Bab Ii-Skripsi PDF
Bab Ii-Skripsi PDF
sisa PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi) untuk menjadi sebuah
pembangkit listrik baru. sistem Binary Cycle dioperasikan dengan Uap panas
pada temperatur lebih rendah yaitu antara 100-182C. Pada BCPP uap panas
yang berasal dari PLTP tidak pernah menyentuh turbin. Uap panas ini
digunakan untuk memanaskan apa yang disebut dengan fluida kerja (biasanya
senyawa organik seperti propana, yang mempunyai titik didih rendah dari
berupa flash. Uap yang dihasilkan di heat exchanger tadi lalu dialirkan untuk
sumber daya listrik. Uap panas yang dihasilkan di heat exchanger inilah yang
disebut sebagai secondary (binary) fluid. Binary Cycle Power Plants ini
atmosfer. Keunggulan dari BCPP ialah dapat dioperasikan pada suhu rendah
Heat exchanger atau penukar panas adalah alat yang digunakan untuk
dengan membawa energi panas. Suatu heat exchanger terdiri dari elemen
penukar kalor yang disebut sebagai inti atau matrix yang berisikan di
dinding penukar panas, dan elemen distribusi fluida seperti tangki, nozzle
konveksi dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin, dimana keduanya
dipengaruhi oleh bentuk geometri heat exchanger dan tiga bilangan tak
fluida. Besar konveksi yang terjadi dalam suatu double-pipe heat exchanger
exchanger atau plate heat exchanger untuk berbeda temperatur yang sama.
kecepatan aliran serta properti fluida yang meliputi massa Jenis, viskositas
suatu dinding metal yang menyekat antara kedua cairan yang berlaku
sebagai konduktor . Suatu solusi panas yang mengalir pada satu sisi yang
sisi lainnya. Energi panas hanya mengalir dari yang lebih panas kepada
lebih efisien dan yang lebih cepat pemindahan panasnya. ( Sitompul, 1993)
8
Jenis ini merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam industry
sedangkan fluida lainnya mengalir dibagian luar pipa tetapi masih didalam
shell. Alat penukar panas shell dan tube terdiri atas suatu bundel pipa yang
(Shell ). Fluida yang satu mengalir di dalam bundel pipa, sedangkan fluida
yang lain mengalir di luar pipa pada arah yang sama, berlawanan, atau
bersilangan. Kedua ujung pipa tersebut dilas pada penunjang pipa yang
biasanya pada alat penukar panas Shell dan Tube dipasang sekat (buffle).
Ini bertujuan untuk membuat turbulensi aliran fluida dan menambah waktu
pressure drop operasi dan menambah beban kerja pompa, sehingga laju
alir fluida yang dipertukarkan panasnya harus diatur. Ada beberapa fitur
untuk memastikan:
Kekuatan Axial
maksimum di dinding.
memiliki diameter shell yang lebih kecil dan panjang tabung panjang.
memastikan bahwa ada tabung tersedia dalam panjang yang dua kali
Shell and tube Heat Exchanger terdiri dari serangkaian tabung. Satu set
dari tabung berisi cairan yang harus dipanaskan atau didinginkan. Cairan
kedua berjalan lebih dari tabung yang sedang dipanaskan atau didinginkan
( Kern, 1984 )
10
1. Head
Head yaitu kepala heat exchanger yang berfungsi sebagai penutup bagian
depan dan belakang shell. Bentuk dari kepala heat exchanger ini adalah
lingkaran. Tebal plat dari kepala heat exchanger ini tergantung dengan
tubesheet dimana ukuran atau diameter dari pada head harus sama dengan
shell, untuk ketebalan bejana akan sedikit lebih tipis dibandingkan dengan
yang digunakan pada shell. (Kern, 1984) Berikut ini adalah gambar head
heat exchanger :
(a) (b)
2. Shell
pertukaran kalor antar fluida. Shell berbentuk silinder yang dapat menahan
tekanan dari luar. Tebalnya shell tergantung dari hasil perhitungan dan dari
terbuat dari plat baja yang di roll dibentuk menjadi suatu diameter
tube didalamnya. Berikut ini adalah contoh gambar shell heat exchanger :
3. Tube
yang akan didinginkan atau dipanaskan pada heat exchanger. Ukuran dari
besar. Bentuk dari tube dapat disesuaikan dengan heat exchanger yang
4. Buffles
Buffles adalah sekat sekat yang dipasang pada tube yang berfungsi
5. Nozzle
pemipaan aliran fluida yang akan dialirkan keluar masuk (nozzle outlet
inlet) dari dan shell itu sendiri, dari dan ke proses lanjutan kedalam
lainnya.
