HPK PDF
HPK PDF
Dr.dr.Sutoto.,M.Kes
KARS
Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes
TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952
JABATAN SEKARANG:
1. Ketua KARS Th 2011-2014
2. Ketua umum PERSI Th 2009-2012/Th 2012-2015
3. Dewan Pembina MKEK IDI Pusat
4. Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
5. Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
6. Dewan Penyantun RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENGALAMAN KERJA
1. Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
2. Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
3. Sesditjen Binyanmed /Plt Dirjen BinYanmed Kemkes R.I. ( Feb- Juli 2010)
4. Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
PENGALAMAN ORGANISASI
PENDIDIKAN:
1. SI dan Dokter Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
SUTOTO-PERSI
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
Bab 2. HAK PASIEN DAN KELUARGA
(HPK)
1. Hak pasien
2. Informed consent
3. Penelitian
4. Donasi organ
Regulasi RS :
Pedoman/panduan/Kebijakan tentang hak pasien dan keluarga yang
mendukung dan melindungi hak pasien dan keluarga
Dokumen
Persetujuan pelepasan informasi apa saja yang berhubungan dengan
pelayanan yang boleh diketahui keluarganya/ pihak lain (dapat
menjadi bagian dari persetujuan umum/general consent)
Implementasi
1. Pemahaman pimpinan RS tentang hak pasien dan keluarga sesuai
peraturan perundang-undangan
2. Pemahaman staf pelayanan atas hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS 7
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk merespon terhadap
permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau
sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan
pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS 9
Pelayanan me Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasiennghormati kebutuhan
privasi pasien.
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses
Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri
Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
Sutoto KARS 14
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Elemen Penilaian HPK.1.5
1. Rumah sakit mengidentifikasi kelompok yang berisiko (lihat juga PP.3.1 s/d
PP.3.9).
2. Anak-anak, individu yang cacat, lanjut usia dan kelompok lain di identifikasi
rumah sakit untuk dilindungi (lihat juga PP.3.8).
3. Staf memahami tanggung jawab mereka dalam proses perlindungan.
Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
Sutoto KARS 15
Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindungan
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Elemen Penilaian HPK.1.6
1. Pasien diinformasikan tentang kerahasiaan informasi dan tentang
pembukaan dan kerahasiaan informasi mengenai pasien dalam undang-
undang dan peraturan
2. Pasien diminta persetujuannya untuk membuka informasi yang tidak
tercakup dalam undang-undang dan peraturan.
3. Rumah sakit menghormati kerahasiaan informasi kesehatan pasien.
Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka
rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
Sutoto KARS 16
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.
Sutoto KARS 17
UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak
memerlukan persetujuan pasien pada keadaan-keadaan:
Sutoto KARS 18
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam proses pelayanan.
Elemen Penilaian HPK.2
1. Kebijakan dan prosedur dikembangkan untuk mendukung dan
mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses
pelayanan (lihat juga APK.2, EP 4; APK.3.5, EP 1; PP.7.1, EP 5;
PPK.2, EP 5; PPK.5, EP 2; HPK.2 dan APK.3, EP 3)
2. Kebijakan dan prosedur tentang hak pasien bertujuan untuk
tidak menimbulkan rasa takut untuk mencari second opinion
dan kompromi dalam pelayanan mereka baik didalam maupun
diluar rumah sakit
3. Staf diberikan pelatihan dalam pelaksanaan kebijakan dan
prosedur serta peran mereka dalam mendukung partisipasi
pasien dan keluarganya dalam proses asuhan.
Sutoto KARS 19
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam proses pelayanan.
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi
dan edukasi yang efektif
Sutoto KARS 20
CONTOH PANDUAN TINDAKAN/DIAGNOSIS YANG
DAPAT DIMINTAKAN SECOND OPINION:
Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll
Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka
panjang, antibiotika jangka panjang dll
Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal.
imunisasi yang sangat mahal
Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang
tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam
virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi
selalu diberi antibiotika.
Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar
Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah
gejala seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu.
Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan
nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll
Sutoto KARS 21
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan
bahasa yang dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan
diberitahu tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana
mereka akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatan
dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi dalam keputusan
pelayanan, bila mereka memintanya
Elemen Penilaian HPK.2.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang kondisi medis dan diagnosis pasti, bila perlu
(lihat juga AP.4.1, EP 2 dan PPK.2 EP 6).
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana dan kapan mereka
akan dijelaskan tentang rencana pelayanan dan pengobatannya (lihat
juga AP.4.1, EP 3 dan APK.2, EP 4).
3. Pasien dan keluarganya memahami kapan persetujuan akan
diminta dan proses bagaimana cara memberikannya (lihat juga
PPK.2, EP 4).
4. Pasien dan keluarganya memahami hak mereka untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya, bila mereka
menghendakinya (Lihat juga HPK.2, EP 1; AP.4.1, EP 3; PP.7.1, EP 5;
APK.3, EP 3 dan PPK.2, EP 7).
