Anda di halaman 1dari 7

Nama : Faris Iryandi

Nim : 15012101010219
Kelas : 02
Life Vaksin

1. Pengertian

Vaksin adalah sutau sediaan farmasi yang mengandung agen infeksi baik berupa
ageninfeksi yang dilemahkan, dimatikan ataupun berupa bagian bagiannya yang
apabiladiberikan pada individu akan menginduksi respon imun.
Vaksinasi adalah imunisasi aktif secara buatan, yaitu sengaja memberikan
antigenyang diperoleh dari agen menular pada ternak sehingga tanggap kebal dapat
ditingkatkan dantercapai resistensi terhadap agen menular tersebut.
Vaksinasi adalah proses pemberian vaksin sedangkan imunisasi adalah suatu
prosesuntuk menginduksi atau memberikan kekebalan buatan (artificial immunity).
vaksin adalah salah satu cara yang baik untuk memberantas penyakit dan dapat
memperpanjang umur dari hewan ternakserta peliharaan sehingga jumlah hasil produksi dan
pertumbuhan hewan tersebut menjadi lebih baik(Nino, dkk. 2014)
Vaksin memberikan keuntungan bagi kemampuan alami tubuh demi untuk
belajar bagaimana mengeliminasi hampir semua penyakit yang disebabkan oleh kuman atau
mikrobadalam tubuh dan kemampuan menyerangnya. Selain itu tubuh akan mengingat
bagaimanamelindungi tubuh itu sendiri dari serangan mikroba. Secara keseluruhan, semua
bagian tubuhyang mempunyai memori akan menolak penyakit tersebut yang disebut sistem
imun.

2.Manfaat

Manfaat dari vaksin itu sendiri adalah untuk:

1.Prevention (pencegahan). Vaksin merupakan imunisasi aktif.


2.Therapeutic. Vaksin dapat menimbulkan imunitas pasif

Vaksin masih diberikan karena 3 alasan, yaitu:


1.untuk mencegah infeksi biasa / umum, sebagai contoh: chicken pox (cacar air
kebalseumur hidup)
2.untuk mencegah infeksi yang sering muncul, contoh : measies (gabegan, gondong)
hib, pertussis (batu rejan) dan rubella.
3.Untuk menghindari infeksi yang sering muncul pada bagian lain dari dunia, contoh :difteria
dan polio.

Suatu vaksin dapat dikatakan ideal jika memenuhi syarat sebagai berikut:
efisien untuk seumur hidup, biasa digunakan dari bayi sampai nenek
nenek.menghasilkan proteksi seumur hidup dengan satu kali vaksinasi.
mudah diberikan, biasanya lebih disukai dalam bentuk sediaan per oral.
tidak menyebabkan adverse reaction.
stabil pada kondisi ekstrim.
tersedia dalam jumlah banyak / tak terbatas.
murah.
Pada vaksin pertama akan menginduksi terutama ekspresi IgM dan sedikit
IgG,sehingga konsentrasi IgM dalam darah lebih tinggi dari pada IgG. Selanjutnya pada
vaksinasikedua, ekspresi IgG akan lebih banyak sehingga kosentrasi IgG lebih tinggi dari
pada IgM.Vaksinansi berikutnya hanya akan menginduksi IgG sementara IgM tidak lagi
diekspresikan.