13
Terdapat banyak variasi pada desain shell and tube. Secara khusus, ujung
melalui lubang dalam tube sheets. Shell and Tube Heat Exchanger adalah
Dalam hal design Shell and Tube Heat Exchanger (STHE), standar yang
dipakai adalah ASME Section VIII dan TEMA Class R, atau API 660. Ada
dua sisi utama dalam design STHE, shell side dan tube side.Berdasarkan
konstruksinya, STHE dapat dibagi atas beberapa tipe, masing masing tipe
diberi kode berdasarkan kombinasi type front head, shell, dan rear head.
.
14
Gambar 2.7 Tipe-tipe head and shell berdasarkan koonstruksiny ( TEMA, 2007)
Tabel 2.1 Karakteristik masing-masing tipe shell and tube ( TEMA, 2007)
15
Setelah mengetahui karateristik dari masing masing type shell and tube
mahal dan perawatan yang lebih sulit sehingga biasanya hanya digunakan
Gambar 2.8 U-tube dan Straight Tube Heat Exchanger (Sitompul, 1993)
and tubes yang secara khas memiliki Utubes. Semua hal tersebut
digunakan untuk mendidihkan air dari steam turbin condenser menjadi uap
Kebanyakan shell and tube heat exchanger memiliki desain aliran baik
1,2, atau 4 aliran pada sisi tabung. Hal ini bergantung pada frekuensi fluida
Pada heat exchanger berfasa tunggal, fluida masuk pada satu ujung tabung
dan keluar melalui ujung tabung lainnya. Steam turbin condenser dalam
Dua dan empat pass merupakan desain yang umum karena fluida dapat
masuk dan keluar pada sisi yang sama. Hal tersebut membuat
jalan pintas melalui sisi shell yang dapat menyebabkan volume arus rendah
memberikan perbedaan suhu rata-rata yang paling tinggi antara arus dingin
dapat rusak dengan mudah dan menjadi lebih mahal untuk dibangun.
yang panas menuju sisi yang dingin melalui shell, terdapat perbedaan
thermal stresses muncul selama operasi. Hal ini sesuai terhadap tegangan
Material shell juga harus sesuai dengan kedua hal yaitu sisi shell dan sisi
(temperatur, tekanan, pH, dan lain-lain) untuk memperkecil hal yang buruk
material shell bermutu tinggi, yang secara khas berbahan metal. Pilihan
suatu tabung antara sisi shell dan tube yang menyebabkan fluida yang
2.8.1 Konduksi
panas secara konduksi satu dimensi dapat dilihat pada gambar 2.1
18
Gambar 2.9 Skema distribusi temperatur pada satu dimensi ( Prijono, 1994)
Pada analisis steady state thermal elemen solid dua dimensi yang
T = qx (2.2)
kA
Dimana :
T = Selisih temperatur
q = heat (W)
x = tebal
2.8.2 Konveksi
Pada perpindahan panas secara konveksi, peran media berupa fluida sangat
Q = h A T (2.3)
Dimana :
Q = Heat (W)
Pada alat penukar kalor yang memiliki N buah tube maka persamaan
diatas menjadi :
Q = U N D L Tlmtd (2.4)
Dimana :
N = Jumlah Tube
normal terhadap sumbu dari silinder yang sirkular. Fluida aliran bebas
pengaruh dari gradient tekanan aktif (dp/dx < 0). Fenomena transisi
(Dewitt, 1990)
ReD = VD = VD (2.5)
v
Dimana :
D = Diameter (m)
NuD = C ReD Pr Pr 4
n
(2.6)
Pr s
Dimana :
C,m, n = konstanta
Pr = bilangan Prandlt
Dengan persyaratan bahwa 0,7 , Pr , 500 dan1 , ReD , 106. Kemudian untuk
Tabel 2.2 Konstanta untuk silinder sirkular pada aliran melintang (Kern,
1984)
ReD C M
1 40 0,75 0,4
2.9 Aliran Fluida dan Distribusi Temperatur Pada Alat Penukar Kalor
Apabila ditinjau aliran fluida alat penukar kalor, maka dapat dibagi dalam
Aliran fluida dan distribusi temperatur pada penukar kalor dapat dibagi
atas :
Pada alat penukar , temperatur akhir fluida panas dan fluida dingin
campuran (teraduk) keluar dari alat penukar kalor itu. Hal ini berarti,
22
panas yang diberikan oleh fluida panas diterima secara utuh atau 100%
(luas tabung) pada alat penukar kalor yang kontak langsung dapat
2. Aliran dan Distribusi Temperatur Alat Penukar Kalor yang Tidak Langsung
Pada jenis alat penukar kalor ini tube berfungsi sebagai pemisah antara
fluida panas dengan fluida dingin. Untuk itu perlu pertimbangan yang
matang, menentukan fluida mana yang mengalir melalui pipa (tube) dan
23
fluida mana yang mengalir di luar tube. Seperti alat penukar yang dibahas
pada Tugas Akhir ini, di mana fluida yang bertemperatur rendah mengalir
dalam tube.
