Anda di halaman 1dari 17

Permainan dakon / Congklak

( Bahasa Indonesia)

1. Pengertian/Sejarah Permainan Congklak

Congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di
seluruh Indonesia. Congklak adalah satu dari banyak permainan tradisional yang mulai hilang karena
perubahan zaman. Pada zaman dahulu dengan segala keterbatasan fasilitas, anak-anak masih dapat
bermanin dengan tidak menyalahi masa-masa mereka yaitu bermain.

Di Malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congkak dan istilah ini juga dikenal di
beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan
nama congkak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan
nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan,
Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala. Di
Filipina disebut sungka, di Srilangka dikenal dengan cangka, di Thailand tungkayon.

Permainan congklak merupakan permainan tradisional dari adat Jawa. Menurut sejarah
permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari Arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk
berdagang atau dakwah. Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16, yang dibagi menjadi tujuh
lubang kecil dan satu lubang tujuan untuk masing-masing pemain. Lubang tujuan merupakan lubang
terkiri (biasanya diameternya lebih besar). Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat
pada lubang tujuan tersebut.

2. Alat-alat yang Diperlukan dalam Permainan Congklak

Untuk bermain congklak dibutuhkan peralatan papan permainan congklak atau dalam bahasa
jawa disebut dhakon dan biji-bijian atau batu kerikil atau cangkang kerang tergantung daerahnya. Di
daerah dekat sungai batu-batuan digunakan sebagai biji dhakon, sementara di daerah perkebunan biasanya
digunakan biji-bijian baik biji asem, kemiri ataupun biji jagung. Dhakon atau papan permainan congklak
terbuat dari kayu yang dibentuk memanjang menyerupai lesung. Bidang atasnya pada kedua sisinya diberi
lubang-lubang berjajar (sawah) dengan jumlah bervariasi pada setiap daerah misalnya 5, 7, atau 9 lubang.
Di masing-masing ujungnya terdapat lubang besar (lumbung atau rumah). Jumlah biji yang digunakan
dalam permainan congklak sesuai dengan jumlah sawah yang ada dalam papan permainan. Misalnya
terdapat tujuh pasang sawah maka biji yang digunakan berjumlah 7 x 7 x 2 = 98.

Alat permainan terbuat dari kayu berbentuk seperti perahu dengan ukuran panjang 80 cm, lebar
15 cm dan tinggi 10 cm. Pada kedua ujungnya terdapat logak yaitu lubang yang tidak tembus berbentuk
seperti setengah bulatan bola, bergaris tengah 10 cm. Kedua lubang itu disebut indung atau lubang induk.
Antara kedua indung terdapat dua deret lubang berukuran lebih kecil, kira-kira berdiameter 5 cm dan
setiap deret berjumlah 7 lubang. Alat tersebut dilengkapi dengan biji-bijian untuk pengisi lubang-lubang
congkak, biasanya berupa biji asem, sawo atau biji tanjung. Di daerah pesisir biji-bijian itu diganti dengan
kewuk atau kulit kerang.

3. Cara bermain Congklak

Permainan congklak ini dapat dimainkan oleh 2 orang atau maksimal 4 orang, baik oleh
perempuan maupun laki laki. Ironisnya, saat ini banyak anak anak yang tidak mengenal permainan
congklak karena banyak permainan yang lebih modern dan canggih, orang tua pun sekarang jarang
memperkenalkan permainan ini pada anak anaknya.

Cara bermain congklak ini adalah pertama, tiap lubang kecil diisi dengan 7 biji yang biasanya
terbuat dari kerang atau pastik. Kecuali lubang induk yang dibiarkan kosong. Setiap pemain mengambil
semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang diinginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan
searah jarum jam. Langkah tersebut dilakukan berulang. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji
masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil
semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan. Apabila peletakan biji terakhir
berada pada lubang yang kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah. Giliran permaianan
berpindah kepada lawan. Keadaan ini disebut sebagai keadaan mati.