Sutoto KARS 22
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi
dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Sutoto KARS 23
Standar HPK.2.1.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang
bagaimana mereka akan dijelaskan tentang hasil pelayanan
dan pengobatan, termasuk hasil yang tidak diharapkan dan
siapa yang akan memberitahukan
Elemen Penilaian HPK.2.1.1
1. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana
mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu mereka tentang hasil dari pelayanan
dan pengobatan (lihat juga PP.2.4, EP 1)
2. Pasien dan keluarganya memahami bagaimana
mereka akan diberitahu dan siapa yang akan
memberitahu mereka tentang hasil yang tidak
diantisipasi dari pelayanan dan pengobatan (lihat
juga PP.2.4, EP 2).
Sutoto KARS 24
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak
dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
Sutoto KARS 25
Standar HPK.2.2
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Formulir penolakan pengobatan
MATERI WAWANCARA:
1. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui
tentang hak mereka untuk menolak atau tidak melanjutkan
pengobatan
2. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui
tentang konsekuensi dari keputusan mereka
3. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui
tentang tanggung jawab mereka terkait dengan keputusan tersebut
4. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui
tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan
Sutoto KARS 26
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat
Sutoto KARS 27
Manajemen Nyeri
Pasien memiliki hak untuk:
1. Informasi dan jawaban atas pertanyaan Anda
tentang rasa sakit dan nyeri
2. Meminta staf peduli dan menangani keluhan Anda
dengan serius
3. Mendapat respon cepat ketika pasien melaporkan
nyeri
Perlakuan nyeri terbaik yg tersedia.
4. Mendapat jasa dr Spesialis yg dapat mengatasi
nyeri jika diperlukan
Sutoto KARS 28
Standar HPK.2.5. END OF LIFE
Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
Sutoto KARS 29
Standar HPK.3 . KOMPLAIN
4. Pasien dan bila perlu keluarga ikut serta dalam proses penyelesaian
5. Kebijakan dan prosedur mendukung konsistensi pelayanan.
Sutoto KARS 30
Standar HPK.3
Regulasi RS :
Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat pasien dan keluarga
Dokumen implementasi :
Bukti penjelasan dan catatan komplain
Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik
atau perbedaan pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi
pelayanan
Sutoto KARS 31
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Bagaimana peran staf dalam melindungi hak pasien dan keluarga
Sutoto KARS 32
Standar HPK.5. PENJELASAN HPK
Sutoto KARS 33
Standar HPK.5
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi hak dan tanggung
jawab pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS 34
STANDAR HPK.6 . INFORMED CONSENT
Sutoto KARS 35
Standar HPK.6
Acuan:
UU 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
UU 44/2009 tentang Rumah Sakit
PMK 290/2008 tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran, KKI, 2006
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran Sutoto KARS 36
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 9
(1) Pembukaan rahasia kedokteran berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dilakukan tanpa persetujuan pasien dalam rangka
kepentingan penegakan etik atau disiplin, serta kepentingan umum.
(2) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan penegakan etik atau disiplin
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan atas permintaan tertulis dari Majelis
Kehormatan Etik Profesi atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia.
(3) Pembukaan rahasia kedokteran dalam rangka kepentingan umum sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dilakukan tanpa membuka identitas pasien.
(4) Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit menular;
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan berguna di masa yang akan datang;
dan e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau masyarakat.
(5) Dalam hal pembukaan rahasia kedokteran untuk kepentingan sebagaimana dimaksud pada
ayat (4) huruf b dan huruf e, identitas pasien dapat dibuka kepada institusi atau pihak yang
berwenang untuk melakukan tindak lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Sutoto KARS 37
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan
oleh keluarga terdekat atau pengampunya
Pasal 8
(1) Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien
sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan
dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara
lisan maupun tertulis.
(2) Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi
kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien.
(3) Pernyataan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan pada waktu penerimaan pasien.
Sutoto KARS 38
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 10
(1) Pembukaan atau pengungkapkan rahasia kedokteran
dilakukan oleh DPJP.
(2) Dalam hal pasien ditangani/dirawat oleh tim, maka
ketua tim yang berwenang membuka rahasia kedokteran.
(3) Dalam hal ketua tim sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) berhalangan maka pembukaan rahasia kedokteran
dapat dilakukan oleh salah satu anggota tim yang ditunjuk.
(4) Dalam hal DPJP tidak ada maka pimpinan fasilitas
pelayanan kesehatan dapat membuka rahasia kedokteran.
Sutoto KARS 39
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN DAN
PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS
harus memiliki data diri DPJP: lamakerja,
pendidikan, fellowship, kursus dll)
Sutoto KARS 41
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN
pasien.
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan penjelasannya
Dokumen:
Sutoto KARS 43
Formulir persetujuan umum
Standar HPK.6.4. SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
Standar HPK.6.4
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan
Informed consent diperoleh sebelum operasi, anestesi, penggunaan darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang berisiko tinggi.
darah atau produk darah dan tindakan serta pengobatan lain yang
berisiko tinggi.
Sutoto KARS 44
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis
pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed
consent yang khusus.