3. Klasifikasi
Vaksin diklasifikasikan menjadi dua klas, yaitu
vaksin hidup dan
vaksin mati.
Vaksin hidup berisi mikroorganisme yang telah dilemahkan virulensi
(keganasannya).Pengurangan virulensi dikenal dengan istilah atenuasi (perlemahan).
Cara atenuasi yang sederhana terhadap bakteri untuk keperluan vaksinasi
adalahdengan pemanasan bakteri sampai tepat di bawah titik kematian atau memaparkan
bakteri pada bahan kimia penginaktif sampai batas konsentrasi subletal. Menumbuhkan
bakteri padamedium yang tidak cocok untuk pertumbuhannya, contohnya : Vaksin kolera
unggas(Pasteurella multocida) oleh Pasteur ditumbuhkan di bawah keadaan yang kekurangan
zat makanan.
Cara etenuasi terhadap virus adalah dengan membiakkan pada spesies yang
tidak sesuai untuk tumbuhnya, contoh : virus rinderpest yang patogen terhadap sapi,
dilemahkandengan menumbuhkannya pada kambing.
Cara etenuasi lain adalah menumbuhkan virus mamalia pada telur ataumenumbuhkan
pada telur lain jenis, misalnya :virus influenza pada ayam dilemahkan padatelur burung
dara.Cara etenuasi yang umum adalah dengan memperpanjang masa pembiakannya
di jaringan pembiak. Meskipun jaringan pembiak dapat diperoleh dari berbagai jenis,
umumnyamenggunakan sel biakan dari jenis hewan yang akan divaksinasi guna mengurangi
efek samping akibat pemasukan jaringan asing.

4.Kelebihan dan Kekurangan


Baik vaksin hidup maupun vaksin mati memiliki kelebihan dan kekurangan masing-
masing. Kelebihannya vaksin hidup merupakan kekurangannya vaksin mati dan
sebaliknyakekurangannya vaksin hidup merupakan kelebihannya vaksin mati.
Kelebihan vaksin hidup antara lain adalah kekebalan yang dihasilkan sama
dengankekebalan yang diperoleh karena infeksi alami. Merangsang pembentukan antibodi
yanglebih tahan lama dan juga memberi perlindungan pada pintu-pintu masuk antigen dan
tidak perlu adjuvan.
Kekurangan vaksin hidup, antara lain adalah adanya bahaya pembalikan menjadilebih
virulen selama multiplikasi antigen dalam tubuh ternak yang divaksin. Penyimpanandan masa
berlaku vaksin yang terbatas, diperlukan stabilisator dalam penyimpanan.Tingginya resiko
tercemar dengan organisme yang tidak diinginkan.
Kelebihan vaksin mati dibandingkan vaksin hidup antara lain adalah
tidak menyebabkan penyakit akibat pembalikan virulensi dan mudah dalam penyimpanan.
Kekurangan vaksin mati, antara lain adalah perlu perhatian yang luar
biasapadasaat pembuatan guna memastikan bahwa tidak tersisa virus virulen aktif di dalam v
aksin.Kekebalan berlangsung singkat, sehingga harus ditingkatkan kembali dengan
pengulanganvaksinasi yang mungkin menimbulkan reaksi-reaklsi hipersensitifitas.
Pemberian secara parenteral memberikan perlindungan yang terbatas.
Resistensilokal pada pintupintu masuk alamiah/multiplikasi utama infeksi virus tidak terjadi.
Memerlukanadjuvan untuk meningkatkan antigenisitas yang
efektif.KegagalanVaksinasiPerludiingat bahwa vaksinasi adalah salah satu program pengenda
lian penyakit pada ternak yang bertanggung jawab terhadap kerugian ekonomis yang cukup ti
nggi apabila dalampelaksanaanya ternyata menemui kegagalan. Adanya kegagalan vaksinasi
menyebabkanangka pesakitan (morbiditas) ternak yang tinggi, penurunan produksi dan
tingginya biayayang harus dikeluarkan.

5.Faktor-faktor kegagalan Vaksinasi


Beberapa faktor yang menyebabkan kegagalan vaksinasi adalah menyangkut life
spanvaksin, cara vaksinasi, antibodi maternal, kemampuan membentuk antibodi pada
ternak,mikotoksin dan kontaminan lain, seperti limbah industri, pupuk kimia, rodentisida,
asapmobil, cat dan herbisida.

a) Vaksin. Pembatasan life span (masa berlaku) vaksin yang sudah lewat atau
kadaluwarsamenyebabkan vaksin tidak berguna apabila digunakan karena tidak akan
menghasilkanimunitas yang diharapkan. Apabila temperatur pada saat penyimpanan dan
transportasivaksin di atas 4 derajat celcius, maka vaksin akan kehilangan potensinya.
Demikian pulavial dan bahan asal vial yang tidak memenuhi syarat. Bahan pengencer yang
disediakan berkualitas rendah. Seringkali digunakan bahan pengencer berupa air sumur,
air destilasiatau garam fisiologis, hal ini tidak dibenarkan. Perlu dicatat bahwa bahan
pengencer yangdigunakan adalah yang telah disediakan oleh pabrik pembuat vaksin. Bahan
pengencer tidak boleh dicampur atau ditambahkan zat apapun.

b) Cara Vaksinasi. Secara khusus dosis dan cara/route pemberian vaksin tertentu
sudahditetapkan oleh produsen pembuat vaksin. Apabila hal tersebut dilakukan tidak
sesuaiaturan maka terjadilah kegagalan vaksin. Jarum suntik dan dropper yang tidak steril
dantidak stabil akan mengurangi potensi vaksin. Salah dosis, kekurangan dosis vaksin
akanmenimbulkan imunitas yang kurang. Kelebihan dosis akan menimbulkan
immunotolerantdan harga vaksin menjadi mahal. Bahan pengencer yang tidak steril
menjadikan vaksintidak murni lagi. Kadangkadang peternak menggunakan bahan pengencer
berupa air ledeng yang mengandung chlorin, sehingga vaksin kurang menghasilkan
potensiantigenisitasnya dan menyebabkan timbulnya antibodi yang kurang. Route
pemberianvaksin yang sering digunakan antara lain : intra muskuler (injeksi serabut otot),
teteshidung (intra nasal), tetes mata (intra oculer), subkutan (di bawah kulit). Route
pemberianvaksin harus dilakukan sesuai petunjuk produsen vaksin. Kesalahan route
pemberianvaksin menyebabkan potensi imunitas yang dihasilkan kurang memuaskan.
Jadwal pemberian vaksin seringkali tidak diperhatikan peternak. Beberapa vaksin harus diula
ng pemberiannya dan dikenal dengan istilah booster. Apabila rangkaian pemberian vaksin
yang mungkin terdiri dari booster I dan booster II dan seterusnya tidak lengkap dilakukan,
maka imunitas yang diharapkan tidak akan tercapai.

c) Antibodi Maternal. Antibodi maternal adalah antibodi yang berasal dari induk
yangditurunkan kepada anak, kalau pada ayam melalui kuning telur pada waktu telur
masihada di ovarium. Kegunaan antibodi tersebut adalah untuk ketahanan tubuh anak
terutama pada awalawal kehidupannya. Antibodi ini diperoleh secara pasif. Vaksinasi yangdil
akukan pada saat antibodi maternal masih ada dalam darah sirkulasi, artinya belumsecara
total dikatabolisme, maka vaksin yang diberikan akan percuma, karena dinetralisir oleh
antibodi maternal. Hasil penelitian Zalizar dan Rahayu (1997), menunjukkan bahwasetelah
pemberian vaksin ND La Sota ke-I pada ayam umur 8 hari, titer HI(Hemaglutinasi Inhibisi)
menurun sangat drastis sampai 78,75% dari antibodimaternalnya, hal ini disebabkan masih
ada campur tangan antibodi maternal terhadapkeberhasilan vaksinasi. Titer HI setelah
pemberian vaksin ND La Sota ke-II, yaitu padaumur 18 hari, ternyata jauh lebih tinggi
daripada titer HI vaksinasi ke-I. Demikian pulatiter HI setelah vaksinasi ke-tiga, pada umur
28 hari, lebih tinggi daripada titer HIvaksinasi ke-I dan ke-II. Antibodi maternal secara
efektif mencegah keberhasilanaksinasi sampai antibodi tersebut habis, yaitu sekitar 10 20
hari setelah ayam menetas.

d) Cold Storage (pendingin). Vaksin harus dipertahankan tetap dingin dari mulaidikeluarkan
oleh pabrik pembuat sampai pada saat akan diberikan kepada ternak. Vaksindan bahan
pengencer kadang-kadang menjadi satu tempat, akan tetapi kadang jugaterpisah dengan
temperatur penyimpanan yang berbeda, hal ini tergantung dari pabrik pembuat
vaksin. Tindakan yang lebih hati-hati adalah apabila selama transportasi vaksinditempatkan
di ice box sehingga temperatur yang rendah dapat selalu dipertahankan.

e) Kemampuan Membentuk Antibodi. Vaksin yang diberikan akan berhubungan


langsungdengan status imun ayam yang menerima vaksin. Immunocompetence adalah istilah
yangdipakai untuk menyatakan kemampuan membentuk antibodi yang dimiliki oleh
ternak.Immunocompetence sangat dipengaruhi oleh faktor kongenital (bawaan lahir) dan
faktor lingkungan. Faktor kongenital yang banyak berperan adalah organ-organ limfoid,
yangterdiri atas : bursa fabricius pada ayam, thymus, lien yang akan menghasilkan sel-
sellimfosit. Bursa fabricius merupakan tempat pendewasaan dan deferensiasi sel-sel limfositB
yang berperan dalam antibodi humoral, sedangkan thymus berperan sebagai
tempat pendewasaan sel-sel limfosit T yang berperan bagi pembentukan antibodi seluler.
Apabilaada gangguan pembentukan antibodi oleh organ-organ limfoid di atas maka
kekebalantubuh yang terbentukpun akan terganggu. Faktor lingkungan yang berperan
menentukan immunocompetence ternak adalah status nutrisi dan penyakit. Nutrisi yang jelek
terutamakandungan protein yang rendah akan menurunkan immunocompetence. Temperatur
yangtinggi dan tingginya curah hujan juga akan menyebabkan stress pada ternak yang
akanmenurunkan juga immunocompetence. Penyakit-penyakit strategis pada ayam
yangsering menyebabkan hambatan imunitas (immunocompetence) adalah IBD
(gumboro)dan ND.

f) Mikotoksin (racun dari jamur) dalam pakan. Adanya mikotoksin yang masuk ke
dalamtubuh ternak bersama dengan biji-bijian pakan ternak akan menyebabkan keracuinan
danmenurunkan immunocompetence. Mikotoksin mudah berkembang pada
lingkungandengan temperatur tinggi dan kelembaban yang tinggi pula, seperti di negara-
negaratropis, termasuk Indonesia.

g)Kontaminan pakan. Pestisida yang mencemari biji-bijian pakan diindikasikan sebagi


salahsatu faktor penyebab rendahnya immunocompetence. Hal ini berkaitan dengan
efek pestisida yang menyebabkan limfositoksik (keracunan pada sel-sel limfosit). Hal ini
akanmenyebabkan kegagalan vaksinasi. Logam berat, seperti Cu, Cd dan Pb
seringkalimencemari pakan. Logam-logam tersebut berasal dari limbah industri, pupuk
kimia,rodentisida, asap mobil, cat dan herbisida yang mencemari udara, air dan pakan.
Apabila pakan tercemar tersebut masuk ke tubuh ternak maka hal ini merupakan faktor peng
hambat imunitas ternak.
6. Upaya Mengatasi Kegagalan Vaksinasi
Beberapa tindakan untuk mengatasi kegagalan program vaksinasi yang perlu diketahui adalah

a) vaksin harus diperoleh dari sumber terpercaya, periksa batas waktu pemakaian dan
pilihvaksin yang masih panjang batas waktu pemakaiannya