Setelah semua baris kosong, maka permainan dimulai lagi dengan mengisi 7 lubang milik kita,
masing-masing dengan 7 biji dari biji yang ada di lubang induk kita. Dimulai dari lubang yang terdekat
dengan lubang induk, bila tidak mencukupi maka lubang lainnya dibiarkan kosong dan selama permainan
tidak boleh diisi. Biji milik lawan dapat menjadi miliknya dengan cara nembak yaitu biji terkahir jatuh
pada lubang yang kosong dan secara kebetulan lubang di depannya penuh dengan biji, maka biji itu dapat
diambil dan mengisi lubang induknya. Dalam hal ini kejujuran pemain turut menentukan, karena bisa saja
berlaku curang dengan memasukkan dua biji sekaligus dalam satu lubang, bila pengisian telah mendekati
lubang kosong. Permainan terus berlanjut dengan saling bergantian dan baru berakhir setelah lubang salah
seorang pemain kosong.

Permainan berakhir apabila seluruh biji sudah berada pada lubang tujuan masing-masing pemain,
atau apabila salah satu pemain sudah tidak memiliki biji pada lubang-lubang kecilnya untuk dimainkan
(disebut mati jalan). Pemenangnya adalah yang memiliki jumlah biji terbanyak pada lubangnya.

Bila permainan akan dilanjutkan pada babak berikutnya, lubang-lubang kembali diisi.
Kemungkinan terjadi lubang salah seorang pemain ada yang kosong karena biji miliknya terambil oleh
lawan yang disebut pecong dan hal itu merupakan kekalahan. Namun, bila pada deretnya masih terdapat
biji-bijian dinyatakan meunang papan dan dia akan menjadi pemain pertama pada permainan berikutnya.
Permainan congkak tidak mempunyai batas waktu, dapat dilaksanakan berulangkali dan kapan saja.
4. Manfaat yang Diperoleh Baik oleh Fisik Maupun Mental dalam Permainan Congklak

Congklak adalah salah satu permainan yang didalamnya terdapat nilai yang lebih yaitu
matematika, khususnya konsep pembagian. Permainan congklak bisa membuat kita sehat dengan cara
bermain permainan tersebut, tidak hanya fisik, permainan ini juga bisa melatih otak untuk berpikir dan
langsung praktek.

Adapun beberapa manfaat atau nilai yang bisa diambil dari bermain congklak adalah sebagai berikut :

1. Sikap Sportif, dengan bermain congklak, kita dilatih untuk memberanikan diri bersikap sportif,
jika tidak sportif, bisa saja kita memasukkan beberapa biji ke dalam satu lubang induk, atau
berpura-pura tidak berhenti pada lubang kosong, dan lain-lain.
2. Sikap Jujur, Jujur juga tidak jauh berbeda dengan sikap sportif, intinya permainan jujur dalam
congklak akan membuat permainan semakin seru.
3. Strategi, dalam bermain congklak, tentunya kita tidak asal memainkan biji-biji tersebut. tetapi,
kita dituntut untuk berpikir bagaimana caranya supaya kita bermain tidak cepat berhenti di lubang
kosong, mengatur strategi bagaimana caranya kita dapat mengambil biji lawan dengan cepat,
bagaimana caranya kita bisa menang dan bagaimana caranya agar kita tidak bermain kembali
dengan kondisi ada lubang yang kurang biji (kalau di daerah saya, jawa barat disebut pecong )

Berikut ini beberapa manfaat Permainan Tradisional Terhadap Perkembangan Jiwa Anak:

1. Mengembangkan kecerdasan emosi dan antar personal anak.

Hampir semua permainan tradisional dilakukan secara berkelompok. Dengan


berkelompok anak akan: mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati terhadap
orang lain, nyaman dan terbiasa dalam kelompok. Contoh permainannya : Kasti. bentengan, Bola
bekel

2. Mengembangkan kecerdasan logika anak

Beberapa permainan tradisional melatih anak untuk berhitung dan menentukan langkah-
langkah yang harus dilewatinya, misalnya: engklek, congklak, lompat tali

3. Mengembangkan kecerdasan kinestetik anak


Pada umumnya, permainan tradisional mendorong para pemainnya untuk bergerak,
seperti melompat, berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Contoh permainannya
adalah: Enggrang, Lompat tali.

