Anda di halaman 1dari 13

Artikel Skripsi

Universitas Nusantara PGRI Kediri

JURNAL
PEMAHAMAN RELASIONAL DAN INSTRUMENTAL MATEMATIK
SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA
MATERI OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR
KELAS VIII DI SMPN 1 MUNJUNGAN

COMPREHENSION BETWEEN RELATIONAL AND INTRUMENTAL


STUDENTS MATEMATICS ON TREFFINGER MODEL OF THE
OPERATING CALCULATION MATERIAL ON ALJABAR AT EIGHT
GRADE SMPN 1 MUNJUNGAN

Oleh:
GALUH JOKO SAMUDRO
12.1.01.05.0204

Dibimbing oleh :
1. Feny Rita Fiantika, M.Pd
2. Lina Rihatul Hima, S.Si., M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
2017

Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id


FKIP Pendidikan Matematika
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

SURAT PERNYATAAN
ARTIKEL SKRIPSI TAHUN 2017

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama Lengkap : Galuh Joko Samudro
NPM : 12.1.01.05.0204
Telepun/HP : 082335323295
Alamat Surel (Email) : galuhsamudro79@gmail.com
Judul Artikel : Pemahaman Relasional dan Instrumental Matematik
Siswa pada Model Pembelajaran Treffinger pada Materi
Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar Kelas VIII di
SMPN 1 Munjungan
Fakultas Program Studi : FKIP-Pendidikan Matematika
Nama Perguruan Tinggi : Universitas Nusantara PGRI Kediri
Alamat Perguruan Tinggi : KH. Achmad Dahlan No. 76 Kediri

Dengan ini menyatakan bahwa :


a. artikel yang saya tulis merupakan karya saya pribadi (bersama tim penulis) dan
bebas plagiarisme;
b. artikel telah diteliti dan disetujui untuk diterbitkan oleh Dosen Pembimbing I dan II.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
ditemukan ketidaksesuaian data dengan pernyataan ini dan atau ada tuntutan dari pihak lain,
saya bersedia bertanggungjawab dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id


FKIP Pendidikan Matematika || 1||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

PEMAHAMAN RELASIONAL DAN INSTRUMENTAL MATEMATIK


SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN TREFFINGER PADA
MATERI OPERASI HITUNG PADA BENTUK ALJABAR
KELAS VIII DI SMPN 1 MUNJUNGAN
Galuh Joko Samudro
12.1.01.05.0204
FKIP Pendidikan Matematika
galuhsamudro79@gmail.com
Feny Rita Fiantika, M.Pd dan Lina Rihatul Hima, S.Si., M.Pd
UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK

pembelajaran matematika masih cenderng mengutamakan perolehan hasil yang berupa


pengetahuan, ingatan, dan kemampuan berfikir logis sehingga siswa hanya beranggapan bahawa
matematika adalah pelajaran menghafal. Kemampuan siswa yang harus diperhatikan oleh guru salah
satunya adalah kemampuan pemahaman matematika, karena pemahaman matematika merupakan
kemampuan penghasil ide dan gagasan baru.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimanakah penerapan model
pembelajaran treffinger pada materi Operasi Hitung pada Bentuk Aljabar kelas VIII di SMP Negeri 1
Munjungan? (2) Bagaimanakah pemahaman relasional siswa pada penerapan model pembelajaran
treffinger? (3) Bagaimanakah pemahaman instrumental siswa pada penerapan model pembelajaran
treffinger?
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek penelitian
siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Munjungan tahun ajaran 2016/2017. Penelitian dilaksanakan dalam
dua kali pertemuan, dengan menggunakan instrumen berupa RPP, lembar observasi guru, lembar
observasi siswa, lembar wawancara dan tes pemahaman siswa. Data yang diperoleh terdapat data
kuantitatif yaitu soal tes, nantinya data tersebut juga dideskripsikan seperti data kualitatif.
Kesimpulan hasil penelitian ini adalah (1) pemelajaran model treffinger dapat menjadi salah
satu model pembelajaran yang dapat menambah pemahaman siswa karena setiap siswa harus dituntut
aktif dalam pembelajaran dan menuangkan ide-ide yang baru. Sehingga diharapkan pola pikir seperti
itu akan membantu siswa dalam menyelesaikan setiap masalah dalam pelajaran maupun masalah
dalam kehidupan sehari-hari. (2) Pemahaman relasional siswa setelah diterapkan model treffinger
dapat diketahui yang mempunyai pemahaman instrumental adalah subyek tinggi akan tetapi dalam
subyek sedang dan subyek rendah belum terlihat kemampuan relasionalnya. Selain itu dapat diketahui
bahwa tahapan dalam model treffinger menjadi suatu pola pikir yang sistematis dan efektif dalam
membuka ide-ide baru. (3) Pemahaman instrumental siswa setelah diterapkan model treffinger secara
umum dimiliki oleh ketiga subyek. Selain itu dapat diketahui bahwa tahapan dalam model treffinger
menjadi suatu pola pikir yang sistematis dan efektif dalam membuka ide-ide baru untuk menambah
keberanian siswa mengerjakan soal maupun mengungkapkan gagasan yang siswa miliki.