Elemen Penilaian HPK.6.4.1
1. Rumah sakit telah menyusun daftar tindakan dan
pengobatan yang memerlukan persetujuan terpisah
2. Daftar tersebut dikembangkan atas kerjasama dokter
dan profesional lain yang memberikan pengobatan dan
melakukan tindakan.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
Sutoto KARS 45
HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL
TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI
ORGAN
25 HPK.7 7
26 HPK.7.1 4
27 HPK.8 4
28 HPK.9 5
29 HPK.10 2
30 HPK.11 6
Sutoto KARS 46
Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL
Sutoto KARS 48
Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS
Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam
penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan
klinis.
Sutoto KARS 50
Standar HPK.10. DONASI ORGAN
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu
dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
Sutoto KARS 53
SEKIAN
TERIMA KASIH
KARS
DOKUMEN
HAK PASIEN DAN KELUARGA
Dr.dr.Sutoto.,M.Kes
KARS
Curiculum Vitae: Dr.dr.Sutoto,MKes
TEMPAT/TGL LAHIR :PURWOKERTO, 21 JULI 1952
JABATAN SEKARANG:
1. Ketua KARS Th 2011-2014
2. Ketua umum PERSI Th 2009-2012/Th 2012-2015
3. Dewan Pembina MKEK IDI Pusat
4. Dewan Pembina AIPNI (Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia)
5. Anggota Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit Kementerian Kesehatan R.I
6. Dewan Penyantun RS Mata Cicendo,Pusat Mata Nasional
PENGALAMAN KERJA
1. Direktur Utama RSUP Fatmawati Jakarta 2001 - 2005
2. Direktur Utama RS Kanker Dharmais Jakarta 2005-2010
3. Sesditjen Binyanmed /Plt Dirjen BinYanmed Kemkes R.I. ( Feb- Juli 2010)
4. Direktur RSUD Banyumas Jawa Tengah 1992-2001
PENGALAMAN ORGANISASI
PENDIDIKAN:
1. SI dan Dokter Fakultas Kedokteran Univ Diponegoro
2. SII Magister Manajemen RS Univ. Gajahmada
SUTOTO-PERSI
3. S III Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Jakarta (Cumlaude)
DOKUMENTASI
Dokumentasi Perlindungan Hak Pasien dan keluarga adalah:
Formulir hak pasien dan keluarga
Formulir general consent
Formulir pemberian informasi bila terjadi penundaan pelayanan
Formulir penundaan pelayanan
Formulir permintaan rohaniawan
Formulir permintaan menyimpan harta benda
Formulir pelepasan informasi
Formulir permintaan privasi
Formulir permintaan penterjemah
Formulir pemberian informasi tindakan kedokteran
Formulir persetujuan / menolak tindakan kedokteran
Formulir DNR
SUTOTO-PERSI
HAK PASIEN DALAM UURS PSL 32
Setiap pasien mempunyai hak:
1. Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan peraturan yang berlaku
di Rumah Sakit;
2. memperoleh informasi tentang hak dan kewajiban pasien
3. memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur, dan tanpa diskriminasi
4. memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai dengan standar
profesi dan standar prosedur operasional
5. memperoleh layanan yang efektif dan efisien sehingga pasien terhindar
dari kerugian fisik dan materi
6. mengajukan pengaduan atas kualitas pelayanan yang didapatkan
7. memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan keinginannya dan
peraturan yang berlaku di Rumah Sakit
8. meminta konsultasi tentang penyakit yang dideritanya kepada dokter lain
yang mempunyai Surat Izin Praktik (SIP) baik di dalam maupun di luar
Rumah Sakit;
Sutoto KARS 4
9. mendapatkan privasi dan kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk data-data
medisnya;
10. mendapat informasi yang meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan
tindakan medis, alternatif tindakan, risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi,
dan prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan biaya pengobatan
11. memberikan persetujuan atau menolak atas tindakan yang akan dilakukan oleh
tenaga kesehatan terhadap penyakit yang dideritanya
12. didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13. menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang dianutnya selama hal itu
tidak mengganggu pasien lainnya
15. memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam perawatan di Rumah
Sakit mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlakuan Rumah Sakit terhadap
dirinya;
16. menolak pelayanan bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianutnya;
17. menggugat dan/atau menuntut Rumah Sakit apabila Rumah Sakit diduga
memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
18. mengeluhkan pelayanan Rumah Sakit yang tidak sesuai dengan standar pelayanan
melalui media cetak dan elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Sutoto KARS 5
KEWAJIBAN PASIEN (BERDASARKAN UU RI NOMOR 29 PASAL
53, TAHUN 2009 TENTANG PRAKTIK KEDOKTERAN).
Sutoto KARS 6
Patient's Responsibilities / Tanggung Jawab Pasien
PASIEN W
1. memberikan informasi yg akurat dan lengkap ttg keluhan sakit sekarang,
riwayat medis yg lalu, hospitalisasi, medikasi/pengobatan dan hal-hal lain yg
berkaitan dgn kes pasien.