4. Mengembangkan kecerdasan natural anak

Banyak alat-alat permainan yang dibuat/digunakan dari tumbuhan, tanah, genting, batu,
atau pasir. Aktivitas tersebut mendekatkan anak terhadap alam sekitarnya sehingga anak lebih
menyatu terhadap alam serta mengembangkan kreatifitas anak. Contoh permainannya adalah:
Mobil-mobilan terbuat dari kulit jeruk bali, Engrang terbuat dari bambu.

5. Mengembangkan kecerdasan musikal anak.

Nyanyian atau bunyi-bunyian sangat akrab pada permainan tradisional. Permainan-


permainan yang dilakukan sambil bernyanyi di antaranya: Berbalas Pantun, Tari Tempurung.

6. Bisa digunakan sebagai terapi terhadap anak

Saat bermain, anak-anak akan melepaskan emosinya. Mereka berteriak, tertawa, dan
bergerak. Kegiatan semacam ini bisa digunakan sebagai terapi untuk anak-anak yang
memerlukannya kondisi tersebut.

Dan tentunya masih banyak lagi manfaat permainan tradisional bagi perkembangan jiwa
anak yang sedang dalam masa pertumbuhannya, emosional, pengembangan diri, dan interaksi
sosial.

http://herlindanurliawati.blog.upi.edu/2015/10/19/permainan-tradisional-congklak-2/
Dakon/ congklak
Permainan Dakon merupakan permainan tradisional adat jawa. Menurut sejarah permainan ini
pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau
berdakwah. Biasanya dalam permainan, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji dakon dan jika
tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh - tumbuhan, ataupun kerikil.

Biji Dakon
a. Ada empat biji dakon dalam setiap lubang kecil papan Dakon pada awal permainan.
b. Satu lubang kecil yang terpilih (di click) pada saat gilirannya maka biji dakon akan didistribusikan
semua satu persatu kedalam lubang kecil dan lubang lumbung miliknya sendiri.
c. Nomor biji yang terdapat dalam masing masing lubang tidak terbatas.
d. Biji dakon yang berada pada lubang besar atau lumbung tidak dapat diambil untuk didistribusikan.

Sasaran
a. Sasaran utama dari permainan Dakon ini adalah lubang besar papan dakon atau lumbung memiliki
jumlah biji dakon terbanyak, itulah yang menjadi pemenang di akhir permainan.
b. Kemungkinan kedua lubang lumbung memiliki jumlah biji dakon sama banyak di akhir permainan.
Sumber :
JURNAL PEMBUATAN GAME TRADISIONAL DAKON MULTIPLAYER MENGGUNAKAN
JAVA oleh Reny Utami, Bambang Eka Purnama, Sukadi

Permainan Congklak
Taukah kawan, permainan unik yang satu ini? Saya yakin pasti di masa kecil kawan-kawan,
terutama yang cewek, pernah memainkan congklak. Congklak punya beberapa nama, seperti dakon,
bantumi, atau juga disebut Mancala.