KATA KUNCI : Treffinger, Pemahaman Relasional dan Instrumental

Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id


FKIP Pendidikan Matematika || 2||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

I. LATAR BELAKANG bilangan yang dikaitkan dengan angka


Dalam kehidupan yang serba maju, atau operasi hitung, misalnya:
modern dan serba canggih seperti saat penjumlahan, pengurangan, perkalian,
ini, pendidikan memegang peranan dan pembagian. Matematika juga
penting untuk menjamin kelangsungan merupakan salah satu ilmu yang
hidup. Pendidikan merupakan wahana mempunyai peran penting dalam
untuk meningkatkan dan berbagai disiplin ilmu yang lain. Oleh
mengembangkan kualitas sumber daya karena itu, matematika harus dikuasai
manusia. Melalui penyelenggaraan oleh setiap orang, terutama oleh siswa
pendidikan diharapkan dapat mencetak dalam rangka mempersiapkan siswa
manusia-manusia berkualitas yang akan menghadapi permasalahan di dunia
mendukung tercapainya sasaran nyata.
pembangunan nasional. Dalam pasal 20 Dalam bidang matematika menyerap
UU tahun 2003, pendidikan nasional istilah pemahaman. Menurut Richard R.
berfungsi untuk mengembangkan Skemp (1976) mengklasifikasikan
kemampuan dan membentuk watak serta pemahaman menjadi dua macam yakni:
peradaban bangsa dengan tujuan untuk Pemahaman relasional merujuk kepada
mengembangkan potensi yang dimiliki kemampuan seseorang menggunakan
peserta didik agar menjadi manusia yang suatu prosedur matematis yang berasal
berkualitas dengan ciri-ciri beriman dan dari menghubungkan berbagai konsep
bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak matematis. Pentingnya pemahaman
mulia, sehat, beriman, cakap, kreatif, relasional sebagai berikut: 1) Lebih
mandiri, dan menjadi warga negara yang mudah di adaptasi pada tugas atau
demokratis, serta bertanggung jawab persoalan baru. 2) Lebih mudah untuk
(UU no 20 tahun 2003). selalu diingat. 3) Pemahaman relasional
Bidang pendidikan banyak dapat lebih efektif sebagai tujuan, hal ini
mendapat perhatian dari berbagai berkaitan dengan nomor selanjutnya
kalangan termasuk pemerintah dan (nomor 4). 4) Skema relasional
masyarakat. Karena pendidikan merupakan hal yang pokok dalam
mencakup berbagai ilmu pengetahuan. kualitas ilmu pengetahuan.
Dan salah satu ilmu pengetahuan yang Sedangakan pemahaman
berkaitan erat dengan dunia pendidikan instrumental merujuk kepada
adalah matematika. Matematika sering kemampuan seseorang dalam
diartikan sebagai bahasa symbol atau menggunakan suatu prosedur matematis

Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id


FKIP Pendidikan Matematika
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

untuk menyelesaikan suatu masalah terhadap objek (Pratiwi, 2006). Adapun


tanpa mengetahui mengapa prosedur itu kajiannya menggunakan analisis
boleh digunakan atau dengan kata lain kualitatif, yakni data yang terkumpul
siswa yang mempunyai pemahaman berbentuk kata-kata yang diuraikan
instrumental hanya menghafal rumus secara naratif. Penelitian ini dilakukan
saja. pentingnya pemahaman relasional pada kondisi yang alamiyah (natural
sebagai berikut: 1) Pemahaman setting) di mana obyek penelitiannya
instrumental lebih mudah dipahami. 2) berkembang apa adanya sebagaimana
Reward atau penghargaan dapat dengan yang terjadi, tidak dimanipulasi dan
cepat dan lebih jelas diberikan. 3) Siswa kehadiran peneliti tidak mempengaruhi
dapat memperoleh jawaban yang benar dinamika obyek serta berusaha
dengan cepat. mengungkapkan fenomena-fenomena
Untuk memperoleh hasil belajar yang ada dalam kondisi tersebut.
yang baik, tidak hanya diperlukan Subjek penelitian ini adalah siswa
latihan soal, tetapi terlebih dahulu siswa kelas VIII SMPN 1 Munjungan yang
diberikan kesempatan memahami inti telah menerima materi operasi hitung
atau konsep dari materi pokok yang bentuk aljabar. Prosesnya Melaksanakan
dipelajarinya. tes matematika pada kelas VIII SMP
II. METODE Negeri 1 Munjungan, hasil dari tes
Pendekatan yang digunakan dalam adalah untuk mengelompokkan siswa
penelitian ini adalah pendekatan berdasarkan kemampuan matematika
kualitatif, Pendekatan yang tinggi, sedang dan kurang berdasarkan
diperkenalkan oleh para ilmuwan kategori suharsimi arikunto. Siswa
mazhab (Chicago: 1920-1930), artinya dengan kategori tinggi, sedang dan
peneliti akan menggunakan data-data kurang diambil sebagai sampel sehingga
kualitatif, mengolahnya secara kualitatif dalam penelitian ini ada 3 sampel, 1
(tidak menggunakan rumus-rumus siswa kemampuan tinggi, 1 siswa
statistik. kemampuan sedang da 1 siswa
Jenis penelitian ini adalah kemampuan rendah. Melaksanakan
penelitian deskriptif. Menurut counter model pembelajaran di SMP Negeri
penelitian deskriptif adalah penelitian Negeri 1 Munjungan kelas VIII.
yang dirancang untuk memberikan Melaksanakan pos tes, hasil 3 siswa
gambaran atau uraian atas suatu keadaan terpilih berdasarkan indikator
sejernih mungkin tanpa ada perlakuan pemahaman. Melaksanakan wawancara
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 4||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

pada 3 subyek terpilih. Dan 71% - 85% : baik


menganalisis pemahaman ke 3 subyek. 55% - 70% : cukup baik
III. HASIL DAN KESIMPULAN 40% - 54% : kurang baik
25% - 39% : tidak baik (Sugiyono,
Hasil
2013: 80-81)
Untuk menunjang sebuah penelitian
Sedangkan data konstanta belajar siswa
teknik analisis data adalah tahap yang
secara klasikal dapat dihitung sebagai
paling penting dan menentukan dalam
berikut:
suatu penelitian. Data yang diperoleh
jumlah siswa yang tuntas
selanjutnya dianalisis dengan tujuan P 100%
jumlahseluruh siswa
menyederhanakan data dalam bentuk
(Arikunto, 2012 : 272)
lebih mudah dibaca dan
P = ketuntasan secara klasikal
diinterpretasikan. Selain itu data
Suatu kelas dikatakan tuntas secara
diterjunkan dan dimanfaatkan agar dapat
klasikal apabila dalam kelas tersebut
dipakai untuk menjawab masalah yang
terdapat 85% siswa telah tun tas belajar
diajukan dalam penelitian.
(Trianto, 2009: 241).
1. Tes
2. Observasi
Tes bertujuan untuk mengetahui
Setelah peneliti memperoleh data hasil
sejauh mana kemampuan siswa dalam
observasi, selanjutnya :
memecahkan masalah pada pokok
a. Observasi siswa
bahasan integral. Hasil tes yang
Hasil keseluruhan yag diperoleh
diperoleh selanjutnya dianalisis
setiap siswa dari 5 kriteria dianalisis
dengan cara :
dengan cara :
Untuk menentukan ketuntasan belajar
Jumlah Skor
siswa dapat dihitung dengan : pencapaian 100%
Skor Maksimal
jumlahskoryang diperoleh
skor 100% (Arikunto, 2012 : 272)
skor maksimal
Pencapaian :
(Arikunto, 2012 : 272)
86% - 100% : sangat baik
Setiap siswa dikatakan tuntas
71% - 85% : baik
belajarnya (ketuntasan individu) jika
55% - 70% : cukup baik
proporsi jawaban benar siswa 65%
40% - 54% : kurang baik
(Trianto, 2009: 241).
25% - 39% : tidak baik
Pencapaian :
(Sugiyono, 2013: 80-81)
86% - 100% : sangat baik
b. Observasi guru
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 5||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Hasil keseluruhan yag diperoleh Guru 25% - 39% : tidak baik


