringan LEH sering tidak terdiagnosis,

biasanya ketika ditemukan didiagnosis sebagai karies profunda, karena sebagian


besar gigi mudah rentan terhadap karies, sebelum LEH didiagnosis, gigi sudah

terkena karies profunda. Caufield PW mengusulkan adanya klasifikasi karies baru

terkait dengan hipoplasia; dimana bentuk karies karena hipoplasia sebagian besar

mengenai anak-anak yang hidup pada atau di bawah kemiskinan, ditandai dengan

kerusakan struktur utama gigi yang sangat rentan terhadap karies gigi.

Diagnosis dini dan rencana perawatan serta penentuan prognosa dari

hipoplasia enamel linear penting untuk mencegah gejala yang akan muncul.

Pendekatan berikut dapat berguna dalam penanganan hipoplasia enamel (1)

pengenalan risiko; (2) diagnosis dini; (3) antisipasi karies dan kerusakan posterupsi;

(4) remineralisasi dan desensitisasi; (5) restorasi dan ekstraksi; dan (6) pemeliharaan.

Karena enamel sekali terbentuk tidak dapat direformasi kembali, maka

pencegahan LEH harus dilakukan. Namun, pencegahan hipoplasia enamel lebih

mudah diucapkan daripada dilakukan; karena sebagian besar proses terjadi selama

pembentukan enamel yang terjadi pada periode prenatal dan awal postnatal dan

screening untuk semua faktor lingkungan yang berperan dalam pembentukan enamel

sangat sulit. Hanya pencegahan yang dapat dilakukan, yaitu dengan mengurangi

jumlah faktor risiko. Oleh karena itu intersepsi dari efek buruk dari hipoplasia adalah

satu-satunya pengobatan yang mungkin. Agen regeneratif gigi seperti fluoride, agen

kalsium fosfat dapat mencegah kerusakan lebih lanjut dan menghentikan proses

karies yang dapat terjadi pada pasien. Konsultasi mengenai makanan yang baik bagi

gigi dan menjaga kebersihan mulut yang baik juga harus dilakukan untuk mencegah

aktivitas karies. Pelindung pit dan fisur serta restorasi resin juga dapat dilakukan

sebagai pencegahan. Jig akrilik atau blok gigitan yang dibuat khusus dapat diberikan
untuk mencegah efek atrisi. Pada kasus ini setelah diagnosis ditegakkan, konseling

tentang faktor risiko seperti diet dan instruksi kebersihan mulut yang buruk

dilakukan pada pasien. Remineralisasi dengan fluoride dilakukan.

Restorasi dengan semen glass ionomer , komposit, mahkota stainless steel,

veneer mahkota metal-keramik, gigi tiruan sebagian lepasan dan atau implan adalah

pilihan perawatan yang berbeda yang dibahas dalam berbagai penelitian. Ekstraksi

harus dipertimbangkan jika gigi sudah tidak dapat direstorasi lagi. Dalam kasus yang

mengharuskan tindakan ekstraksi, pendekatan interdisipliner harus direncanakan

untuk pemulihan fungsi pada anak-anak.

Prognosis

Karena kualitas enamel yang mendukung restorasi lemah, prognosis

perawatan restorasi adalah buruk. Oleh karena itu sebaiknya wajib dilakukan

evaluasi dalam setiap kunjungan rutin.

Kesimpulan

1. LEH berbeda dari hipoplasia karena penyebab genetik.

2. LEH dapat dengan mudah dibedakan dari bentuk lain dari hypopolasia.

3. Pencegahan hipoplasia sulit, sehingga intersepsi faktor resiko dapat

mengurangi kemungkinan terjadinya hipoplasia.

Anda mungkin juga menyukai