Sejarah Permainan Congklak


Konon permainan ini pertama kali masuk ke Indonesia dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata
datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah.
Berdasar Hasil Penelitian, para arkeologi dan beberapa ahli percaya bahwa permainan ini berasal di
Timur Tengah dan menyebar dari sana ke Afrika. Kemudian, penyebaran permainan ke Asia dengan
pedagang Arab dan datang ke Karibia sekitar 1640 melalui perdagangan budak Afrika.
Murray, seorang Sarjana Arkeologi mencatat, menelusuri asal-usul ke Mesir kuno Kekaisaran Umur
(sekitar 15 sampai abad 11 SM) sudah terdapat permainan pada jaman tersebut. Banyak ahli menduga
bahwa Congklak mungkin sebenarnya papan permainan tertua yang pernah.
Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang kecil dan 2 lubang
tujuan dengan masing-masing satu untuk setiap pemain. Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji
yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
Sebenarnya permainan ini mempunyai banyak nama, didaerah Sumatera dikenal dengan nama
Congkak. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan.
Sedangkan di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban dan didaerah
Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata.
Dan dalam bahasa arab dinamakan Mancala yang apabila dimaknai ke dalam bahasa Inggris untuk
bergerak
Pada seni permainan ini hanya bisa dilakukan oleh dua orang dengan menggunakan papan yang
dinamakan papan congkak dan menggunakan semacam buah biji dengan disebar ke dalam 7 lubang kecil
masing-masing, buah biji ini dinamakan biji congkak atau buah congkak.
Umumnya papan congkak terbuat dari kayu dan plastik, sedangkan bijinya terbuat dari cangkang
kerang, biji-bijian, batu-batuan, kelereng atau plastik.Sedang cara memainkannya adalah Setiap pemain
mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di inginkan, untuk disebar satu biji per
lubang berurutan searah jarum jam. Langkah tersebut dilakukan berulang.
Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada bijinya maka pemain tersebut
melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan
permainan. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain tidak dapat
melanjutkan langkah dan tidak mendapat apas-apa, Giliran untuk bermain ke lawan.
Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar
kedua pemain). Pemainnya adalah yang mendapatkan biji terbanyak.

Kawan, taukah ?
Dibalik permainan ini ternyata mengadung filosofi yang indah dari nilai kebudayaan bangsa
Indonesia. Biji congklak yang dikumpulkan dari lubang-lubang kecil ke lubang yang paling besar adalah
simbolisasi dari padi atau hasil tanam penduduk desa. Kemudian dipanen dan disimpan ke dalam
lumbung untuk persediaan bahan pangan penduduk.
Masih ingat berapa jumlah lubang kecil di masing-masing sisi?
Ada 7 lubang dan masing-masing berisi 7 biji. 7 adalah jumlah hari dalam satu minggu. Jumlah biji yang
ada pada lubang kecilpun sama. Artinya, tiap orang mempunyai jatah waktu yang sama dalam seminggu,
yaitu 7 hari.
Ketika biji diambil dari satu lubang, ia mengisi lubang yang lain, termasuk lubang induknya.
Pelajaran dari fase ini adalah, tiap hari yang kita jalani, akan mempengaruhi hari-hari kita selanjutnya,
dan juga hari-hari orang lain. Apa yang kita lakukan hari ini menentukan apa yang akan terjadi pada masa
depan kita. Apa yang kita lakukan hari ini bisa jadi sangat bermakna pula bagi orang lain.
Biji diambil, kemudian diambil lagi, juga berarti bahwa hidup itu harus memberi dan menerima.
Tidak bisa mengambil terus, kalau tidak memberi.
Biji diambil satu persatu, tidak boleh semua sekaligus. Maksudnya, kita harus jujur untuk mengisi
lubang kita. Kita harus jujur mengisi hidup kita. Satu persatu, sedikit demi sedikit, asalkan jujur dan baik,
lebih baik daripada banyak namun tidak jujur. Satu persatu biji yang diisi juga bermakna bahwa kita harus
menabung tiap hari untuk hari-hari berikutnya. Kita juga harus mempunyai simpanan/tabungan, yaitu
biji yang berada di lubang induk.
Strategi diperlukan dalam permainan ini agar biji kita tidak habis diambil lawan. Hikmahnya
adalah, hidup ini adalah persaingan, namun bukan berarti kita harus bermusuhan. Karena tiap orang juga
punya kepentingan dan tujuan yang (mungkin) sama dengan tujuan kita, maka kita harus cerdik dan
strategis.
Pemenang adalah yang jumlah bijinya di lubang induk paling banyak, maksudnya adalah mereka
yang menjadi pemenang/ mereka yang sukses adalah mereka yang paling banyak amal kebaikannya.
Mereka yang banyak tabungan kebaikannya, mereka yang menabung lebih banyak, dan mereka yang tahu
strategi untuk mengumpulkan rezeki.
Sedangakan dari pendidikan bagi anak, permainan coklak dapat dijadikan media pendidikan
Matematika kelas I yang masih transisi dari TK ke SD. Karena dapat memperkenalkan metode berhitung
dengan memakai media permainan ini.
Selain juga dapat memberikan pendidikan saling menghargai sesama teman karena bergantian
mengisi lubang congklak. Mereka juga dilatih sabar mengisikan congklak dengan hati-hati, satu per satu.
Dari berbagam makna filosfi yang ada pada seni permainan tradional ini Anda akan diajak untuk
memahami bersabar, berpikir, dan ulet dalam proses hidup dan kehidupan dalam mencapai puncak akhir
kehidupan yang di simbolkan dengan terpenuhinya lubang besar atas biji-biji congklaknya.
Nah, ternyata permainan sederhana ini punya makna yang tidak sederhana, bukan?