2. Mengikuti rencana pengobatan yg diadviskan oleh Dr termasuk instruksi
para perawat dan profesional kes yg lain sesuai perintah Dr
3. Memperlakukan staf RS dan pasien lain dgn bermartabat dan hormat serta
tidak melakukan tindakan yg akan mengganggu pekerjaan RS
4. Menghormati privasi orang lain dan barang milik RS
5. Tidak mbawa alkohol, obat2 yg tdk mendpt persetujuan/ senjata ke dlm RS
6. Menghormati bahwa RS adalah area bebas rokok
7. Mematuhi jam kunjungan dari RS
8. Meninggalkan barang berharga di rumah dan membawa hanya barang-
barang yg penting selama tinggal di RS
9. Memastikan bahwa kewajiban finansial atas asuhan pasien dipenuhi
sebagaimana kebijakan RS
10. Bertangg-jwb atas tindakan2nya sendiri bila mereka menolak pengobatan
atau advis Dr nya
Sutoto KARS 7
Persetujuan (Consent)
1. General consent (persetujuan Umum)
Persetujuan perawatan dan pegobatan
2. Informed consent
Sutoto KARS 8
CONTOH GENERAL CONSENT
Sutoto KARS 9
KARS
Sutoto KARS 11
KARS
CONTOH KALIMAT
PERSETUJUAN PELEPASAN INFORMASI (HPK 1. EP3)
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
Sutoto KARS 13
Standar HPK.1.1.1.
Rumah sakit mempunyai proses untuk berespon terhadap
permintaan pasien dan keluarganya untuk pelayanan rohani atau
sejenisnya berkenaan dengan agama dan kepercayaan pasien.
Regulasi RS :
1. Panduan Pelayanan Kerohanian
2. SPO pelayanan kerohanian
3. Formulir permintaan pelayanan kerohanian
PROSES
1. Proses identifikasi yang menyangkut juga agama dan kepercayaan
pasien
2. Proses staf pelayanan menyediakan pelayanan kerohanian sesuai
permintaan pasien atau keluarga
3. Bukti bahwa RS telah memberikan pelayanan kerohanian
(keagamaan atau spiritual)
Sutoto KARS 14
Contoh : PANDUAN PELAYANAN KEROHANIAN
Sutoto KARS 15
KARS
Pelayanan me Standar HPK.1.2.
Pelayanan menghormati kebutuhan privasi pasiennghormati kebutuhan privasi
pasien.
Sutoto KARS 17
CONTOH KALIMAT
IDENTIFIKASI PRIVASI
Dapat menjadi bagian dari persejuan umum (general consent)
KEINGINAN PRIVASI
Sutoto KARS 18
CONTOH PERNYATAAN DALAM GENERAL
CONSENT..
BARANG BERHARGA MILIK PRIBADI
Sutoto KARS 19
Standar HPK.1.4
Pasien dilindungi dari kekerasan fisik
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses
Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang
tidak mampu melindungi dirinya sendiri
Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
Sutoto KARS 20
CONTOH
CONTOH
KARS
Standar HPK.1.5
Anak-anak, individu yang cacat, manula dan lainnya yang berisiko
mendapatkan perlindungan yang layak.
Regulasi RS :
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar kelompok yang berisiko
Proses
Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan
kelompok lainnya
Sutoto KARS 22
KARS
Standar HPK.1.6
lnformasi tentang pasien adalah rahasia
Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
Proses
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka
rahasia kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan
merupakan rahasia kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
Sutoto KARS 24
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan
data dan informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses
terhadap data dan informasi kesehatan pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien
telah meninggal dunia.
Sutoto KARS 25
UU No 29 tahun 2004: pembukaan informasi yang tidak
memerlukan persetujuan pasien pada keadaan-keadaan:
Sutoto KARS 26
Standar HPK.2
Rumah sakit mendukung hak pasien dan keluarga berpartisipasi
dalam proses pelayanan.
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong
keterlibatan pasien dan keluarganya dalam proses pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di
dalam atau di luar RS
Bukti Pr0ses :
Bukti pelaksanaan pelatihan
Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi
dan edukasi yang efektif
Sutoto KARS 27
PENTINGNYA SECOND OPINION
Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan
dokter sering terjadi di belahan dunia manapun,
termasuk di Indonesia
Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati
penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal ini
mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak
menimbulkan konsekuensi yang berbahaya dan
merugikan bagi penderita
Second opinion dianjurkan bila menyangkut
ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak
finansial yang besar
Sutoto KARS 28
KEPUTUSAN DOKTER DIBAWAH INI DAPAT
DIMINTAKAN SECOND OPINION:
Tindakan operasi: appendictomi, tonsilektomi, caesar,dll
Pemberian obat jangka panjang (>2 mg), misalnya pemberian obat TBC jangka
panjang, antibiotika jangka panjang dll
Mengadviskan pemberian obat yang sangat mahal : obat, antibiotika, susu mahal.
imunisasi yang sangat mahal
Kebiasaan dokter memberikan terlalu sering antibiotika berlebihan pada kasus yang
tidak seharusnya diberikan : seperti infeksi saluran napas, diare, muntah, demam
virus, dan sebagainya. Biasanya dokter memberikan diagnosis infeksi virus tetapi
selalu diberi antibiotika.