dianalisis dengan cara : (Sugiyono, 2013: 80-81)
Jumlah Skor Pelaksanaan Tahap Pra Lapangan
pencapaian 100%
Skor Maksimal Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti
(Arikunto, 2012 : 272) membuat instrumen berupa RPP untuk 2 kali
Pencapaian : pertemuan, lembar observasi Guru, lembar
86% - 100% : sangat baik observasi Siswa, soal post test. Selanjutnya
71% - 85% : baik untuk mengetahui apakah instrumen tersebut
55% - 70% : cukup baik layak digunakan peneliti melakukan validasi
40% - 54% : kurang baik instrumen kepada validator yaitu Jatmiko,
25% - 39% : tidak baik M.Pd (Dosen UN PGRI Kediri) dan Didik
(Sugiyono, 2013: 80-81) Sriwulandari, S. Pd (Guru Matematika
Guru dinyatakan melaksanakan SMPN 1 Munjungan)
pembelajaran dengan baik jika Tahap Pekerjaan Lapangan
berdasarkan lembar observasi, guru Berikut ini diuraikan analisis data hasil
mendapat skor dari pengamat penelitian yang sudah dikumpulkan selama
minimal berkriteria baik sedangkan pekerjaan lapangan. Analisis ini dibagi
subjek penelitian berdasarkan menjadi dua bagian yaitu analisis penentuan
observasi siswa, mendapat skor dari subyek dan analisis kemampuan pemahaman
pengamat minimal berkriteria baik. dengan model treffinger.
3. Wawancara a. Analisis Penentuan Subyek
Hasil keseluruhan yag diperoleh Sebelum melakukan penelitian
dari ketiga siswa yang mewakili pertama kali yang dilakukan adalah
kategori tinggi, kategori sedang dan meminta nilai raport terakhir kelas untuk
kategori rendah dianalisis dengan cara menetukan kelompok kemampuan
: pemahaman yang mengacu pada
Jumlah Skor indikator pemahaman siswa yaitu:
pencapaian 100%
Skor Maksimal 1) Kemampuan menyatakan ulang
(Arikunto, 2012 : 272) konsep dan menerapkan konsep
Pencapaian : secara alogaritma.
86% - 100% : sangat baik 2) Kemampuan mengklasifikasi
71% - 85% : baik objek-objek berdasarkan dipenuhi
55% - 70% : cukup baik atau tidaknya persyaratan yang telah
40% - 54% : kurang baik membentuk konsep tersebut.
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 6||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