Sumber: hitamputih02.wordpress.com
1. Understanding/history Game Congkak
English language
Congkak is a traditional game that is known with various names throughout Indonesia.
Congkak is one of many traditional games that began to disappear due to changing times. In
ancient times, with all the limitations of the facility, kids can still be bermanin by not violating
their periods that is playing.

In Malaysia this game better known as cocky, and this term is also known in some areas
in Sumatra with Malay culture. In Java, this game better known as cocky, dakon, dhakon or
dhakonan. In addition in Lampung this game better known as slow while the boom in Sulawesi
this game better known as Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang and Nogarata. In the language
of the United Kingdom, this game called Mancala. In the Philippines it is called sungka, in Sri
Lanka known as cangka, in Thailand tungkayon.

The game is a traditional game of congkak Javanese. According to the history of the
game was first introduced by European settlers from the average Arab came to Indonesia to trade
or Dawah. In General, the overall number of holes is 16, which is divided into seven small holes
and a hole is a goal for each player. Purpose of the hole is the leftmost hole (diameter usually
larger). Score the victory is determined from the number of seeds in the holes of the purpose.

2. The tools are Needed in the game of Congkak

To play congkak board game congkak equipment needed or in Javanese called dhakon
and seeds or pebbles or shells depending on its territory. In the area near the river of rocks used
as dhakon seeds, while in the area of the estate usually used good seed grain asem, pecan or seed
corn. Dhakon or congkak Board Games made of wood is shaped to resemble elongated dimples.
The field of it on both sides given the holes lined up (rice fields) and the amount varies in each
area e.g. 5, 7, or 9 holes. At each end there is a huge hole (a barn or House). The number of seeds
that are used in the game of congkak corresponds to the amount of the rice fields that exist in the
game board. For example, there are seven pairs of rice seeds are then used numbered 7 x 7 x 2 =
98.
Gaming device made of wood shaped like a boat with a length of 80 cm, width 15 cm
high and 10 cm on both ends there are not holes i.e. logak translucent shaped like a half circle
Middle striped balls, 10 cm. Both holes it is called ovarian stem hole. Between the two ovaries
are two rows of holes are much smaller, about 5 cm in diameter and each series totalling 7 holes.
The tool is equipped with a grain filler for pits proud, usually in the form of seeds or seeds of
sapodilla fruit, asem Cape. In the coastal region of grains it is replaced by kewuk or shells.