Mengadviskan pemeriksaan laboratorium dengan biaya sangat besar
Diagnosis dokter yang meragukan : biasanya dokter tersebut menggunakan istilah
gejala seperti gejala tifus, gejala ADHD, gejala demam berdarah, gejala usus buntu.
Atau diagnosis autis ringan, ADHD ringan dan gangguan perilaku lainnya.
Pemeriksaan dan pengobatan yang tidak direkomendasikan oleh institusi kesehatan
nasional atau internasional : seperti pengobatan dan terapi bioresonansi, dll
Sutoto KARS 29
KARS
KARS
KARS
Standar HPK.2.1
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarga, dengan cara dan bahasa yang
dapat dimengerti tentang proses bagaimana mereka akan diberitahu tentang
kondisi medis dan diagnosis pasti, bagaimana mereka akan dijelaskan tentang
rencana pelayanan dan pengobatan dan bagaimana mereka dapat berpartisipasi
dalam keputusan pelayanan, bila mereka memintanya
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan
kedokteran
Dokumen:
Formulir pemberian edukasi
Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
Sutoto KARS 33
KARS
HPK 2.1 : WAWANCARA DPJP/STAF
KEPERAWATAN
1. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan
keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan
tentang kondisi medis dan diagnosis pasti
2. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan
keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan
tentang rencana pelayanan dan pengobatannya
3. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan
keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk
mendapatkan persetujuan
4. Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan
keluarganya mengetahui haknya untuk
berpartisipasi dalam keputusan pelayanannya
Sutoto KARS 35
Standar HPK.2.1.1
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam
pelayanan
Dokumen:
Materi penjelasan
Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan
Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya
mengetahui siapa yang menjelaskan tentang hasil pelayanan dan
pengobatan yang tidak terduga
Sutoto KARS 36
Standar HPK.2.2
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya tentang hak
dan tanggung jawab mereka yang berhubungan dengan penolakan
atau tidak melanjutkan pengobatan
Sutoto KARS 37
Contoh Formulir Pulang Atas
Permintaan Pasien
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama pasien/keluarga:
Tanggal ahir:
Denganini menyatakan permintaan untuk menghentikan
perawatan/pengobatan (keduanya atau coret salah satu) dan pulang
atas permintaan sendiri.
Saya telah mendapat penjelasan tentang:
hak saya untuk menolak atau tidak melanjutkan pengobatan
Tentang konsekuensi dari keputusan saya
Tentang tanggung jawab saya dengan keputusan tersebut.
Tersedianya alternatif pelayanan dan pengobatan.
Dan saya tidak akan menuntut pihak rumah sakit atau siapapun juga
akibat dari keputusan saya pulang atas permintaan sendiri
Tanda tangan pasien dan saksi
Sutoto KARS 38
Standar HPK.2.3
Rumah sakit menghormati keinginan dan pilihan pasien menolak pelayanan
resusitasi atau menolak atau memberhentikan pengobatan bantuan hidup
dasar
Regulasi RS :
Panduan penolakan resusitasi (DNR)
SPO penolakan resusitasi
Formulir penolakan resusitasi
Sutoto KARS 39
Dr Lauren Jodi Van Scoy
DNR does not mean do not treat and it does not mean
do not care. It just means do not resuscitate by giving
CPR, electric shocks or medications to restart the heart. If
things go badly, there is a role in certain situations for
letting the natural breakdown of the body occur,"
Sutoto KARS 41
FORMULIR DO NOT RESUCITATE (JANGAN DILAKUKAN RESUSITASI)
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis rumah sakit,
agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada denyut nadi) dan
henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau
pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.
Nama pasien : ..
Tanggal lahir : .
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan staf klinis
lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi. DO NOT
RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan nafas non
invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian oat-obatan anati nyeri.
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil setelah
pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
Pasien
Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan
perintah DNR berdasarkan pada :
Instruksi pasien sebelumnya atau
Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan mendatangkan
hasil yang tidak efektif
TANDA TANGAN DOKTER: .
Nama Lengkap:NIP/NIK: No Telepon:Tgl :..
Sutoto KARS 42
Standar HPK.2.4
Rumah sakit mendukung hak pasien terhadap asesmen yang
sesuai manajemen nyeri yang tepat
Regulasi RS :
1. Panduan manajemen nyeri
2. SPO asesmen nyeri
3. SPO pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
Sutoto KARS 43
Manajemen Nyeri
Pasien memiliki hak untuk:
1. Informasi dan jawaban atas pertanyaan Anda
tentang rasa sakit dan nyeri
2. Meminta staf peduli dan menangani keluhan Anda
dengan serius
3. Mendapat respon cepat ketika pasien melaporkan
nyeri
Perlakuan nyeri terbaik yg tersedia.
4. Mendapat jasa dr Spesialis yg dapat mengatasi
nyeri jika diperlukan
Sutoto KARS 44
TG-JAWAB PASIEN DALAM MANAJEMEN NYERI
Untuk berbicara dengan dokter atau perawat tentang:
Apa yang diharapkan
Berbagai jenis pilihan nyeri
Rencana penanganan nyeri untuk setiap rasa sakit yang tidak akan
hilang
Untuk meminta untuk menghilangkan rasa sakit segera setelah nyeri
dimulai
Untuk membantu dokter dan perawat mengukur rasa sakit Anda.
Sutoto KARS 46
Asesmen nyeri
Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun
yang dapat menggunakan angka untuk melambangkan intensitas nyeri
yang dirasakannya.
Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan
dan dilambangkan dengan angka antara 0 10.
0 = tidak nyeri
1 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
4 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
7 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari)3
Sutoto KARS 47
Wong Baker FACES Pain Scale
Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak
dapat menggambarkan intensitas nyerinya dengan angka,
gunakan asesmen
Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana
yang paling sesuai dengan yang ia rasakan. Tanyakan juga lokasi
dan durasi nyeri
0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
23 = sedikit nyeri
45 = cukup nyeri
67 = lumayan nyeri
89 = sangat nyeri
10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
Sutoto KARS 48
COMFORT SCALE
Kategori Skor Tanggal / waktu
Sutoto KARS 49
Menangis 1 bernapas dengan tenang, tidak menangis
2 terisak-isak
3 meraung
4 menangis
5 berteriak
Pergerakan 1 tidak ada pergerakan
2 kedang-kadang bergerak perlahan
3 sering bergerak perlahan
4 pergerakan aktif / gelisah
5 pergrakan aktif termasuk badan dan kepala
Tonus otot 1 otot relaks sepenuhnya, tidak ada tonus otot
2 penurunan tonus otot
3 tonus otot normal
4 peningkatan tonus otot dan fleksi jari tangan
dan kaki
5 kekakuan otot ekstrim dan fleksi jari tangan
dan kaki
Sutoto KARS 50
Tegangan 1 otot wajah relaks sepenuhnya
wajah 2 tonus otot wajah normal, tidak terlihat
tegangan otot wajah yang nyata
3 tegangan beberapa otot waj ah terlihat nyata
4 tegangan hampir di seluruh otot waj ah
5 seluruh otot wajah tegang, meringis
Tekanan 1 tekanan darah di bawah batas normal
darah basal 2 tekanan darah berada di batas normal secara
konsisten
3 peningkatan tekanan darah sesekali 15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 seringnya peningkatan tekanan darah 15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 peningkatan tekanan darah terus-menerus
15%
Denyut 1 denyut jantung di bawah batas normal
jantung 2 denyut jantung berada di batas normal secara
basal konsisten
3 peningkatan denyut jantung sesekali 15% di
atas batas normal (1-3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
4 seringnya peningkatan denyut jantung 15%
di atas batas normal (>3 kali dalam observasi
selama 2 menit)
5 peningkatan denyut jantung terus-menerus
15%
Sutoto KARS 51
Skor total
SKALA NYERI NEONATAL
PARAMETER FINDING POINTS
Ekspresi wajah Santai 0
Meringis 1
Menangis Tidak menangis 0
Merengek 1
Menangis kuat 2
Pola bernapas Santai 0
Perubahan bernapas 1
Lengan Santai 0
Fleksi/extensi 1
Kaki Santai 0
Fleksi/extensi 1
Keadaan rangsangan Tertidur/ bangun 0
Rewel 1
KATEGORI PARAMETER
0 1 2
Tidak ada ekspresi tertentu Sesekali meringis atau Sering cemberut, rahang ditarik,
WAJAH
atau senyum mengerutkan kening dagu tidak tertarik.
Normal posisi atau Tidak nyaman, gelisah, Menendang, atau kaki
KAKI
santai tegang disusun
Berbaring dengan tenang,
Menggeliat, menggeser
ACTIVITAS posisi normal, bergerak Melengkung, kaku
maju mundur, tegang
dengan mudah
Tidak ada teriakan (terjaga Erangan atau rengekan, Menangis terus, teriakan atau isak
MENANGIS
atau tertidur) keluhan sesekali tangis; sering mengeluh
53
CONTOH FORMULIR ASESMEN/ASESMEN ULANG NYERI
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
P:
Q:..
R:
S:
T:
Scala Nyeri
Keterangan:
P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri ? Rudapaksa,
benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit,
berdenyut, ditusuk jarum, dll?
R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa
sakit itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
Sutoto KARS 54
WHO HAS DEVELOPED A THREE-STEP
"LADDER" FOR CANCER PAIN RELIEF.
Non Opioid
+/- Adjuvant
Sutoto KARS 55
INTERVENSI NYERI
Obat : Non Opioid,Adjuvant, Opioid
Suntikan anestesi lokal
Blok saraf
Terapi fisik dan air: whirlpool, USG, dan pijat otot
Stimulasi Listrik : stimulasi listrik transkutan
(TENS)
Akupunktur
Terapi Psikologis
Teknik relaksasi
Bedah
Sutoto KARS 56
Standar HPK.2.5. END OF LIFE
Regulasi RS :
1. Panduan pelayanan pasien tahap terminal
2. SPO pelayanan pasien tahap terminal
Bukti dokmentasi
1. Dokumentasi pelayanan dalam rekam medis
Sutoto KARS 57
KARS
H. Pengelolaan Akhir Kehidupan
Sutoto KARS 63
KARS
Standar HPK.4
Staf rumah sakit dididik tentang peran mereka dalam mengidentifikasi
nilai-nilai dan kepercayaan pasien dan melindungi hak pasien
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang identifikasi nilai-nilai dan
kepercayaan pasien dalam pelayanan
Proses
Pelaksanaan identifikasi nilai-nilai dan kepercayaan pasien/keluarga
dan penerapannya dalam pelayanan
Sutoto KARS 65
Standar HPK.5
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang
pemberian informasi hak dan tanggung
jawab pasien
Leaflet hak dan tanggung jawab pasien
Proses
Pelaksanaan pemberian informasi tertulis
tentang hak dan tanggung jawab pasien
sesuai dg bahasa yg dipahami pasien
Sutoto KARS 66
PENJELASAN DALAM INFORMED CONSENT
(PMK Nomer 209/2008)
Sutoto KARS 67
Sutoto KARS 68
Sutoto KARS 69
Standar HPK.6
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO persetujuan tindakan kedokteran
Daftar tindakan yang memerlukan persetujuan tertulis
Dokumen informed consent
Formulir persetujuan/ penolakan
Proses
Proses pasien atau keluarga menyetujui atau menolak tindakan
kedokteran
70
KARS
PEMBERI PERSETUJUAN
Persetujuan diberikan oleh individu yang kompeten. (PMK
290/2008)pasal 1 nomer 7
Sutoto KARS 73
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan persetujuan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), persetujuan dapat diberikan
oleh keluarga terdekat atau pengampunya
Pasal 8
(1) Pembukaan rahasia kedokteran atas dasar permintaan pasien
sendiri sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dapat dilakukan
dengan pemberian data dan informasi kepada pasien baik secara
lisan maupun tertulis.
(2) Keluarga terdekat pasien dapat memperoleh data dan informasi
kesehatan pasien, kecuali dinyatakan sebaliknya oleh pasien.
(3) Pernyataan pasien sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
diberikan pada waktu penerimaan pasien.
Sutoto KARS 74
Standar HPK.6.1. PENJELASAN PENYAKIT, PENGOBATAN
DAN PEMBERI PELAYANAN
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang pemberian
informasi termasuk rencana pengobatan
Kebijakan/Panduan/SPO tentang penetapan DPJP
(Dokter Penanggung Jawab Pelayanan)
Dokumen:
Catatan pemberian informasi
Catatan penetapan DPJP dan data diri DPJP (RS
harus memiliki data diri DPJP: lamakerja,
pendidikan, fellowship, kursus dll)
Sutoto KARS 75
CONTOH DALAM GENERAL CONSENT
Saya mengerti dan memahami bahwa:
Saya memiliki hak untuk mengajukan pertanyaan tentang
pengobatan yang diusulkan (termasuk identitas setiap orang
yang memberikan atau mengamati pengobatan) setiap saat.
Saya Saya mengerti dan memahami bahwa memiliki hak untuk
persetujuan, atau menolak persetujuan, untuk setiap
prosedur/terapi
Saya mengerti bahwa banyak dokter pada staf medis rumah sakit
yang bukan karyawan tetapi staf independen/tamu yang telah
diberikan hak untuk menggunakan fasilitas untuk perawatan dan
pengobatan pasien mereka.
Jika diperlukan RS, saya akan berpartisipasi dalam pemilihan
dokter yang akan bertanggung jawab untuk perawatan saya
selama saya dalam perawatan di rumah sakit.
Sutoto KARS 76
Standar HPK.6.2 . PENGGANTI PEMBERI PERSETUJUAN
Sutoto KARS 77
PASIEN YANG DIANGGAP KOMPETEN MENANDA TANGANI
INFORMED CONSENT (PMK 290/2008 TENTANG PERSETUJUAN
TINDAKAN KEDOKTERAN
Sutoto KARS 78
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 36 TAHUN 2012 TENTANG RAHASIA KEDOKTERAN
Pasal 6
(5) Dalam hal pasien tidak cakap untuk memberikan
persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
persetujuan dapat diberikan oleh keluarga terdekat
atau pengampunya
Sutoto KARS 79
Standar HPK.6.3. GENERAL CONSENT/PERSETUJUAN UMUM
Regulasi RS:
Kebijakan/Panduan/SPO tentang persetujuan umum dan
penjelasannya
Dokumen:
Formulir persetujuan umum
Sutoto KARS 80
CONTOH GENERAL CONSENT
PERSETUJUAN UNTUK PENGOBATAN
Saya mengetahui bahwa saya memiliki kondisi yang
membutuhkan perawatan medis, saya mengizinkan dokter dan
profesional kesehatan lainnya untuk melakukan prosedur
diagnostik dan untuk memberikan pengobatan medis seperti
yang diperlukan dalam penilaian profesional mereka.
Prosedur diagnostik dan perawatan medis termasuk tetapi
tidak terbatas pada electrocardiograms, x-ray, tes darah terapi
fisik, dan pemberian obat.
Saya sadar bahwa praktik kedokteran dan bedah bukanlah ilmu
pasti dan saya mengakui bahwa tidak ada jaminan atas hasil
apapun, terhadap perawatan prosedur atau pemeriksaan
apapun yg dilakukan kepada saya.
Sutoto KARS 81
CONTOH GENERAL CONSENT UNTUK RS
PENDIDIKAN
Sutoto KARS 82
Standar HPK.6.4.
SAAT PERMINTAAN INFORMED CONSENT
TERTULIS
1. Sebelum operasi atau prosedur invasif
2. Sebelum anestesia termasuk sedasi yang
moderat dan dalam
3. Sebelum penggunaan darah atau produk darah
4. Sebelum pelaksanaan tindakan dan
pengobatan yang berisiko tinggi.
Sutoto KARS 83
Standar HPK.6.4.1
Rumah sakit membuat daftar semua kategori dan jenis
pengobatan dan prosedur yang memerlukan informed
consent yang khusus.
DOKUMEN
1. Daftar tindakan dan pengobatan yang perlu informed
consent
2. Dokumentasi rapat pembahasan daftar tersebut
Sutoto KARS 84
HANYA UNTUK RS YANG MELAKUKAN CLINICAL
TRIAL DAN DONASI ORGAN SERTA TRANSPLANTASI
ORGAN
25 HPK.7 7
26 HPK.7.1 4
27 HPK.8 4
28 HPK.9 5
29 HPK.10 2
30 HPK.11 6
Sutoto KARS 85
Standar HPK.7. PENJELASAN AKSES KE CLINICAL TRIAL
Dokumen:
Formulir pemberian informasi dan formulir
persetujuan mengikuti penelitian
Sutoto KARS 87
Hak Mendapat Informasi Pasien Bila diminta untuk
berpartisipasi dalam penelitian klinis
INFORMASI
Manfaat yang diharapkan
Potensi ketidak nyamanan dan risiko.
Alternatif yang dapat menolong mereka
Prosedur yang harus diikuti
Menolak atau berpartisipasi atau
mengundurkan diri
Penolakan atau pengunduran diri tersebut
tidak akan menutup akses mereka terhadap
pelayanan rumah sakit
RS punya kebijakan dan prosedur informasi
tentang hal ini kepada pasien dan keluarga.
Sutoto KARS 88
Standar HPK.7.1. PENJELASAN TENTANG PARTISIPASI DALAM
PENELITIAN KLINIS
Sutoto KARS 89
Standar HPK.8. INFORMED CONSENT PENELITIAN KLINIS
Informed Consent diperoleh sebelum pasien berpartisipasi dalam
penelitian klinis, pemeriksaan / investigasi klinis, dan percobaan
klinis.
Sutoto KARS 91
Standar HPK.9. KOMITE ETIK PENELITIAN
Regulasi RS :
Keputusan penetapan komite /panitia etik
penelitian
Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan
pedoman pelayanan komite etik penelitian
Program kerja komite etik penelitian
Sutoto KARS 92
INFORMASI KEPADA PASIEN TTG PENELITIAN
1. tujuan penelitian atau penapisan
2. manfaat penelitian dan penapisan
3. protokol penelitian dan penapisan, serta tindakan medis
4. keuntungan penelitian dan penapisan
5. kemungkinan ketidaknyamanan yang akan dijumpai,
termasuk risiko yang mungkin terjadi
6. hasil yang diharapkan untuk masyarakat umum dan bidang
kesehatan
7. bahwa persetujuan tidak mengikat dan subyek dapat
sewaktu-waktu mengundurkan diri.
8. bahwa penelitian tersebut telah disetujui oleh Panitia Etika
Penelitian.
Sutoto KARS 94
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
Sutoto KARS 95
Manual Persetujuan Tindakan Kedokteran. Konsil Kedokteran Indonesia. Tahun 2006
96
Standar HPK.10. DONASI ORGAN
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO pelayanan donasi / transplantasi organ
Dokumen
informasi tentang tata cara untuk menyumbang organ tubuh dan jaringan
tubuh lainnya
Sutoto KARS 97
Standar HPK.11. PENGAWASAN TRANSPLANTASI ORGAN
Rumah sakit menyediakan pengawasan terhadap
pengambilan dan transplatasi organ dan jaringan
Regulasi RS :
Kebijakan/Panduan/SPO tentang donasi/ transplantasi organ
Dokumen:
Formulir persetujuan/penolakan donor/ transplantasi
Kerjasama dengan lembaga kemasyarakatan
Pelatihan
Pelatihan staf agar memahami regulasi tentang transplantasi serta isu
dan perhatian tentang donasi organ dan ketersediaan transplan
Pelaksanaan mendapat persetujuan dari donor hidup
Sutoto KARS 98
SEKIAN
TERIMA KASIH
KARS