3) Kemampuan memberikan contoh sangat baik dan sungguh-


dari konsep yang dipelajari dan sungguh.
menyajikan konsep dalam bentuk b) Siswa berkemampuan sedang
representasi matematika. Siswa berkemampuan sedang
4) Kemampuan peserta didik mata memperoleh hasil baik, karena
pelajaran matematika. siswa dapat mengikuti kegiatan
Dari 23 siswa dikelompokkan lagi pembelajaran menggunakan
menjadi tiga kelompok yaitu kelompok model treffinger yang di lakukan
tinggi, kelompok sedang dan kelompok oleh guru dengan sungguh-
rendah. Pada tiap kelompok diambil satu sungguh.
subyek yang dapat mewakili c) Siswa berkemampuan rendah
kelompoknya. Penentuan subyek Siswa berkemampuan sedang
tersebut masing-masing terdiri dari satu memperoleh hasil cukup baik,
siswa berkemampuan tinggi, dari satu karena siswa dapat mengikuti
siswa berkemampuan sedang dan dari kegiatan pembelajaran
satu siswa berkemampuan rendah. menggunakan model treffinger
Ketiga subyek tersebut diharapkan dapat yang di lakukan oleh guru dengan
mewakili seluruh tingkat kemampuan cukup baik dan kurang serius.
dikelas VIIIE. Karena itu penentuan 2) Hasil dari observer II
subyek penelitian didasarkan pada nilai a) Siswa berkemampuan tinggi
raport terakhir dengan menggunakan Siswa berkemampuan tinggi
metode penetuan kedudukan siswa dari memperoleh hasil sangat baik,
standar deviasi atas pengelompokan tiga karena siswa dapat mengikuti
rangking yaitu tinggi, sedag dan rendah. kegiatan pembelajaran
b. Dari hasil observasi siswa dapat menggunakan model treffinger
ditarik kesimpulan sebagai berikut: yang di lakukan oleh guru dengan
1) Hasil dari observer I sangat baik dan serius.
a) Siswa berkemampuan tinggi b) Siswa berkemampuan sedang
Siswa berkemampuan tinggi Siswa berkemampuan sedang
memperoleh hasil sangat baik, memperoleh hasil baik, karena
karena siswa dapat mengikuti siswa dapat mengikuti kegiatan
kegiatan pembelajaran pembelajaran menggunakan
menggunakan model treffinger model treffinger yang di lakukan
yang di lakukan oleh guru dengan
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 7||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

oleh guru dengan sungguh- penyelesaian adalah subyek A


sungguh. sehingga subyek A memiliki nilai
c) Siswa berkemampuan rendah paling tinggi diantara subyek B dan
Siswa berkemampuan sedang C. Subyek C memiliki nilai paling
memperoleh hasil cukup baik, rendah karena hanya menyelesaikan
karena siswa dapat mengikuti pada tahap awal pengerjaan soal.
kegiatan pembelajaran Secara menyeluruh nilai yang
menggunakan model treffinger diperoleh subyek A ada diatas subyek B
yang di lakukan oleh guru dengan dan C dan berada pada kelompok
cukup baik dan kurang serius. kemampuan tinggi. Subyek B juga masih
c. Hasil post test jika diuraikan sebagai berada di kelompok kemampuan sedang
berikut : dan subyek C juga masih berada pada
1) Soal 1 dapat dikerjakan semua siswa kelompok kemampuan rendah.
dengan benar dari kelompok tinggi, Data hasil wawancara dalam
sedang dan rendah sehingga varian penelitian dilakukan untuk mengetahui
nilai tidak nampak. pemahaman relasional dan instrumental
2) Soal 2 dapat dikerjakan semua siswa peserta didik. Wawancara ini berkaitan
dengan benar dari kelompok tinggi, dengan hasil Soal post tes yang telah
sedang dan rendah akan tetapi dalam diberikan saat penelitian. Wawancara
penyelesaian soal kurang lengkap dilakukan pada setiap peserta didik
yaitu pada bagian penulisan ulang berkemampuan tinggi, sedang dan
soal. rendah yang menjadi sampel penelitian.
3) Soal 3 hanya dapat dikerjakan semua d. Hasil Wawancara
siswa dengan benar dari kelompok 1. Hasil wawancara pada siswa
tinggi, sedang dan rendah akan berkemampuan tinggi
tetapi yang mengerjakan dengan Berdasarkan hasil wawancara tersebut
lengkap adalah subyek C sedangkan maka dapat disimpulkan bahwa
pada subyek A dan B dalam Subyek A sebagai subyek
penyelesaian soal kurang lengkap kemampuan tinggi siswa mampu
yaitu pada bagian penulisan ulang menyatakan ulang konsep sesuai
soal. dengan penjelasan guru, siswa
4) Soal 4 memiliki hasil yang berbeda mampu mencatat konsep yang sudah
dimana yang dapat mengerjakan dijelaskan guru, siswa dapat
soal hampir sampai tahap mengemukakan gagasan yang telah
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 8||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

diperoleh, siswa mampu sudah sesuai konsep yang ada di


mendiskusikan kesepakatan untuk buku, sehingga siswa tersebut masuk
menyepakati alternatif pemecahan katagori memiliki pemahaman
yang diuji, siswa mampu menemukan instrumental dan dapat mewakili
dan mencatat informasi yang sudah di kelompok kemampuan sedang.
dapat sesuai dengan materi yang Sesuai penjabaran diatas, hasil
dipelajari, mampu mengerjakan soal penelitian ini sejalan dengan apa yang
meski hasil akhirnya kurang tepat dan dikemukakan oleh Skemp,
hafal rumus yang harus digunakan, pemahaman instrumental (dalam
siswa tersebut masuk katagori Sumarmo, 2013: 3) yaitu dapat
memiliki pemahaman relasional dan menghapal rumus dan mengikuti
instrumental dari hasil tersebut dapat urutan pengerjaan dan algoritma saja;
mewakili kelompok kemampuan tingkat pemahaman tersebut juga
tinggi. setara dengan pemahaman mekanikal
Sesuai penjabaran diatas, hasil yaitu melaksanakan perhitungan rutin
penelitian ini sejalan dengan pendapat atau sederhana, mengerjakan sesuatu
Purwanto (dalam Aripin, 2015: 121), secara algoritmik.
bahwa pemahaman adalah tingkat 3. Hasil wawancara pada siswa
kemampuan yang mengharapkan berkemampuan rendah
siswa mampu memahami arti atau Berdasarkan wawancara yang
konsep, situasi serta fakta yang dilakukan dengan subyek dapat
diketahuinya. disimpukan bahwa subyek mampu
2. Hasil wawancara pada siswa mencatat konsep yang sudah
berkemampuan sedang dijelaskan guru akan tetapi belum
Berdasarkan hasil wawancara tersebut bisa menyelesaikan soal dengan
maka dapat disimpulkan bahwa mandiri, sering lupa konsep yang
Subyek B sebagai subyek digunakan dalam menyelesaikan soal.
kemampuan sedang siswa mampu sehingga siswa tersebut memiliki
menyatakan ulang konsep sesuai pemahaman rinstrumental dan dapat
dengan penjelasan guru, siswa mewakili kelompok kemampuan
mampu mencatat konsep yang sudah rendah.
dijelaskan guru, dan siswa mampu Sesuai penjabaran diatas, hasil
mengerjakan soal meskipun penelitian ini sejalan dengan apa yang
pengerjaan soal belum selesai tetapi dikemukakan oleh Skemp,
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 9||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

pemahaman instrumental (dalam dan yang satunya tidak sejenis dengan


Minggi, Rahman, dan Bahar, 2012: soal latihan. Karena itu nilai siswa
184) adalah kemampuan seseorang pada post test cukup bervariasi
menggunakan suatu prosedur terutama pada ketiga subyek
matematis untuk menyelesaikan suatu penelitian. Selain itu Rata-rata
masalah tanpa mengetahui mengapa pemahaman relasional dan
prosedur itu boleh digunakan untuk instrumental ketiga subyek
menyelesaikan masalah (rules without merupakan sedang, ini diartikan
reason). Dalam hal ini seseorang bahwa pemahaman relasional dan
hanya memahami urutan pengerjaan instrumental dapat dimunculkan
atau algoritmanya. dengan model treffinger.
Kesimpulan analisis data pemahaman Kesimpulan
relasional dan istrumental siswa dengan Berdasarkan pembahasan di bab III maka
model treffinger sebagai berikut: hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
a) Pelaksanaan model treffinger di kelas berikut.
berhasil atau terlaksana dengan baik 1. Pembelajaran yang dilakukan guru
karena nilai aktifitas guru dari rata- dengan model Treffinger untuk
rata berkisar diatas 90,85%. Selain itu mengetahui kemampuan pemahaman
tahapan model treffinger sebagai relasional dan instrumental berhasil
pemicu sebuah konsep baru. dilakukan dengan kategori sangat baik
b) Pemahaman relasional dan dalam pertemuan pertama dan kategori
istrumental siswa dengan model sangat baik dalam pertemuan kedua.
treffinger pada umumnya dalam a. Hasil observasi pertemuan pertama,
keadaan sedang, baik untuk siswa siswa berkemampuan tinggi
kemampuan tinggi, sedang atau melaksanakan model Treffinger
rendah. Hal ini mungkin terjadi memperoleh kategori sangat baik
karena siswa sudah terbiasa dengan rata-rata 86,35% dan pada
menyelesaikan dengan banyak pertemuan kedua memperoleh
penyelesaian yang bisa mereka kategori sangat baik dengan rata-
berikan dalam menyelesaikan rata 89,38%.
masalah. Selain itu dari hasil analisis b. Hasil observasi pertemuan pertama,
data penelitian maka peneliti siswa berkemampuan sedang
memberikan 4 soal post test tersebut melaksanakan model Treffinger
sebagian sejenis dengan soal latihan memperoleh kategori baik dengan
Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 10||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