3. How to play Congkak

The game of congkak it can be played by two people or a maximum of 4 people, either
by women or men men. Ironically, nowadays many children who don't know the game of
congkak because many games are more modern and sophisticated, the parents any time now
rarely introduce these games on children his son.
How to play congkak it is the first, each small hole filled with 7 seeds are usually made
of shells or pastik. Except the stem hole is left blank. Each player takes all the seeds are found in
the small hole that is desired, to spread out one seed per hole sequence clockwise. These steps
are performed repeatedly. If at the last hole put seeds there are still contents (the hole is not
empty) then the player goes on to take all the seeds in the hole and continue the game. When
laying the last seed in a hole that is empty then the Player cannot continue step. Turn the game
moved to the opponent. This State is referred to as the State of the dead.
After all the blank line, then the game begins again with 7 holes fill ours, each with 7 seeds from
seed stem hole that is in the US. Starting from hole nearest with the parent, if the hole is not
sufficient then the other holes left empty during the game should not be filled. The seeds belong
to the opponent can be hers by way of seed that is later nembak fell on an empty hole and by
chance the hole in front of him filled with seeds, then seeds it can be taken and fill the holes of
its parent. In this case honesty players participated and specify, as could have been deceitful by
inserting two beans at once in one hole, when charging has approached the hole empty. The
game continues with each other taking turns and recently ended after a hole the player empty.

The game ends when all the seeds are already at the destination hole of each player, or if
one of the players already have no seeds on small holes to be played (called die streets). The
winner is who has the most number of seeds in the hole.

When the game will be resumed in the next round, the holes back filled. The hole is
likely to occur, one of the players there are empty because the seeds of his being drawn by
opponents who called the pecong and it is defeat. However, when there are still deretnya on grain
meunang Board and stated he would become the first player in the next game. Cocky game has
no time limit, may be exercised repeatedly and at anytime.

4. The benefits derived by both Physically and mentally in the game of Congkak

Congkak is one of the games that there is more value in it i.e. mathematics, specifically
the concept of Division. The game of congkak can make us healthy by way of playing the game,
not only physical, this game can also train your brain to think and practice.

As for some benefit or value that can be taken from the play congkak is as follows:
1. The attitude of Sportsmanship, with play congkak, we ventured to be trained for
sportsmanship, if not sportsmanship, we could just include a few seeds into one hole, or pretend
to not stop at empty holes, and others.
2. Be honest, Honest Attitude is also not much different from the attitude of sportsmanship, the
point of the game to be honest in the congkak will make the game increasingly cool.
3. Strategy, in play congkak, surely we would not play the original seeds. However, we are
required to think how to play is not a quick stop at the hole is empty, set the strategy of how we
can take the opponent's seeds quickly, how we can win and how do we not play again with the
condition there are holes that are less seeds (if in my area, West Java, called pecong)

Here are some of the benefits of traditional game against the development of the soul
children:

1. Develop your emotional intelligence and personal.


Almost all traditional game done in a group. With a group children will: sharpen his
emotions so arising out of tolerance and empathy towards others, comfortable and familiar in the
group. Example game: Kasti. bentengan, ball bead seats
2. develop a logic children intelligence
Some games traditionally train for counting and determining the steps that should be was
spent, for example: engklek, congkak, jump rope
3. Develop the kinesthetic intelligence children
In General, traditional games encourage players to move, such as jumping, running,
dancing, spinning, and other movements. Examples of his playing are: Enggrang, jump rope.
4. develop the intelligence of natural children
Many game tools are made/used from plants, soils, genting, rocks, or sand. Those
activities are closer to the child against the natural surroundings so that the children converge
towards nature and develop the creativity of children. Examples of his playing are: toy cars made
from the skin of grapefruit, Engrang made of bamboo.
5. develop the musical intelligence of the child.
The singing or sounds very familiar in traditional games. Games-games that are done
while singing them: Reciprocated Pantun, dance of the shell.
6. Can be used as a therapy against children
While playing, children will let go of his emotions. They shout, laugh, and move on. This
kind of activity can be used as a therapy for children who need it the condition.
And of course there are many more benefits of traditional games for the development of a child's
soul was in a period of growth, emotional, personal development, and social interaction
http://herlindanurliawati.blog.upi.edu/2015/10/19/permainan-tradisional-congklak-2/

Dakon

The game of Dakon is a traditional Javanese traditional game. According to the history of the
game was first introduced by European settlers from the average arab came to Indonesia to trade
or preach. Usually in the game, a type of shells used as dakon seeds and if there isn't, is
sometimes used also grains from growing-herbs, or gravel.