Dilihat dari perubahan fase, maka alat penukar kalor ini dapat dikelompokan
Dalam hal ini perlakuan umum terjadi kondensasi uap pada kondensor
terjadi di dalam kondensor terjadi perubahan fase uap menjadi fase air
(air kondensasi) ini terjadi karena uap (steam) melepaskan panas yang
Jika pada kondensor terjadi perubahan fase uap menjadi air kondensat,
Alat penukar kalor jenis ini sangat banyak dipergunakan pada dunia
penukar kalor ini memegang peranan penting pada alat penukar kalor ini,
perubahan fase.
komponen dapat bertahan dan aman selama kondisi beroperasi dan tidak
mengalami kegagalan atau rusak yang dapat berakibat fatal baik terhadap
Untuk komponen bejana tekan reaktor, tegangan yang terjadi antara lain
shell dan tegangan thermal (thermal stress ) akibat ekspansi struktur yang
Untuk shell dengan dinding tipis (D/t > 20 ) tegangan yang terjadi pada
diakibatkan oleh tekanan dalam. Karena ketiga tegangan yang bekerja ini
beraksi pada arah normal dan dinding, dan dengan tidak terjadinya
dua kategori, yakni Tegangan Normal (Normal Stress) dan Tegangan Geser
(Shear Stress). Tegangan normal terdiri dari tiga komponen tegangan, yaitu:
atau Hoop Stress), yaitu tegangan yang searah dengan garis singgung
penampang pipa.
terjadi karena beban thermal yang dialami oleh pipa. (Kaminski, 2005)
sebesar (dT), maka besarnya elongasi (dL) yang dialami oleh pipa adalah :
dL = A x dT (2.7)
28
Dimana :
Sementara itu, besarnya tegangan thermal yang dialami oleh pipa adalah :
dinyatakan apabila elemen tersebut tidak dapat berfungsi dengan baik sesuai
Harga batas ini adalah tegangan atau regangan luluh (yield point)
material atau bila material tidak mempunyai data yield point digunakan
dan elemen mesin tersebut sudah patah atau terpisah menjadi dua bagian
atau lebih.
29
MSST)
sering juga disebut teori Rankine. Teori ini menyebutkan bahwa suatu
tegangan yield tarik material atau bila tegangan principal negative paling
material.
3. Sesuai dengan teori ini, jika luluh dianggap gagal dan material
mempunyai tegangan yield tarik Syt dan yield Syc serta factor
(Kaminski, 2005)
30
S yt S yc
t maksimum dan t maksimum (2.8)
N N
S ut S uc
t maksimum dan c maksimum (2.9)
N N
Dimana :
kegagalan tresca. Teori ini secara khusus dipergunakan untuk material ulet
maksimum yang terjadi. Melewati harga tegangan geser yang diijinkan pada
S ys S us
maksimum atau maksimum (2.10)
N N
Dimana :
N = Angka keamanan
31
Dengan suatu pengetahuan hanya pada tegangan yeild dan suatu material,
diperbaiki dan diperjelas oleh R.Von Mises (1913) dan oleh H.Hencky
(1925). Teori kegagalan ini lebih sering dikenal dengan teori kegagalan Von
Mises saja dengan bentuk persamaan sebagai berikut (Anggono, et al. 2006)
e S y (2.12)
N
Faktor keamanan digunakan karena tidak ada proses manufaktur yang bisa
beban dan tegangan yang tetap dan dapat ditentukan dengan mudah.
Beban kejut : 3 5
33
yang timbul pada suatu material yang memuai. Pada saat terjadi kenaikkan
temperatur material akan menerima distribusi panas yang berbeda pada tiap
adalah tegangan yang terjadi pada semua arah (x,y, z), D merupakan
matriks kekakuan dari material dan el adalah vektor regangan elastik. Dari
vektor regangan elastis, karena nilai dari vektor niali dari vektor regangan
besar nilai dari dan T maka nilai TH akan semakin besar pula.
Finite Element Analysis (FEA) adalah salah satu ilmu pengetahuan tentang
rotasi nodal elemen dan F adalah matriks kolom gaya dan momen pada
Terdapat berbagai tipe bentuk elemen dalam metode elemen hingga yang
Elemen satu dimensi terdiri dari garis (line), tipe elemen ini yang
ujungnya, disebut elemen garis linier. Dua elemen lainnya dengan orde
kuadratik dengan tiga titik nodal dan elemen garis kubik dengan empat
Elemen dua dimensi terdiri dari elemen segitiga (triangel) dan elemen
ini memiliki sisi berupan garis lurus, sedangkan untuk elemen dengan
orde yang lebih tinggi dapat memiliki sisi berupa garis lurus, sisi yang
(a) (b)
Gambar 2.17 Elemen dua dimensi (a) segitiga; (b) Segi empat
(Handayanu, 2005)
Elemen tiga dimensi terdiri dari elemen tetrahedron, dan elemen balok
(a) (b)
Gambar 2.18 Elemen Tiga dimensi (a) Tetrahedron; (b) Elemen Balok
(Handayanu, 2005)