b) selama transportasi vaksin, hindarkan vaksin dari kontaminasi dan cahaya


matahari.Tindakan yang paling aman adalah menyimpan vaksin dalam termos atau ice
box
c) apabila vaksin disimpan, usahakan temperatur penyimpanan sesuai petunjuk pabrik.
Bacasecara hati-hati petunjuk penyimpanan. Kadang-kadang antara vaksin
dengan pengencernya terpisah dan harus harus disimpan pada temperatur yang
berbeda
d) vaksinasi dilakukan saat udara dingin, yaitu pada pagi hari atau sore hari untuk
mencegahstres
e) monitoring kualitas pakan, jangan sampai mengandung mikotoksin, karena
mikotoksindengan kadar 30 ppb akan menunrunkan immunocompetence

f) pada vaksin yang dicampur air minum, maka perhitungan volume air yang digunakan
harus tepat, hal ini disesuaikan dengan umur ayam dan kondisi iklim, karena
konsumsiair bervariasi tergantung cuaca dan umur. Air yang mengandung chlor atau
desinfektan,harus dihindari. Vial vaksin harus dibuka di dalam air minum untuk
menghindarikontaminasi udara

g) dianjurkan diberi obat cacing pada ayam grower dan finisher, kira-kira seminggu
sebelumvaksinasi untuk mencapai hasil yang optimal

h) bisa diberikan adjuvant atau immunomodulator untuk mencapai immunocompetence


yangdiharapkan.

7. Jenis-jenis vaksin

1. Live attenuated vaccine


Vaksin hidup yang dibuat dari bakteri atau virus yang sudah dilemahkan
dayavirulensinya dengan cara kultur dan perlakuan yang berulang-ulang, namun
masih mampumenimbulkan reaksi imunologi yang mirip dengan infeksi alamiah.
Sifat vaksin liveattenuated vaccine, yaitu :
Vaksin dapat tumbuh dan berkembang biak sampai menimbulkan respon
imunsehingga diberikan dalam bentuk dosis kecil antigen Respon imun yang
diberikan miripdengan infeksi alamiah, tidak perlu dosis berganda Dipengaruhi oleh
circulating antibodysehingga ada efek netralisasi jika waktu pemberiannya tidak tepat.
Vaksin virus hidup dapat bermutasi menjadi bentuk patogenik Dapat
menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi alamiah Mempunyai kemampuan
proteksi jangka panjang dengan keefektifan mencapai 95% Virus yang
telah dilemahkan dapat bereplikasi didalam tubuh, meningkatkan dosisi asli dan
berperan sebagai imunisasi ulangan Contoh :vaksin polio (Sabin), vaksin MMR,
vaksin TBC, vaksin demam tifoid, vaksin campak,gondongan, dan cacar air (varisela).
2. Inactivated vaccine (Killed vaccine)
Vaksin dibuat dari bakteri atau virus yang dimatikan dengan zat kimia
(formaldehid)atau dengan pemanasan, dapat berupa seluruh bagian dari bakteri atau
virus, atau bagian dari bakteri atau virus atau toksoidnya saja. Sifat vaksin inactivated
vaccine, yaitu :

Vaksin tidak dapat hidup sehingga seluruh dosis antigen dapat dimasukkan
dalam bentuk antigen Respon imun yang timbul sebagian besar adalah humoral dan hanya se
dikitatau tidak menimbulkan imunitas seluler
Titer antibodi dapat menurun setelah beberapa waktu sehingga diperlukan
dosisulangan, dosis pertama tidak menghasilkan imunitas protektif tetapi hanya memacu
danmenyiapkan system imun, respon imunprotektif baru barumuncul setelah dosis kedua
danketiga. Tidak dipengaruhi oleh circulating antibody. Vaksin tidak dapat bermutasi
menjadi bentuk patogenik. Tidak dapat menimbulkan penyakit yang serupa dengan infeksi al
amiah.Contoh : vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin
pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

3. Vaksin Toksoid
Vaksin yang dibuat dari beberapa jenis bakteri yang menimbulkan penyakit
denganmemasukkan racun dilemahkan ke dalam aliran darah. Bahan bersifat
imunogenik yangdibuat dari toksin kuman. Hasil pembuatan bahan toksoid yang jadi
disebut sebagai naturalfluid plain toxoid yang mampu merangsang terbentuknya
antibodi antitoksin.Imunisasi bakteri toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan
digunakan untuk memperlamarangsangan antigenik dan meningkatkan
imunogenesitasnya. Contoh : Vaksin Difteri danTetanus
4. Vaksin Acellular dan Subunit
Vaksin yang dibuat dari bagian tertentu dalam virus atau bakteri dengan
melakukankloning dari gen virus atau bakteri melalui rekombinasi DNA, vaksin
vektor virus dan vaksinantiidiotipe. Contoh vaksin hepatitis B, Vaksin hemofilus
influenza tipe b (Hib) dan vaksinInfluenza.
5. Vaksin Idiotipe
Vaksin yang dibuat berdasarkan sifat bahwa Fab (fragment antigen binding)
dariantibodi yang dihasilkan oleh tiap klon sel B mengandung asam amino yang
disebut sebagaiidiotipe atau determinan idiotipe yang dapat bertindak sebagai antigen.
Vaksin ini dapatmenghambat pertumbuhan virus melalui netralisasai dan pemblokiran
terhadap reseptor presel B

6. Vaksin Rekombinan
Vaksin rekombinan memungkinkan produksi protein virus dalam jumlah
besar. Genvirus yang diinginkan diekspresikan dalam sel prokariot atau eukariot.
Sistem ekspresieukariot meliputi sel bakteri E.coli, yeast, dan baculovirus. Dengan
teknologi DNArekombinan selain dihasilkan vaksin protein juga dihasilkan vaksin
DNA. Penggunaan virussebagai vektor untuk membawa gen sebagai antigen
pelindung dari virus lainnya, misalnyagen untuk antigen dari berbagai virus disatukan
ke dalam genom dari virus vaksinia danimunisasi hewan dengan vaksin bervektor ini
menghasilkan respon antibodi yang baik.Susunan vaksin ini (misal hepatitis B)
memerlukan epitop organisme yang patogen. Sintesisdari antigen vaksin tersebut
melalui isolasi dan penentuan kode gen epitop bagi sel penerima vaksin.
7. Vaksin DNA (Plasmid DNA Vaccines)
Vaksin dengan pendekatan baru dalam teknologi vaksin yang memiliki potensi
dalammenginduksi imunitas seluler. Dalam vaksin DNA gen tertentu dari mikroba
diklon ke dalamsuatu plasmid bakteri yang direkayasa untuk meningkatkan ekspresi
gen yang diinsersikan kedalam sel mamalia. Setelah disuntikkan DNA plasmid akan
menetap dalam nukleus sebagaiepisom, tidak berintegrasi kedalam DNA sel
(kromosom), selanjutnya mensintesis antigenyang dikodenya.
Selain itu vektor plasmid mengandung sekuens nukleotida yang bersifat
imunostimulanyang akan menginduksi imunitas seluler. Vaksin ini berdasarkan
isolasi DNA mikroba yangmengandung kode antigenyang patogen dan saat ini sedang
dalam perkembangan penelitian.Hasil akhir penelitian pada binatang percobaan
menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan
selular yang cukup kuat,sedangkan penelitian klinis pada manusia saat ini sedang
dilakukan.

Daftar Pustaka :

Nino, Marleni M., Limbong, Ishak S., Tarigan Ben V. 2014. Pengaruh Penambahan

Elemen Peltier terhadap Kemampuan Menjaga Temperatur Penyimpanan Vaksin dengan


Berbahan Dasar Polivinil Klorida (PVC). Jurnal Teknik Mesin Undana. Vol 1 (2)

http://directory.umm.ac.id/Data%20Elmu/pdf/minggu_3_Vaksin_dan_Vaksinasi.pdf

Anda mungkin juga menyukai