Dakon Seeds
a. There are four seeds in each hole small dakon Board Dakon early in the game.
b. A small hole that was elected (on click) at the moment of turn then dakon seed will be
distributed all one by one into a small hole and the hole his own barn.
c. Number seeds contained in each hole is not restricted.
d. dakon Seeds that are on the large holes of a barn or can not be taken to be distributed.

Target
a. the main target of the Dakon game this is a great hole dakon Board or barn has the seeds of
most, dakon is become the winner at the end of the game.
b. the possibility both holes barn has the seeds of the dakon is just as much at the end of the
game.
Source:
JOURNAL of the MAKING of the TRADITIONAL GAMING DAKON MULTIPLAYER
USING JAVA by Atef Utami, Bambang Eka purnama, Sukadi

You know what?, unique game this one? I believe certainly in childhood comrades,
especially that of girls, never play congkak. Congkak got some names, such as dakon, bantumi,
or also called Mancala.

The History Of The Game Of Congkak


It is said that the game was first getting into Indonesia brought by arab settlers that
average came to Indonesia to trade or preach.
Based on the research results, the archaeology and some experts believe that the game
originated in the Middle East and spread from there to Africa. Later, the game spread to Asia by
Arab traders and came to the Caribbean around 1640 Africans through the slave trade.
Murray, a scholar of archaeology, tracing its origins to the noted Egypt's ancient Imperial Age
(about 15 to 11 century B.C.) already there at the time of the game. Many experts suspect that
the Congkak might actually be the oldest board game ever.
In general the number of holes the whole is divided into 16 7 2 hole small hole and
purpose with each one to each player. Score the victory is determined from the number of seeds
the purpose of the holes.
Actually this game has many names, the regions of Sumatra known as Cocky. In Java,
this game better known as congkak, dakon, dhakon or dhakonan.
While the game was in Lampung, better known as sluggish and bang in the Sulawesi this game
better known as Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang and Nogarata. And in Arabic called the
Mancala in United Kingdom into language meant "to move"
On the art of the game can only be done by two people using the Board called Board
proud and use some kind of fruit with seeds scattered into 7 small holes each, the fruit of the
seeds is called cocky, cocky, fruit or seeds.
Generally cocky boards made of wood and plastic, while the seeds made from shells,
seeds, rocks, marbles or plastic. Are the way to play it was each player takes all the seeds in a
small hole in the desire, to spread out one seed per hole sequence clockwise. These steps are
performed repeatedly.
If at the last hole put the seeds and the seed is still there then the player goes on to take all
the seeds in the hole and continue the game. When laying the last seed in a hole that is empty
then the Player cannot continue steps and don't get apas-what, a turn to play to the opponents.
The game is considered complete when it is no longer that can be taken (whole seeds there are
big holes in the two players). Players are the ones getting the most seeds.
Comrade, taukah?
Behind this game turns out to be mengadung the main philosophy of the cultural values
of the nation of Indonesia. Congkak seeds collected from small holes into the great hole is
symbolizing the rice planting or the results of the villagers. Then harvested and stored in
granaries for food supplies for the population.
Still remember how many small holes on each side?
There are 7 holes and each contains 7 seeds. 7 is the number of days in a week. The
number of seeds that are on the same small holes. That is, each person has the same time slot a
week, that is 7 days.
When seed taken from one hole, she filled the hole to the other, including the parent hole.
Lessons from this phase is, every day we are living, will affect our next days, and also other
people's days. What we do today determines what will happen in our future. What we do today
can be very meaningful also for others.

Sumber: hitamputih02.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai