1 Definisi Konseling
Secara etiomologi, konseling berasal dari bahasa Latin Consilium artinya dengan
atau bersama yang dirangkai dengan menerima atau memahami sedangkan dalam bahasa
Angglo Saxon istilah konseling berasal dari Sellan yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, konseling berarti pemberian bimbingan oleh
orang yang ahli kepada seseorang. Dalam situs Wikipedia bahasa Indonesia, konseling
adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang ahli (konselor) kepada
individu yang mengalami sesuatu masalah yang berakhir pada teratasinya masalah yang
dihadapi klien. Bantuan yang diberikan kepada individu yang sedang mengalami hambatan,
memecahkan sesuatu melalui pemahaman terhadap fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-
perasaan klien (Sagala, 2011).
a) Bicaralah dengan suara yang menunjukkan perhatian dan minat untuk membantu dan
menunjukkan sikap bersahabat.
b) Ajukan satu pertanyaan setiap saat dan tunggulah jawaban
c) Gunakan bentuk pertanyaan terbuka, yang memungkinkan klien untuk menjawab
dalam bentuk cerita, misalnya tentang keadaan keluarganya, kesulitan hidup,
pekerjaan, dan sebagainya yang mungkin menjadi dasar keinginannya untuk
melaksanakan KB atau memilih cara KB.
d) Hindari menggunakan bentuk pertanyaan tertutup yang hanya mungkin dijawab
dengan ya atau tidak. Perhatikan pula bahwa anda mengajukan pertanyaan yang
tidak mengarahkan, tetapi mendorong agar klien mau dan merasa bebas untuk
bercerita lebih lanjut, misalnya kalimat sebagai berikut.
Apa yang bisa saya bantu? Apa yang anda ketahui mengenai....
e) Pakailah kata-kata seperti Lalu?, Dan?, Oooo. Komentar kecil ini biasanya
mampu mendorong untuk terus bercerita lebih lanjut.
f) Jangan mengajukan pertanyaan bernada memojokkan seperti mengapa begitu?,
kok begitu?. Meskipun seringkali anda bermaksud mengetahui alasannya, nada
demikian dapat menimbulkan salah pengertian, misalnya ia merasa disalahkan.
g) Cari bentuk pertanyaan lain apabila ternyata klien tidak begitu mengerti maksud
pertanyaan anda.
SA : SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan perhatian
sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang nyaman serta terjamin
privasinya. Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan
apa yang diperoleh.
T : Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk berbicara
mengalami pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan kontrasepsi yang
diinginkan oleh klien. Coba tempatkan diri kita didalam hati klien.
U : Uraian dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang diingini.
TU : banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir mengenai apa
yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya. Doronglah klien untuk
menunjukkan keinginannya dan mengajukan pertanyaan.
J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi pilihannya.
U Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah perjanjian kapan
klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaaan lanjutan atau permintaan
kontrasepsi jika dibutuhkan (Saifuddin, 2006).
Status Obstetrik
Tinggi Fundus Uteri : 32 cm
Tafsiran Berat Janin : (32-13) x 155 = 2945 gram
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak, kesan seperti bokong janin
Leopold II : Kiri Teraba bagian-bagian terkecil janin
Kanan Teraba keras dan memanjang, diperkirakan punggung janin
di sebelah kanan ibu
Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, balotemen (+), diperkirakan presentasi
.kepala
Leopold IV : Belum masuk PAP, Hodge I
Denyut Jantung Janin : 130x/menit
Pergerakan Janin : Aktif
HIS : (-)
Status Ginekologi
Inspeksi
Vulva : merah
Varises : tidak ada
Oedema : tidak ada
Keluar : cairan berwarna jernih (+), darah (-)
Hematokrit 31 37-54%
Leukosit 9 rb 5-10 rb/ul
UGD RSMC jam 18.00 tanggal 6 Juni 2016 dengan keluhan keluar cairan jernih,
encer pervaginam sejak pukul 16.30 hari itu. Pasien menyangkal adanya bau, dan darah segar
yang keluar. Saat keluar cairan jernih, pasien sedang bangun dari ranjangnya. Setelah pasien
berdiri, tiba-tiba mendadak keluar cairan jernih pervaginam. Pasien pernah mengalami
riwayat kejadian serupa pada kehamilan sebelumnya. Pasien menyangkal adanya riwayat
trauma seperti terjatuh dan tidak berhubungan tubuh sebelum kejadian tersebut. Pasien
mengatakan adanya rasa mulas yang hilang timbul dengan intensitas jarang, tidak nyeri, tidak
ada pemicu dan pereda dari rasa mulas ini. Mulas muncul setelah keluar cairan jernih
pervaginam. Pasien menyangkal adanya pengeluaran lendir bercampur darah pervaginam.