rata-rata 80,29% dan pada a. Siswa berkemampuan tinggi memiliki


pertemuan kedua menunjukkan pemahaman instrumental berdasarkan
kategori baik dengan rata-rata kemampuan siswa menghafal rumus,
83,32%. dan kemampuan siswa bergantung
c. Hasil observasi pertemuan pertama, pada petunjuk yang diberikan oleh
siswa berkemampuan rendah guru.
melaksanakan model Treffinger b. Siswa berkemampuan sedang
memperoleh kategori baik dengan memiliki pemahaman instrumental
rata-rata 71,20% dan pada berdasarkan kemampuan siswa
pertemuan kedua menunjukkan menghafal rumus, kemampuan siswa
kategori baik dengan rata-rata bergantung pada petunjuk yang
75,75%. diberikan oleh guru, dan kemampuan
2. Pemahaman relasional siswa kelas VIIIe siswa mengerjakan soal tidak
SMPN 1 Munjungan materi operasi menggunakan alasan hanya berfokus
hitung pada bentuk aljabar dengan pada perhitungan.
menerapkan model Treffinger. Siswa c. Siswa berkemampuan rendah
berkemampuan tinggi memiliki memiliki pemahaman instrumental
pemahaman relasional karena siswa dapat dilihat dari kemampuan siswa
mampu menyatakan ulang konsep dan menghafal rumus, kemampuan siswa
menerapkan konsep secara alogaritma bergantung pada petunjuk yang
dengan baik, siswa mampu diberikan oleh guru, dan kemampuan
mengklasifikasi objek-objek berdasarkan siswa mengerjakan soal tidak
dipenuhi atau tidaknya persyaratan yang menggunakan alasan hanya berfokus
telah membentuk konsep tersebut pada perhitungan.
dengan baik, siswa mampu memberikan
contoh dari konsep yang dipelajari dan IV. DAFTAR PUSTAKA
menyajikan konsep dalam bentuk
Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar
representasi matematika dengan baik, Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
dan siswa mampu mengaitkan berbagai Aksara

konsep matematika dengan baik. Aripin. 2015. Meningkatkan Kemampuan


3. Pemahaman instrumental siswa kelas Pemahaman Matematik Siswa SMP
Melalui Pendekatan Pemebelajaran
VIIIe SMPN 1 Munjungan materi Berbasis Masalah. Jurnal Ilmiah, vol. 2,
operasi hitung pada bentuk aljabar No. 1

dengan menerapkan model Treffinger.


Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id
FKIP Pendidikan Matematika || 11||
Artikel Skripsi
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Huda, Miftahul. 2013. Model-Model


Pengajaran dan. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar

Minggi, Rahman, Bahar. 2012. Analisa


Pemahaman Terhadap Konsep Limit
Fungsi di Satu Titik. Jurnal Sainsmat,
vol. 1, No. 2

Sugiyono. 2010. Belajar dan Pembelajaran.


Kediri: UNP Kediri

Sugiyono. 2014. Memahami Penelitian


Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Sumarmo, Anggraeni. 2013. Meningkatkan


Kemampuan Pemahaman dan
Komunikasi Matematik Siswa SMK
Melalui Pendekatan Kontekstual dan
Strategi FORMULATE-SHARE-
LISTEN-CREATE (FSLC). Jurnal
Ilmiah, vol 2, No.1

Sumarmo, Sumaryati. 2013. Pendekatan


Induktif-Deduktif Disertai Strategi
THINK-PAIR-SQUARE-SHARE untuk
Meningkatkan Kemampuan
Pemahaman dan Berpikir Kritis
Disposisi Matematis Siswa SMA.
Jurnal Ilmiah, vol. 2, No.3

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran


inovatif berorientasi kontruktivistik.
Jakarta: Prestasi Belajar Publisher

Galuh Joko Samudro | 12.1.01.05.0204 simki.unpkediri.ac.id


FKIP Pendidikan Matematika || 12||

Anda mungkin juga menyukai