Pasien juga menyangkal adanya demam. BAB dan BAK baik. Pada pemeriksaan genitalia
terdapat cairan jernih (+) keluar pervaginam, namun tidak ada lendir dan darah. Pada status
obstetri, didapatkan presentasi kepala dengan posisi punggung janin sebelah kanan. Dan pada
pemeriksaan Leopold IV = kepala janin belum masuk PAP, TFU = 32cm, DJJ = 130x/menit,
pergerakan janin aktif, HIS (-).
VI. DIAGNOSIS
Diagnosis Ibu : G2P1A0, hamil 37 minggu dengan ketuban pecah dini preterm dan
oligohidramnion
Diagnosis Bayi : Janin tunggal, hidup, presentasi kepala, dengan tafsiran berat janin
..2945 gram.
VII. PENATALAKSANAAN
Rencana Diagnosa
1. Laboratorium (Darah lengkap, Bleeding Time, Clotting time, GDS)
Dilampirkan pada pemeriksaan penunjang.
2. USG (Ultrasonografi)
Dilakukan untuk menentukan apakah terdapat oligohidroamnion, usia kehamilan dan
presentasi bagian janin
3. Inspekulo steril
Untuk melihat adanya cairan ketuban di vagina. Selain itu, juga dapat dilakukan penilaian
akan penipisan dan dilatasi serviks untuk menentukan scoring pelvis menggunakan
bishops score
4. Tes Lakmus (Nitrazin test)
Didapatkan hasil positif bila merah menjadi biru
5. Cardiotopography
6. Tes Ferning
Rencana Terapi
Rencana sectio caesarea 07-06-16 atas indikasi sc sebelumnya, KPD dan oligohidroamnion
dari USG yang dilaksanakan tanggal 07-06-2016 pukul 07.00 WIB.
Non Medikamentosa
1. Rawat inap
2. Bed rest
3. Puasa 6 jam sebelum operasi
Medikamentosa
1. Duvadilan 2 amp drip, 20 tpm
2. Dexamethasone 2x12 mg IV
Injeksi Dexamethasone I 3 amp IV
Injeksi Dexamethasone II 3 amp IV
3. Amoxicillin 3x500 mg
4. Asam mefenamat 3x500mg
5. IVFD RL 16 tpm
Rencana Monitor
1. Tanda-tanda vital ibu
2. Aktivitas janin, Denyut Jantung Janin
3. Pengukuran TFU dan leopold
4. Observasi rembesan ketuban, pendarahan
5. Observasi tanda-tanda inpartu
6. Laboratorium (anemia, leukositosis)
Rencana Edukasi
Menjelaskan kepada keluarga mengenai risiko yang dapat terjadi seperti infeksi
(korioamnionitis) dan juga gawat janin.
VIII. PROGNOSIS
Ibu
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Bayi
Quo ad vitam : ad bonam
Quo ad functionam : ad bonam
Quo ad sanationam : ad bonam
Post SC Medikamentosa
07-06-2016:
Terapi cairan RL : D5% = 2 : 3
Transfusi PRC 500 ml (siapkan)
Antibiotik Ampisilin 4x1g, Gentamicin 2x80mg
Analgetik Novalgin 3x1amp
08-06-2016:
Amoxicillin 500 mg tab 3x1
Parasetamol 500 mg tab 3x1
Sangobion 1x1
Rencana Edukasi
Mengingatkan pasien untuk kontrol jahitan bekas operasi. Apabila luka jahitan operasi
terbuka, segera kembali ke rumah sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.